Hukum Perusahaan
Hukum Perusahaan
PERUSAHAAN BUMN
MAKALAH
Oleh :
010117015
Dosen :
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca makalah ini agar
Amin.
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR……………………………...…………………………............i
DAFTAR ISI……………..…………………………………………………………….ii
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………………..1
2. Identifikasi Masalah…………....………………………...………………………5
3. Tujuan Penulisan……………………….………………………………………...6
BAB II
1. Pengertian dan Tujuan Badan Usaha Milik Negara Berdasarkan UU No. 19 Tahun
2003 tentang Badan Usaha Milik Negara ……………..……………….……...10
B. OUTSOURCING …………………………………………………………........….17
BAB III
PEMBAHASAN ………………………...………………………………………..........22
ii
D. KASUS DAN ANALISIS ………………………………………………………….29
2. Permasalahan ………….………………………………………………………….31
BAB IV
PENUTUP……………………………………………………………………………..41
1. Kesimpulan……………………..…………………………………………..……...41
2. Saran ………………….…………………………………….…………………..….42
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tahun 1945, yang bertujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa
kualitas hidup bangsa Indonesia didalam segala aspek kehidupan yang mencakup,
aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan Negara yang
satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan cara membentuk suatu badan usaha
milik negara. Badan usaha milik negara (BUMN) ini dijalankan oleh negara sebagai
suatu perusahaan yang mana seluruh atau sebagian besar dari kepemilikan
perusahaan tersebut dimiliki oleh negara, agar segala keuntungan yang didapatkan
oleh perusahaan tersebut akan menjadi keuntungan negara dan negara dapat
di wilayahnya. Untuk itu, dalam menjalankan badan usaha milik negara tersebut
didirikannya badan usaha milik negara tersebut, dan didalam makalah ini selain
penulis akan menjelaskan mengenai badan usaha milik negara secara umum namun
1
akan dikaitkan juga dengan permasalahan yang sering terjadi di badan usaha milik
Undang – undang Dasar 1945 dan lebih rinci dalam pasal 33 Undang – Undang
Dasar 1945. Berdasarkan amanat pasal 33 Undang – Undang Dasar 1945 tersebut
ekonomi nasional melalui kepemilikan negara terhadap unit – unit usaha tertentu
terutama yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak dengan maksud untuk
Badan usaha milik negara adalah badan usaha yang seluruhnya atau
sebagian besar modalnya modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan (Pasal 1 angka 1
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003). Bentuk dari BUMN terdiri atas dua yaitu
berdasarkan kepemilikan negara dari BUMN tersebut, dan untuk lebih jelasnya akan
yaitu tujuan yang bersifat ekonomi dan tujuan yang bersifat sosial. Dalam tujuan
menyangkut hajat hidup orang banyak, seperti perusahan listrik dan minyak, dan gas
2
BUMN bersifat sosial antara lain dapat dicapai melalui perekrutan tenaga kerja oleh
kegiatan usaha. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerinta untuk memberdayakan
usaha kecil, menengah dan koperasi yang berada disekitar lokasi BUMN.
dengan sistem kontrak ,tetapi kontrak tersebut bukan diberikan oleh perusahaan
kerja/pekerja.1
kelemahan; terutama hal ini disebabkan oleh kurangnya regulasi yang dikeluarkan
outsourcing tidak dapat dihindari oleh pengusaha apalagi oleh pekerja. Hal tersebut
1
Abdul Khakim, Dasar-Dasar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia,Bandung:PT Citra Aditya
Bakti,2009,hlm.74
2
Pengertian atau definisi mengenai outsourcing tidak ditemukan dalam Undang-undang No. 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan. Lihat Rr Ani Wijayati, “Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada
Perusahaan Lain (Outsourcing) dalam Undang-undang No. 13 Tahun 2003,” dalam Bunga Rampai Masalah-
masalah Hukum Masa Kini, Jakarta: UKI Press, 2004, h.66.
3
dikarenakan pengusaha dengan berlakunya Pasal 64 sampai dengan Pasal 66
undang-undang.
oleh adanya perbedaan kepentingan oleh para pihak. Pada praktek outsourcing,
terdapat tiga pihak yang berhubungan hukum yaitu perusahaan pemberi kerja,
perusahaan penerima kerja dan pekerja outsourcing itu sendiri. Kepentingan ketiga
Pemberi kerja mengharapkan kualitas barang atau jasa yang tinggi dengan
kualitas barang atau jasa yang terendah dengan harga yang tertinggi. Pada sisi
mengharapkan kerja yang ringan dengan penghasilan atau upah yang tinggi. 3
Yang menjadi sorotan kali ini bahwa Pegawai Outsourcing justru sangat
Kita ambil contoh di salah satu BUMN yaitu PT Telkom yang merupakan
sebuah BUMN strategis melalui anak perusahaannya, PT Graha Sarana Duta (GSD)
4
dikategorikan sebagai praktik eksploitasi tenaga kerja. Sebanyak 378 pekerja
security, cleaning service dan teknik outsourcing TELKOM yang tergabung dalam
Serikat Pekerja Graha Sarana Duta (SEJAGAD) afiliasi ASPEK INDONESIA telah
mereka dipaksa kembali untuk dialihkan status pekerjanya kepada mitra outsourcing
lain. 378 orang pekerja dimaksud menolak dialihkan, karena tindakan GSD
Milik Negara kita telah dapat mengetahui tujuan-tujuan dari BUMN itu sendiri, dalam
implementasinya terdapat tujuan dari BUMN yang belum terpenuhi yang semestinya
keseluruh tujuan dari BUMN dapat dilaksanakan. Dan salah satunya adalah
mengenai karyawan dari BUMN itu sendiri. Dalam undang-undang itu dijelaskan
mengenai kesejahteraan mereka dan ini juga berkaitan dengan outsourcing. Untuk
itu penulis akan lebih lanjut menjelaskan BUMN serta permasalahannya berkenaan
dengan outsourcing.
B. Identifikasi Masalah
5
2. Bagaimana penyelesaian kasus pada PT.Telkom selaku BUMN berkenaan
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
Selain tujuan yang ingin dicapai, adapun manfaat yang ingin di peroleh dari
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Dengan adanya makalah ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk pihak
a. Masyarakat
Kerja.
b. Bagi penulis
6
Diharapkan bisa menjadi tambahan ilmu, khususnya dalam bidang
BAB II
TINJAUAN TEORI MENGENAI BUMN DAN KETENAGAKERJAAN
badan usaha yang berperan di dalamnya. Ketiga jenis badan usaha tersebut adalah
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Swasta, dan Koperasi.
pelapor dan/atau perintis dalam sektor – sektor usaha yang belum diminati usaha
salah satu sumber penerimaan negara yang signifikan dalam bentuk berbagai jenis
pajak, deviden dan hasil privatisasi. Pelaksanaan peran BUMN tersebut diwujudkan
dalam kegiatan usaha pada hampir seluruh sektor perekonomian, seperti sektor
4
Penjelasan Umum Bagian 1 alinea 2 UU No. 19 Tahun 2003 Tentang BUMN
7
pertanian, perikanan, perkebunan, kehutanan, manufaktur,pertambangan,keuangan,
Tentang BUMN yang dimaksud dengan BUMN adalah badan usaha yang seluruh
atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara
penyertaan modal pada BUMN dengan kekayaan negara dari Anggaran Pendapatan
yang dipisahkan tersebut tidak lagi didasarkan pada sistem Anggaran Pendapatan
Dalam teori hukum suatu organisasi atau lembaga dapat menjadi subjek
hukum sama halnya seperti manusia. Ketika ia memenuhi persyaratan tertentu baik
yang ditetapkan secara formal dengan sistem tertutup oleh hukum positif atau
praturan perundang – undangan maupun sistem terbuka yang dianut oleh pasal
1653 BW.
badan hukum, bila memenuhi beberapa syarat yaitu syarat materiil (menurut
5
Moch. Faisal Salam, Pertumbuhan Hukum Bisnis Di Indonesia, Bandung : Pustaka, 2001,Hlm 374
6
Ali Rido, Badan Hukum dan kedudukan badan hukum perseroan, perkumpulan, koperasi, yayasan, wakaf,
PT Alumni, Bandung, 2004, hlm 45
8
1) Adanya kekayaan yang bersifat terpisah
Dari bunyi pasal 2 Undang – Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN
produksi yang berkaitan bagi hajat hidup rakyat banyak demi menyelenggarakan
pemahaman akan tujuan pendirian BUMN tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa
mungkin dalam kegiatan usahanya untuk memberikan deviden bagi negara, dan
disisi lain BUMN juga memilki tujuan pelayanan masyarakat (public service) yang
Negara;
7
Penjelasan Pasal 2 Ayat (1) Huruf a UU N0. 19 Tahun 2003
9
c. Undang – Undang Nomor 9 Tahun 1969 Tentang Penetapan Peraturan
pengaturan mengenai Badan Usaha Milik Negara mengacu kepada satu ketentuan
Tentang BUMN. Dalam Undang – Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang BUMN
pada pasal 9 menyebutkan bahwa BUMN hanya terdiri dari Persero dan Perum.
Tahun 2003 Tentang BUMN maka bentuk Perjan harus berubah status badan
hukumnya menjadi Perum atau Persero. Hal ini diperjelas dengan ketentuan
peralihan Undang – Undang Nomor 19 Tahun 2003 pasal 93 ayat (1) yang
seluruhnya berbunyi:
“Dalam waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak undang – undang ini mulai
berlaku, semua BUMN yang berbentuk perusahaan jawatan (perjan), harus telah
BUMN tersebut, BUMN – BUMN di Indonesia mulai bersiap – siap untuk melakukan
tidak sesuai dengan pengaturan Undang – Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang
BUMN.
8
Djokosantoso Moeljono,op cit, hlm 18
10
a. Perusahaan Jawatan
Negara, maka ciri – ciri pokok perusahaan negara yang berbentuk Perusahaan
ekonomis (kehematan) dan manajemen yang efektif dengan cara yang baik dan
memuaskan.
pemerintah.
3) Tidak dipimpin oleh suatu direksi tetapi oleh seorang kepala (yang
Direktorat/Pemerintah Daerah
No.19 tahun 2003 tentang BUMN telah dihapuskan dan selanjutnya bagi BUMN
9
I.G.Widjaya, op.cit hlm 73
11
undang – undang No.19 tahun 2003 diberlakukan harus telah merubah
Perusahaan Umum atau Perum merupakan salah satu BUMN yang diatur
menurut Undang – Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang BUMN. Selain itu
Organ perum terdiri dari Menteri, Direksi, dan Dewan Pengawas. Kedudukan
menteri adalah sebagai organ yang memegang kekuasaan tertinggi di perum yang
mempunyai segala wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan
Pengawas dalam batas yang ditentukan oleh Undang – Undang BUMN dan/atau
tersebut, maka usulan direksi kepada menteri harus didahului dengan persetujuan
dewan pengawas.
10
Pasal 93 ayat (1) UU No. 19 Tahun 2003
12
Perum Berlaku. Anggaran Dasar Perum ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah
tentang Pendiriannya.
c. Persero
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 yang seluruh atau paling sedikit 51% saham
langsung.”
menurut ketentuan – ketentuan kitab Undang – Undang Hukum Dagang atau KUHD
yang saham – sahamnya baik untuk sebagian maupun seluruhnya dimiliki oleh
Negara.
apa yang diatur dalam UU No. 40 Tahun 2007 menggantikan berlakunya ketentuan
terbuka adalah perseroan yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi
13
kriteria tertentu atau persero yang melakukan penawaran umum, sesuai dengan
B. OUTSOURCING.
berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa
dengan tenaga kerja baik sebelum bekerja, selama atau dalam hubungan kerjaan,
dan sesudah hubungan kerja. Jadi pengertian hukum ketenagakerjaan lebih luas
dari hukum perburuhan yang selama ini kita kenal yang ruang lingkupnya hanya
berkenaan dengan hubungan hukum antara buruh dengan majikan dalam hubungan
kerja saja.
kepada perusahaan lain atau perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh yang popular
disebut outsourcing.
14
perjanjian pengiriman/peminjaman pekerja (uitzendverhouding).Pada hubungan
kerja ini ditemukan tiga pihak,yaitu perusahaan penyedia atau pengirim tenaga
beberapa proses bisnis kepada suatu badan penyedia jasa, dimana badan penyedia
Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003 (pasal 64, 65 dan 66) dan
lain.14
12
Abdul Khakim, Dasar-Dasar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia,Bandung:PT Citra Aditya
Bakti,2009,hlm.74
13
Tunggal. Iman Sjahputra, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan, Harvarindo, Jakarta,2009, hlm 308.
14
Ibid, hlm 334
15
perusahaan sebagai jalan keluar untuk mengurangi upah buruh, sehingga mengarah
ke perbudakan modern.15
bahwa outsourcing dilakukan dengan perjanjian kerja secara tertulis melalui dua
hukum
undangan
15
Leila Nagib, dikutip dari http :///www.tempo.com, “sistem outsourcing melenceng dari tujuan”, di Buat
Pada Tanggal 24 April 2012, di Unduh Pada Tanggal 28 Desember 2019.
16
d. Hubungan kerja tersebut butir 4 dapat dilakukan dengan perjanjian kerja
waktu tidak tertentu atau perjanjian kerja waktu tertentu jika memenuhi
b. Jika butir a dan b tersebut di atas tidak terpenuhi,demi hukum hubungan kerja
dengan proses produksi adalah jelas bukan kegiatan penunjang dalam suatu
jasa pekerja/burh
16
Abdul Khakim, Op.cit,hlm 76
17
b) Perjanjian dibuat secara tertulis dan ditanda tangani kedua pihak,melalui
tidak tertentu.
jasa pekerja/buruh.
2) Merupakan bentuk usaha yang berbadan hukum dan memiliki izin dari
c. Jika ketentuan butir a,b.1) a), b.1)b), b.1)d) dan b.2) tidak terpenuhi,demi hukum
Lebih lanjut,mengenai hal ini telah diatur dalam Keputusan menteri Tenaga Kerja
18
BAB III
PEMBAHASAN
yang diatur dalam undang-undang tersebut maka kembali ke Anggaran Dasar dan
menyatakan bahwa dalam perjanjian kerja ada dua jenis yaitu perjanjian kerja untuk
waktu tertentu dan perjanjian kerja untuk waktu yang tidak di tentukan.
“Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu yang selanjutnya disebut PKWTT adalah
hubungan kerja yang bersifat tetap. Dengan kata lain itu menyatakan bahwa PKWTT
19
Sedangkan untu Pekerja yang berdasarkan perjanjian kerja untuk waktu
yang ditentukan (PKWT) ini sering kita kenal sebagai pekerja kontrak. Pekerja
Kontrak ada yang berasal dari melamar kerja sendiri / tanpa dari yayasan penyedia
Dimana pekerja kontrak kelak akan di berikan Surat Perjanjian Kerja yang
pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu : Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang
pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu atau untuk
pekerja tertentu.
menyatakan :
(1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaan
tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai
d. pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk
20
Outsourcing sebenarnya adalah sistem yang sudah diterima secara global di
perusahaan sebagai jalan keluar untuk mengurangi upah buruh, sehingga mengarah
ke perbudakan modern.
Dari kedua pasal tersebut mengandung arti bahwa setiap warga negara
usaha atau dengan nama lain Pengusaha. Tentu hal tersebut menjadi dasar untuk
21
para pekerja Kontrak ataupun Outsourcing yang dalam hal ini seringkali menerima
mengatur mengenai hak dari para pekerja, tanpa ada nya pembedaan antara PKWT
dan PKWTT. Walaupun tidak ditegaskan, namun pada pasa 54 ayat 1 huruf f
menjelaskan bahwa syarat – syarat kerja memuat hak dan kewajiban pengusaha
dan pekerja. Yang kemudian pada bagian penjelasannya diatur bahwa syarat kerja
adalah hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja / buruh yang belum diatur dalam
peraturan perundang-undangan.
Berikut 5 permasalahan yang terjadi dalam dunia kerja yang lebih mensoroti
pada pekerja Outsourcing yang terjadi baik di swasta ataupun di BUMN sebagai
berikut :
22
tentang Ketenagakerjaan. Praktek outsourcing di Indonesia ditilik dari sejarahnya
telah dilakukan bertahun-tahun yang lampau.
17
Ibid., h.360-361.
24
bersedia bekerja dengan syarat-syarat yang memberatkan pekerja yang ditetapkan
oleh pengusaha.
25
Dari 5 permasalahan diatas tentu juga dialami para pekerja Outsourcing di
BUMN, baik secara langsung ataupun tidak langsung, tentu hal tersebut tidak
seharusnya dilakukan oleh sebuah Badan Usaha Milik Negara yang seharusnya
jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network provider) yang
Perusahaan) menyediakan jasa telepon tidak bergerak kabel (fixed wire line), jasa
telepon tidak bergerak nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (cellular), data
& internet dan network & interkoneksi baik secara langsung maupun melalui
perusahaan asosiasi.
berbagai upaya telah dilakukan TELKOM untuk tetap unggul diantara pemain
telekomunikasi. Hasil dari kerja keras tersebut terlihat dari jumlah pelanggan
sebanyak 48,5 juta pelanggan yang terdiri dari: pelanggan telepon tidak bergerak
26
kabel sejumlah 8,7 juta, pelanggan telepon tidak bergerak nirkabel sejumlah 4,4 juta
telah mendorong kenaikan pendapatan usaha TELKOM dalam tahun 2006 sebesar
23% dibanding tahun 2005. Saham TELKOM per 31 Desember 2006 dimiliki oleh
pemerintah Indonesia sebanyak 51,19% dan pemegang saham publik 48,81% yang
terdiri dari 45,54% investor asing dan 3,27% investor lokal. Sementara itu, harga
saham TELKOM di bursa efek Jakarta selama tahun 2006 telah meningkat 71,2%
dari Rp. 5.900 menjadi Rp. 10.100,-. Kapitalisasi pasar saham TELKOM pada akhir
Hasil upaya tersebut tercermin dari market share produk dan layanan yang
unggul di antara para pemain telekomunikasi. Selama tahun 2006 TELKOM telah
menerima beberapa penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri, di antaranya
The Best Value Creator, The Best of Performance Excellence Achievement, Asia’s
terbaik Indonesia.18
18
Johannes Simatupang, “KASUS DIBIDANG TELEKOMUNIKASI PT. TELEKOMUNIKASI
INDONESIA, TBK “, 2008, Diakses di https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CB4QFjAA&url=https%3A%2F
%2Fjohannessimatupang.files.wordpress.com%2F2008%2F09%2Fkasus-telekomunikasi-mm-agustus-
2008.doc&ei=FvzFU7CrKZCLuATQzIHACQ&usg=AFQjCNEhhGME-1bGQYMylEpqJDMZ2pR_Hw pada
[28/12/2019]
27
2. Permasalahan
dilakukan dalam bentuk sistem kontrak berkepanjangan, lebih dari 5 tahun, dan
seharusnya demi hukum berubah menjadi pekerja tetap. Hak-hak normatif pekerja
juga tidak dibayarkan sesuai peraturan ketenagakerjaan yang berlaku, antara lain
upah di bawah UMP, tidak adanya tunjangan makan dan tunjangan transport.
biaya pelatihan kerja sebesar RP.500.000 untuk biaya sertifikat Garda Pratama,
eksploitasi tenaga kerja. Sebanyak 378 pekerja security, cleaning service dan teknik
outsourcing TELKOM yang tergabung dalam Serikat Pekerja Graha Sarana Duta
outsourcing TELKOM, pada Desember 2012 yang lalu mereka dipaksa kembali
untuk dialihkan status pekerjanya kepada mitra outsourcing lain. 378 orang pekerja
28
Berikut adalah 11 Eksploitasi dan pelanggaran hak-hak normatif yang
1. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang dilakukan secara terus menerus, dan
13/2003)
2004.
memiliki sertifikat SATPAM, namun GSD tetap memungut uang dari pekerja,
akibat gagalnya proses perundingan, maka pada 3 Oktober 2012 terjadi mogok
kerja yang sah oleh SEJAGAD. Pada 11 Januari 2013, 5 dan 6 Februari 2013,
19
_______, “Lakukan Eksploitasi, Buruh Tuntut PT Telkom”, 2013,
http://www.m.cuplik.com/read/ekonomi/2013/02/16/8783/lakukan-eksploitasi-buruh-tuntut-pt-telkom.html
pada [28/12/2019]
29
SEJAGAD dan ASPEK Indonesia menggelar aksi unjuk rasa di kantor TELKOM
di Jalan Gatot Subroto Jakarta dan di Jalan Kebon Sirih Jakarta Pusat.
Tuntutan Buruh20:
semula.
5. Membayar tunjangan uang makan dan uang transport yang tidak diberikan
6. Mengembalikan uang Sertifikat yang dipungut paksa dari pekerja sebesar Rp.
500.000,-.
30
Permenakertrans No. 19 Tahun 2012 Pasal 18: "Perusahaan penyedia jasa
lain".
(2) Apabila ketentuan ayat 1 pasal ini dilanggar oleh Mitra, maka TELKOM
apapun dari Mitra dan TELKOM berhak menunjuk pihak lain untuk
31
Keputusan Kepala Kepolisian RI No.24 Tahun 2007 Pasal 23 ayat (4):
3. Analisis Kasus
akan diuraikan terlebih dahulu secara garis besar pengaturan outsourcing (Alih
outsourcing (Alih Daya) adalah pasal 64, pasal 65 (terdiri dari 9 ayat), dan pasal 66
32
Pekerjaan yang diserahkan pada pihak lain, seperti yang dimaksud dalam ayat
pekerjaan;
(ayat 3);
Perlindungan kerja dan syarat-syarat kerja pada perusahaan lain sama dengan
pada perjanjian kerja waktu tertentu atau perjanjian kerja waktu tidak tertentu
(ayat 7);
pekerjaan yang diserahkan pada pihak lain, dan syarat yang menentukan bahwa
perusahaan lain itu harus berbadan hukum, maka hubungan kerja antara
(ayat 8).
33
Sejalan dengan hal tersebut, kami berpendapat bahwa telah terjadi
yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2),
ayat (4), ayat (5), dan ayat (6) maka demi hukum menjadi perjanjian kerja waktu
tidak tertentu. Selain itu dalam Pasal 66 ayat (4) undang undang yang sama
menyatakan bahwa dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
ayat (2) huruf a, huruf b, dan huruf d serta ayat (3) tidak terpenuhi, maka demi
hukum status hubungan kerja antara pekerja/buruh dan perusahaan penyedia jasa
pemberi pekerjaan.
Permenakertrans No. 19 Tahun 2012 telah dinyatakan bahwa pekerjaan utama yang
tersebut juga telah membatasi penggunaan tenaga alih daya hanya dapat digunakan
katering dan jasa penunjang di pertambangan, sekali lagi, bukan pekerjaan utama
yang memegang peranan penting dan menjadi inti perusahaan. Pasal 66 UU Nomor
tenaga kerja tidak boleh digunakan oleh pemberi kerja untuk melaksanakan kegiatan
pokok atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan proses produksi, kecuali
untuk kegiatan jasa penunjang yang tidak berhubungan langsung dengan proses
produksi.21
21
Pasal 66 ayat (1) UU No.13 tahun 2003
34
Perusahaan penyedia jasa untuk tenaga kerja yang tidak berhubungan
antara lain:22
tenaga kerja;
Perjanjian kerja yang berlaku antara pekerja dan perusahaan penyedia jasa
tenaga kerja adalah perjanjian kerja untuk waktu tertentu atau tidak tertentu
hukum dan memiliki izin dari instansi yang bertanggung jawab di bidang
”Yang dimaksud dengan kegiatan penunjang atau kegiatan yang tidak berhubungan
langsung dengan proses produksi adalah kegiatan yang berhubungan di luar usaha
22
Pasal 66 ayat (2) UU No.13 Tahun 2003
23
Pasal 66 ayat (3) UU No.13 Tahun 2003
24
Pasal 66 ayat (4) UU No.13 Tahun 2003
35
pokok (core business) suatu perusahaan.Kegiatan tersebut antara lain: usaha
angkutan pekerja/buruh.”
dibolehkan hanya untuk kegiatan penunjang, dan kegiatan yang tidak berhubungan
langsung dengan proses produksi. Dalam teks UU no 13/2003 tersebut disebut dan
dibedakan antara usaha atau kegiatan pokok dan kegiatan penunjang. Ada
persamaan pokok antara bunyi UU tersebut dengan praktek industri, yaitu bahwa
yang di outsource umumnya (tidak semuanya) adalah kegiatan penunjang (non core
semuanya) tetap dilakukan oleh perusahaan sendiri. Namun ada potensi masalah
yang timbul. Potensi masalah yang timbul adalah apakah pembuat dan penegak
undang-undang di satu pihak dan para pengusaha dan industriawan di lain pihak
tersebut.25
Ditambah lagi dalam proses persidangan kasus ini Manajemen juga menyebut telah
Atas dasar itu pihak manajemen berharap agar majelis hakim menolak gugatan para
36
memperbaharui kontrak kerja. Dua hal itu bersifat alternatif, tak bisa digabungkan.
Dengan pemahaman seperti itu, maka pekerja hanya bisa dikontrak dengan total
jangka waktu paling lama adalah tiga tahun untuk skema perpanjangan dan empat
26
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt50b629f3ebc00/kontrak-tak-jelas–pekerja-outsourcing-
menggugat Di akses pada 28 Desember 2019 pukul 13.00
37
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dan karena tujuan dan sumber pendanaan BUMN ini maka pengelolaan
BUMN tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Dan karena itu ditetapkanlah
Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, dan
Pengawasan BUMN. Dengan adanya peraturan pemerintah ini maka dalam rangka
pengelolaan BUMN tidak boleh menyalahi aturan yang sudah ditetapkan dalam
peraturan pemerintah tersebut begitu juga aturan hukum yang mengatur tentang
BUMN ini.
38
Outsourcing menjadi salah satu solusi yang paling sering digunakan untuk
mengembangkan suatu sistem informasi pada suatu perusahaan, karena dengan
outsourcing suatu perusahaan akan lebih fokus pada bisnis inti. Penggunaan
outsourcing sebagai suatu solusi untuk implementasi sistem informasi sebaiknya
mempertimbangkan beberapa faktor berikut :
39
DAFTAR PUSTAKA
Pengertian atau definisi mengenai outsourcing tidak ditemukan dalam Undang-undang No.
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Lihat Rr Ani Wijayati, “Penyerahan Sebagian
Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain (Outsourcing) dalam Undang-undang No.
13 Tahun 2003,” dalam Bunga Rampai Masalah-masalah Hukum Masa Kini, Jakarta: UKI
Press, 2004, h.66.
Sehat Damanik, Outsourcing dan Perjanjian Kerja Menurut Undang-undang No. 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan, Jakarta: DSS Publishing, 2007, cet.2, h.95
Ali Rido, Badan Hukum dan kedudukan badan hukum perseroan, perkumpulan, koperasi, yayasan,
wakaf, PT Alumni, Bandung, 2004, hlm 45
Tunggal. Iman Sjahputra, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan, Harvarindo, Jakarta,2009, hlm 308.
Leila Nagib, dikutip dari http :///www.tempo.com, “sistem outsourcing melenceng dari tujuan”, di Buat
Pada Tanggal 24 April 2012, di Unduh Pada Tanggal 28 Desember 2019.
Ibid., h.360-361
40
agustus-2008.doc&ei=FvzFU7CrKZCLuATQzIHACQ&usg=AFQjCNEhhGME-
1bGQYMylEpqJDMZ2pR_Hw pada [28/12/2019]
Ibid
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt50b629f3ebc00/kontrak-tak-jelas–pekerja-outsourcing-
menggugat Di akses pada 28 Desember 2019 pukul 13.00
41