Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH
CARCINOMA MAMMAE
A. Definisi
Ca mammae atau carcinoma mammae yaitu sebuah keganasan yang sudah
berasal dari sebuah sel kelenjar ,saluran kelenjar dan pada jaringan dengan penunjang
payudara. Ca mammae adalah sejenis tumor ganas yang sudah tumbuh di dalam
jaringan sel di payudara. Kanker ini bisa mulai tumbuh yaitu di dalam kelenjar
payudara seseorang, saluran payudara, di jaringan lemeak maupun ada di jaringan ikat
pada sebuah payudara.(Medicastore, 2011). Ca mammae adalah suatu penyakit dari
pertumbuhan sel, akibat dari adanya onkogen yang dapat juga menyebabkan sebuah
sel normal akan menjadi sebuah sel kanker didalam jaringan payudara seseorang
(Karsono, 2010). Ca mammae yaitu dimana sekelompok sel yang tidak normal pada
payudara seseorang yang terus tumbuh dan akan berlipat ganda. dan Pada akhirnya
semua sel-sel ini terus akan menjadi bentuk sebuah benjolan di payudara. dan Jika
sebuah benjolan kanker itu tidak bisa di buang atau tidak terkontrol,sel-sel kanker bisa
menyebar (bermestastase) pada sebuah bagian - bagian tubuh yang lain dan nantinya
juga akan dapat mengakibatkan kematian. kanker payudara merupakan sebuah
penyakit yang bisa juga disebabkan karna terjadiya pembelahan sebuah sel-sel di
dalam tubuh seseorang secara tidak teratur dan sehingga pada pertumbuhan sel juga
tidak dapat dikendalikan dan dia akan tumbuh menjadi sebuah benjolan atau tumor
(kanker) dari sel tersebut (Brunner dan Suddarth 2011 ).
B. Etiologi
Menurut ( Aji, 2010),penyebab Ca mammae yaitu:
1. Genetika
a. Adanya kecenderungan pada suatu keluarga tertentu yang lebih banyak
mengalami gangguan kanker payudara daripada anggota keluarga sehat yang
lain.
b. Pada kembar suatu dari monozygote, dan juga terdapat kanker penyakit yang
sama.
c. Tardapat kesamaan dan juga lateralisasi pada kanker buah dada dan juga pada
keluarga terdekat dari orang yang menderita kanker payudara itu.
d. Seseorang dengan klinifelter akan menapat kemungkinan lebih dari 66 kali
dari pada seorang pria normal atau dari jumlah angka terjadinya 2%
2. Hormon
a. Kanker payudara yang umumnya sering terjadi pada wanita, dan kejadian pada
laki-laki akan kemungkinannya sangatlenih kecil.
b. Insiden ini akan jauh lebih tinggi terjadi pada wanita yang usianya diatas 35
tahun.
c. Saat ini pengobatan dengan menggunakan terapi hormon yang hasilnya sangat
memuaskan.
3. Virogen Yaitu yang Baru dilakukan percobaan atau experimennya pada seorang
manusia dan hasilnya belum terbukti.
4. Makanan Yaitu yang Terutama makanan yang sangat banyak mengandung dan
terkandung lemak.
5. Radiasi Daerah Dada Terapi ini Sudah cukup lama diketahui oleh orang, tapi
radiasi juga akan dapat menyebabkan kejadian mutagen.
C. Tanda dan gejala
Gejala penyakit kanker menurut Pudiastuti,(2011) adalah
1. Adanya benjolan-benjolan kecil, benjolan itu terasa sangat keras di bagian
payudara
2. Perubahan bentuk payudara yaitu bentuk puting berubah (bisa masuk kedalam
atau sering terasa sangat sakit terus menerus), mengeluarkan cairan/ darah
3. Payudara terasa panas, Kemerahan dan bengkak
4. Terasa akan sangat gatal pada bagian didaerah sekitar seputaran Puting susu dan
juga bersisik
5. Adanya cairan abnormal pada payudara
6. Ada banyak perubahan pada permukaan kulit payudara yaitu diantaranya terlihat
berkerut, seperti iritasi, dan juga seperti kulit jeruk
7. Adanya luka di bagian payudara yang sulit untuk disembuhkan 7. Terasa sakit/
nyeri (bisa juga ini bukan penyebab sakit karena mengalami kanker, tapi juga
tetap harus di waspada)
8. Benjolan yang sangat keras itu tidak akan bisa bergerak atau (terfiksasi) dan hanya
saja biasanya pada awal-awalnya mengalamiitu tidak ada terasa rasa sakit.
Apabila sebuah benjolan itu kanker, maka awalnya biasanya hanya saja terdapat
pada 1 payudara.
D. Patofisiologi
Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi hormon.
1. Perubahan pertama adalah mulai dari masa hidup anak melalui pubertas, masa
fertilitas, dsampai klimakterium dan menopouse. Sejak pubertas pengaruh hormon
estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan hipofisis, telah
menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.
2. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur haid. Sekitar hari ke 8 haid
,payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum haid berikutnya terjadi
perbesaran maksimal. Selama beberapa hari menjelang haid, payudara menjadi
tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik terutama palpasi tidak mungkin
dilakukan.
3. Perubahan ketiga terjadi masa hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara
Menjadi besar karena epitel duktus lobus dan duktus alveolus berproliferasi dan
tumbuh duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dan hipofise anterior memicu. Air
susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus kemudian dikeluarkan
melalui duktus ke puting susu.
Kanker payudara berasal dari jaringan epitelia dan paling sering terjadi hiperflasia
sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini berlanjut menjadi karsinoma
insitu dan menginvasi stroma. Kanker membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh
dari sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat teraba
( diameter 1 cm). Pada ukuran tersebut ,kira kira seperempat dari kanker payudara
telah bermetastasis. Karsinoma muncul sebagai akibat sel sel yang abnormal
terbentuk pada payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak beraturan. .Sel
tersebut merupakan hasil mutasi gen dengan perubahan perubahan bentuk, ukuran
maupun fungsinya. Mutasi gen ini dipicu oleh keberadaan suatu benda asing yang
masuk dalam tubuh kita, diantara pengawet makanan, vetsin, radioaktif, oksidan atau
karsinognik yang dihasilkan oleh tubuh sendiri secara alamiah.
E. Komplikasi
Karsinoma payudara bisa menyebar ke berbagai bagian tubuh. Karsinoma
payudara bermetastase dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya, dan juga
melalui saluran limfe dan aliran darah. Tempat yang paling sering untuk metastase
yang jauh atau sistemik adalah paru paru, pleura, tulang (terutama tengkorak, vertebra
dan panggul), adrenal dan hati. Tempat yang lebih jarang adalah otak, tiroid,
leptomeningen, mata, perikardium dan ovarium.( Irianto , 2015). Komplikasi yang
akan terjadi Yaitu :
1. Gangguan neurovaskuler
2. Metastasis : otak, di hati, pada tulang tengkorak, di vertebra, di iga, dan juga
tulang Panjang
3. Terjadi fraktur patologi
4. Akan mengalami fibrosis payudara
5. Yang lebih parah, juga akan mengalami kematian
F. Data penunjang
1. Non invasive
a. SADARI atau (Pemeriksaan Payudara dengan Sendiri) Jika dalam SADARI
dilakukan dengan cara yang rutin, maka seorang wanita pasti akan dapat
menemukan sebuah benjolan pada stadium yang masih dini. Sabaiknya
SADARI ini dilakukan yaitu pada waktu yang selalu sama dalam setiap bulan.
Bagi wanita jika yang masih dalam mengalami proses menstruasi, inilah
waktu yang paling sangat tepat untuk kita dalam melakukan pemeriksaan
SADARI adalah yaitu 7-10 hari setelah kita menstruasi. Dan Bagi wanita yang
pasca menopause, maka pemeriksaan SADARI akan bisa dilakukan dalam
waktu kapan saja dengan secara rutin melakukannya dalam setiap bulan.
contoh(misalnya dalam setiap diawal bulan)
b. Mammografi Pemeriksaan adalah pemeriksaan dengan menggunakan metode
radiologis yang menggunakan sinar X yang akan diradiasikan pada salah satu
payudara. Kelebihan dari memeriksa mammografi adalah yaitu dalam
kemampuan untuk mendeteksi sejumalah tumor yang belum bisa untuk teraba
dalam (radius 0,5 centimeter) sekalipun kenker ini masih dalam stadium yang
dini. Waktu yang sangat tepat untuk kita melakukan tes mammografi pada
wanita yang usianya masih produktif adalah yaitu hari ke 1-14 dari siklus
dalam haid. jika Pada perempuan yang usia non produktif sangat dianjurkan
untuk memeriksakan kapan saja. Ketepatan dalam pemeriksaan ini kadang
berbeda-beda berkisar antara 83%- 95%.
c. Ultrasound ini telah banyak digunakan yaitu sejak awal tahun 50-an. Dan Alat
tersebut juga sangat berguna dan sangat akurat untuk melakukan evaluasi
dalam payudara dan sangat akurat di dalam membedakan mana yang kista
dengan mana massa padat.
d. Computed Tomografi dan dengan Magnetic Resonance Imaging Scans Yaitu
dengan Penggunaan CT dan menggunakan MRI untuk melakukan scanning
dan mengevaluasi kelainan yang ada di payudara dan sekarang sudah mulai
sering diselidiki. Teknik ini dalam mengambil peran yang dalam untuk
mengevaluasi axil, mediastinum dan di dalam area supralivikula untuk meraba
adenopati dan untuk membantu didalam melakukan stging pada saat
melakukan proses keganaan.
2. Invasive
a. Metode Sitologi Aspirasi Sitologi aspirasi yaitu dilakukan dengan
menggunakan sebuah yang jarum halus (dengan ukuran 20 ata yang sangat
lebih kecil) dengan menggunakan spuit untuk melakukan aspirasi sel pada
suatu area yang sangat dicurigai, lalu dismear diatas slide dan difiksasi dengan
di warnai untuk mengevalasi sitology. Jika dalam specimen diambil dengan
secara tepat, maka prosedur ini akan sangat akurat dari yang
b. Core Needle Biospy (CNB) Biopsy jarum yaitu dengan cara menggunakan
sebuah jarum bor yang cukup besa dang sangatr sering dilakukan. karena Hal
ini lebih sangat invasive dan akurat dibandingkan dengan aspires dengan
jarum. Karena CNB ini lebih akurat dan juga bisa kita gunakan untuk dalam
menentukan reseptor estrogen dan hormon progesterone serta juga bisa
dilakukan untuk melakukan pemeriksaan gambaran dari histopatologi
c. Biopsy Ini juga bisa dilakukan dengan cara yang stereotaktik atau bisa juga
dengan cara bantuan ultrasound.
G. Penatalaksanaan medis
Terapi yang dapat diberikan kepada penderita kanker payudara secara medis
diantaranya : (tasripiyah,2012)
1. Pembedahan
Pada sebagian besar pasien, terapi bedah bertujuan untuk mengangkat tumor,
(meminimalkan resiko rekurensi lokal) dan untuk menentukan stadium dari tumor.
Ada 3 cara pembedahan atau operasi payudara yaitu :
a. Mastektomi Radikal atau disebut (lumpektomi), yaitu operasi mengangkat
sebagian dari keseluruhan kulit payudara.mingikuti Operasi ini harus
selalu diikuti dengan pemberian-pemberian terapi. Biasanya lumpektomi
direkoendasikan pada orang yang tumornua besar tidak lebih dari 2cm dan
pada letaknya selalu di pinggir payudara.
b. Mastektomi Total atau disebut (masetomi), yaitu sebuah operasi yang
dilakukan pengangkatan seluruh isi dari payudara saya, tatapi bukan untuk
mengangkat kelenjar yang ada di ketiak.
c. Dengan cara metode Modified Mastekromi Radikal, yaitu sebuah operasi
yang dilakukan untuk pengangkatan seluruh dari isi payudara, dan juga
jaringan di payudara dan di atas tulang dada, seluruh selangka san tulang
iga, dan juga beserta benjolan yang di sekitar ketiak.
2. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan terapi sistematik yang selalu digunakan apabila
adanya penyebaran sistemik dan sebagian terapi ajuvan, yang kemoterapi ajuvan
ini diberikan kepada pasien pemeriksaan histopatolik pasca bedah mastektomi
ditemukan suatu metastasis di suatu atau di beberapa kelenjar.
3. Radioterapi
Yaitu Radioterapi yang berfungsi untuk penderita kanker payudara dan
biasanya juga digunakan sebagai alat terapi yng kuratif dengan cara
mempertahankan mammae dan bisa juga sebagai alat terapi tambahan atau terapi
paliatif.
4. Terapi Hormonal
Yaitu sebuah Pertumbuhan pada kanker payudara yang sangat bergantung
kepada suatu suplai hormone estrogen, dan juga oleh karena itu terapi ini adalah
tindakan yang berfungsi untuk mengurangi dalam pembentukan hormone yang
dapat menghambat laju dari perkembangan semua sel kanker itu, akan tetapi terapi
hormonal itu biasanya disebut juga dengan sebuah terapi anti estrogen karna terapi
ini system kerjanya sangat menghambat atau juga dapat menghentikan
kemampuan dari hormone estrogen yang sudah ada di dalam menstimulus
perkembangan kanker payudara.
H. Nursing pathway
I. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
Anamnesis. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika telah teraba , oleh wanita
itu sendiri. Pasien datang dengan keluhan rasa sakit , tidak enak atau tegang
didaerah sekitar payudara .
a. Riwayat Kesehatan Sekarang Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena
merasakan adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit
berwarna merah dan mengeras, bengkak dan nyeri.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu Adanya riwayat karsinoma mammae
sebelumnya atau ada kelainan pada mammae, kebiasaan makan tinggi
lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada sehingga pernah
mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap penyakit
kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks. Pemakaian
obat-obatan, hormon, termasuk pil kb jangka waktu yang lama. Riwayat
menarche, jumlah kehamilan,abortus, riwayat menyusui.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga Adanya keluarga yang mengalami karsinoma
mammae berpengaruh pada kemungkinan klien mengalami karsinoma
mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit kanker
lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
d. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi, palpasi
Kepala : normal, mesochephal , tulang kepala umumnya bulat
dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian
posterior.
Rambut : tersebar merata, warna, kelembaban
Mata : tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Konjungtiva
agak anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
Telinga : bentuk normal , posisi imetris , tidak ada sekret tidak ada
tanda-tanda infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri
tekan.
Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada kelainan
Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange,ulserasi atau
tanda-tanda radang.
Hepar : tidak ada pembesaran hepar.
Ekstremitas : tidak ada gangguan pada ektremitas
e. Pengkajian 11 pola Gordon
(1) Persepsi dan Manajemen Biasanya klien tidak langsung memeriksakan
benjolan yang terasa pada payudaranya ke rumah sakit karena
menganggap itu hanya benjolan biasa.
(2) Nutrisi – Metabolik Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan
mengalami anoreksia, muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien
juga ada riwayat mengkonsumsi makanan mengandung MSG.
(3) Eliminasi Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan
mengalami melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan
konstipasi.
(4) Aktivitas dan Latihan Anoreksia dan muntah dapat membuat pola
aktivitas dan latihan klien terganggu karena terjadi kelemahan dan
nyeri.
(5) Kognitif dan Persepsi Biasanya klien akan mengalami pusing pasca
bedah sehingga kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik
maupun motoric
(6) Istirahat dan Tidur Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur
karena nyeri.
(7) Persepsi dan Konsep Diri Payudara merupakan alat vital bagi wanita.
Kelainan atau kehilangan akibat operasi akan membuat klien tidak
percaya diri, malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita normal.
(8) Peran dan Hubungan Biasanya pada sebagian besar klien akan
mengalami gangguan dalam melakukan perannya dalam berinteraksi
social.
(9) Reproduksi dan Seksual Biasanya akan ada gangguan seksualitas klien
dan perubahan pada tingkat kepuasan.
(10) Koping dan Toleransi Stress Biasanya klien akan mengalami
stress yang berlebihan, denial dan keputus asaan.
(11) Nilai dan Keyakinan Diperlukan pendekatan agama supaya
klien menerima kondisinya dengan lapang dada.
f. Pemeriksaan Diagnostik
(1) Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk
diagnostik, identifikasi metastatik dan evaluasi.
(2) USG payudara digunakan untuk mengevaluasi abnormalitas yang
ditemukan pada pemeriksaan skrining atau diagnostik mamografi.
Tanda tumor ganas secara USG : lesi dengan batas tidak tegas dan
tidak teratur, Struktur echo internal lemah dan heterogen, Batasecho
anterior lesi kuat , posterior lesi lemah sampai tidak ada, Adanya
perbedaan besar tumor secara klinis
(3) biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2 Dengan
melakukan aspirasi jarum halus sifat massa dapat dibedakan antara
kistik atau padat . biopsi untuk pemeriksaan histopatologi dapat berupa
eksisional ( seluruh masa di angkat ) atau insisional ( sebagian dari
masa dibuang).Analisis makroskopis dari spesimen menyatakan ada
tidaknya keganasan.
(4) Mammografi
(5) sinar X dada (radiologi )
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada kasus ca mammae :
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis ( penekanan masa
tumor )
b. Kerusakan integritas jaringan
c. Gangguan body image (citra tubuh )
d. Kurang pengetahuan tentang kodisi, prognosis dan pengobatan penyakitnya
e. Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh , krisis situasional
f. Resiko Infeksi berhubungan dengan luka operasi
g. Ketidak efektifan pola nafas
h. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Rencana keperawatan (Intervensi)
a. Diagnosa Keperawatan : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dengan Kriteria
Hasil :
- Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
- Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
- Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
- Tidak ada tanda tanda malnutrisi
- Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
Intervensi :
- Kaji adanya alergi makanan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
- Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake
- Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin
- Berikan substansi gula
- Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
- Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
- Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
- Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
- Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
- Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
b. Diagnosa Keperawatan : nyeri akut dengan Kriteria Hasil :
- Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
- Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
- Tanda vital dalam rentang normal
Intervensi :
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
- Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
- Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien - Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
- Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
- Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan
kontrol nyeri masa lampau
- Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
- Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
- Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter
personal)
- Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
- Ajarkan tentang teknik non farmakologi - Berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri
- Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
- Tingkatkan istirahat
- Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
- Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
c. Diagnosa Keperawatan : Kerusakan integritas jaringan dengan Kriteria Hasil :
- Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur,
hidrasi, pigmentasi)
- Tidak ada luka/lesi pada kulit
- Perfusi jaringan baik - Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit
dan mencegah terjadinya sedera berulang
- Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan
perawatan alami
Intervensi :
- Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
- Hindari kerutan padaa tempat tidur
- Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
- Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
- Monitor kulit akan adanya kemerahan
- Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan
- Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
- Monitor status nutrisi pasien
d. Diagnosa Keperawatan : Kurang pengetahuan dengan Kriteria Hasil :
- Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,
prognosis dan program pengobatan
- Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara
benar
- Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan
perawat/tim kesehatan lainnya
Intervensi :
- Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang proses penyakit
- Jelaskan tentang patofisiologi penyakit, tanda dan gejala serta penyebabnya
- Sediakan informasi tentang kondisi klien
- Berikan informasi tentang perkembangan klien
- Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang dan atau kontrol proses penyakit
- Jelaskan alasan dilaksanakannya tindakan atau terapi
- Gambarkan komplikasi yang mungkin terjadi
- Anjurkan klien untuk mencegah efek samping dari penyakit
- Gali sumber-sumber atau dukungan yang ada
- Anjurkan klien untuk melaporkan tanda dan gejala yang muncul pada petugas
kesehatan
e. Diagnosa Keperawatan : Gangguan body image dengan Kriteria Hasil :
- Klien tidak malu dengan keadaan dirinya.
- Klien dapat menerima efek pembedahan.
Intervensi :
- Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap
penyakitnya. Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai
proses pemecahan masalah
- Tinjau ulang efek pembedahan Rasional : bimbingan antisipasi dapat
membantu pasien memulai proses adaptasi.
- Berikan dukungan emosi klien. Rasional : klien bisa menerima keadaan
dirinya.
- Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien. Rasional : klien
dapat merasa masih ada orang yang memperhatikannya.
f. Diagnosa keperawatan : cemas dengan Kriteria hasil :
- Pasien mengungkapkan dan menunjukkan teknik mengontrol cemas
- Ekspresi wajah rileks, menunjukkan cemas berkurang
- Vital sign dalam batas normal
Intervensi :
- Gunakan pendekatan yang menenangkan
- Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
- Dorong keluarga untuk menemani pasien untuk memberikan rasa aman
- Dengarkan keluhan dengan penuh perhatian
- Identifikasi tingkat kecemasan
- Bantu mengenali situasi yang menimbulkan kecemasan
- Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan,kecemasan
- Ajarkan untuk menggunakan teknik relaksasi
g. Diagnosa : Resiko infeksi dengan Kriteria Hasil :
- Pasien bebas dari tanda infeksi
- Menunjukkan perilaku hidup sehat
- Jumlah angka leukosit dalam batas normal
Intervensi :
- Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
- Pertahankan teknik aseptik selama pemasangan alat
- Tingkatkan intake nutrisi tinggi protein
- Monitor tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencegah infeksi
- Berikan terapi antibiotic
4. Implementasi Implementasi keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang
dilakukan oleh perawat maupun tenaga medis lain untuk membantu pasien dalam
proses penyembuhan dan perawatan serta masalah kesehatan yang dihadapi pasien
yang sebelumnya disusun dalam rencana keperawatan.
5. Evaluasi Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan
evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang telah dicapai setelah implementasi
keperawatan dengan tujuan yang diharapkan dalam perencanaan.
Daftar Pustaka
Putri Avryna, I. W. (2019). Invasive Carcinoma Mammae Dengan Metastasis Orbita, Tulang
Dan Paru. Jurnal Kesehatan Andalas. 8(Supplement 1), Hal 89-93.
Safma, S. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Ny.T Dengan Ca. Mammae Komplikasi
Metastasis Tulang Di Ruang Rawat Inap Ambun Suri Lantai Ii Rsud Dr.Achmad
Mochtar Bukittinggi. Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi Kasus, Hal 9-22.
Sinuraya, E. (Juni 2016). Kualitas Hidup Penderita Kanker Payudara ( Ca Mamae ) Di Poli
Onkologi Rsu Dr. Pirngadi Medan. Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 1, No. 1 , Hal : 51-
56.