Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“AGAMA DAN ILMU PENGETAHUAN SEBAGAI SARANA UNTUK


MENINGKATKAN KEIMANAN”

DISUSUN OLEH :

BERLIANAVIA ANGGELI

RISDAYANTI

KELAS :

REGULER I B

DOSEN PEMBIMBING :

MUHAMMAD ZAM ZAM, M.Pd.I

NILAI PARAF

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

JURUSAN FARMASI

TAHUN AKADEMIK 2017/2018


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-
Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah pendidikan agama islam dengan
judul "Memahami Pengertian dan Fungsi Perbankan Syariah" tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan


berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampungkan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang
dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran
maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

                                                                                 Palembang, 26 September 2017

                                                                                     

  Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar
(manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya" (Al-'Alaq : 1-5).

Ayat tersebut diatas mendorong Umat Islam untuk pandai membaca, berfikir dan
berkreasi. semakin banyak membaca, semakin banyak manfaat yang diperoleh. Ilmu akan
bertambah, bahasa makin baik, dan wawasan makin luas. Bacalah alam ini. Bacalah Al Qur'an
ini. Bacalah buku-buku ilmu pengetahuan. Jadi, membaca merupakan kunci pembuka untuk
mempelajari ilmu pengetahuan.

Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan sebagaimana yang dicerminkan dalam wahyu
pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW tersebut diatas. Begitu besar perhatian
Islam terhadap ilmu pengetahuan, sehingga setiap orang Islam baik laki-laki maupun perempuan
diwajibkan untuk menuntut ilmu.

Sabda Nabi :

"Mencari ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam laki-laki dan perempuan" (HR. Ibnu
Abdil Bar).

Dimanapun ilmu berada, Islam memerintahkan untuk mencarinya.

Sabda Nabi:

"Carilah ilmu meskipun di negeri Cina" (HR Ibnu 'Adi dan Baihaqi).

Menuntut ilmu dalam Islam tidak berhenti pada batas usia tertentu, melainkan
dilaksanakan seumur hidup. tegasya dalam hal menuntut ilmu tidak ada istilah "sudah tua".
Selama hayat masih dikandung badan, manusia wajib menuntut ilmu.
Hanya caranya saja hendaklah disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan masing-
masing. Perintah menuntut ilmu sepanjang masa ini diterangkan dalam Hadits Nabi SAW.

"Carilah ilmu sejak buaian sampai ke liang lahad".

Dengan memiliki ilmu, seseorang menjadi lebih tinggi derajatnya dibanding dengan yang
tidak berilmu. Atau dengan kata lain, kedudukan mulia tidak akan dicapai kecuali dengan ilmu.

Firman Allah SWT :

"Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat" (Al Mujadilah : 11)

Dan firman Allah SWT :

"Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak


mengetahui" (Az-Zumar : 9).

Sementara itu, penghormatan terhadap penuntut ilmu dijelaskan pula dalam beberapa
Hadits Nabi SAW.

diantaranya :

"Tidaklah suatu kaum berkumpul disalah satu rumah Allah, sambil membaca al Qur'an
dan mempelajarinya kecuali mereka dinaungi oleh para malaikat, mereka diberikan ketenangan,
disirami rahmat dan selalu diingat Allah".

"Sesungguhnya, malaikat akan meletakkan sayapnya (menaungi) pada pencari ilmu


karena senang apa yang sedang dituntutnya".

Menurut hadits tersebut diatas, tempat-tempat majelis ilmu itu dinaungi malaikat,
diberikan ketenangan (sakinah), disirami rahmat dan dikenang Allah di singgasana-Nya.
Begitulah penghormatan yang diberikan kepada orang-orang yang menuntut ilmu pengetahuan
itu.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Jelaskan makna ilmu pengetahuan memperkuat dan meningkatkan keimanan ?

2. Jelaskan makna agama memperkuat dan meningkatkan keimanan ?

3. Sebutkan sumber-sumber ilmu pengetahuan dalam islam ?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN MAKALAH

Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas agama Islam dan menjawab
pertanyaan yang ada pada rumusan masalah.

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan penyusun dan
pembaca tentang agama dan ilmu pengetahuan sebagai sarana untuk meningkatkan keimanan.
BAB 2

PEMBAHASAN

AGAMA DAN ILMU PENGETAHUAN SEBAGAI SARANA UNTUK


MENINGKATKAN KEIMANAN

A. Ilmu Pengetahuan Memperkuat dan Meningkatkan Keimanan

llmu pengetahuan dapat memperluas cakrawala dan memperkaya bahan pertimbangan


dalam segala sikap dan tindakan. Keluasan wawawasan, pandangan serta kekayaan informasi
akan membuat seseorang lebih cenderung kepada obyektivitas, kebenaran dan realita. Ilmu yang
benar dapat dijadikan sarana untuk mendekatkan kebenaran dalam berbagai bentuk. Tentunya
bagi seorang muslim, dibalik wajah-wajah kebenaran itu tersirat kebenaran yang mutlak adalah
Allah SWT. Dengan kata lain, ilmu yang benar mendorong seseorang beriman kepada Allah
SWT. Bahkan lebih dari itu, ilmu yang benar dapat pula memperkuat dan meningkatkan
keimanan seseorang. Ilmu dapat memperkuat iman, dan iman melahirkan kepatuhan dan
tawadhu' kepada Allah SWT.

Firman Allah SWT :

"Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu meyakini Al Qur'an itulah yang hak
(petunjuk yang benar) dari Tuhanmu, lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepada-Nya"
(al Hajj : 54).

Dari salah satu hadits nabi yang diriwayatkan oleh Abu Daud :

"Dari Abu Darda' berkata, saya mendengar Rasulallah SAW bersabda : “Kelebihan
seseorang alim dari seseorang 'abid (banyak ibadah) seperti kelebihan bulan pada bintang-
bintang".

Menurut hadits ini orang yang berilmu melebihi dari orang yang banyak ibadah laksana
bulan melebihi bintang-bintang. Ilmu manfaatnya tidak terbatas, bukan hanya bagi pemiliknya.
Tapi ia membias ke orang lain yang mendengarkannya atau yang membaca karya tulisnya.
Sedangkan ibadah manfaatnya terbatas hada pada sipelakunya.
Ilmu atasar dan pengaruhnya tetap abadi dan lestari selama masih ada orang yang
memanfaatkannya, meskipun sudah beberapa ribu tahun. Tetapi orang yang melakukan shalat,
puasa, zakat, haji, bertasbih, bertakbir dll tetap diberi pahala oleh Allah SWT, akan tetapi semua
ini segera berakhir dengan berakhirnya pelaksanaan dan kegiatan.

Sabda Nabi :

"Jika manusia meninggal dunia, semua amalnya terputus kecuali tiga : sedekah jariah,
ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang selalu mendo'akan kedua orang tuanya" (HR.
Muslim).

Marilah kita perhatikan intisari ajaran Al-Qur’an tentang sains dan teknologi :

Pertama, Allah menciptakan alam semesta dengan haqq (benar) kemudian mengaturnya dengan
hukum-hukum yang pasti (Al-A`raf 54, An-Nahl 3, Shad 27).

Kedua, manusia diperintahkan Allah untuk meneliti dan memahami hukum-hukum Allah di alam
semesta (Ali Imran 190-191, Yunus 101, Al-Jatsiyah 13).

Ketiga, dalam memanfaatkan hukum-hukum Allah di alam semesta yang melahirkan ilmu
pengetahuan dan teknologi, manusia harus berwawasan lingkungan dan dilarang untuk merusak
atau membuat pencemaran (Al-Qasas 77, Ar-Rum 41).

Dalam pengembangan ilmu pengetahuan, kita harus memiliki sikap-sikap intelektual


yang diperintahkan Allah dalam Al-Qur’an.

Pertama, kritis terhadap permasalahan yang dihadapi, sebagaimana tercantum dalam Surat Al-
Isra’ ayat 36: “Dan janganlah engkau ikuti sesuatu yang tiada padamu pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan isi hati, semua itu akan diminta
pertanggungjawabannya”.

Kedua, bersedia menerima kebenaran dari mana pun datangnya, sebagaimana tercantum dalam
Surat Az-Zumar ayat 18: “Maka gembirakanlah hamba-hamba-Ku yang menginventarisasi
pendapat-pendapat, lalu mengikuti yang terbaik. Mereka itulah yang memperoleh petunjuk Allah
dan mereka itulah kaum intelektual”.
Ketiga, menggunakan daya nazhar (nalar) semaksimal mungkin, sebagaimana tercantum dalam
Surat Yunus ayat 101 : “Katakan: nalarilah apa yang ada di langit dan di bumi. Dan tidaklah
berguna segala ayat dan peringatan itu bagi kaum yang tidak percaya”.

Menurut Surat Ali Imran 191-194, seorang ilmuwan atau intelektual Muslim harus
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

1. Senantiasa dalam kondisi zikir, memelihara komitmen kepada ajaran Allah.

2. Mengembangkan daya fikir dalam menalari ciptaan Allah.

3. Memanfaatkan potensi dan kesempatan yang disediakan Allah.

4. Menjauhi perilaku menyimpang dari ajaran Allah.

5. Siap membela kebenaran dan keadilan serta memberantas kezaliman.

6. Teguh beriman kepada Allah dan Rasul dalam sikap dan perilaku.

7. Menyadari kekhilafan dan berusaha meningkatkan kemampuan diri.

8. Ikhlas berkorban mempersembahkan bakti hanya kepada Allah.

9. Berwawasan masa depan untuk kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Terdapat tiga alasan pokok, mengapa kita perlu menguasai iptek, yaitu :

1. Ilmu pengetahuan yg berasal dari dunia Islam sudah diboyong oleh negara-negara barat. Ini
fakta, tidak bisa dipungkiri.

2. Negara-negara barat berupaya mencegah terjadinya pengembangan IPTEK di negara-negara


Islam. Ini fakta yang tak dapat dipungkiri.

3. Adanya upaya-upaya untuk melemahkan umat Islam dari memikirkan kemajuan IPTEK-nya,
misalnya umat Islam disodori persoalan-persoalan klasik agar umat Islam sibuk sendiri, ramai
sendiri dan akhirnya bertengkar sendiri.
B. Agama Memperkuat dan Meningkatkan Keimanan

Agama adalah pedoman hidup dan menjadi tolok ukur yang mengatur tingkah laku
penganutnya dalam kehidupan sehari-hari. Baik atau tidaknya tindakan seseorang tergantung
pada seberapa taat dan seberapa dalam penghayatan terhadap agama yang diyakini. Agama
berperan sangat penting dalam mengatur kehidupan manusia dan mengarahkannya kepada
kebaikan bersama. serta kepatuhan agama menentukan tingkatan keimanan seseorang.
Dalam proses kehidupan yang dijalani manusia, agama sangat mendukung untuk tindakan
kebaikan. Artinya, agama tidak hanya memberikan nilai-nilai yang bersifat moralitas, namun
juga menjadikannya sebagai fondasi keyakinan. Agama mensyarakatkan moralitas sebagai
bagian iman secara keseluruhan. Tak ayal, moralitas yang ditekankan agama bersifat mengikat
kepada setiap penganutnya.
Sebagai umat beragama artinya kita harus menaati perintah dan larangan dalam agama dari
Allah swt yaitu salah satunya menjalankan sholat lima waktu, seseorang yang menjalankan
sholat lima waktu yang rutin dengan seseorang yang tidak menjalnkan sholat itu memiliki
perbedaan tingkat keimanan, seseorang yang menaati dan menjalankan semua perintah Allah
menjalankan sholat , berpuasa, mengaji itu memiliki tingkat keimanan yangl lebih tinggi
disbanding yang tidak pernah melakukan perintah allah , dengan kita terus menjalankan perintah
allah maka kita juga terus meningkatkan keimanan kita jadi agama itu sangat berperan penting
dalam meningkatkaan keimanan. Orang yang jauh dari agama artinya orang tersebut minim
iman. Dalam agama adapun dengan memperhatikan ayat-ayat Allah yang kauniyyah, bersungguh
sungguh dalam beramal shaleh, baik dengan hati, lisan , serta berdakwah dijalan Allah
merupakan cara untuk menigkatkan keimanan seseorang. Jadi keimanan seseorang diukur juga
dari ketaatan orang tersebut kepada agama.
Agama memberi kekuatan dalam menanggung penderitaan hidup. Agama menghidupkan
kekuatan dalam diri manusia untuk mampu menghadapi bebagai penderitaan hidup dan berperan
sebagai benteng kokoh yang melindunginya dari serangan keputusasaan dan hilangnya harapan.
Berkat keimanan yang kuat dan keyakinan bahwa Allah pasti memberi pertolongan, setiap
masalah yang muncul dan setiap jalan buntu yang ditemui dalam kehidupannya dapat dipecahkan
dan diatasi. Alhasil, ia akan mampu menghindar dari rongrongan keputusasaan dan kesia-siaan.
C. Sumber – Sumber Ilmu Pengetahuan Dalam Islam

Setelah kita mengetahui betapa tinggi perhatian Islam terhadap ilmu pengetahuan dan
betapa Allah SWT mewajibkan kepada kaum muslimin untuk belajar dan terus belajar, maka
Islampun telah mengatur dan menggariskan kepada ummatnya agar mereka menjadi ummat yang
terbaik (dalam ilmu pengetahuan dan dalam segala hal) dan agar mereka tidak salah dan tersesat,
dengan memberikan bingkai sumber pengetahuan berdasarkan urutan kebenarannya sebagai
berikut:

1. Al-Qur’an dan Sunnah :

Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya untuk menjadikan al-Qur’an dan Sunnah
sebagai sumber pertama ilmu pengetahuan. Hal ini dikarenakan keduanya adalah langsung dari
sisi Allah SWT dan dalam pengawasannya, sehingga terjaga dari kesalahan, dan terbebas dari
segala vested interest apapun, karena ia diturunkan dari Yang Maha Berilmu dan Yang Maha
Adil. Sehingga tentang kewajiban mengambil ilmu dari keduanya, disampaikan Allah SWT
melalui berbagai perintah untuk memikirkan ayat-ayat-Nya (QS 12/1-3) dan menjadikan Nabi
SAW sebagai pemimpin dalam segala hal (QS 33/21).

2. Alam semesta :

Allah SWT telah memerintahkan manusia untuk memikirkan alam semesta (QS 3/190-
192) dan mengambil berbagai hukum serta manfaat darinya, diantara ayat2 yang telah dibuktikan
oleh pengetahuan modern seperti :

a) Ayat tentang asal mula alam semesta dari kabut/nebula (QS 41/11).

b) Ayat tentang urutan penciptaan (QS 79/28-30): Kegelapan (nebula dari kumpulan H dan He
yang bergerak pelan), adanya sumber cahaya akibat medan magnetik yang menghasilkan panas
radiasi termonuklir (bintang dan matahari) pembakaran atom H menjadi He lalu menjadi C lalu
menjadi O baru terbentuknya benda padat dan logam seperti planet (bumi) panas turun
menimbulkan kondensasi baru membentuk air baru mengakibatkan adanya kehidupan
(tumbuhan).
c) Ayat bahwa bintang2 merupakan sumber panas yang tinggi (QS 86/3), matahari sebagai
contoh tingkat panasnya mencapai 6000 derajat C.

d Ayat tentang teori ekspansi kosmos (QS 51/47).

e) Ayat bahwa planet berada pada sistem tata surya terdekat (sama ad-dunya) (QS 37/6).

f) Ayat yang membedakan antara planet sebagai pemantul cahaya (nur/kaukab) dengan matahari
sebagai sumber cahaya (siraj) (QS 71/16).

g) Ayat tentang gaya tarik antar planet (QS 55/7).

h) Ayat tentang revolusi bumi mengedari matahari (QS 27/88).

i) Ayat bahwa matahari dan bulan memiliki waktu orbit yang berbeda2 (QS 55/5) dan garis edar
sendiri2 yang tetap (QS 36/40).

j) Ayat bahwa bumi ini bulat (kawwara-yukawwiru) dan melakukan rotasi (QS 39/5).

k) Ayat tentang tekanan udara rendah di angkasa (QS 6/125).

l) Ayat tentang akan sampainya manusia (astronaut) ke ruang angkasa (ini bedakan dengan lau)
dengan ilmu pengetahuan (sulthan) (QS 55/33).

m) Ayat tentang jenis-jenis awan, proses penciptaan hujan es dan salju (QS 24/43).

n) Ayat tentang bahwa awal kehidupan dari air (QS 21/30).

o) Ayat bahwa angin sebagai mediasi dalam proses penyerbukan (pollen) tumbuhan (QS 15/22).

p) Ayat bahwa pada tumbuhan terdapat pasangan bunga jantan (etamine) dan bunga betina
(ovules) yang menghasilkan perkawinan (QS 13/3).

q) Ayat tentang proses terjadinya air susu yang bermula dari makanan (farts) lalu diserap oleh
darah (dam) lalu ke kelenjar air susu (QS 16/66), perlu dicatat bahwa peredaran darah baru
ditemukan oleh Harvey 10 abad setelah wafatnya nabi Muhammad SAW.

r) Ayat tentang penciptaan manusia dari air mani yang merupakan campuran (QS 76/2), mani
merupakan campuran dari 4 kelenjar, testicules (membuat spermatozoid), vesicules seminates
(membuat cairan yang bersama mani), prostrate (pemberi warna dan bau), Cooper & Mary
(pemberi cairan yang melekat dan lendir).

s) Ayat bahwa zyangote dikokohkan tempatnya dalam rahim (QS 22/5), dengan tumbuhnya villis
yang seperti akar yang menempel pada rahim.

t) Ayat tentang proses penciptaan manusia melalui mani (nuthfah) zygote yang melekat (‘alaqah)
segumpal daging/embryo (mudhghah) dibungkus oleh tulang dalam misenhyme (‘izhama) tulang
tersebut dibalutoleh otot dan daging (lahma) (QS 23/14).

3. Diri manusia :

Allah SWT memerintahkan agar manusia memperhatikan tentang proses penciptaannya,


baik secara fisiologis/fisik (QS 86/5) maupun psikologis/jiwa manusia tersebut (QS 91/7-10).

4. Sejarah :

Allah SWT memerintahkan manusia agar melihat kebenaran wahyu-Nya melalui lembar
sejarah (QS 12/111). Jika manusia masih ragu akan kebenaran wahyu-Nya dan akan datangnya
hari pembalasan, maka perhatikanlah kaum Nuh, Hud, Shalih, Fir’aun,dan sebagainya, yang
kesemuanya keberadaannya dibenarkan dalam sejarah hingga saat ini.

Bila diteliti bahwa ayat pertama turun adalah (Iqra’, artinya baca) QS. 96, Al ‘Alaq 1-5.
Membaca dan menulis, adalah “jendela ilmu pengetahuan”. Dijelaskan, dengan membaca dan
menulis akan mendapatkan ilmu pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahui (‘allamal-insana
maa lam ya’lam). Ilham dan ilmu belum berakhir. Wahyu Allah berfungsi sebagai sinyal dan
dorongan kepada manusia untuk mendalami pemahaman sehingga mampu membaca setiap
perubahan zaman dan pergantian masa.

Adapun keistimewaan ilmu, menurut wahyu Allah, antara lain :

1. Yang mengetahui pengertian ayat-ayat mutasyabihat hanyalah Allah dan orang-orang yang
dalam ilmunya (QS.2:7)

2. Orang berilmu mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah (QS.3:18)

3. Di atas orang berilmu, masih ada lagi yang Maha Tahu (QS.12:76)
4. Bertanyalah kepada ahli ilmu kalau kamu tidak tahu, (QS.16:43, dan 21:7)

5. Jangan engkau turuti apa-apa yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu (QS.17:36)

6. Kamu hanya mempunyai ilmu tentang ruh sedikit sekali (QS.17:85)

7. Memohonlah kepada Allah supaya ilmu bertambah (QS.20:114)

8. Ilmu mereka (orang yang menolak ajaran agama) tidak sampai tentang akhirat (QS.27:66)

9. Hanyalah orang-orang berilmu yang bisa mengerti (QS.29:43)

10. Yang takut kepada Tuhan hanyalah orang-orang berilmu (QS.35:28)

11. Tuhan meninggikan orang-orang beriman dan orang-orang berilmu beberapa tingkatan
(QS.58:11)

12. Tuhan mengajarkan dengan pena (tulis baca) dan mengajarkan kepada manusia ilmu yang
belum diketahuinya (QS.96:4-5)

Keutamaan orang-orang yang berilmu dan beriman sekaligus, diungkapkan Allah dalam
ayat-ayat berikut :

“Katakanlah: ‘Adakah sama orang-orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu ?’
BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran agama sebagai sarana untuk
meningkatkan keimanan adalah pedoman hidup dan menjadi tolok ukur yang mengatur tingkah
laku penganutnya dalam kehidupan sehari-hari. Baik atau tidaknya tindakan seseorang
tergantung pada seberapa taat dan seberapa dalam penghayatan terhadap agama yang diyakini.
Agama berperan sangat penting dalam mengatur kehidupan manusia dan mengarahkannya
kepada kebaikan bersama. serta kepatuhan agama menentukan tingkatan keimanan seseorang.

Adapun peran ilmu pengetahuan sebagai sarana untuk meningkatkan keimanan adalah
dapat memperluas cakrawala dan memperkaya bahan pertimbangan dalam segala sikap dan
tindakan. Keluasan wawawasan, pandangan serta kekayaan informasi akan membuat seseorang
lebih cenderung kepada obyektivitas, kebenaran dan realita. Ilmu yang benar dapat dijadikan
sarana untuk mendekatkan kebenaran dalam berbagai bentuk. Tentunya bagi seorang muslim,
dibalik wajah-wajah kebenaran itu tersirat kebenaran yang mutlak adalah Allah SWT. Dengan
kata lain, ilmu yang benar mendorong seseorang beriman kepada Allah SWT. Bahkan lebih dari
itu, ilmu yang benar dapat pula memperkuat dan meningkatkan keimanan seseorang. Ilmu dapat
memperkuat iman, dan iman melahirkan kepatuhan dan tawadhu' kepada Allah SWT.

B. SARAN
 Sebagai umat Islam kita harus selalu menggali ilmu pengetahuan yang berguna bagi umat
manusia dalam meningkatkan keimanan.
 Dapat mengaplikasikan ilmu yang di peroleh untuk kepentingan dan kemaslahatan umat
manusia.
 Menjadikan agama sebagai pegangan hidup karena merupakan sumber ilmu yang paling
utama.
DAFTAR PUSTAKA

Ravertz, Jerome R. 2007. Filsafat Ilmu: Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasan.

The Liang Gie. 1998. Lintasan Sejarah Ilmu. Yogyakarta: PUBIB.

http://aaotid.blogspot.co.id/2014/01/motivasi-islam-dalam-mengembangkan-ilmu.html

http://mozaik.inilah.com/read/detail/2211107/inilah-9-cara-meningkatkan-kekuatan-iman

Anda mungkin juga menyukai