Asuhan Keperawatan Pada Basalioma Nasal
Asuhan Keperawatan Pada Basalioma Nasal
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karsinoma sel basal ( BCC ) atau basalioma adalah neoplasma maligna yang berasal
dari sel basal epidermis ataupun sel folikel rambut sehingga dapat timbul pada kulit yang
berambut. BCC merupakan kanker kulit neomelanoma dengan insiden tertinggi dan
diharapkan akan terus meningkat dengan semakin meningkatnya radiasi oleh UV di
bumi. Biasanya terjadi pada daerah yang terekspos matahari meskipun daerah yang
tertutup juga meningkat risikonya. Hidung atau “ daerah T “ pada wajah merupakan
tempat predileksi untuk terjadinya BCC.
BCC tumbuh lambat meskipun pada keadaan “lanjut” dapat menginvasi jaringan
sekitar, seperti kartilago, tulang, dan menyebabkan “ kecacatan “. BCC jarang metastasis,
dikatakan metastasis terjadi kurang dari 0,05 % kasus ( Feig et al., 2006 ).
Meskipun karsinoma sel basal jarang metastasizes, tumbuh secara lokal dengan invasi dan
penghancuran jaringan lokal. Kanker dapat menimpa pada struktur vital seperti saraf dan
mengakibatkan hilangnya sensasi atau hilangnya fungsi kematian atau jarang. Sebagian
besar kasus dapat berhasil diobati sebelum terjadi komplikasi serius.
Setiap tahun antara 900.000 dan 1,2 juta kasus baru kanker kulit non-melanoma akan
didiagnosis di Amerika Serikat. Ini terjadi peningkatan sekitar lebih tinggi setengah juta
setiap tahun daripada perkiraan sebelumnya. Berdasarkan hasil statistik baru ini satu dari
5 penduduk Amerika akan mengalami kanker kulit jenis non-melanoma dalam masa
kehidupannya. Melanoma maligna yakni penyebab kematian terbesar pada bentuk kanker
kulit sedang mengalami peningkatan lebih cepat dibandingkan dengan beberapa jenis
kanker lainnya.
Pertama sekali melaporkan karsinoma sel basal ini adalah Jacob pada pada tahun 1827
yang merupakan suatu sel invasi dan metastase yang lambat serta jarang menimbulkan
kematian . Karsinoma basal sering ditemukan pada orang berkulit putih daripada orang
berkulit hitam dan pengaruh sinar matahari sangat berperan dalam perkembangan
karsinoma sel basal. Lebih dari 80% berlokasi di kepala dan leher, 30% di hidung .
Menurut penilitian yang telah dilakukan peringkat kanker kulit di Indonesia adalah
36,67%.
1
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Penulisan
Secara jangka panjang makalah ini bertujuan kepada tenaga agar lebih mengetahui hal-hal
yang berkaitan dengan asuhan pada Ny.T dengan basalioma nasal
2
BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Basalioma adalah suatu tumor ganas kulit (kanker) yang berasal dari pertumbuhan
neoplastik sel basal epidermis dan apendiks kulit ( Marwali,2000).
Basalioma adalah merupakan tumor ganas yang berasal dari sel lapisan basal
epidermis bersifat invasive, destruktif lokal, dan sangat jarang bermetastasis
(Nila,2000).
Basalioma adalah merupakan kanker kulit yang timbul dari lapisan sel basal
epidermis atau folikel rambut ; yang paling umum dan jarang bermetastasis ;
kekambuhan umum terjadi (Brunner and Suddarth, 2000).
Basalioma merupakan jenis kanker kulit dan tumor ganas pada manusia yang paling
sering terjadi dan lebih banyak mengenai orang kulit putih dan jarang terjadi pada
orang kulit hitam.( Shirley, 2005).
B. Etiologi
Penyebabnya belum pasti diketahui. Lebih dari 90% penyebab basalioma yaitu
terpapar sinar matahari atau penyinaran ultraviolet lainnya. Lokalisasi kanker kulit
lebih banyak terdapat di daerah kulit yang terbuka, terpapar sinar matahari misalnya
kulit muka. Paling sering muncul pada usia diatas 40-70 tahun dan lebih di jumpai
pada pria dengan perbandingan 2 : 1, mungkin di karenakan kaum pria lebih banyak
ke luar rumah dan perpapar sinar matahari.
a. Faktor genetik (sering terjadi pada kulit terang, mata biru atau hijau dan rambut
pirang.
3
C. Patofisiologi
Basalioma merupakan kanker kulit yang paling sering ditemukan. Basalioma berasal
dari sel epidermis sepanjang lamina basalis. Kanker sel basal terjadi pada daerah
terbuka yang biasanya terpapar sinar matahari, seperti wajah, kepala, dan leher.
Untungnya tumor ini jarang sekali bermetastasis. Pasien dengan kanker sel basal
tunggal lebih mudah mendapat kanker kulit.
Spektrum sinar matahari yang bersifat karsinogen adalah sinar yang panjang
gelombangnya, bekisar antara 280 samapi 320 mm.
Spektrum inilah yang membakar dan membuat kulit menjadi cacat. Selain itu, pasien
yang memiliki riwayat kanker sel basal harus menggunakan tabir surya atau pakaian
pelindung untuk menghindari sinar karsinogen yang terdapat di dalam sinar
matahari.
Penyebab lain basalioma adalah riwayat pengobatan, radiologi, sebelumnya untuk
menyembuhkan penyakit kulit lain. Sinar ultraviolet panjang (UVA) yang
dipancarkan oleh alat untuk membuat kulit kecoklatan seperti terbakar sinar matahari
juga merusak epidermis dan di anggap sebagai karsinogen.
Tumor ini ditandai oleh nodul eritromatosa, halus dan seperti mutiara, bagian tengah
mengalami ulserasi dan perdarahan, meninggi dan memiliki pembuluh telangiektatik
pada permukannya.
4
D. Pathway
Kurang informasi
↓
Bertanya tentang penyakitnya
↓
Penurunan status kesehatan
↓
Kebutuhan akan belajar
Kurang pengetahuan↓
Terputusnya jaringan
↓
Rangsangan terhadap reseptor nyeri di korteks serebri
↓
Nyeri dipersepsikan
↓
Nyeri akut
Eksisi bedah/luka
↓
Media masuknya mikroorganisme
↓
Infeksi
↓
Resiko infeksi
Tindakan medis invasive
↓
Struktur kulit terputus
↓
Perubahan terhadap fungsi kulit
↓
5
E. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala yang menyertai penyakit basalioma adalah presileksinya terutama pada
wajah (pipi, dahi, hidung, lipat nasolabial, daerah periorbital), leher. Meskipun jarang
dapat pula dijumpai pada lengan, tangan, badan, tungkai, kaki dan kulit kepala.
Gambaran klinik basalioma bervariasi terbagi menjadi 5 bentuk :
a. Nodulo-ulseratif, termasuk ulkus rodens
b. Berpigmen
c. Morfea atau fibrosing atau sklerosine
d. Superfisial
e. Fibroepitelioma
Disamping itu terdapat pula 3 sindroma klinis, dimana epitelioma sel basal berperan
penting, yaitu :
a. Sindroma epitelioma sel basal nevoid.
b. Nevus sel basal unilateral linier
c. Sindroma bazex
6
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Anamesa
1. Biodata
Nama : Ny. T
Umur : 64 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal MRS : 8 Agustus 2015
TB/BB : 155cm/67Kg
3. Riwayat Kesehatan
a) Pasien belum pernah dirawat sebelumnya
b) Pasien tidak ada alergi obat
c) Pasien tidak pernah tranfusi darah
d) Kebiasaan :
Pasien tidak merokok
Pasien tidak minum alcohol
Pasien tidak mengonsumsi obat-obatan dalam jangka waktu tertentu
4. Pengkajian
a) Tanda-tanda vital : TD 130/80 mmHg, N 82x/menit, RR 18xmenit, S 360C
b) Kesadaran : CM
7
c) Nutrisi
Pasien makan teratur 3xsehari . Tidak ada keluhan dalam pola makan
pasien
Pasien tidak mengalami penurunan BB dalam satu bulan terakhir
d) Perubahan GI
1) Mulut : Normal
2) Gigi : Lengkap
3) Lidah : Bersih
4) Reflek menelan : Ada
5) Tenggorokkan : Normal
6) Abdomen : Normal
7) Gg.Sal Cerna : Tidak ada
8) Asupan nutrisi : Oral
9) Penyakit : Pasien tidak ada penyakit DM
e) Eliminasi
1) Keluhan : Tidak ada
2) Kebiasaan
BAK : 5 x/hari
BAB : 1 x/hari
3) Pengkajian eliminasi
BAB
- Warna : Kuning
- Konsistensi : Lunak
BAK : Normal
f) Aktivitas Istirahat
1) Keluhan : Tidak ada
2) Kebiasaan :
Mandi : 2x/hari
Cuci rambut : 1x/hari
Sikat gigi : 2xhari
Tidur : 6jam/hari
8
g) Sirkulasi
1) Keluhan : Hidung terasa besar
2) Pengkajian Sirkulasi
Hidung : Terdapat benjolan
Dada : Normal
Jantung : Irama Nadi teratur
Paru : Vesikuler
Perdarahan : Tidak ada
Turgor : Baik
Oedeme : Tidak ada di ekstermitas atas dan bawah
Lympa edema : Tidak ada
Perifer : Capillary refill 2-3 detik
h) Kenyamanan
1) Keluhan : Tidak ada
2) Nyeri : Tidak ada
3) Luka : Tidak ada luka
4) Dekubitus : Tidak ada
5) Tanda-tanda infeksi : Tidak ada
i) Seksual Reproduksi
1) Riwayat Reproduksi
Keluhan : Tidak ada
Usia haid pertama : 13 tahun
Usia pertama kali berhubungan seksual : 25 tahun
Pernikahan ke :1
G2P2A0 Jumlah anak :2
Tanggal haid yang lalu : 15 Tahun yang lalu
Penggunaan alat kontrasepsi : Tidak
j) Psikososial
1) Suasana hati : baik
2) Emosi : stabil
3) Kepribadian : terbuka
4) Komunikasi : Relevan
5) Koping
9
Penggambilan keputusan : anak dan suami
Cara mengatasi kecemasan : anak dan suami
6) Sistem nilai kepercayaan
Agama : Katolik
Agama penting bagi pasien untuk pedoman hidup
Program pengobatan tidak ada yang bertentangan dengan keyakinan
7) Respon terhadap penyakit : menerima
8) Informasi yang dibutuhkan : Tindakan/pengobatan yang diberikan
10
B. Analisa Data
1.
DS :
Prosedur operasi
Pasien mengatakan dirinya cemas
masih cemas
DO :
Pasien nampak tegang
Pasien sering bertanya kepada
perawat
TD : 130/90
N : 82 x menit
Post Operasi
C. Diagnosa Keperawatan
11
1. Cemas b.d prosedur operasi
2. Nyeri akut b.d dilakukan pembedahan
12
D. Intervensi Keperawatan
Teknik relaksasi 2. Tentukan bagaimana koping 2. Pengkajian ini dapat menentukan koping yang paling
Dukungan emosional pasien dengan mengatasi efektif yang dapat dilakukan oleh pasien ini
masalah
Dx 2 : Nyeri b.d
13
dilakukan
pembedahan
14
Hari/Tangga
Implementasi Evaluasi
l
1. Pengkajian Keperawatan S Pasien mengatakan dirimya masih cemas
2. Mengkaji tingkat kecemasan pasien O Kes CM
3. Mengorientasikan pasien dengan teman- Akral hangat
teman kamarnya TD : 130/80, N 82x/menit, S 360C , RR 20x/menit
4. Meyakinkan pasien bahwa ia ditangani Pasien nampak tegang
Sabtu, 8 oleh petugas yang professional
Pasien bertanya-tanya tentang operasi
Agustus 2015
Pasien akan dilakukan operasi senin, 10 Agustus 2015 Jam 08
A
Cemas
P
Managemen cemas
Minggu, 9 1. Mengkaji tingkat cemas pasien S Pasien mengatakan tidak ada keluhan
Agustus 2015 2. Meyakinkan kembali pasien bahwa ia Pasien mengatakan siap untuk dilakukan operasi
ditangani oleh petugas yang professional
O Kes CM
Akral hangat
TD 130/80, N 80xmenit, S 36,3OC, RR 19 x menit
15
Pasien tidak nampak tegang
Pasien bertanya jadwal operasi
A Cemas teratasi
P Managemen cemas
1. Mengkaji tingkat cemas S Pasien mengatakan tidak ada keluhan
Senin, 10 2. Meyakinkan kembali pasien bahwa ia O Kes CM
Agustus 2015 ditangani oleh petugas yang professional Akral hangat
TD
16