Kiswaluyo, Ayu Dhita, Rieza Adhanti, Sisca Hermawati, Chusnul Chotimah, Dika Fitria W.
Bagian Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Jember
ABSTRACT
Drugs and health storage are components of public health services included dental health service in
public health center and hospital. Public health center consider root canal treatment and medicament that used for
that treatment. The objective of this study was to know treatment of pulp gangrene in four public health centers and
a hospital. This study was descriptive observational with cross sectional method. Population of this study was patients
who diagnosed pulp gangrene in four public health center and a hospital on Juli to Agustus 2013. This study used
probability sampling for taking samples in population continued simple random sampling. The result showed the
treatments of pulp gangrene were medication, extraction, and sterilization. Treatment in public health center
focused in preventive treatment.
Korespondensi (Coresspondence): Bagian Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
Jember. Jl. Kalimantan 37 Jember. Email: kiswaluyo@yahoo.co.id
47
Stomatognatic (J. K. G Unej) Vol. 11 No.2 2014: 47-51
35 ekstraksi
cresophene
30
chkm
25 TKF
20 eugenol
pulperil
15 medikasi
10 tumpat
konsul
5
kontrol
0 scalling
Gangren radik Hiperemi pulpa Gangren pulpa Lain‐lain insersi
bedah
Tabel 2. Tiga Penyakit Terbesar di Puskesmas Sumbersari, Wuluhan, Pakusari, dan Mayang serta
Penatalaksanaannya
No Diagnosa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Σ
1 Persistensi 300 3 303
2 Gangren pulpa 16 9 43 38 14 5 102 45 13 2 287
3 Gangren radik 34 1 16 7 1 59
4 Lain-lain 37 6 35 182 45 19 7 41 372
Jumlah 1021
Keterangan:
1: ekstraksi 2: cresophen 3: chkm 4: TKF 5: eugenol 6: pulperil
7: medikasi 8: tumpat 9: konsul 10: kontrol 11: scalling
48
Penatalaksanaan Penyakit Gangren Pulpa di RS… (KIswaluyo dkk)
350 ekstraksi
CRES
300 chkm
250 TKF
eugenol
200
pulperil
150 medikasi
100 tumpat
konsul
50 kontrol
0 scalling
Gambar 2. Grafik Batang Tiga Penyakit Terbesar di Puskesmas Sumbersari, Wuluhan, Pakusari, dan
Mayang serta Penatalaksanaannya
(Lain-lain: abses, hiperemi pulpa, gingivitis marginalis kronis, periodontitis kronis, periodontitis marginalis kronis, fraktur,
post suturing, post PSA, resobsi fisiologis, radang palatum, impaksi, suspect ameloblastoma, resesi gingiva,
periodontitis, mahkota pasak goyang, pulpa polip, ulcus decubitus, ekstrusi, avulsi, gigi konus, iritasi pulpa, gingival
polip, mukokel, full edentulous, post tumpat amalgam, pulpitis, pericoronitis)
49
Stomatognatic (J. K. G Unej) Vol. 11 No.2 2014: 47-51
5. Pemeriksaan foto rontgen, terlihat suatu itu diberikan obat sterilisasi saluran akar yaitu
karies yang besar dan dalam, dan tkf dan di tumpat sementara tanpa diberikan
terlihat juga rongga pulpa yang telah medikasi oral. Satu minggu kemudian atau
terbuka dan jaringan periodontium kunjungan kedua, tumpatan sementara di
memperlihatkan penebalan. lepas dan obat sterilisasi diganti dengan
chkm. Satu minggu setelah kunjungan kedua
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dan pasien tidak ada keluhan tumpatan
penatalaksanaan pasien dengan kasus sementara masih baik, maka dilakukan
gangren pulpa di RSUD dan Puskesmas pengisian saluran akar dengan
didapatkan bahwa perawatan medikasi menggunakan bahan calxyl dan diberi basis
menempati urutan pertama dengan jumlah zink fosfat. Bahan yang lebih sering digunakan
103, chkm sebanyak 49, Tkf sebanyak 43, di RSUD Bondowoso adalah chkm dan tkf,
ekstraksi sebanyak 18, eugenol sebanyak 17, sedangakan bahan yang paling jarang
cresophen sebanyak 10 dan pulperyl dipakai adalah cresophen. Hal ini
sebanyak 5. Perawatan medikasi merupakan dikarenakan harga dari bahan sterilisasi
perawatan terbanyak karena pasien sudah tersebut lebih murah dibandingkan
datang dalam keadaan keadaan sakit dan cresophen. Apabila pasien ,bdatang dengan
pasien cenderung takut apabila dilakukan kondisi pulpa sudah terbuka dan dalam
perawatan dengan dilakukan open bur. keadaan sakit maka di beri eugenol dan
Selain itu, hal ini sesuai dengan Pedoman ditumpat sementara serta diberikan medikasi
Perawatan di Puskesmas tahun 2007 untuk oral. Medikasi oral yang biasanya diberikan
gangren pulpa, terapi yang dilakukan yaitu : adalah amoksisilin dan asam mefenamat.
1. Bila tidak ada tenaga kesehatan gigi, Alasan pemilihan amoksisilin adalah efek
gigi dibersihkan dengan semprot air, lalu samping yang dimiliki lebih kecil dan memiliki
dikeringkan dengan kapas. spektrum luas. Sedangkan untuk anti nyerinya
2. Bila sudah ada radang periapikal dipilih asam mefenamat karena harga lebih
berikan antibiotik Amoksisilin 500 mg 3x terjangkau dan dijual bebas.
sehari selama 5 hari, bila terjadi alergi Di empat Puskesmas yang diteliti,
amoksisilin gunakan antibiotik pilihan penatalaksanaan pasien dengan diagnosa
3. Kedua, eritromisin atau kotrimoksazol. gangren pulpa tidak jauh berbeda dengan
Pada kasus yang berat : penisilin prokain RSUD Bondowoso. Di empat Puskesmas
600.000 IU/hari selama 3 hari. Kalau perlu tersebut juga menggunakan bahan sterilisasi
diberi parasetamol 500 mg 3x sehari tkf dan chkm. Tetapi di salah satu puskesmas
4. Sesudah peradangan reda, gigi dicabut selain menggunakan bahan tersebut, juga
atau pasien dirujuk ke rumah sakit untuk menggunakan bahan sterlisasi pulperyl dan
perawatan syaraf. cresophen. Pemilihan bahan sterilisasi pulperyl
Selain medikasi intra pulpa, pasien dikarenakan memiliki efek relief of pain dan
gangren pulpa juga diberi medikasi antibiotik dapat digunakan sebagai antiseptik karena
per oral sebagai suatu perawatan tambahan mengandung lidocain dan fenol, sedangkan
infeksi periapikal akut atau jika terdapat cresophen memiliki efek antibakteri paling
infeksi periodontal. Antibiotik yang paling kuat karena mengandung fenol dan tymol
efektif untuk digunakan pada endodontik yang berfungsi sebagai bahan anti radang
darurat adalah Penicilin. Contohnya adalah dan antiseptik. Tetapi, bahan pulpery dan
Amoksisilin. Cara kerjanya adalah cresphone jarang dipakai karena harganya
menghambat sintesis dinding sel pada waktu lebih mahal dibandingakan tkf dan chkm.
perkembangbiakan mikroorganisme. Alasan lain pemakaian tkf dan chkm lebih
Kekuatan mikrobialnya adalah bakterisidal. sering dipuskesmas dikarenakan bahan
Penicilin efektif terhadap kokus gram positif sterilisasi yang didapat dari Gudang Farmasi
dan banyak anaerob yang terlibat dalam Kabupaten (GFK) hanya tkf dan chkm.
infeksi endodontik. Medikasi oral yang sering dipakai
Berdasarkan penatalaksanaan untuk pengobatan pasien gangren pulpa
perawatan gangren pulpa menurut teori adalah amoksisilin dan asam mefenamat.
terdapat perbedaan perawatan yang Tetapi, kadang-kadang juga diberikan
dilakukan di RSUD Bondowoso dan Puskesmas tetrasiklin, ciprofloksasin, dexamethasone,
Sumbersari, Wuluhan, Pakusari,dan Mayang antalgin, ibuprofen dan parasetamol.
dikarenakan beberapa alasan di antaranya Penggunaan tetrasiklin sudah tidak di
yaitu pengobatannya yang sesuai dengan anjurkan lagi karena pada ibu hamil dapat
keinginan pasien, ketersediaan sarana dan menyebabkan kelainan perkembangan gigi
prasarana poli gigi yang terbatas dan juga pada janin sedangkan pada masa
keahlian dokter gigi serta kemampuan pasien pertumbuhan gigi anak dapat menyebabkan
dalam membayar biaya perawatan. perubahan warna gigi. Tetapi, di puskesmas
Penatalaksaan gangren pulpa di tertentu masih menggunakan tetrasiklin
RSUD Bondowoso pada saat pasien pertama karena mekanisme dari tetra siklin yang
kali datang dilakukan anamnesa dan menghambat sintesa protein sehingga kuman
pemeriksaan subjektif dan objektif. Setelah tidak dapat berkembang dan dapat
dilakukan pemeriksaan, gigi yang di diagnosa menyebabkan kuman tersebut musnah.4, 5, 6
gangren pulpa dilakukan open bur untuk Pemilihan obat parasetamol pada
membuka dan membersihkan kavitas. Setelah beberapa puskesmas dikarenakan memiliki
50
Penatalaksanaan Penyakit Gangren Pulpa di RS… (KIswaluyo dkk)
spektrum yang luas, harganya murah dan pada gangren pulpa yang akut dan sterilisasi
lebih aman bila di gunakan untuk ibu hamil, saluran akar gigi kemudian dirujuk ke rumah
ibu menyusui dan anak-anak karena efek sakit. Pasien dengan kasus gangren pulpa
samping yang dimiliki lebih kecil. Sedangkan juga mendapatkan penatalaksanaan yang
pemakaian ibuprofen di ajurkan karena harga sama seperti di puskesmas tetapi
yang relatif lebih murah, memiliki spektrum perbedaannya adalah di rumah sakit pasien
luas dan lebih aman bila digunakan untuk bisa mendapatkan perawatan yang lebih
anak-anak karena efek sampingnya lebih jauh lagi dan lebih baik lagi dengan sarana
kecil.6 yang lebih memadai.
Pemilihan obat antibiotik
ciprofloxaxin di dasarkan atas mekanisme DAFTAR PUSTAKA
kerja dari obat tersebut yang memiliki
spektrum luas aktif terhadap gram positif dan 1. Departemen Kesehatan RI. 2007.
gram negatif bakteri sehingga apabila ada Pedoman Pengobatan Dasar di
gangren pulpa baik dikarenakan gram positif Puskesmas
maupun gram negatif, obat ini dapat bekerja
dengan baik. Obat antalgin sebagai 2. Baum, Lloyd. 1997. Buku Ajar Ilmu
analgetik juga sering diberikan di puskesmas Konservasi Gigi / Baum Philips Lund; alih
dikarenakan harganya murah dan sebagai bahasa, Rasinta Tarigan; editor, Lilian
alternatif lain pemberian obat pengurang Yuwono. - Ed. 3. Jakarta: EGC.
rasa sakit. Sedangkan untuk obat
dexamethasone sering diberikan pada kasus- 3. Tarigan, Rasinta, drg. 1994. Perawatan
kasus keradangan yang cukup parah karena Pulpa Gigi. Jakarta: Widya Medika
obat ini merupakan obat anti inflamasi dan
anti alergi yang sangat kuat.6 4. Kidd, Edwina A.M dan Bechal. 1987.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Dasar-Dasar Karies, Penyakit dan
penatalaksanaan pada kasus gangren pulpa Penanggulangannya. Terjemahan oleh:
meliputi medikasi, ekstraksi, pemberian obat Narlan S dan Safrida F. 1991. Jakarta:
sterilisasi. Obat medikasi yang sering diberikan EGC.
oleh rumah sakit dan puskesmas umumnya
amoxicilin dan asam mefenamat. Obat 5. Grossman L, Oliet S dan Rio. 1995. Ilmu
sterilisasi yang paling sering digunakan baik di Endodontik dalam Praktek. Jakarta:
rumah sakit maupun di puskesmas adalah EGC.
chkm dan tkf.
Penatalaksanaan gangren pulpa di 6. Ganiswan, Sulistia. 1995. Farmakologi
puskesmas lebih menitikberatkan pada dan Terapi. Jakarta: Fakultas Kedokteran
tindakan preventif atau pencegahan saja, Universitas Indonesia.
yaitu pembersihan kavitas, pemberian obat
51