Anda di halaman 1dari 5

Penatalaksaan Penyakit Gangren Pulpa di RS Bondowoso, Puskesmas Sumbersari, Wuluhan, Pakusari,

dan Mayang Tanggal 18 Juni-29 Juli 2013

Kiswaluyo, Ayu Dhita, Rieza Adhanti, Sisca Hermawati, Chusnul Chotimah, Dika Fitria W.
Bagian Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Jember

ABSTRACT

Drugs and health storage are components of public health services included dental health service in
public health center and hospital. Public health center consider root canal treatment and medicament that used for
that treatment. The objective of this study was to know treatment of pulp gangrene in four public health centers and
a hospital. This study was descriptive observational with cross sectional method. Population of this study was patients
who diagnosed pulp gangrene in four public health center and a hospital on Juli to Agustus 2013. This study used
probability sampling for taking samples in population continued simple random sampling. The result showed the
treatments of pulp gangrene were medication, extraction, and sterilization. Treatment in public health center
focused in preventive treatment.

Keywords: public health center, hospital, pulp gangrene

Korespondensi (Coresspondence): Bagian Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
Jember. Jl. Kalimantan 37 Jember. Email: kiswaluyo@yahoo.co.id

Obat dan perbekalan kesehatan pertimbangan tertentu dalam


merupakan komponen yang tak tergantikan penggunaannya.
dalam pelayanan kesehatan. Akses terhadap Obat-obat sterilisasi saluran akar
obat terutama obat esensial merupakan yang sering digunakan antara lain eugenol,
salah satu hak asasi manusia. Dengan cresophene, trikloroformokresol atau
demikian penyediaan obat esensial cresophene cresatin formokresol (TKF),
merupakan kewajiban bagi pemerintah dan pulperil, dan chlorophenol kamfer menthol
lembaga pelayanan kesehatan baik publik (ChKm). Jenis dan golongan obat tersebut
maupun swasta.1 berbeda-beda dan memiliki indikasi dan
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) harga yang beragam.
2004 memberikan landasan, arah dan Berdasarkan fenomena diatas perlu
pedoman penyelenggaraan pembangunan untuk mengetahui penatalaksanaan penyakit
kesehatan bagi seluruh penyelenggara gangren pulpa pada keempat puskesmas
kesehatan, baik pemerintah pusat, provinsi dan satu rumah sakitdemi menyesuaikan
dan kabupaten atau kota, maupun Pedoman Teknis Pengadaan Obat Dan
masyarakat dan dunia usaha, serta pihak lain Perbekalan Kesehatan Untuk Pelayanan
yang terkait.1 Kesehatan Dasar yang sudah ada dengan
Kebijakan Obat Nasional (KONAS) mengacu kepada perincian data kebutuhan
2006 sebagai penjabaran lebih lanjut dari sesuai dengan laporan nominal kasus dan
SKN-2004, dalam pengertian luas pola perawatan dokter gigi di keempat
dimaksudkan untuk meningkatkan puskesmas dan satu rumah sakit dalam
pemerataan dan keterjangkauan obat melaksanakan pengadaan barang atau jasa
secara berkelanjutan, agar tercapai derajat bagi puskesmas dan rumah sakit sebagai
kesehatan masyarakat yang setinggi- suatu instansi pemerintah yang berkaitan
tingginya.1 langsung dengan kesehatan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang
dimaksud di atas termasuk pelayanan METODE PENELITIAN
kesehatan gigi dan mulut di balai Penelitian ini merupakan penelitian
pengobatan gigi dan mulut di rumah sakit observasional deskriptif dengan
dan puskesmas. Pada empat Puskesmas dan menggunakan metode sekat silang (cross
satu Rumah Sakit yang kami teliti, ditemukan sectional study), yaitu penelusuran sesaat,
kasus terbanyak adalah pasien dengan artinya sampel diamati hanya sesaat atau
diagnosa gangren pulpa, yaitu sebanyak 299 satu kali.Untuk memperoleh informasi tentang
kasus (25%) dari total 1197 kasus. Terdapat variabel terikat dan variabel bebas, maka
pilihan perawatan yang sangat bervariasi, pengukurannya dilakukan bersama-sama
baik dari prosedur perawatan, antara lain pada saat penelitian. Penelitian ini dilakukan
ekstraksi, medikasi, tumpat, konsul atau rujuk, di empat Puskesmas dan satu Rumah Sakit,
dan perawatan saluran akar serta pemilihan yaitu Puskesmas Mayang, Pakusari,
obat yang digunakan. Sebagian besar dokter Sumbersari, dan Wuluhan Kabupaten Jember;
gigi di Puskesmas memilih rangkaian serta Rumah Sakit Umum daerah dr. H.
perawatan saluran akar atau mumifikasi Koesnadi Bondowoso.
dengan berbagai macam variasi obat Populasi penelitian ini adalah pasien
sterilisasi saluran akar yang memiliki dengan diagnosa gangren pulpayang

47
 
Stomatognatic (J. K. G Unej) Vol. 11 No.2 2014: 47-51 
 

datang di empat Puskesmas Kabupaten menggunakan teknik simple random


Jember dan satu rumah sakit pada bulan Juli- sampling, yaitu teknik pengambilan sampel
Agustus tahun 2013. Pengambilan sampel yang dilakukan secara acak tanpa
menggunakan metode accidental sampling, memperhatikan strata yang ada pada
yaitu pengambilan sampel yang dilakukan populasi tersebut.
dengan mengambil responden yang
kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat HASIL
sesuai dengan konteks penelitian. Tabel dan gambar 1 menunjukkan
Subyek penelitian adalah pasien tiga kasus terbesar di RS Bondowoso dan
yang datang dengan diagnosa gangren penatalaksaannya. Tiga kasus tersebut
pulpa adalah pasien dewasa yang datang ke adalah gangren radik sebanyak 33 kasus,
poli gigi puskesmas atau rumah sakit dengan hiperemi pulpa sebanyak 24 kasus, dan
keluhan utama gigi berlubang sampai gangren pulpa sebanyak 21 kasus.
menembus pulpa dan oleh dokter gigi di Penatalaksaan gangren radik meliputi
diagnosa gangren pulpa dan dilakukan ekstraksi sebanyak 31, pemberian TKF
perawatan saluran akar. Sampel yang sebanyak 1, dan konsul sebanyak 1.
digunakan pada penelitian ini adalah 1197 Penatalaksaan hiperemi pulpa meliputi
orang pasien poli gigi di empat puskesmas tumpat sebanyak 18, pemberian eugenol
dan satu rumah sakit. sebanyak 5, dan medikasi sebanyak 1.
Pada penelitian kali ini kami Gangren pulpa penatalaksanaannya meliputi
menggunakan metode probability sampling pemberian chkm sebanyak 6, TKF sebanyak 5,
yaitu metode pengambilan sampel pada eugenol dan tumpat sebanyak 3, ekstraksi
populasi yang tiap anggota populasinya sebanyak 2, dan cresophen dan medikasi
memiliki peluang yang sama untuk menjadi masing-masing sebanyak 1.
anggota sampel. Kemudian untuk tekniknya

Tabel 1. Tiga Penyakit Terbesar di RS Bondowoso dan Penatalaksanaannya


No Diagnosa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Σ
1 Gangren radik 31 1 1 33
2 Hiperemi pulpa 5 1 18 24
3 Gangren pulpa 2 1 6 5 3 1 3 21
4 Lain-lain 13 22 25 24 6 4 4 98
Jumlah 186
Keterangan:
1: ekstraksi 2: cresophen 3: chkm 4: TKF 5: eugenol 6: pulperil 7:medikasi
8: tumpat 9: konsul 10: kontrol 11: scalling 12: insersi 13: bedah

35 ekstraksi
cresophene
30
chkm
25 TKF
20 eugenol
pulperil
15 medikasi
10 tumpat
konsul
5
kontrol
0 scalling
Gangren radik Hiperemi pulpa Gangren pulpa Lain‐lain insersi
bedah

Gambar 1. Grafik Batang Tiga Penyakit Terbesar di RS Bondowoso dan Penatalaksanaannya


(Lain-lain: trauma, calculus, full edentulous, kista, fraktur, post exo, abses, pra erupsi, partial edentulous, impaksi, kista,
cleft plate, pocket gingiva, SCC, vulnus, papiloma lidah, persistensi, ameloblastoma, mukokel, dislokasi mandibula,
tumor)

Tabel 2. Tiga Penyakit Terbesar di Puskesmas Sumbersari, Wuluhan, Pakusari, dan Mayang serta
Penatalaksanaannya
No Diagnosa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Σ
1 Persistensi 300 3 303
2 Gangren pulpa 16 9 43 38 14 5 102 45 13 2 287
3 Gangren radik 34 1 16 7 1 59
4 Lain-lain 37 6 35 182 45 19 7 41 372
Jumlah 1021
Keterangan:
1: ekstraksi 2: cresophen 3: chkm 4: TKF 5: eugenol 6: pulperil
7: medikasi 8: tumpat 9: konsul 10: kontrol 11: scalling

48
Penatalaksanaan Penyakit Gangren Pulpa di RS… (KIswaluyo dkk)  

350 ekstraksi
CRES
300 chkm
250 TKF
eugenol
200
pulperil
150 medikasi
100 tumpat
konsul
50 kontrol
0 scalling

Gangren radik Persistensi Gangren pulpa Lain‐lain

Gambar 2. Grafik Batang Tiga Penyakit Terbesar di Puskesmas Sumbersari, Wuluhan, Pakusari, dan
Mayang serta Penatalaksanaannya
(Lain-lain: abses, hiperemi pulpa, gingivitis marginalis kronis, periodontitis kronis, periodontitis marginalis kronis, fraktur,
post suturing, post PSA, resobsi fisiologis, radang palatum, impaksi, suspect ameloblastoma, resesi gingiva,
periodontitis, mahkota pasak goyang, pulpa polip, ulcus decubitus, ekstrusi, avulsi, gigi konus, iritasi pulpa, gingival
polip, mukokel, full edentulous, post tumpat amalgam, pulpitis, pericoronitis)

Tabel dan gambar 2 menunjukkan karena terjadi pelebaran pembuluh darah


tiga kasus terbesar di Puskesmas Sumbesari, halus di dalam pulpa. Kunjungan pasien di
Wuluhan, Pakusari, dan Mayang serta RSUD Bondowoso dengan kasus ini
penatalaksaannya. Tiga kasus tersebut merupakan terbanyak kedua. Diagnosa
adalah persistensi sebanyak 303 kasus, dilakukan dengan melakukan tes dingin (+),
gangren pulpa sebanyak 287 kasus, dan perkusi (-), druk (-). Untuk karies media dapat
gangren radik sebanyak 59 kasus. langsung ditumpat.
Penatalaksaan persistensi meliputi ekstraksi Pulpitis akut merupakan kondisi
sebanyak 300 dan medikasi sebanyak 3. inflamasi pulpa gigi yang terjadi dengan tiba-
Gangren pulpa penatalaksanaannya meliputi tiba atau dapat juga terjadi karena kondisi
medikasi 102, tumpat 45, chkm 43, TKF 38, eksaserbasi dari inflamasi kronis. Pulpitis
ekstraksi 16, eugenol 14, konsul 13, cresophen disebabkan oleh karies gigi yang berpenetrasi
9, pulperil 5, dan kontrol 2. Gangren radik melewati email dan dentin, kemudian
penatalaksanaannya meliputi ekstraksi 34, mencapai pulpa. Selain itu, pulpitis akut juga
medikasi 16, konsul 7, dan TKF serta kontrol bisa disebabkan oleh trauma, baik trauma
masing-masing 1. mekanis ataupun termal. Pulpitis akut dapat
berlanjut menjadi pulpitis kronis. Pulpitis akut
PEMBAHASAN memiliki tanda-tanda klinis berupa nyeri tajam
Di poli gigi RSUD Bondowoso, atau berdenyut dan biasanya terjadi selama
Puskesmas Mayang, Sumbersari, Wuluhan, beberapa menit (10-15 menit). Asal nyeri
Pakusari, tanggal 18 Juni- 29 Juli 2013 susah dicari bahkan nyeri dapat menyebar
didapatkan 3 besar penyakit gigi dan mulut di jauh dari pusat kerusakan. Rasa nyeri dapat
wilayah masing-masing. Di RSUD Bondowoso terjadi karena rangsang panas, dingin dan
didapatkan 20% kasus gangren radik, 14% stimulus manis.2,3
hiperemi pulpa, dan 12% gangren pulpa. Di Proses terjadinya gangren pulpa
Puskemas Sumbersari, Wuluhan, Pakusari dan diawali oleh proses karies. Karies dentin
Mayang didapatkan 30% kasus persistensi, adalah suatu penghancuran struktur gigi
28% gangren pulpa, dan 6% gangren radik. (email, dentin dan sementum) oleh aktivitas
Pada penelitian ini, lebih dititik beratkan pada sel jasad renik (mikroorganisme) dalam dental
kasus gangren pulpa karena plak. Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis
penatalaksanaan di RSUD Bondowoso, dan pemeriksaan objektif (extraoral dan
Puskesmas Sumbersari, Mayang, Wuluhan, intraoral). Berdasarkan pemeriksaan klinis,
dan Pakusari berbeda-beda. secara objektif didapatkan :
Salah satu kasus tertinggi adalah 1. Karies profunda (+)
gangren pulpa di wilayah masing-masing. 2. Pasien tidak merasakan sakit
Jumlah pasien dengan penderita gangren 3. Pemeriksaan perkusi (-), dengan
pulpa di masing-masing tempat adalah di menggunakan ujung kaca mulut yang
RSUD Bondowoso sebanyak 21 pasien yang bulat,diketuk-ketuk kedalam gigi yang
berarti 12% dari seluruh kasus, sedangkan sakit, hasilnya (-). Pasien tidak
Puskesmas Sumbersari, Wuluhan, Pakusari dan merasakan sakit.
Mayang sebanyak 287 yaitu 30% dari seluruh 4. Pemeriksaan penciuman, dengan
kasus pasien. menggunakan pinset, ambil kapas lalu
Karies berawal dari iritasi sentuhkan pada gigi yang sakit
pulpa. Hiperemi pulpa merupakan lanjutan kemudian cium kapasnya, hasilnya (+)
dari iritasi pulpa. Hiperemi pulpa adalah suatu akan tercium bau busuk dari mulut
keadaan dimana lapisan dentin mengalami pasien
kerusakan , terjadi sirkulasi darah bertambah

49
Stomatognatic (J. K. G Unej) Vol. 11 No.2 2014: 47-51 
 

5. Pemeriksaan foto rontgen, terlihat suatu itu diberikan obat sterilisasi saluran akar yaitu
karies yang besar dan dalam, dan tkf dan di tumpat sementara tanpa diberikan
terlihat juga rongga pulpa yang telah medikasi oral. Satu minggu kemudian atau
terbuka dan jaringan periodontium kunjungan kedua, tumpatan sementara di
memperlihatkan penebalan. lepas dan obat sterilisasi diganti dengan
chkm. Satu minggu setelah kunjungan kedua
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dan pasien tidak ada keluhan tumpatan
penatalaksanaan pasien dengan kasus sementara masih baik, maka dilakukan
gangren pulpa di RSUD dan Puskesmas pengisian saluran akar dengan
didapatkan bahwa perawatan medikasi menggunakan bahan calxyl dan diberi basis
menempati urutan pertama dengan jumlah zink fosfat. Bahan yang lebih sering digunakan
103, chkm sebanyak 49, Tkf sebanyak 43, di RSUD Bondowoso adalah chkm dan tkf,
ekstraksi sebanyak 18, eugenol sebanyak 17, sedangakan bahan yang paling jarang
cresophen sebanyak 10 dan pulperyl dipakai adalah cresophen. Hal ini
sebanyak 5. Perawatan medikasi merupakan dikarenakan harga dari bahan sterilisasi
perawatan terbanyak karena pasien sudah tersebut lebih murah dibandingkan
datang dalam keadaan keadaan sakit dan cresophen. Apabila pasien ,bdatang dengan
pasien cenderung takut apabila dilakukan kondisi pulpa sudah terbuka dan dalam
perawatan dengan dilakukan open bur. keadaan sakit maka di beri eugenol dan
Selain itu, hal ini sesuai dengan Pedoman ditumpat sementara serta diberikan medikasi
Perawatan di Puskesmas tahun 2007 untuk oral. Medikasi oral yang biasanya diberikan
gangren pulpa, terapi yang dilakukan yaitu : adalah amoksisilin dan asam mefenamat.
1. Bila tidak ada tenaga kesehatan gigi, Alasan pemilihan amoksisilin adalah efek
gigi dibersihkan dengan semprot air, lalu samping yang dimiliki lebih kecil dan memiliki
dikeringkan dengan kapas. spektrum luas. Sedangkan untuk anti nyerinya
2. Bila sudah ada radang periapikal dipilih asam mefenamat karena harga lebih
berikan antibiotik Amoksisilin 500 mg 3x terjangkau dan dijual bebas.
sehari selama 5 hari, bila terjadi alergi Di empat Puskesmas yang diteliti,
amoksisilin gunakan antibiotik pilihan penatalaksanaan pasien dengan diagnosa
3. Kedua, eritromisin atau kotrimoksazol. gangren pulpa tidak jauh berbeda dengan
Pada kasus yang berat : penisilin prokain RSUD Bondowoso. Di empat Puskesmas
600.000 IU/hari selama 3 hari. Kalau perlu tersebut juga menggunakan bahan sterilisasi
diberi parasetamol 500 mg 3x sehari tkf dan chkm. Tetapi di salah satu puskesmas
4. Sesudah peradangan reda, gigi dicabut selain menggunakan bahan tersebut, juga
atau pasien dirujuk ke rumah sakit untuk menggunakan bahan sterlisasi pulperyl dan
perawatan syaraf. cresophen. Pemilihan bahan sterilisasi pulperyl
Selain medikasi intra pulpa, pasien dikarenakan memiliki efek relief of pain dan
gangren pulpa juga diberi medikasi antibiotik dapat digunakan sebagai antiseptik karena
per oral sebagai suatu perawatan tambahan mengandung lidocain dan fenol, sedangkan
infeksi periapikal akut atau jika terdapat cresophen memiliki efek antibakteri paling
infeksi periodontal. Antibiotik yang paling kuat karena mengandung fenol dan tymol
efektif untuk digunakan pada endodontik yang berfungsi sebagai bahan anti radang
darurat adalah Penicilin. Contohnya adalah dan antiseptik. Tetapi, bahan pulpery dan
Amoksisilin. Cara kerjanya adalah cresphone jarang dipakai karena harganya
menghambat sintesis dinding sel pada waktu lebih mahal dibandingakan tkf dan chkm.
perkembangbiakan mikroorganisme. Alasan lain pemakaian tkf dan chkm lebih
Kekuatan mikrobialnya adalah bakterisidal. sering dipuskesmas dikarenakan bahan
Penicilin efektif terhadap kokus gram positif sterilisasi yang didapat dari Gudang Farmasi
dan banyak anaerob yang terlibat dalam Kabupaten (GFK) hanya tkf dan chkm.
infeksi endodontik. Medikasi oral yang sering dipakai
Berdasarkan penatalaksanaan untuk pengobatan pasien gangren pulpa
perawatan gangren pulpa menurut teori adalah amoksisilin dan asam mefenamat.
terdapat perbedaan perawatan yang Tetapi, kadang-kadang juga diberikan
dilakukan di RSUD Bondowoso dan Puskesmas tetrasiklin, ciprofloksasin, dexamethasone,
Sumbersari, Wuluhan, Pakusari,dan Mayang antalgin, ibuprofen dan parasetamol.
dikarenakan beberapa alasan di antaranya Penggunaan tetrasiklin sudah tidak di
yaitu pengobatannya yang sesuai dengan anjurkan lagi karena pada ibu hamil dapat
keinginan pasien, ketersediaan sarana dan menyebabkan kelainan perkembangan gigi
prasarana poli gigi yang terbatas dan juga pada janin sedangkan pada masa
keahlian dokter gigi serta kemampuan pasien pertumbuhan gigi anak dapat menyebabkan
dalam membayar biaya perawatan. perubahan warna gigi. Tetapi, di puskesmas
Penatalaksaan gangren pulpa di tertentu masih menggunakan tetrasiklin
RSUD Bondowoso pada saat pasien pertama karena mekanisme dari tetra siklin yang
kali datang dilakukan anamnesa dan menghambat sintesa protein sehingga kuman
pemeriksaan subjektif dan objektif. Setelah tidak dapat berkembang dan dapat
dilakukan pemeriksaan, gigi yang di diagnosa menyebabkan kuman tersebut musnah.4, 5, 6
gangren pulpa dilakukan open bur untuk Pemilihan obat parasetamol pada
membuka dan membersihkan kavitas. Setelah beberapa puskesmas dikarenakan memiliki

50
Penatalaksanaan Penyakit Gangren Pulpa di RS… (KIswaluyo dkk)  

spektrum yang luas, harganya murah dan pada gangren pulpa yang akut dan sterilisasi
lebih aman bila di gunakan untuk ibu hamil, saluran akar gigi kemudian dirujuk ke rumah
ibu menyusui dan anak-anak karena efek sakit. Pasien dengan kasus gangren pulpa
samping yang dimiliki lebih kecil. Sedangkan juga mendapatkan penatalaksanaan yang
pemakaian ibuprofen di ajurkan karena harga sama seperti di puskesmas tetapi
yang relatif lebih murah, memiliki spektrum perbedaannya adalah di rumah sakit pasien
luas dan lebih aman bila digunakan untuk bisa mendapatkan perawatan yang lebih
anak-anak karena efek sampingnya lebih jauh lagi dan lebih baik lagi dengan sarana
kecil.6 yang lebih memadai.
Pemilihan obat antibiotik
ciprofloxaxin di dasarkan atas mekanisme DAFTAR PUSTAKA
kerja dari obat tersebut yang memiliki
spektrum luas aktif terhadap gram positif dan 1. Departemen Kesehatan RI. 2007.
gram negatif bakteri sehingga apabila ada Pedoman Pengobatan Dasar di
gangren pulpa baik dikarenakan gram positif Puskesmas
maupun gram negatif, obat ini dapat bekerja
dengan baik. Obat antalgin sebagai 2. Baum, Lloyd. 1997. Buku Ajar Ilmu
analgetik juga sering diberikan di puskesmas Konservasi Gigi / Baum Philips Lund; alih
dikarenakan harganya murah dan sebagai bahasa, Rasinta Tarigan; editor, Lilian
alternatif lain pemberian obat pengurang Yuwono. - Ed. 3. Jakarta: EGC.
rasa sakit. Sedangkan untuk obat
dexamethasone sering diberikan pada kasus- 3. Tarigan, Rasinta, drg. 1994. Perawatan
kasus keradangan yang cukup parah karena Pulpa Gigi. Jakarta: Widya Medika
obat ini merupakan obat anti inflamasi dan
anti alergi yang sangat kuat.6 4. Kidd, Edwina A.M dan Bechal. 1987.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Dasar-Dasar Karies, Penyakit dan
penatalaksanaan pada kasus gangren pulpa Penanggulangannya. Terjemahan oleh:
meliputi medikasi, ekstraksi, pemberian obat Narlan S dan Safrida F. 1991. Jakarta:
sterilisasi. Obat medikasi yang sering diberikan EGC.
oleh rumah sakit dan puskesmas umumnya
amoxicilin dan asam mefenamat. Obat 5. Grossman L, Oliet S dan Rio. 1995. Ilmu
sterilisasi yang paling sering digunakan baik di Endodontik dalam Praktek. Jakarta:
rumah sakit maupun di puskesmas adalah EGC.
chkm dan tkf.
Penatalaksanaan gangren pulpa di 6. Ganiswan, Sulistia. 1995. Farmakologi
puskesmas lebih menitikberatkan pada dan Terapi. Jakarta: Fakultas Kedokteran
tindakan preventif atau pencegahan saja, Universitas Indonesia.
yaitu pembersihan kavitas, pemberian obat

51

Anda mungkin juga menyukai