Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“‫("اسم و عالمته‬Isim dan Tanda-Tandanya)

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah "Bahasa Arab"

Disusun oleh kelompok 1:

Anisa (2001007)

Cici Fisri (2001014)

Muhammad Abdul Latif (2001038)

Yona Silvita (2001081)

DOSEN PENGAMPU :

Eko Rojana,S.Pd.I.,M.A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH SYEKH BURHANUDIN

( STIT – SB ) PARIAMAN

TAHUN AJARAN 2020 / 2021

KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum wr,wb

Alhamdulillahirobbil’alamin,puja puji syukur kepada Allah SWT, kami


ucapkan atas selesainya makalah ini. Tanpa ridho, hidayah,inayah-Nya mustahil
penulisan makalah ini bisa selesai secara tepat waktu.

Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Eko Rojana,S.Pd.I.,M.A


yang telah membimbing dan mengajarkan Mata Kuliah Bahasa Arab serta pihak-
pihak yang bersangkutan yang telah membantu,sehingga makalah ini bisa
terselesaikan.

Meskipun demikian kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna
,oleh karena itu saran dan kritik dari semua pihak,khususnya teman-teman
seprofesi menjadi harapan bagi kami guna perbaikan selanjutnya.

Akhirnya permohonan dan harapan semoga apa yang telah kami lakukan
mendapat ridho dan kebaikan dari Allah SWT,serta bermanfaat bagi para
pembaca sebagai jembatan ilmu pengetahuan. Aamiin aamiin yaa robbal'alamiin.

Wassalamu'alaikum wr,wb

Padang Pariaman, 04 Oktober 2020

i Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................3

A. Pengertian Isim......................................................................5

B. Tanda-Tanda Isim..................................................................6

BAB III PENUTUP..................................................................................12

A. Kesimpulan............................................................................12

B. Saran......................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................13

ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Imam Asy-Syafi’i mengatakan, Manusia menjadi buta agama, bodoh dan
selalu berselisih paham lantaran mereka meninggalkan bahasa Arab, dan lebih
mengutamakan konsep Aristoteles. (Siyaru A’lamin Nubala, 10/74.)

Itulah ungkapan Imam Syafi’i buat umat, agar kita jangan memarginalkan
bahasa kebanggaan umat Islam. Seandainya sang imam menyaksikan sikap umat
sekarang ini terhadap bahasa Arab, tentulah keprihatinan beliau akan semakin
memuncak.

Bahasa Arab berbeda dengan bahasa-bahasa lain yang menjadi alat


komunikasi di kalangan umat manusia. Ragam keunggulan bahasa Arab begitu
banyak. Idealnya, umat Islam mencurahkan perhatiannya terhadap bahasa ini.
Baik dengan mempelajarinya untuk diri mereka sendiri ataupun memfasilitasi dan
mengarahkan anak-anak untuk tujuan tersebut.

Di masa lampau, bahasa Arab sangat mendapatkan tempat di hati kaum


muslimin. Ulama dan bahkan para khalifah tidak melihatnya dengan sebelah
mata. Fashahah (kebenaran dalam berbahasa) dan ketajaman lidah dalam
berbahasa menjadi salah satu indikasi keberhasilan orang tua dalam mendidik
anaknya saat masa kecil.

Redupnya perhatian terhadap bahasa Arab nampak ketika penyebaran Islam


sudah memasuki negara-negara ‘ajam (non Arab). Antar ras saling berinteraksi
dan bersatu di bawah payung Islam. Kesalahan ejaan semakin dominan dalam
perbincangan. Apalagi bila dicermati realita 1 umat Islam sekarang pada
umumnya, banyak yang menganaktirikan bahasa Arab. Yang cukup
memprihatinkan, para orang tua kurang mendorong anak-anaknya agar dapat
menekuni bahasa

B. Rumusan Masalah
A. Apa Pengertian isim?

B. Sebutkan tanda-tanda atau ciri-ciri isim?

C. Bagaimana pengaruh tanda-tanda yang masuk pada isim?

BAB II PEMBAHASAN

Sebelumnya, kita perlu mengetahui pembagian kata dalam bahasa Arab.


Kata (
‫ا‬ ُ‫ْ)ل َكلِ َمة‬
dalam bahasa Arab terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu:

1. Isim (‫)اِ ْس ٌم‬

Isim adalah kata yang menunjukkan benda atau sesuatu yang


dibendakan, [3] Isim adalah kata benda (nominal) dalam bahasa Arab, yang
menunjukan kepada jenis atau nama benda, baik yang bernyawa seperti
manusia, hewan, dan tumbuhan, maupun benda yang tidak 3bernyawa seperti
benda, tempat, dll.
2. Fi’il (ٌ‫)فِ ْعل‬

Fi’il adalah kata kerja yang menunjukkan suatu kejadian pada salah satu
waktu dari tiga waktu tertentu, yaitu masa lampau (‫اضي‬ ْ masa sekarang (
ِ ‫)ال َم‬,
ْ atau masa yang akan datang (‫)ااْل ِ ْستِ ْقبَا ُل‬.
‫)ال َحا ُل‬,

Contoh: ‫( خَ َر َج‬keluar), ‫( َدخَ َل‬masuk), dan lain-lain.

ٌ ْ‫)حر‬.
3. Huruf (‫ف‬ َ

Huruf adalah kata yang tidak mempunyai arti kecuali setelah bersambung
dengan kata lain, baik dengan isim maupun fi’il, sehingga memberikan arti
pada isim atau fi’il tersebut.

4 Contoh: ‫ لَ ْم‬,‫ فِ ْي‬, ْ‫هَل‬, dan lain-lain.

Sebagaimana telah kita ketahui, isim sering kali diterjemahkan sebagai kata
benda. Sebenarnya, cakupan isim lebih luas. Dalam bahasa Arab, isim mencakup
kata benda, kata sifat, keterangan waktu, keterangan tempat, dan sebagainya.

Contoh isim yang berupa kata benda telah kami jelaskan pada edisi-edisi
ٌ ‫( بَي‬rumah).
sebelumnya, seperti ٌ‫( ِكتَاب‬buku), ‫ْت‬

Contoh isim yang berupa kata sifat adalah ‫( َكبِ ْي ٌر‬besar), ‫ْف‬
ٌ ‫( نَ ِظي‬bersih).

Contoh isim yang berupa keterangan waktu adalah ‫بَاحًا‬,,‫ص‬ َ (pagi), ‫ا ًء‬,,‫َم َس‬
(sore).Yang berupa keterangan tempat adalah ‫( أَ َما َم‬di depan), َ‫( َخ ْلف‬di belakang),
dan sebagainya.
4
Kesimpulannya, isim adalah kata yang digunakan untuk menunjukkan arti
kata itu sendiri dan tidak terkait dengan waktu. Demikian para ahli nahwu
mendefinisikan isim.

ٌ ‫ن َِظي‬
Kata ٌ‫اب‬,,,,َ‫ ِكت‬menunjukkan kata benda “buku”, sedangkan ‫ف‬,,,,ْ
menunjukkan kata sifat “bersih”. Kedua kata ini tidak terkait dengan waktu
kejadian. Dengan pengertian inilah isim terbedakan dengan kedua saudaranya,
yaitu fi’il dan huruf.

Isim menunjukkan arti pada dirinya sendiri, sedangkan huruf baru memiliki
arti setelah bergabung dengan kata yang lain. Isim juga tidak berkaitan dengan
waktu, sedangkan fi’il terkait dengan waktu sebagaimana telah dijelaskan di
atas.

A. Pengertian Isim

Kalimat (kata) yang menunjukkan makna sendiri dan tidak


bersamaan dengan zaman.1

Dengan kata lain, isim adalah kata bend.a).


Contoh: ‫( زيد‬Zaid (nama orang).

‫( كتاب‬kitab atau buku).

‫انا‬ (saya atau aku).

5 ‫(نحن‬kita atau k.ami)..

B. Tanda-tanda Isim (‫)اسم و عالمته‬


Isim dapat diketahui melalui isnad ilaih, melalui khafadh (huruf ahirnya
di-jar-kan dan tanwin, juga dengan kemasukan alif-lam dan huruf khafadh
(jar).2

Isim dapat diketahui dengan tanda-tandanya; yaitu:3

1. Huruf akhirnya sering khafad (kasroh/kasrotain)

contoh: ‫( بسم هللا الرحمن الرحيم‬dengan menyebut nama Allah yang maha
pemurah lagi maha penyayang).

2. Kemasukan tanwin

contoh: ‫( زيد قائم‬zaid adalah orang yang berdiri).

3. Dimasuki Alif Lam ( ‫)ال‬

Keterangan:
Setelah isim menerima alif lam (‫)ال‬, tanwin (‫ )ـٌــ‬pada isim dihilangkan
dan diganti dengan harakat biasa, yaitu dhammah (‫)ـُــ‬, seperti pada contoh-
contoh di

Sebelum menerima alif lam (‫)ال‬, isim disebut isim nakirah


(umum/tidak tertentu), sedangkan setelah menerima alif lam (‫)ال‬, disebut
isim ma’rifah (sudah dikenal/tertentu).

Alif lam (‫ )ال‬yang masuk kepada isim terbagi menjadi dua: alif lam
ْ
syamsiyah (ُ‫ )ال َّش ْم ِسيَّة‬dan alif lam qamariyah (ُ‫)القَ َم ِريَّة‬.

(‫ )الشمسية‬adalah alif lam yang apabila masuk pada isim-isim yang dimulai
dengan huruf-huruf tertentu, alif lam tersebut tidak terbaca, tetapi
melebur dengan huruf tersebut. Contoh: ( ُ‫)ال َّش ْمس‬.

(‫)القمرية‬adalah alif lam yang apabila masuk pada isim-isim


yang dimulai dengan huruf-huruf tertentu pula, alif lam tersebut tetap
ْ
terbaca. Contoh: (‫)القَ َم ُر‬

4. Dimasuki huruf jar (Huruf khafad)

7
Keterangan:

ْ (‫ْج ِد‬
ِ ‫)الَب ْي‬,
Kata-kata di atas, yaitu (‫)زَ ْي ٍد‬, (‫ت‬ ْ (‫ب‬
ِ ‫)ال َمس‬, ْ ( ‫)الحمام‬,
ِ َ‫)ال َم ْكت‬,
semuanya berharakat akhir kasrah (‫ )ـِــ‬karena didahului oleh huruf-huruf
jar.

contoh:

a. Min, seperti lafazh ‫( سرت من المصر الى المكة‬saya telah berjalan


dari Mesir ke Mekah).

b. Ilaa, seperti lafazh ‫( الى المكة‬ke Mekah).

c. ‘An, seperti lafazh ‫( سألت عن محمد‬saya telah 8menanyakan


tentang Muhammad).
d. ‘Alaa, seperti lafazh ‫( ركبت على الفرس‬saya telah menunggang
kuda).

e. Fii, seperti lafazh ‫الماءك فى الكوز‬ (air itu b.erada dalam


kendi).

f. Rubba, seperti lafazh ‫( رب رجل صالح فى المسجد‬banyak sekali atau


sedikit sekali lelaki shaleh di dalam masjid).

g. Ba', seperti lafazh ‫كتب بالقلم‬ (saya telah menulis denga

pena).

h. Kaf, seperti lafazh ‫( زيد كالبدر‬zaid itu bagaikan bulan purnama).

i. Lam, seperti lafazh ‫( المال لزيد‬harta milik zaid).

5. Huruf qasam atau sumpah, seperti lafazh ‫(وهللا باهلل تاهلل‬demi


Allah).

6. Karena Idhofah (gabungan dua kata atau lebih)

Idhofah (penyandaran) = Mudhof mudhof ‘ilaih : Jika


terdapat dua kata yang bergandengan, dengan kata yang kedua
mempunyai akhiran kasroh, maka kedua kata tersebut
kemungkinan besar adalah isim.
Contoh :

9ٍ‫ح َّمد‬
َ ‫ُم‬ ُ‫ِكتَاب‬ : Kitabnya Muhammad
‫ِديْنُ ا ِإلسال ِم‬ : Agama Islam

Kata pertama sebagai mudhof (yg disandarkan) dan kata kedua


sebagai mudhof ilaih (yang menyandarkan). Kata yang kedua di atas
adalah isim, karena idhofah, dan terlihat pada kata kedua mempunyai
akhiran kasroh.

7. Dimasuki huruf nida' (panggilan)

Keterangan:

ْ dan (‫)ال َم ْس ِج ِد‬


Kata-kata (‫) ُم َح َّم ٍد‬, (‫)ال ُم ِدي ِْر‬, ْ semuanya berharakat akhir
kasrah.

Pada contoh (‫َّارةُ ْال ُم ِدي ِْر‬


َ ‫) َسي‬, (ُ‫َّارة‬ ْ disebut
َ ‫ ) َسي‬disebut mudhaf dan ( ‫)ال ُم ِدي ِْر‬
mudhaf ilaihi. Demikian pula pada contoh lainnya. Akan datang
penjelasannya pada pelajaran-pelajaran berikutnya, insya Allah.

10
Keterangan :

Kata (ُ‫ ) ُم َح َّمد‬dan (‫ ) َر ُج ُل‬tidak bertanwin karena berkaitan dengan


salah satu hukum isim yang terletak di belakang huruf nida’. Akan
datang penjelasannya pada pelajaran-pelajaran selanjutnya, insya Allah.

Alhamdulillah, Pembaca—rahimakumullah, dari pembahasan di atas kita


telah mengenal tanda-tanda isim. Apabila suatu kata menerima satu tanda saja
dari tanda-tanda tersebut, bisa dikatakan bahwa kata tersebut adalah isim.

11

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Isim adalah kalimat (kata) yang menunjukkan makna sendiri dan tidak
bersamaan dengan zaman. Isim adalah semua jenis kata benda atau segala
sesuatu yang dikategorikan benda; baik benda mati maupun benda hidup, tanpa
berkaitan dengan masalah waktu. Di sisi lain, ISIM (kata benda) ada yang bersifat
konkrit (dapat dijangkau indera) dan ada pula yang bersifat abstrak (tidak
dijangkau diindera).

Isim dapat diketahui dengan tanda-tandanya; yaitu: Huruf akhirnya sering di-jar-
kan atau khafad (kasroh/kasrotain), dimasuki tanwin, dimasuki alif-lam, dimasuki
huruf jar atau huruf khafad dimasuki huruf qasam atau sumpah,karena Idhofah
dan dimasuki huruf nida' (panggilan)

B. SARAN

Demikianlah makalah yang kami sajikan brisikan tentang ilmu


Makki dan Madani. Makalah inipun tak luput dari kesalahan dan
kekurangan maupun target yang ingin dicapai. Adapun kiranya terdapat
saran maupun teguran digunakan sebagai penunjang pada makalah ini.
Semoga dapat menambah pengetahun dan pelajaran dari ilmu Makki dan
Madani ini. Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terima kasih.

12

DAFTAR PUSTAKA

http://dhurusullhuga.blogspot.com/2015/06/tanda-tanda-isim-dan-macam-
macamnya.html?m=1
Anwar, Moch. 1995, Ilmu Nahwu; Terjemahan Matan Al-Ajurumiyyah dan
Imrithy.Bandung: Sinar Baru Algensido.

Muhammad Araa’ini, Syamsuddin. 2002, Ilmu Nahwu; Terjemahan Mutammimah


Al-Ajurumiyyah. Bandung: Sinar Baru Algensido.

Thalib, Drs. Muhammad, Tata Bahasa Arab 2 Terjemah ANNAHWUL WADHIH


Ibtidaiyyah, (Bandung:PT Al Ma’arif), 2002

Umam, Prof. Dr. H. Chatibul dkk, Kaidah Tata Bahasa Arab, (Jakarta:Darul Ulum
Press), 2010

Anwar, K.H. Muhammad, Ilmu Nahwu, (Bandung:Penerbit Sinar Baru Algensindo),


2009

Shofwan, M.Sholihuddin, Pengantar Memahami Al-Jurumiyyah, (Lirboyo:Darul


Hikmah), 1999

13

Anda mungkin juga menyukai