Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK

PERCOBAAN III

TITRASI ASAM BASA

OLEH :

NAMA : L.d. MUHAMMAD RIDWAN D.S.

STAMBUK : A1L119078

JURUSAN : PENDIDIKAN KIMIA

KELOMPOK : VIII (DELAPAN)

ASISTEN PEMBIMBING : AYU PRATIKA

LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Telah diperiksa secara teliti dan disetujui oleh asisten pembimbing

prakrikum Dasar Dasar Pemisahan Kimia Kimia percobaan III dengan judul “Titrasi

Asam Basa”, Pada:

Hari, Tanggal : Selasa, 1 Juni 2021

Waktu : 08.00 WITA – selesai

Tempat :Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan Dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo

Kendari, Juni 2021


Menyetujui
Asisten Pembimbing

AYU PRATIKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kima Analitik merupakan suatu studi yag mempelajari tentang teori-teori

analisis suatu zat atau komponen serta metoda metoda dalam analisis. Dimana pada

dasarnya Analisa bertujuan untuk menentukan susunan bahan, baik secara kualitatif,

kuantitatif, maupun secara struktur.Susunan kualitatif merupakan komponen-

komponen bahan, sedangkan susunan kuantitatif adalah berapa banyaknya atau setiap

komponen tersebut.Dalam ilmu kimia analitik untuk menganalisa suatu komponen

kimia terdiri atas beberapa analisis yaitu analisis volumetri, analisis gravimetri.

Analisa volumetri adalah analisa kimia kuantitatif yang dilakukan dengan

jalan mengukur volume suatu larutan standar yang bereaksi langsung dengan larutan

yang dianalisis, dimana kadar dan komposisi dari sampel ditetapkan berdasarkan

volume pereaksi (volume diketahui) yang ditambahkan ke dalam larutan zat uji,

hingga komponen yang ditetapkan bereaksi secara kuantitatif dengan pereaksi

tersebut. Proses diatas dikenal dengan titrasi. Oleh karena itu, analisa volumetri

disebut juga analisa titrimetri

Titrasi ialah salah satu metode kimia untuk dapat menentukan konsentrasi

suatu larutan dengan cara mereaksikan sejumlah volume larutan itu terhadap

sejumlah volume larutan lain yang konsentrasinya itu sudah diketahui. Larutan yang

konsentrasinya itu sudah diketahui disebut dengan larutan baku. Larutan yang belum
diketahui konsentrasinya ditambahkan beberapa tetes indikator, setelah itu ditetesi

dengan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya. Titik akhir titrasi ialah tepat

pada saat terjadi sebuah perubahan warna indikator. Titrasi yang melibatkan reaksi

asam serta basa disebut dengan titrasi asam-basa.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas maka perlu dilakukan praktikum

mengenai analisis volumetri (titrasi asam basa), guna mengetahui metode atau cara

menitrasi suatu larutan yang bersifat basa ataupun asam, selain itu dapat

menyelaraskan antara praktikum dan teori titrasi asam basa.

1.2.Tujuan praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat melakukan

analisis kuantitatif dengan metode titrasi asam basa

1.3. Prinsip Praktikum

Praktikum ini dilakukan agar mahasiswa dapaat mengetahui tentang titrasi

asam basa Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam di

tentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titran di tambahkan titer

sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen (artinya secara stoikiometri

titran dan titrat tepat habis bereaksi).


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Asam Basa Arrenius

Konsep keasaman dan kebasahan dalam kimia sangat beragam sehingga asam

dan basa didefinisikan berulang kali dengan berbagai cara. Salah satu defenisi yang

paling tua adalah teorri asam basa menurut Arrenius, dala teorinya Arrenius

menyatakan bahwa dalam pelarut asam merupakan zat yang menghasilkan ion

hidrogen H+(aq) dan basa meruopakan zat yang menghasilkan ion hidroksida OH -(aq)

(Haryono, 2019)

2.2 Natrium Hidroksida (NaOH)

Natrium hidroksida terbentuk dari oksida basa natrium oksida yang dilarutkan

dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan

dalam air.NaOH bersifat lembab cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida

dari udara bebas (Reliantari, 2017)

2.3 Asam Klorida (HCl)

Larutan hidrogen klorida ( HCl ) adalah cairan kimia yang sangat korosif,

berbau menyengat dan sangat iritatif dan beracun, larutan HCl termasuk bahan kimia

berbahaya atau B3. Bahaya terhadap kesehatan tergantung pada konsentrasi


larutannya, < 5% bersifat iritan lemah, 5 –10% bersifat iritan kuat, , > 10 % bersifat

korosi (Mulyono 2006 dalam Khasibudin, 2019).

2.4 Titrasi Asam Basa

Titrasi asam basa adalah teknik analisis untuk menentukan konsentrasi larutan

asam atau basa. Reaksi yang terjadi pada titrasi asam basa adalah reaksi antara asam

dan basa atau reaksi netralisasi. Jika zat yang ditentukan konsentrasinya adalah

larutan asam dengan menggunakan larutan standar basa disebut alkalimetri.

Sebaliknya, jika zat yang ditentukan konsentrasinya adalah larutan basa dengan

menggunakan larutan asam disebut asidimetri. Reaksi terjadi ketika kedua larutan

bercampur. Reaksi akan sempurna pada saat titik ekivalen, yaitu saat jumlah mol

reaktan yang beraksi sesuai (Syarifudin, 2016)

2.5 Penentuan Titik Ekuivalen Titrasi Asam Basa

Untuk mencapai ketepatan hasil titrasi, maka titik akhir titrasi yang di peroleh

seharusnya sedekat mungkin dengan titik ekuivalen atau titik akhir titrasi teoritis. Hal

ini dapat dicapai dengan cara berhati hati untuk tidak menambahkan titran secara

berlebihan saat perubahan warna indikator mulai terjadi. Saat mendekati akhir titrasi

penambahan larutan titrran harus dilakukan dengan kecepatan lambat tetes dimi tetes

untuk menghindari penambahan titran yang berlebihan. Perubahan warna indikator

yang dianggap sebagai saat yang tepat untuk menghenntikan titrasi, karena ekuivalen

titran dengan analit telah tercapai saat perubahan warna indikator yang bersifat stabil
atau dapat bertahan selama 30 detik pengamatan. Bila perubahan warna masih belum

stabil, titrasi masih belum dapat dinyatakan selesai atau harus dilanjutkan dengan hati

hati(Eticha, 2020).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1.Waktu dan tempat

Praktikum Dasar-Dasar pemisahan Analitik percobaan III dengan judul

“titrasi asam basa” dilaksanakan pada hari selasa, 1 juni pukul 13.00 WITA-selesai,

bertempat di Laboratorium pengembangan jurusan pendidikan kimia, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo, Kendari

3.2.Alat Dan Bahan

3.2.1.Alat

Alat yang di gunaan pada praktikum ini yaitu neraca analitik, Erlenmeyer, 250

ml, gelas piala 100 ml, pipet tetes, buret 50 ml, pipet ukur 25 ml, labu ukur 100 ml,

statif dan klem, spatula, batang pengaduk, botol semprot, filler.

3.2.2. Bahan

Bahan-bahan yang di gunakan dalam percobaan ini yaitu indikator fenolfalin ,

larutan NaOH 0,5 M, dan aquades

3.3.Prosedur kerja

Kristal NaOH di timbang dengan teliti sebanyak 2 gram dan dimasukan dalam

gelas piala 50 ml. Lalu dimasukan dengan aquades ke dalam labu takar ukuran 100

ml. Ditambahkan dengan aquades hingga batas tera, dihomogenkan di ambil larutan

HCL dengam volume yang berbeda-beda yaitu 1 ml, 3ml, 5 ml, dan 7 ml. Setelah itu
setiap larutan dimasukan kedalam Erlenmeyer dan diberikan label.Kemudian setiap

larutan dititrasi menggunakan larutan NaOH 50 ml. Setelah ditirasi masing-masing

larutan ditetesi indikatir fenolftalein [PP] yaitu sebanyak 2 tetes.

3.3.1.Prosedur Standarisasi Larutan NaOH

Ditimbang Kristal NaOH 2 gram dan di encerkan dengan aquades kemudian

larutan dan dimasukan kedalam erlenmeyer 250 mL, lalu ditambahkan indikator PP 2

tetes, Kemudian melalui buret dititrasi dengan larutan NaOH yang akan dibakukan

sampai larutan tepat berwarna merah muda. , Dicatat volume NaOH yang digunakan.

Dan dilakukan triplo. ,Ditentukan Konsentrasi NaOH dalam sampel.

3.3.2.Prosedur Penentuan Konsentrasi Asam Asetat Dalam Sampel

Pipet 10 mL larutan asam asetat yang akan ditentukan kadarnya ke dalam

labu ukur 100 mL, encerkan dengan akuades sampai tanda garis. Pipet 25 mL larutan

ini masukan ke dalam Erlenmeyer 250 mL., Tambahkan 2 – 3 tetes indicator

fenolftalen. ,Titrasi dengan larutan baku NaOH 0,1 N sampai terjadi erubahan warna ,

Catat volume NaOH yang digunakan. ,Lakukan triplo.


BAB IV

HASIL PENGAMATAN

4.1 Data Hasil Praktikum

No. Perlakuan Pengamatan Keterangan


1. Ditimbang NaOH 2 gr Didapat berat NaOH -
2,0 gram
2. Diencerkan dengan Bening Tidak tejadi
aquades 100 ml perubahan Warna
3. Diambil larutan HCl Bening Tidak tejadi
sebanyak 5 ml perubahan Warna
4. Larutan HCl 2 ml + Bening Tidak tejadi
aquades hingga 25 ml perubahan Warna
5. Larutan 25 ml HCl + 2 Bening Tidak tejadi
tetes indicator PP perubahan Warna
6. Dititrasi dengan NaOH Ungu muda Tejadi perubahan
Warna (tercapai
titik equivalen)
7. Dicatat NaOH yang V1 = 23,5 -
terpakai V2 = 17,5
V3 = 6,2

8. Ditentukan konsentrasi V1 N1 = V2 N -
HCl tiap volume NaOH
yang terpakai

4.2 Pembahasan

Titrasi ialah salah satu metode kimia untuk dapat menentukan konsentrasi

suatu larutan dengan cara mereaksikan sejumlah volume larutan itu terhadap

sejumlah volume larutan lain yang konsentrasinya itu sudah diketahui. Larutan yang

konsentrasinya itu sudah diketahui disebut dengan larutan baku. Larutan yang belum

diketahui konsentrasinya ditambahkan beberapa tetes indikator, setelah itu ditetesi

dengan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya. Titik akhir titrasi ialah tepat
pada saat terjadi sebuah perubahan warna indikator. Titrasi yang melibatkan reaksi

asam serta basa disebut dengan titrasi asam-basa.

Konsep keasaman dan kebasahan dalam kimia sangat beragam sehingga asam

dan basa didefinisikan berulang kali dengan berbagai cara. Salah satu defenisi yang

paling tua adalah teorri asam basa menurut Arrenius, dala teorinya Arrenius

menyatakan bahwa dalam pelarut asam merupakan zat yang menghasilkan ion

hidrogen H+(aq) dan basa meruopakan zat yang menghasilkan ion hidroksida OH-(aq)

Perlakuan selanjutnya yaitu menitrasi HCl menggunakan larutan NaOH yang

sudah dibuat sebelumnya. HCl dipipet dengan volume yang berbeda yaitu 1 mL, 3

mL, 5 mL, dan 7 mL lalu masukkan ke dalam labu ukur 25 mL secara berurutan dan

menambah aquades sampe tanda batas kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer

yang telah diberi label masing-masing larutan. Setelah itu ditambahkan 2-3 tetes

indikator PP kemudian dititrasi dengan NaOH, dimana titrasi dilakukan tetes demi

tetes melalui buret kedalam larutan asam yang disimpan kedalam erlenmeyer sampai

keduanya tepat habis beraksi yang ditandai dengan perubahan warna dari bening

menjadi merah muda. Perubahan warna menjadi merah muda ini disebabkan karena

indikator bereaksi dengan basa. Selain itu, perubahan warna ini juga dikarenakan

penambahan [OH-] yang menyebabkan [H+] berkurang dan keseimbangan bergeser

kekanan. Pada saat larutan basa ditetesi dengan larutan asam, pH larutan akan turun.

Sebaliknya, jika larutan asam ditetesi dengan larutan basa, maka pH larutan akan naik

Setelah semua HCl dititrasi didapatkan data yaitu V1 = 23,5 ml V2 =17,5 V3

=6,2ml.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan konsentras NaOH pada

titrassi 1 ml HCl 0,04 M, 1,5 ml HCl 0,04 M dan 0,5 ml HCl 0,8 M berturut turut

adalah 0,94 M, 18,75 M, dan 6,2 M

5.2 Saran

Untuk Proses Praktikum kedepan semua praktikan harus terlibat dalam

praktikum yang dilakukan, tidak hanya menjadi penonton namun ikut membantu

dalam proses praktikum yang sedang dilakukan.


DAFTAR PUSTAKA

Eticha, Stalis Norna. 2020. Buku Ajar Teori Analitik Teknologi Laboratorium Medis.
Sleman:Depublish(Grub Penerbitan CV Budi Utama)
Haryono, Heny Ekawati. 2019. Kimia Dasar. Sleman: Depublish(Grub Penerbitan
CV Budi Utama)
Khasibudin, Muhamad Rusdi Wildanurdi, Dicki Nizar Zulfika, Rahmat Kusbiantoro.
2019. Analisis Laju Korosi Baja Karbon St 60 Terhadap Larutan Hidrogen
Klorida (Hcl) Dan Larutan Natrium Hidroksida. Majamecha. 1(2)
Reliantari, Ira Fresty, Herly Evanuarini dan Imam Thohari. 2017. Pengaruh
Konsentrasi Naoh Terhadap Ph, Kadar Protein Putih Telur Dan Warna Kuning
Telur Pidan. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak. 12(2).
Syarifudin, Ali, Nita Fajaryanti, Metta Dewi. 2016. Analisis Kandungan Asam Laktat
Pada Susu Formula Merek X Secara Volumetri. Jurnal Farmasetis.5(2)
LAMPIRAN

Analisis Data

 Konsentrasi NaoH pada 1


ml HCl
 M1. V1 = M2. V2

25.1 = 23,5 .M2

25 = 23,5

M2 = 0,94 M

 Konsentrasi dalam 1,5 ml HCL

 M1. V1 = M2. V2

X 2M = 25 .1,5

2 = 37,5

M2 =18,75 M

 Konsentrasi dalam 0,5 ml HCL

 M1. V1 = M2. V2

X 2M = 25 .0,5

2 = 12,5
M2 = 6,2 M

Diagram Alir

 Pembuatan Larutan NaOH 0,5 M

NaOH

Ditimbang 2 gram

Dilarutkan dengan aquades


Larutan NaOH 0,5 M

Anda mungkin juga menyukai