PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
dalam bentuk giro, deposito, tabungan dan bentuk lain yang dipersamakan
dengan itu sesuai kebutuhan dan disebut sebagai dana pihak ketiga.
mengajukan pinjaman atau kredit pada bank. (Fransisca dan Siregar, 2009)
dari masyarakat dapat mencapai 80% - 90% dari seluruh dana yang dikelola
bank dan kegiatan pengkreditan mencapai 70% - 80% dari kegiatan usaha
bank.
1
2
usaha bank dalam penyaluran kredit adalah sifat usaha bank sebagai
lembaga intermediasi antara unit surplus dengan unit defisit dan sumber
utama dana bank berasal dari masyarakat sehingga secara moral mereka
keuntungan, tetapi risiko yang terbesar dalam bank juga bersumber dari
pemberian kredit. Oleh karena itu pemberian kredit harus dikawal dengan
penghimpunan dana yang diperoleh bank, dan sesuai dengan aturan dari
Bank Sentral maka bank selalu menyisihkan untuk memenuhi Giro Wajib
Minimumnya.
disediakan oleh bank dan besarnya ditentukan oleh Bank Sentral. Hal
semakin besar cadangan wajib minimum yang harus dipelihara oleh bank,
yang lebih besar bila dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh bank.
Hal ini didukung oleh Okamoto & Geoffrey W.S. (2011) menunjukkan bahwa
bunga di pasar dan Mbao et al. (2014) juga menyatakan bahwa Giro Wajib
3
Lending Rate.
Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan nasional yang meliputi Bank Umum
Rakyat (Rural Bank) berada di Bank Umum. Dana Pihak Ketiga ini yang
Pihak Ketiga.
Dana pihak ketiga merupakan sumber dana bank yang berasal dari
masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito. Dana yang
dihimpun dari masyarakat ini akan digunakan untuk pendanaan sektor riil
melalui penyaluran kredit. Dana pihak ketiga yang berupa giro, tabungan dan
deposito ini dihimpun oleh bank melalui berbagai macam produk dana yang
kembali pada saat jatuh tempo dengan imbalan bunga maupun capital gain
dana yang bersumber dari Dana Pihak Ketiga (DPK) tetapi dapat juga
dipengaruhi dari faktor internal seperti Loan to Deposit Ratio (LDR) untuk
yang dilihat dari seberapa besar kecukupan modal yang dimiliki perbankan,
kredit yang rendah dapat menurunkan biaya modal yang ditanggung oleh
para pelaku bisnis. Oleh karena itu, para pelaku bisnis mencari bank yang
Oleh karena itu, perlu menerapkan pendekatan yang lebih kuantitatif untuk
dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian
bunga. Semakin besar kredit yang diberikan maka semakin besar pula
pendapatan bunga yang akan diperoleh bank. Dalam Pasal 1 PBI No.
pinjaman meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
kegiatan anjak piutang, dan pengambilalihan atau pembelian kredit dari pihak
lain.
Dana Pihak ketiga Terhadap Base Lending Rate Pada PT. BANK BRI
(Persero) Tbk”
B. Rumusan Masalah
Base Lending Rate pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ?
Base Lending Rate pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk?
C. Tujuan Penelitian
Base Lending Rate pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
D. Manfaat Penelitian
6
1. Manfaat teoritis
dan Dana Pihak ketiga Terhadap Base Lending Rate Pada PT. Bank
2. Manfaat Praktis
evaluasi bagi perbankan tentang pengaruh giro wajib minimum dan dana
pihak ketiga terhadap Base Lending Rate pada PT. Bank Rakyat
A. Tinjauan Teoritis
yang wajib dipelihara oleh Bank yang besarnya ditetapkan oleh Bank
Indonesia sebesar Persentase tertentu dari Dana Pihak Ketiga Bank atau
yang wajib dipelihara oleh bank setiap hari. Besaran Giro Wajib Minimum
ditetapkan oleh bank sentral sebesar persentase tertentu dari dana pihak
dalam bentuk giro di bank sentral dan masih menjadi milik bank untuk
periodik. Pihak luar bank yang ingin menghitung likuiditas wajib ini dapat
wajib minimum, adalah simpanan umum yang harus dipelihara oleh bank
dalam bentuk saldo rekening giro pada Bank Indonesia yang besarnya
7
8
Requirement (RR) adalah sejumlah tertentu alat likuid yang harus tetap
likuiditas wajib dalam rupiah dan likuiditas wajib dalam valuta asing.
untuk bank syariah baik bank umum syariah maupun bank perkreditan
rakyat syariah.
resiko tersebut akan mengubah profil resiko bank syariah, yang pada
Giro wajib minimum merupakan salah satu tolak ukur tentang tingkat
tidak pernah lebih dari 6 kali. Dalam tiga bulan terakhir tidak terjadi
Cash Ratio lebih dari 6 kali sampai 12 kali. Dalam tiga bulan terakhir
melanggar ketentuan Cash Ratio lebih dari tiga kali sampai dengan
Cash Ratio lebih dari 12 kali dengan 24 kali. Dalam tiga bulan terakhir
melanggar ketentuan Cash Ratio lebih dari lima kali sampai Sembilan
melanggar Cash Ratio lebih dari 24 kali. Dalam tiga bulan terakhir
turut.
dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening Giro pada Bank
persentase tertentu dari DPK. Giro Wajib Minimum Primer dalam rupiah
wajib dipelihara oleh Bank berupa SBI (Sertifikat Bank Indonesia), (Surat
adalah 2,5% dari DPK dalam rupiah. Excess Reserve adalah kelebihan
saldo Rekening Giro Rupiah Bank dari GWM Primer dan GWM LDR yang
dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening Giro pada Bank
antara LDR yang dimiliki oleh Bank dengan LDR Target. Besaran dan
tertentu (dapat diubah sewaktu-waktu oleh BI) dari Dana Pihak Ketiga
dalam valuta asing. Dana Pihak Ketiga dalam valuta asing meliputi
1. Sejak tanggal 1 Maret 2011 sampai dengan tanggal 31 Mei 2011, Giro
2. Sejak tanggal 1 Juni 2011, Giro Wajib Minimum dalam valuta asing
f. Merupakan salah satu alat kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang
bank.
Wajib Minimum (GWM) bank umum pada Bank Indonesia dalam rupiah dan
valuta asing:
a. Pasal 1 ayat 4: Giro Wajib Minimum (statutory reserve), atau yang untuk
lihara oleh Bank dalam bentuk saldo rekening giro pada Bank Indonesia
12
disebut Rekening Giro Rupiah, adalah Rekening Giro dalam mata uang
Ekstern.
d. Pasal 1 ayat 7: Rekening Giro dalam valuta asing, yang untuk selanjutnya
disebut Rekening Giro Valas, adalah Rekening Giro dalam valuta asing
Wajib Minimum (GWM) dalam rupiah dan valuta asing bagi Bank Umum
Konvensional (BUK), Bank Umum Syariah (BUS), dan Unit Usaha Syariah
(UUS):
a. Pasal 11 ayat 1: BUS dan UUS wajib memenuhi GWM dalam rupiah.
b. Pasal 11 ayat 2: BUS dan UUS yang Melakukan Kegiatan Usaha dalam
pada ayat (1), juga wajib memenuhi GWM dalam valuta asing.
13
11 ayat (1) ditetapkan sebesar rata-rata 5% (lima persen) dari DPK BUS
dan UUS dalam rupiah selama periode laporan tertentu, yang wajib
Pasal 11 ayat (2) ditetapkan secara harian sebesar 1% (satu persen) dari
dimaksud pada ayat (1) dilakukan atas permintaan BUS kepada Bank
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) dan GWM dalam valuta asing
sebagai berikut:
dalam rupiah dan GWM dalam valuta asing tetap dilakukan secara
GWM dalam rupiah dan GWM dalam valuta asing menggunakan hasil
peleburan.
GWM dalam rupiah dan GWM dalam valuta asing bagi BUS yang
dalam Pasal 12 ayat (1) dan GWM dalam valuta asing sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) bagi BUS hasil pemisahan UUS dari
UUS menjadi BUS, perhitungan GWM dalam rupiah dan GWM dalam
c) dalam hal data BUS hasil pemisahan UUS dari BUK sebagaimana
GWM dalam rupiah dan GWM dalam valuta asing bagi BUS hasil
Gubernur.
Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah dana yang berasal dari masyarakat luas
utama adalah dana. Tanpa dana yang cukup, bank tidak dapat berbuat apa-
apa, atau dengan kata lain bank mejadi tidak berfungsi sama sekali.
membiayai operasinya dari sumber dana ini. Pencarian dana ini relative
merupakan kesempatan yang cukup baik bagi Perbankan Syariah untuk terus
a. Giro
bilyet giro, kartu ATM, sarana perintah bayar yang lainnya atau dengan
cara pemindah bukuan. Dana giro ini termasuk dana yang sensitif atau
peka terhadap perubahan, atau disebut juga dana yang labil yang
sewaktu dapat ditarik atau disetor oleh nasabah. Pihak yang dititipi
b. Tabungan
dilakukan setiap saat melalui buku tabungan atau melalui ATM. Tabungan
valuta asing, yang diterbitkan atas nama nasabah kepada bank dan
dan jasanya kepada para debitur. Dari dana yang telah dihimpun oleh
bank yang selanjutnya dialokasikan oleh bank untuk menjadi asset yang
harga atau tingkat bunga yang wajar agar bank memperoleh laba
optimal. Tingkat bunga aktiva produktif ini disebut base lending rate
B. Penelitian Terdahulu
terhadap base lending rate. Namun, giro wajib minimum dan dana pihak
Lending Rate.
III. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konseptual
disediakan oleh bank dan besarnya ditentukan oleh Bank Sentral. Hal
semakin besar cadangan wajib minimum yang harus dipelihara oleh bank,
pendapatan yang diperoleh bank. Hal ini didukung oleh Okamoto &
dari dana pihak ketiga. Dana yang mudah diperoleh dari masyarakat
memberikan keuntungan bagi bank, namun di sisi lain dana pihak ketiga
merupakan dana mahal yang disebabkan oleh tingginya suku bunga dana
dampak negatif bagi bank, hal ini dikarenakan dana yang menganggur
19
20
Base Lending Rate, hal ini dilakukan agar pendapatan bunga dari kredit
bank. Hal ini didukung oleh Koch (dalam Krni, 2014) yang menyatakan
Gambar 1
PROKSI:
GWM
(X1)
BASE LENDING
RATE (BLR)
(Y)
DPK
(X2)
Proksi
BLR = COLF + S + RF + OC + (P X S)
PROKSI
Kasmir(2008:135)
DPK = GIRO +TABUNGAN +
DEPOSITO
Hersugondo (2012)
Keterangan :
B. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2014:99) “ Hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian
telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.
A. Pendekatan Penelitian
terhadap Base Lending Rate pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
pendekatan kuantitatif.
1. Tempat
Tempat Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data Pengaruh
Giro Wajib Minimum dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Base Lending
Rate pada PT. BANK BRI (Persero) Tbk yang terdaftar di Bursa Efek
Selatan 90131.
23
24
2. Waktu penelitian
1. Populasi
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang terdaftar pada Bursa Efek
2. Sampel
sampling.
dengan yang telah penulis tentukan. Oleh karena itu, sampel yang dipilih
dengan kriteria penulis dan terdapat dalam laporan keuangan triwulan PT.
25
Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk selama per triwulan dari tahun 2011
sampai 2019.
a) Jenis Data
b) Sumber Data
yang telah tersusun dalam laporan keuangan tahunan PT. Bank Rakyat
bentuk studi pustaka melalui buku dan jurnal yang berkaitan dengan
pokok pembahasan dalam penelitian ini serta dari internet melalui situs
oleh penelitian.
26
Pengukuran
data
Giro wajib Giro Wajib Minimum GWM Rupiah = ordinal
18/14/PBI/2016
Dana Dana Pihak Ketiga adalah DPK = Giro + ordinal
(2012)
Base Base Lending Rate adalah BLR = COLF + S ordinal
(2008:135)
Data yang digunakan adalah data skunder, oleh karena itu untuk
sebagai berikut:
27
1. Uji Normalitas
2. Uji Multikoliniearitas
antara lain dapat dilakakukan dengan melihat nilai (1) nilai tolerance,
(2) variance fakto (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk
3. Uji Autokorelasi
(Ghozila,2009).
28
2. 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79 maka tidak dapat
disimpulkan.
G. Metode Analisis
dianalisis.
sebagai berikut:
Y= a + b1 x1+ b2 x2 + e
Dimana:
e = Standar Error
H. Uji Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada
signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5% maka hipotesis yang diajukan
diterima, sementara jika tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 atau
keputusannya adalah :
a. H0 diterima dan Ha ditolak jika Fhitung < Ftabel, untuk α= 0,05 yang berarti
variabel terikat.
31
b. H0 ditolak dan Ha diterima jika Fhitung > Ftabel, untuk α= 0,05 yang berarti
terikat.
(α=5%). Jika nilai signifikansi lebih besar dari nilai (α) maka hipotesis
terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari nilai (α)
I. Rancangan Penelitian
Bulan ke-
No. Uraian Kegiatan Penelitian
1 2 3 4 5 6
1. Pengajuan Judul
2. Pembuatan Proposal
3. Seminar Proposal
4. Penelitian
5. Hasil Penelitian
6. Skripsi
DAFTAR PUSTAKA
(SAK, 2007: 31.11) tentang pinjaman uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan.
2011:63.
Hersugondo, Handy Setyo T. 2012. Pengaruh CAR, NPL, DPK dan ROA
Semarang.
2011:254
kemudian ditarik kembali pada saat jatuh tempo dengan imbalan bunga
Okamoto, B.S. & Geoffrey W.S., 2011. The Effect of Bank Reserve
33
34