PENJELASAN
PENJELASAN
Kedua, Mediasi adalah proses negosiasi penyelesaian masalah (sengketa) dimana ada
suatu pihak luar (penengah), tidak memihak alias netral, tidak bekerja dengan para
pihak yang bersengketa, membantu mereka (yang bersengketa) mencapai suatu
kesepakatan hasil negosiasi yang memuaskan, penyelesaian sengketa melalui proses
ini dibantu oleh yang di sebut sebagai mediator
1. KONSILIASI
Penyelesaian Sengketa konsumen melalui mediasi dilakukan sendiri oleh para pihak yang
bersengketa dengan didampingi majelis yang bertindak aktif sebagai mediator. Jadi dalam hal
ini Majelis menyerahkan sepenuhnya proses penyelesaian sengketa kepada para pihak baik
mengenai bentuk maupun jumlah ganti rugi, namun bertindak aktif dengan memberikan
nasehat nasehat, petunjuk, saran dan upaya-upaya lain dalam menyelesaikan sengketa.
Dalam mediasi majelis (mediator) mempunyai tugas: memanggil konsumen dan pelaku usaha
yang bersengketa; memanggil saksi dan saksi ahli bila diperlukan; menyediakan forum bagi
konsumen dan pelaku usaha yang bersengketa; secara aktif mendamaikan konsumen dan
pelaku usaha yang bersengketa dan secara aktif memberikan saran dan anjuran penyelesaian
sengketa konsumen sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan
konsumen. Selain proses penyelesaian sengketa, alat bukti (barang dan/atau jasa; keterangan
para pihak; keterangan saksi dan/atau saksi ahli ; surat dan atau dokuman; bukti-bukti lain
yang mendukung) dapat diajukan oleh majelis atas permintaan pihak yang bersengketa. Hasil
musyawarah yang merupakan kesepakatan antar konsumen dan pelaku usaha yang
bersengketa, selanjutnya diserahkan kepada majelis untuk dibuat sebuah putusan BPSK untuk
menguatkan perjanjian tersebut.
Konsumen memiliki hak untuk mencabut gugatannya (dengan surat pernyataan) pada
persidangan pertama sebelum pembacaan surat jawaban dari pelaku usaha. Dalam hal
demikian, makan majelis wajib mengumumkan bahwa gugatan dicabut. Apabila pelaku usaha
dan/atau konsumen tidak hadir dalam persidangan pertama, maka majelis memberikan
kesempatan terakhir pada persidangan ke-dua dengan membawa alat bukti yang disediakan.
Persidangan ke-dua diselenggarakan selambat-lambatnya dalam waktu 5 hari kerja terhitung
sejak persidangan pertama (diberitahukan dengan surat panggilan oleh Sekretariat BPSK).
Bilamana pada persidangan kedua konsumen tidak hadir, maka gugatannya gugur demi
hukum. Sebaliknya jika pelaku usaha yang tidak hadir, maka gugatan konsumen dikabulkan
oleh majelis tanpa kehadiran pelaku usaha. Selama proses penyelesaian sengketa, alat bukti
(barang dan/atau jasa; keterangan para pihak,; keterangan saksi dan saksi ahli; surat dan atau
dokumen; bukti-bukti laian yang mendukung) dapat diajukan oleh majelis atas permintaan
pihak yang bersengketa. Sekalipun dalam proses penyelesaian sengketa konsumen, bebean
pembuktian ada pada pelaku usaha namun pihak konsumenpun berhak mengajukan bukti
untuk mendukung gugatannya