Anda di halaman 1dari 12

PERCOBAAN 7

UJI POTENSI ANTIBIOTIK

I. TUJUAN PERCOBAAN
1.1 Melakukan penetapan potensi antibiotik.
1.2 Menentukan kesetaraan antibiotika uji dibandingkan antibiotik standar
terhadap mikroba uji tertentu.
II. TEORI DASAR
a. Antibiotik
Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri
yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman-
kuman sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Para peneliti
diseluruh dunia memperoleh banyak zat lain dengan khasiat antibiotik
namun berhubung dengan adanya sifat toksis bagi manusia, hanya sebagian
kecil saja yang dapat digunakan sebagai obat diantaranya adalah
streptomycin vial injeksi, Tetrasiklin kapsul, Kanamicin kapsul,
Erytromicin kapsul, Colistin tablet, Cefadroxil tablet dan Rifampisin kapsul
(Djide, 2003).
Kegiatan antibiotika untuk pertama kalinya ditemukan oleh sarjana
Inggris dr. Alexander Flemming pada tahun 1928 (penisilin). Penemuan ini
baru dikembangkan dan dipergunakan dalam terapi di tahun 1941 oleh
dr.Florey (Oxford) yang kemudian banyak zat lain dengan khasiat antibiotik
diisolir oleh penyelidik-penyelidik di seluruh dunia, akan tetapi berhubung
dengan sifat toksisnya hanya beberapa saja yang dapat digunakan sebagai
obat (Djide, 2003).
Antibiotik digunakan untuk membasmi mikroba penyebab
terjadinya infeksi. Gejala infeksi terjadi akibat gangguan langsung oleh
mikroba dan berbagai zat toksik yang dihasilkan mikroba. Pada dasarnya
suatu infeksi dapat ditangani oleh sistem pertahanan tubuh, namun
adakalanya sistem ini perlu ditunjang oleh penggunaan antibiotik.
Antibiotik yang digunakan untuk membasni mikroba penyebab infeksi pada
manusia, harus memiliki sifat toksisitas selektif. Artinya antibiotik harus
bersifat toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik untuk hospes.
Toksisitas selektif tergantung kepada struktur yang dimiliki sel bakteri dan
manusia misalnya dinding sel bakteri yang tidak dimiliki oleh sel manusia,
sehingga antibiotik dengan mekanisme kegiatan pada dinding sel bakteri
mempunyai toksisitas selektif relatif tinggi (Ganiswarna, 1995).
Pertumbuhan dan pengerasan bakteri-bakteri dipengaruhi oleh
berbagai macam zat kimia dalam lingkungan karena pengaruh zat kimia,
maka bakteri seperti bergerak menuju atau menjauhi zat kimia itu. Peristiwa
bila bakteri-bakteri itu tertarik dan bergerak menuju kearah zat kimia kita
sebut chemotaxis (+) dan sebaliknya kita sebut chemotaxis (-). Bakteri-
bakteri yang tidak bergerak, pertumbuhan koloninya dapat dipengaruhi oleh
zat-zat kimia peristiwa itu disebut chemotropis
Resistensi sel mikroba ialah suatu sifat tidak terganggunya
kehidupan sel mikroba oleh antimikroba. Sifat ini dapat merupakan suatu
mekanisme alamiah untuk bertahan hidup. Ada 5 mekanisme resistensi
kuman terhadap antimikroba yaitu :
1. Perubahan tempat kerja (target site) obat pada mikroba.
2. Mikroba menurunkan permeabilitasnya sehingga obat sulit masuk ke
dalam sel.
3. Inaktivasi obat oleh mikroba.
4. Mikroba yang membentuk jalan pintas untuk menghindari tahap yang
dihambat oleh antimikroba.
5. Meningkatkan produksi enzim yang dihambat oleh antimikroba.
Pemberian antibiotik yang paling ideal adalah berdasarkan hasil
pemeriksaan mikrobiologis dan uji kepekaan kuman. Namun dalam praktek
sehari-hari, tidak mungkin melakukan pemeriksaan mikrobiologis untuk
pasien yang dicurigai menderita suatu infeksi berat yang memerlukan
penanganan segera dimulai setelah pengambilan sampel bahan biologik
untuk biakan dan pemeriksaan kepekaan kuman (Ditjen POM, 2001).
Suatu zat antimikroba yang ideal, memiliki toksisitas selektif. Istilah
ini berarti bahwa suatu obat berbahaya bagi parasit tapi tidak
membahayakan bagi inang. Umumnya toksisitas selektif lebih bersifat
relatif dan bukan absolud, ini berarti bahwa suatu obat yang pada
konsentrasi tertentu dapat ditoleransi oleh inang umum dapat merusak
parasit (Tjay, 2003).
Aktifitas mikroba dapat dikendalikan dengan mengatur faktor-faktor
lingkungan yang meliputi faktor biotik dan abiotik (temperatur, pH,
kelembaban, radiasi) (Dwidjesoputro, 1994).
b. Mikroba pathogen
Patogen adalah materi atau organisme yang dapat menyebabkan
penyakit pada inang misalnya bakteri. Bakteri dapat merusak sistem
pertahanan inang dimulai dari permukaan kulit, saluran pencernaan, saluran
respirasi, saluran urogenitalia. Sedangkan Patogenesis sendiri adalah
mekanisme infeksi dan mekanisme perkembangan penyakit. Infeksi
merupakan invasi inang oleh mikroba yang memperbanyak dan berasosiasi
dengan jaringan inang. Infeksi berbeda dengan penyakit (Anonim, 2009).
Kapasitas bakteri menyebabkan penyakit tergantung pada
patogenitasnya. Dengan kriteria ini, bakteri dikelompokan menjadi 3, yaitu
agen penyebab penyakit, patogen oportunistik, nonpatogen. Agen penyebab
penyakit adalah bakteri patogen yang menyebabkan suatu penyakit
(Salmonella spp.). Patogen oportunistik adalah bakteri yang berkemampuan
sebagai patogen ketika mekanisme pertahanan inang diperlemah (contoh E.
coli menginfeksi saluran urin ketika sistem pertahanan inang
dikompromikan (diperlemah). Nonpatogen adalah bakteri yang tidak pernah
menjadi patogen. Namun bakteri nonpatogen dapat menjadi patogen karena
kemampuan adaptasi terhadap efek mematikan terapi modern seperti
kemoterapi, imunoterapi, dan mekanisme resistensi. Bakteri tanah Serratia
marcescens yang semula nonpatogen, berubah menjadi patogen yang
menyebabkan pneumonia, infeksi saluran urin, dan bakteremia pada inang
terkompromi (Anonim, 2009).
Virulensi adalah ukuran patogenitas organisme. Tingkat virulensi
berbanding lurus dengan kemampuan organisme menyebabkan penyakit.
Tingkat virulensi dipengaruhi oleh jumlah bakteri, jalur masuk ke tubuh
inang, mekanisme pertahanan inang, dan faktor virulensi bakteri. Secara
eksperimental virulensi diukur dengan menentukan jumlah bakteri yang
menyebabkan kematian, sakit, atau lesi dalam waktu yang ditentukan
setelah introduksi
Mikroba patogen diketahui memasuki inang melalui organ-organ tubuh
antara lain :
1. Saluran pernapasan, melalui hidung dan mulut yang dapat
menyebabkan penyakit saluran pernapasan seperti salesma,
pneumonia, tuberculosis.
2. Saluran pencernaan melalui mulut yang dapat menyebabkan penyakit
tifus, para tifus, disesntri, dll.
3. Kulit dan selaput lendir. Adanya luka mesekipun kecil dapat
memungkinkan mikroba seperti staphylicoccus yang menyebabkan
bisul.
4. Saluran urogenital
5. Darah (Pelczar, 1988)
III. ALAT DAN BAHAN
No Alat Bahan
1 Cawan Petri Media Nutrient Agar
2 Tabung Reaksi Aquadest Steril
3 Ose Bundar Suspensi E.coli dalam NaCl
fisiologis dengan transmitan
(%T) 25%
4 Pinset Ampisilin standar dengan
konsentrasi 1 mg/ml
5 Labu Takar 25 ml + 10 ml
6 Rak Tabung Reaksi
7 Pipet Agar 20 ml
8 Pipet Ukur 1 ml
9 Erlenmeyer
10 Verporator
11 Jangka Sorong
12 Inkubator 37ºC

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


Diberi tanda dengan menggunakan spidol pada lima buah cawam
petri yang akan digunakan sesuai dengan pola, lalu dibuat agar inokula 0,4%
kemudian setelah tercampur homogeny dituang kedalam cawan petri
sebanyak 20 ml dan didiamkan memadat, lalu disiapkan ampisilin trihidrat
standar dengan melarutkan dalam aquadest steril hingga didapat konsentrasi
1000 mg/ml kemudian dilakukan pengenceran dengan aquadest steril
hingga diperoleh dosis S1-S5 (perbandingan konsentrasi pada tingkat dosis
berurutan 4:5). Kemudian setiap media pada cawan petri dilubangi
menggunakan verporator (S1-S5 uji, dilakukan duplo), lalu dipre inkubasi
pada suhu kamar selama 60 menit kemudian diinkubasi pada suhu 37°C
selama 18-24 jam. Kemudian diamati dan diukur diameter hambatan yang
terjadi, lalu dibuat perhitungan potensi antimikroba uji yaitu dihitung rata-
rata S3 disemua cawan (Y3T), dihitung rata-rata diameter S3 tiap cawan
(Y31, Y32, Y34, Y35), dihitung rata-rata diameter S1, S2, S4 dan S5 (Y1, Y2,
Y4, Y5) dan dihitung koreksi untuk setiap larutan S1 = Y1 + (Y3T-Y31), S2 =
Y2 + (Y3T-Y32), S3 = Y3T, S4 = Y4 + (Y3T-Y34), S5 = Y5 + (Y3T-Y35),
kemudian dibuat grafik dikertas log dimana X = log potensi dan Y =
diameter rata-rata lalu diukur potensi sampel yaitu YU (koreksi) = YU + (YS-
Y3U) dimana YU = diameter rata-rata U, YS = interpolasi S3 pada kurva
kalibrasi, Y3U = rata-rata diameter S3 pada cawan uji, kemudian plot YU
kedalam kurva baku hingga diperoleh XU lalu dipotensi (konsentrasi) XU =
XU x faktor pengenceran.

V. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


Waktu Inokulasi: 18 Desember 2018
Waktu Pengamatan: 19 Desember 2018
Dokumentasi
S1 S2 S4 S5 U

Diameter Koreksi (mm)

S1= Y1 + S2= Y2 + S3= Y3T S4= Y4 + S5= Y5 +


(Y3T−31 ) (Y3T−32 ) S3= 1,65 (Y3T−34 ) (Y3T−35 )
S1= 1,44 + S2= 1,47 + S4= 1,66 + S1= 1,8 +
(1,65 – 1,64)= (1,65 – (1,65 – (1,65 –
1,43 1,56)= 1,56 1,60)= 1,71 1,68)= 1,77

1,58+1,42+1,33 1,66+1,56+1,69
Y1 = = 1,44 Y31 = = 1,64
3 3
1,51+1,41+1,48 1,69+1,4+1,6
Y2 = = 1,47 Y32 = = 1,56
3 3
1,61+1,72+1,65 1,58+1,68+1,53
Y4 = = 1,66 Y34 = = 1,60
3 3
1,70+1,84+1,86 1,69+1,74+1,61
Y5 = = 1,80 Y35 = = 1,68
3 3
1,30+1,05+1,35 1,82+1,90+1,65
YU = = 1,23 Y3U = = 1,79
3 3
24,8
Y3T = = 1,65
15

Hitung YUk
YUk = YU + (Y5− Y3U )
= 1,23 + ((Y5− 1,79)

Regresi
Log 64 1,81 1,43
Log 10 1,90 1,56
Log 100 2,0 1,65
Log 125 2,09 1,71
Log 156,25 2,19 1,77
a: -0,12 ; b: 0,87 ; r: 0,98
Y3 = bx ± a
= 0,87 x log 100 + (-0,12)
= 1,62
YUk = 1,23 + (1,62 – 1,79)
= 1,06

Potensi
YUk = bx ± a
1,06 = 0,87x + (-0,12)
1,06+0,12 = 0,87x
x = 1,36
Anti log x = 22,90 mg/l
Data Pengamatan Tiap Kelompok
Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 Kel 5 Kel 6 Kel 7
120,541 76,383 76,56 592,92 85,11 22,90 120,23

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan uji potensi antibiotik. Tujuan
dilakukannya percobaan ini adalah untuk memberikan jaminan bahwa
kualitas dan mutu antibiotik yang digunakan dalam pengobatan memenuhi
persyaratan yang ditentukan. Prinsip dari percobaan Uji Potensi Antibiotik
adalah membandingkan dosis larutan uji terhadap dosis larutan baku
pembanding.
Evaluasi terhadap antibiotik dapat dilakukan menggunakan dua
metode, yakni metode pengenceran tabung dan metode difusi agar. Namun
pada praktikum kali ini digunakan metode difusi agar (media padat) yang
dilakukan dengan cara menginokulasikan bakteri E.coli kedalam media
Nutrient Agar cair secara merata. Pada percobaan ini digunakan media NA
karena media ini sebagai media pertumbuhan bakteri.
Setelah memadat, agar dilubangi menggunakan verporator sebanyak
6 lubang (S1-S5, uji). S1-S5 merupakan tingkatan pengenceran ampisilim
trihidrat standar. Tujuan dari pengenceran ini adalah untuk memudahkan
perhitungan koloni. Dan fungsi dari Uji adalah sebagai baku pembanding.
Ampisilin merupakan salah satu jenis antibiotik golongan penisilin
yang resisten terhadap E.coli. Ampisilin biasanya digunakan untuk
mengobati infeksi saluran kemih, meningitis, salmonellosis, dan
endocarditis.
Setelah sumur selesai dibuat, ditambahkan ampisilin trihidrat sesuai
dengan tingkatan pengenceran. Kemudian cawan petri yang berisi media
diinkubasi didalam incubator 37ºC selama 18-24 jam. Digunakan suhu 37ºC
karena bakteri dapat tumbuh dalam suhu tersebut, dan diinkubasi selama 24
jam karena bakteri akan tumbuh dalam rentang waktu 1 hari.
Setelah diinkubasi, timbul zona bening disekitar sumur. Zona bening
disebut juga dengan zona hambat, dimana hal tersebut ditandai dengan
adanya daerah sekitar antibiotic berwarna bening. Ini bisa terjadi karena
antimikroba akan mengakibatkan pembentukan cincin-cincin hambatan
didalam area pertumbuhan bakteri yang padat sehingga tidak ada bakteri
yang tumbuh didalam cincin tersebut. Kemapuhan suatu antimikroba dapat
dilihat dari seberapa besar zona bening yang terbentuk karena kemampuan
zat antibiotika berdifusi.
Mekanisme daya kerja antimikroba terhadap sel dapat dibedakan
menjadi beberapa kelompok, yaitu; menghambat aktivitas dinding sel,
mengganggu permeabilitas sel, merusak molekul protein dan asam nukleat,
menghambat aktivitas enzim, serta menghambat sintesis asam nukleat.
Mekanisme ampisilin adalah menghambat sintesis dinding sel dengan
mengikat satu atau lebih ikatan penisilin-protein.
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, setelah dilakukan
inkubasi terdapat zona bening di sekitar sumur. Pada percobaan ini
diperoleh nilai potensi uji sebesar 22,90 mg/l. Dimana hasil yang diperoleh
tidak ada dalam rentang pengenceran, yakni 64-156,25. Hal ini disebabkan
karena pengamatan tidak teliti, perhitungan tidak akurat, dan sumur yang
dibuat tidak sama ukurannya karena dilakukan oleh praktikan yang berbeda.
Hasil pengamatan tiap kelompok pun berbeda-beda, hal ini disebabkan
karena perbedaan praktikan.
Berdasarkan PERMENKES RI No. 2406 tahun 2011 tentang
Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik, penggunaan antibiotik digunakan
pada pencegahan anafilaksis, pencegahan demam rematik rekuren,
pencegahan endocarditis, profilaksis pada meningitis, dan profilaksis pada
korban pemerkosaan.
VII. KESIMPULAN
 Hasil Uji Potensi yang didapat sebesar 22,90 mg/l
 Hasil yang diperoleh tidak memenuhi standar karena disebabkan oleh
beberapa faktor, seperti pengamatan tidak teliti, perhitungan tidak akurat,
dan sumur yang dibuat tidak sama ukurannya karena dilakukan oleh
praktikan yang berbeda
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Jenis dan patogenesis Mikroorganisme penyebab diare.


Djide, M.N, 2003. Mikrobiologi Farmasi, Jurusan Farmasi Unhas, Makassar.
Ditjen POM. 2001. Bacterial Chemistry and Physiology. New York
Dwidjesoputro. 1994. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek Teknik dan Prosedur
Dasar Laboratorium. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Ganiswarna, S.G, 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi 4. Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Pelczar Jr, Michael J. 1988. Dasar-dasar mikrobiologi jilid 2 terjemahan. Jakarta :
Universitas Indonesia.
PERMENKES RI No. 2406 tahun 2011 tentang Pedoman Umum Penggunaan
Antibiotik
Tjay. 1978. Mikrobiologi Tanah. Jakarta: Rineka Cipta.
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI
PERCOBAAN 7
UJI POTENSI ANTIBIOTIK

Shift/Kelompok: B/6
Anggota:
Ade Ridwan Septiawan 10060317071
Andhika Rafi 10060317072
Ryani Amelia Ibrahim 10060317074
Syahrizal Nazala 10060317075
Amia Sovitami 10060317076

Tanggal Praktikum: 18 Desember 2018


Tanggal Penyerahan: 26 Desember 2018
Asisten: Widiasari, S.Farm.

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI


PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2018 M/1440 H

Anda mungkin juga menyukai