Anda di halaman 1dari 56

Bismillaahhirrohmaanirrohiim..

Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, washolatu wasalmu’ala ashrofil ambya’i


walmursalin, wa ‘ala alihi washohbihi aj’mangin. Ama ba’du…

Bapak Ibu jama’ah yang dimuliakan Allah, marilah kita panjatkan puji
syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah kepada kita, utamanya
adalah nikmat islam, kesehatan, kekuatan dan kesempatan.

Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap terlimpahkan kepada


Rasulullah Muhammad Shallahu 'alaihi wassalam, keluarga, sahabat dan
para pengikutnya yang senantiasa istiqomah melaksanakan ajarannya.
Aamin yaa robbal ‘alamiin..

Jama’ah yang dirahmati Allah, pada kesempatan kali ini saya akan
membacakan sebuah kultum dengan tema:

Keutamaan Membaca, Mempelajari dan Mengamalkan Al-


Qur’an

Merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim untuk selalu berinteraksi


aktif dengan Al Qur`an, dan menjadikannya sebagai sumber inspirasi,
berpikir dan bertindak. Membaca Al Qur`an merupakan langkah pertama
dalam berinteraksi dengannya.

Berikut ini adalah beberapa keutamaan membaca, mempelajari dan


mengamalkan Al Qur`an.

1. Manusia yang terbaik

Dari `Utsman bin `Affan, Nabi bersabda : "Sebaik-baik kalian yaitu orang
yang mempelajari Al Qur`an dan mengajarkannya." H.R. Bukhari.

2. Dikumpulkan bersama para Malaikat

Dari `Aisyah Radhiyallahu `Anha berkata, Rasulullah bersabda : "Orang


yang membaca Al Qur`an dan ia mahir dalam membacanya maka ia akan
dikumpulkan bersama para Malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan
orang yang membaca Al Qur`an dan ia masih terbata-bata dan merasa
berat (belum fasih) dalam membacanya, maka ia akan mendapat dua
ganjaran." Muttafaqun `Alaihi.
3. Sebagai syafa`at di Hari Kiamat

Dari Abu Umamah Al Bahili t berkata, saya telah mendengar Rasulullah


bersabda: "Bacalah Al Qur`an !, maka sesungguhnya ia akan datang pada
Hari Kiamat sebagai syafaat bagi ahlinya (yaitu orang yang membaca,
mempelajari dan mengamalkannya)." H.R. Muslim.

4. Ladang pahala

Dari Abdullah bin Mas`ud, Rasulullah bersabda : "Barangsiapa yang


membaca satu huruf dari Kitabullah (Al Qur`an) maka baginya satu
kebaikan. Dan satu kebaikan akan dilipat gandakan dengan sepuluh kali
lipat. Saya tidak mengatakan "Alif lam mim" itu satu huruf, tetapi "Alif" itu
satu huruf, "Lam" itu satu huruf dan "Mim" itu satu huruf." H.R. At
Tirmidzi dan berkata : "Hadits hasan shahih".

5. Kedua orang tuanya mendapatkan mahkota surga

Dari Muadz bin Anas, bahwa Rasulullah bersabda : "Barangsiapa yang


membaca Al Qur`an dan mengamalkan apa yang terdapat di dalamnya,
Allah akan mengenakan mahkota kepada kedua orangtuanya pada Hari
Kiamat kelak. (Dimana) cahayanya lebih terang dari pada cahaya matahari
di dunia. Maka kamu tidak akan menduga bahwa ganjaran itu disebabkan
dengan amalan yang seperti ini. " H.R. Abu Daud.

Demikianlah sedikit yang dapat saya sampaikan. Semoga ada manfaatnya.


Dan semoga Allah memasukkan kita kedalam golongan orang yang mau
membaca, mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an. Aamiin..

Sebagai penutup akan saya bacakan sebuah hadist yang diriwayatkan oleh
Bukhari dan Muslim. Rasulullah SAW bersabda : “Perumpamaan orang
Mukmin yang membaca Al-Quran seperti buah utrujah, baunya harum dan
rasanya enak. Dan perumpamaan orang Mukmin yang tidak membaca Al-
Quran seperti buah korma, tidak wangi dan rasanya manis. Sedangkan
perumpamaan orang munafiq yang membaca Al-Quran seperti buah
raihanah, baunya enak dan rasanya pahit. Dan perumpamaan orang
munafiq yang tidak membaca Al-Quran seperti buah hanzhalah, tidak
beraroma dan rasanya pahit.”

Billahitaufik walhidayah.. Wassalamu’alaikum warohmatullahi wa


barokaatuuh..
Sponsored by: ZonaKeren.COM
Bismillaahhirrohmaanirrohiim..
Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, washolatu wasalmu’ala ashrofil ambya’i


walmursalin, wa ‘ala alihi washohbihi aj’mangin. Ama ba’du…

Bapak Ibu jama’ah yang dimuliakan Allah, marilah kita panjatkan puji
syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah kepada kita, utamanya
adalah nikmat islam, kesehatan, kekuatan dan kesempatan, sehingga
pada malam hari ini kita masih diperkenankan berkumpul untuk
mengkaji ayat-ayat Allah.

Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap terlimpahkan kepada


Rasulullah Muhammad Shollahu 'alaihi wassalam, keluarga, sahabat
dan para pengikutnya yang senantiasa istiqomah melaksanakan
ajarannya.

Jama’ah yang dirahmati Allah, pada kesempatan kali ini saya akan
membacakan sebuah kultum dengan tema:

Sebab-Sebab Tidak Diterimanya Amal

Setiap muslim pasti berharap agar amal-amal yang telah mereka


kerjakan akan diterima oleh Allah. Namun ada amalan-amalan yang
tidak diterima oleh Allah, atau amalan-amalan yang sebenarnya
diterima, akan tetapi karena kita melakukan hal tertentu, menjadikan
amalan itu tidak diterima di sisi-Nya. Diantara sebab-sebab tidak
diterimanya amal ibadah yang kita kerjakan adalah:

1. Syirik

Secara umum syirik adalah menyekutukan Allah dengan sesuatu. Dalam


definisi lain, syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah pada
perkara yang merupakan hak khusus bagi Allah, seperti hak diibadahi,
mencipta, memberi manfaat dan madharat. Sedangkan pelakunya
disebut musyrik.

Dalam agama Islam syirik merupakan kezaliman yang sangat besar.


Allah berfirman: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada
anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku,
janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
(QS. Luqman: 13)

Orang yang melakukan kesyirikan amalnya akan terhapus. Sebagaimana


telah dijelaskan oleh Allah dalam firman-Nya: “Jika kamu berbuat
syirik, niscaya akan terhapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk
orang-orang yang merugi.” (QS. Az-Zumar: 65)

Juga firman-Nya: “Seandainya mereka berbuat syirik, niscaya lenyaplah


dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am: 88)

2. Kufur terhadap ayat-ayat Allah

Ayat-ayat Allah adalah firman yang pasti kebenarannya, serta tidak ada
keraguan di dalamnya. Sebagaimana Allah berfirman: “Kitab ini tidak
ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa.”
(QS. Al-Baqarah : 2)

Sehingga hanya orang yang tidak beriman sajalah yang mengkufuri dan
mengingkari ayat-ayat yang telah Allah turunkan kepada Rasul-Nya.
Orang seperti itu mendapatkan ancaman berupa hilangnya amalan-
amalan yang telah mereka kerjakan. Hal ini telah dijelaskan oleh Allah
dalam QS. Al-Kahfi ayat 103 – 106: Katakanlah: "Apakah akan Kami
beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi
perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya
dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa
mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang yang telah
kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap)
perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan
Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada
hari kiamat. Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahannam,
disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-
ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.”

3. Beramal, akan tetapi tidak sesuai dengan petunjuk


Rasulullah Shollahu 'alaihi wassalam

Rasulullah diutus untuk menjadi teladan bagi umat manusia. Baik


teladan dalam berakhlak maupun teladan dalam beribadah. Allah
berfirman: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
(QS. Al-Ahzab: 21)

Rasulullah telah mengajarkan kepada kita bagaimana cara beribadah


kepada Allah secara benar. Oleh karena itu beribadah haruslah menurut
petunjuk Rasulullah, dan umatnya dilarang untuk mengada-adakan hal-
hal yang baru dalam ibadah.
Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang mengada-adakan amalan baru
pada urusan agama kami, yang tidak ada perintahnya, maka amalan itu
tertolak.” (HR. Bukhari Muslim)

Dan dalam riwayat lain disebutkan, Rasulullah bersabda:


“Barangsiapa yang melakukan amal ibadah yang tidak ada perintahnya
dari kami maka ia tertolak.” (HR. Muslim).

Demikianlah sedikit yang dapat saya sampaikan. Semoga semua amal


ibadah kita adalah amal yang senantiasa diterima oleh Allah. Aamiin.

Billahitaufik walhidayah.. Wassalamu’alaikum warohmatullahi wa


barokaatuuh..

Sponsored by: ZonaKeren.COM


Bismillaahhirrohmaanirrohiim..
Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, washolatu wasalmu’ala ashrofil ambya’i walmursalin,


wa ‘ala alihi washohbihi aj’mangin. Ama ba’du…

Bapak Ibu yang dimuliakan Allah, marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan
takwa kita, salah satunya dengan selalu mensyukuri nikmat Allah serta
menggunakannya untuk amal ibadah dan kebaikan.

Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, sahabat dan para pengikutnya
yang senantiasa istiqomah.

Jama’ah yang dirahmati Allah, pada kesempatan kali ini saya akan membacakan
sebuah kultum dengan tema:

Niat Dalam Kebaikan dan Keburukan

Ada dua orang melakukan shalat, orang yang pertama meraih keridhaan Allah Azza
wa Jalla sehingga dosa-dosanya gugur, sedangkan orang yang kedua mendapatkan
kecelakaan dan kemurkaan Allah Azza wa Jalla karena nifak dan riyâ’nya.

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan keutamaan shalat


yang menggugurkan dosa-dosa karena dilakukan dengan ikhlas dan sempurna.
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Tidak ada seorang muslim yang kedatangan (waktu) shalat wajib, lalu dia
melakukan shalat wajib itu dengan menyempurnakan wudhu’nya, khusyu’nya dan
ruku’nya, kecuali shalat itu merupakan penghapus dosa-dosa sebelumnya, selama
dia tidak melakukan dosa besar. Dan itu untuk seluruh waktu. [HR. Muslim]

Sebaliknya, beliau juga memperingatkan umat dari melakukan shalat karena riya’,
karena hal ini akan menggugurkan amal, sebagaimana hadits berikut ini:

Dari Abu Sa'îd, dia berkata: "Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi
kami ketika kami sedang membicarakan Al-Masîhud Dajjâl. Kemudian beliau
bersabda: "Maukah aku beritahukan kepada kamu sesuatu yang menurutku lebih
aku takutkan terhadap kamu daripada terhadap Al-Masîhud Dajjâl?" Maka kami
menjawab: "Ya, wahai Rasulullah". Maka beliau bersabda: "Syirik yang
tersembunyi. Yaitu seseorang melakukan shalat, lalu dia membaguskan shalatnya
karena dia melihat pandangan orang lain". [Hadits Hasan Riwayat Ibnu Mâjah]

Ini merupakan contoh nyata tentang pentingnya niat dan mengikhlaskan niat di
dalam seluruh amalan. Oleh karena itu banyak sekali Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam mengingatkan hal ini di dalam hadits-hadits beliau. Antara lain, sabda
beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
Sesungguhnya semua amalan itu terjadi dengan niat, dan setiap orang
mendapatkan apa yang dia niatkan. [HR. Bukhâri]

Sesungguhnya suatu perbuatan akan diterima oleh Allah jika memenuhi dua syarat,
yaitu niat ikhlas dan mengikuti Sunnah. Oleh karena itu Allah akan melihat hati
manusia, apakah ia ikhlas; dan melihat amalnya, apakah sesuai dengan tuntunan
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Beliau Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk kamu dan harta kamu, tetapi Dia melihat
hati kamu dan amal kamu. [HR. Muslim]

Oleh karena itulah mengikhlaskan niat merupakan perintah Allah kepada seluruh
manusia, sebagaimana firman-Nya:
Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah
agama yang lurus. [Al-Bayyinah:5]

Di antara rahmat dan anugerah Allah adalah bahwa Dia menulis kebaikan hamba-
Nya hanya karena keinginan untuk berbuat kebaikan, sedangkan keinginan berbuat
keburukan belum ditulis. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan hal ini di
dalam hadits sebagai berikut:

Sesungguhnya Allah menulis semua kebaikan dan keburukan. Barangsiapa


berkeinginan berbuat kebaikan, lalu dia tidak melakukannya, Allah menulis di sisi-
Nya pahala satu kebaikan sempurna untuknya. Jika dia berkeinginan berbuat
kebaikan, lalu dia melakukannya, Allah menulis pahala sepuluh kebaikan sampai
700 kali, sampai berkali lipat banyaknya. Barangsiapa berkeinginan berbuat
keburukan, lalu dia tidak melakukannya, Allah menulis di sisi-Nya pahala satu
kebaikan sempurna untuknya. Jika dia berkeinginan berbuat keburukan, lalu dia
melakukannya, Allah menulis satu keburukan saja.[HR. Bukhâri dan Muslim]

Sementara itu, keinginan yang melintas di dalam hati untuk berbuat keburukan
belum ditulis dosa oleh Allah. Namun, jika keinginan itu sudah menjadi tekad dan
niat, apalagi sudah diusahakan, walaupun tidak terjadi, maka pelakunya sudah
mendapatkan balasan karenanya.

Dari Abu Bakrah, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Jika dua orang
muslim bertemu dengan pedang masing-masing (berkelahi), maka pembunuh dan
orang yang terbunuh di dalam neraka. Aku (Abu Bakrah) bertanya: ”Wahai
Rasulullah, si pembunuh kami memahaminya, namun bagaimana dengan orang
yang terbunuh. Beliau menjawab: “Sesungguhnya dia juga sangat ingin membunuh
kawannya itu”. [HR. Bukhâri dan Muslim]

Dalam hadits yang lain, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memperingatkan


bahaya niat buruk di dalam hubungan antar hamba. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
Siapa saja berhutang dengan niat tidak akan membayar hutang kepada pemiliknya,
dia akan bertemu Allah sebagai pencuri. [HR. Ibnu Mâjah].

Demikianlah sedikit yang dapat saya sampaikan. Kurang lebihnya mohon maaf.
Billahitaufik walhidayah.. Wassalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..

Sponsored by: ZonaKeren.COM


Bismillaahhirrohmaanirrohiim…
Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh…

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, washolatu wasalmu’ala ashrofil ambya’i walmursalin,


wa ‘ala alihi washohbihi aj’mangin. Ama ba’du…

Bapak Ibu yang dimuliakan Allah, marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan
takwa kita, salah satunya dengan selalu mensyukuri nikmat Allah serta
menggunakannya untuk amal ibadah dan kebaikan.

Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, sahabat dan para pengikutnya
yang senantiasa istiqomah.

Jama’ah yang dirahmati Allah, pada kesempatan kali ini saya akan membacakan
sebuah kultum dengan tema:

Orang-orang yang Didoakan Malaikat

Ada orang-orang tertentu yang termasuk orang-orang pilihan. Mereka termasuk ke


dalam kriteria khusus yang mendapatkan do’a dari para malaikat. Siapa sajakah
mereka?

1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci

Rasulullah Salllallahu alaihi wassalam bersabda, “Barangsiapa yang tidur dalam


keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan
bangun hingga Malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena
tidur dalam keadaan suci’,” (Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin
Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib
wat Tarhib I/37).

2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat

“Tidaklah salah seorang di antara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia
berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya: ‘Ya Allah,
ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’,” (HR. Imam Muslim dari Abu Hurairah,
Shahih Muslim 469).

3. Orang-orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat


berjamaah

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang-orang)


yang berada pada shaf-shaf terdepan,” (Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah)
dari Barra’ bin ‘Azib).
4. Orang-orang yang menyambung shaf (tidak membiarkan sebuah
kekosongan di dalam shaf)

Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim
meriwayatkan dari Aisyah ra., bahwa Rasulullah Salllallahu alaihi wassalam
bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada
orang-orang yang menyambung shaf-shaf,” (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al
Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272).

5. Para malaikat mengucapkan ‘amin’ ketika seorang imam selesai


membaca al-Fatihah

Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu, bahwa


Rasulullah Salllallahu alaihi wassalam bersabda, “Jika seorang imam membaca
‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah oleh kalian
‘aamiin’, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat,
maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu,” (Shahih Bukhari no. 782).

6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat

“Para malaikat akan selalu bershalawat (berdoa) kepada salah satu di antara kalian
selama ia ada di dalam tempat shalat di mana ia melakukan shalat, selama ia belum
batal wudhunya, (para malaikat) berkata: ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia’,”
(HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106).

7. Orang-orang yang melakukan shalat shubuh dan ‘ashar secara


berjama’ah

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah Salllallahu
alaihi wassalam bersabda, “Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu
para malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas
malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap
tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat
yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit). Sedangkan
malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada
mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’ Mereka menjawab, ‘Kami
datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka
sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari
kiamat’,” (Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir).

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang


didoakan

Rasulullah Salllallahu alaihi wassalam bersabda, “Doa seorang muslim untuk


saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah
doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi
wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan,
maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia
dapatkan’,” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ ra., Shahih
Muslim no. 2733).

9. Orang-orang yang berinfak

“Tidak satu hari pun di mana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2
malaikat turun kepadanya, salah satu di antara keduanya berkata, ‘Ya Allah,
berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah,
hancurkanlah harta orang yang pelit,” (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim dari
Abu Hurairah, Shahih Bukhari 1442 dan Shahih Muslim 1010).

10. Orang yang makan sahur

IMAM Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayatkan dari Abdullah bin
Umar ra., bahwa Rasulullah Salllallahu alaihi wassalam bersabda, “Sesungguhnya
Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang makan sahur,”
(hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib
I/519).

11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit

“Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya, kecuali Allah akan mengutus


70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan
saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh,” (HR. Imam
Ahmad dari ‘Ali bin Abi Thalib, Al Musnad 754).

12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain

“Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas
seorang yang paling rendah di antara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan
bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya
bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain,” (HR.
Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily).

Demikianlah sedikit yang dapat saya sampaikan, semoga ada manfaatnya.


Billahitaufik walhidayah.. Wassalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..

Sponsored by: ZonaKeren.COM


Kisah Mulia dari Fatimah Az Zahra

Bismillaahhirrohmaanirrohiim..
Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, washolatu wasalmu’ala ashrofil ambya’i


walmursalin, wa ‘ala alihi washohbihi aj’mangin. Ama ba’du…

Bapak Ibu jamaah pengajian yang dimuliakan Allah, marilah senantiasa


kita panjatkan puji syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah kepada
kita, terutama nikmat islam, nikmat sehat dan sempat.

Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap terlimpahkan kepada


Rasulullah Muhammad Shallahu 'alaihi wassalam, keluarga, sahabat dan
para pengikutnya yang senantiasa istiqomah melaksanakan ajarannya.
Aamin yaa robbal ‘alamiin..

Bapak Ibu yang dirahmati Allah, pada kesempatan kali ini saya
membacakan sebuah Kisah Mulia dari Fatimah Az Zahra, semoga
saja kisah ini nanti bisa menjadi pelajarn bagi kita semua.

Ketaatan Fatimah Az Zahra kepada suaminya Sayyidina Ali menyebabkan


ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala mengangkat darajatnya. Fatimah tidak
pernah mengeluh dengan kekurangan dan kemiskinan keluarga mereka.

Tidak juga dia meminta-minta hingga menyusahkan suaminya. Meski


begitu, kemiskinan tidak menghalangi Fatimah untuk selalu bersedekah.
Dia tidak sanggup untuk kenyang sendiri apabila ada orang lain yang
kelaparan.

Dia tidak rela hidup senang dikala orang lain menderita. Bahkan dia tidak
pernah membiarkan pengemis melangkah dari pintu rumahnya tanpa
memberikan sesuatu, meskipun dirinya sendiri sering kelaparan.

Pernah suatu hari, Fatimah telah membuat Ali terusik hati dengan kata-
katanya. Menyadari kesalahannya, Fatimah segera meminta maaf
berulang-ulang kali.

Melihat air muka suaminya tidak juga berubah, maka Fatimah berlari-lari
seperti anak kecil mengelilingi Ali. Tujuh puluh kali Fatimah mengelilingi
Ali sambil merayu-rayu mohon untuk dimaafkan. Melihat tingkah laku
Fatimah itu, tersenyumlah Ali dan lantas memaafkan isterinya itu.
Kemudian perkara ini sampai ke telinga Rasulullah Shallahu 'alaihi
wassalam dan beliaupun memberi nasihat kepada puterinya

"Wahai Fatimah, kalaulah dikala itu engkau meninggal sedangkan


suamimu Ali tidak memaafkanmu, niscaya aku tidak akan
mensholatkankan jenazahmu"

Begitulah yang ditetapkan ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala mengenai


kedudukan suami sebagai pemimpin bagi seorang isteri. Betapa seorang
isteri itu perlu berhati-hati di saat berhadapan dengan suami. Padahal apa
yang dilakukan Fatimah itu bukanlah suatu kesengajaan.

Bapak Ibu yang dimuliakan Allah, demikianlah sedikit yang bisa saya
sampaikan. Mohon maaf saya tidak bisa menemukan sumber asli atau dalil
dari kisah ini. Namun harapan saya, semoga kita bisa mengambil hikmah
dari kisah Fatimah Az Zahra ini.

Bila ada benarnya itu datang dari Allah, dan bila ada kesalahan dan
kekurangan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Terima kasih, Billahitaufik walhidayah.. Wassalamu’alaikum


warohmatullahi wa barokaatuuh..

Sponsored by: ZonaKeren.COM


Bismillaahhirrohmaanirrohiim..
Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, washolatu wasalmu’ala ashrofil ambya’i walmursalin,


wa ‘ala alihi washohbihi aj’mangin. Ama ba’du…

Bapak Ibu jama’ah yang dimuliakan Allah, marilah kita panjatkan puji syukur atas
segala nikmat yang diberikan Allah kepada kita, utamanya adalah nikmat islam,
kesehatan, kekuatan dan kesempatan, sehingga pada malam hari ini kita masih
diperkenankan berkumpul untuk mengkaji ayat-ayat Allah.

Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, sahabat dan para pengikutnya
yang senantiasa istiqomah melaksanakan ajarannya.

Jama’ah yang dirahmati Allah, pada kesempatan kali ini saya akan membacakan
sebuah kultum dengan tema:

3 Golongan yang Pertama Masuk Neraka

Siapakah golongan manusia yang pertama masuk neraka? Apakah orang kafir?
Apakah orang munafik? Apakah orang yang berbuat zina? Bapak Ibu yang
dimuliakan Allah, ternyata bukan salah satu dari mereka. Ada 3 golongan yang
pertama masuk neraka.

Imam Muslim berkata: Telah mengabarkan kepada kami Yahya bin Habib Al-
Haritsi, dia berkata, telah mengabarkan kepada kami Khalid bin Al-Haritsi, dia
berkata, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij, dia berkata, telah
mengabarkan kepadaku Yunus bin Yusuf, dari Sulaiman bin Yasaar, Dia (Sulaiman
bin Yasaar) berkata, Ketika orang-orang telah meninggalkan Abu Hurairah, maka
berkatalah Naatil bin Qais al Hizamy Asy-Syamiy (seorang penduduk palestina dan
beliau adalah seorang tabiin), "Wahai Syaikh, ceritakanlah kepadaku suatu hadits
yang engkau telah dengar dari Rasulullah Shollallahu'alaihi wassalam, Ya (Aku
akan ceritakan - Jawab Abu Hurairah). Aku telah mendengar Rasulullah
Shollallahu'alaihi wassalam bersabda: "Sesungguhnya manusia pertama yang
diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah. Ia
didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan (yang diberikan
di dunia), lalu ia pun mengenalinya. Allah bertanya kepadanya: 'Amal apakah yang
engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?' Ia menjawab: 'Aku berperang semata-
mata karena Engkau sehingga aku mati syahid.' Allah berkata: 'Engkau dusta!
Engkau berperang supaya dikatakan seorang yang gagah berani. Memang
demikianlah yang telah dikatakan (tentang dirimu).' Kemudian diperintahkan
(malaikat) agar menyeret orang itu atas mukanya (tertelungkup), lalu dilemparkan
ke dalam neraka. Berikutnya orang (yang diadili) adalah seorang yang menuntut
ilmu dan mengajarkannya serta membaca al-Qur-an. Ia didatangkan dan
diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengakuinya.
Kemudian Allah menanyakannya: 'Amal apakah yang telah engkau lakukan dengan
kenikmatan-kenikmatan itu?' Ia menjawab: 'Aku menuntut ilmu dan
mengajarkannya serta aku membaca al-Qur-an hanyalah karena engkau.' Allah
berkata: 'Engkau dusta! Engkau menuntut ilmu agar dikatakan seorang 'alim (yang
berilmu) dan engkau membaca al-Qur-an supaya dikatakan seorang qari' (pembaca
al-Qur-an yang baik). Memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).'
Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret atas mukanya dan
melemparkannya ke dalam neraka. Berikutnya (yang diadili) adalah orang yang
diberikan kelapangan rezeki dan berbagai macam harta benda. Ia didatangkan dan
diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengenalinya
(mengakuinya). Allah bertanya: 'Apa yang engkau telah lakukan dengan nikmat-
nikmat itu?' Dia menjawab: 'Aku tidak pernah meninggalkan shadaqah dan infaq
pada jalan yang Engkau cintai, melainkan pasti aku melakukannya semata-mata
karena Engkau.' Allah berkata: 'Engkau dusta! Engkau berbuat yang demikian itu
supaya dikatakan seorang dermawan (murah hati) dan memang begitulah yang
dikatakan (tentang dirimu).' Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeretnya
atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka.'’

Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim, dan derajadnya Shohih.

Hadits di atas menjelaskan tentang ditolaknya suatu amal karena dilandasi dengan
riya’. Syarat pokok diterima suatu amal shalih adalah ikhlas karena Allah semata,
dan amal tersebut harus sesuai dengan contoh dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam. Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Inilah dua landasan amal yang diterima,
ikhlas karena Allah dan sesuai dengan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam”.

Hadits di atas menjelaskan tentang adanya tiga golongan manusia yang


dimasukkan ke dalam neraka dan tidak mendapat penolong selain Allah. Mereka
membawa amal yang besar, tetapi mereka melakukannya karena riya', ingin
mendapatkan pujian dan sanjungan. Pelaku riya', kelak dihari pengadilan,
wajahnya diseret secara tertelungkup sampai masuk ke dalam neraka.

Untuk itu, bapak ibu, marilah kita senantiasa berusaha untuk meluruskan niat
dalam setiap amal ibadah. Jangan pernah kita beramal karena riya’ atau
mengharapkan pujian dan sanjungan.

Demikianlah sedikit yang dapat saya sampaikan. Semoga ada manfaatnya. Dan
semoga amal ibadah yang kita kerjakan tidak ada yang sia-sia. Aamiin..

Billahitaufik walhidayah.. Wassalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..

Sponsored by: ZonaKeren.COM


Bismillaahhirrohmaanirrohiim..
Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, washolatu wasalmu’ala ashrofil


ambya’i walmursalin, wa ‘ala alihi washohbihi aj’mangin. Ama
ba’du…

Bapak Ibu jama’ah yang dimuliakan Allah, marilah kita panjatkan


puji syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah kepada kita,
utamanya adalah nikmat islam, kesehatan, kekuatan dan
kesempatan.

Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap terlimpahkan kepada


Rasulullah Muhammad Shallahu 'alaihi wassalam, keluarga,
sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa istiqomah
melaksanakan ajarannya. Aamin yaa robbal ‘alamiin..

Jama’ah yang dirahmati Allah, pada kesempatan kali ini saya akan
membacakan sebuah kultum dengan tema:

3 Pesan (Nasihat) Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam

Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam pernah memberikan tiga


buah nasihat kepada kedua sehabatnya, Abu Dzar Jundub bin
Junadah dan Abu Abdurrahman bin Jabal:

“Bertakwalah kamu kepada Allah dimanapun kamu berada, dan


ikutilah kesalahanmu dengan kebaikan niscaya ia dapat
menghapuskannya. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak
terpuji.” [HR. Tirmidzi].

Tiga pesan Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam tersebut layak


untuk kita perhatikan, karena sangat berkaitan erat dengan
kehidupan kita sehari-hari.

1. BERTAQWA DIMANA SAJA

Definisi dari kata taqwa dapat dilihat dari percakapan antara


sahabat Umar dan Ubay bin Ka’ab ra. Suatu ketika Umar bertanya
kepada Ubay bin Ka’ab, apakah taqwa itu? Dia menjawab;
“Pernahkah kamu melalui jalan berduri?” Umar menjawab;
“Pernah!” Ubay menyambung, “Lalu apa yang kamu lakukan?”
Umar menjawab; “Aku berhati-hati, waspada dan penuh
keseriusan.” Maka Ubay berkata; “Maka demikian pulalah taqwa!”

Sementara itu, menurut Sayyid Qutub, taqwa adalah kepekaan


hati, kehalusan perasaan, rasa khawatir yang terus menerus dan
hati-hati terhadap semua duri atau halangan dalam kehidupan.

Nasihat Nabi Shallahu ‘alaihi wassalam ini menunjukkan bahwa


kita harus bertaqwa dimana pun berada. Hal ini sejalan dengan
firman Allah dalam QS Ali Imron ayat 102, yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan


sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu
mati, melainkan dalam keadaan Islam”

2. KEBAIKAN YANG MENGHAPUSKAN DOSA


[KESALAHAN]

Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Bahkan, hari ini


mungkin kita sudah melakukan kesalahan, baik kita sadari atau
pun tidak. Oleh sebab itu, perbanyaklah amal ibadah dan
kebaikan. Karena beberapa kesalahan dapat dihapuskan dengan
kebaikan.

Dosa yang merugikan diri sendiri, maka salah satu cara untuk
menghapusnya adalah dengan bersedekah. Rasulullah Shallahu
‘alaihi wassalam bersabda “Sedekah itu menghapus kesalahan
sebagaimana air memadamkan api”.

Sedang dosa yang dilakukan terhadap orang lain, maka yang perlu
dilakukan adalah meminta maaf kepada orang yang kita sakiti.

Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam selalu minta maaf ketika


bersalah, bahkan terhadap Ibnu Ummi Maktum beliau
memeluknya dengan hangat seraya berkata “Inilah orangnya, yang
membuat aku ditegur oleh Allah… (QS. Abasa)”

Yang dimaksud Rasulullah ditegur oleh Allah terkait Ibnu Ummi


Maktum adalah diturunkannya QS. Abasa.
3. AKHLAQ YANG TERPUJI

Akhlaq terpuji harus dimiliki oleh seorang muslim. Salah satunya


adalah akhlaq terhadap orang lain, misalnya akhlaq terhadap
tetangga.

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka
jangan menyakiti tetangganya.” (HR. Bukhari, Muslim dan Ibnu
Majah)

Dari Abu Syuraih ra, bahwa Nabi Muhammad Shallahu ‘alaihi


wassalam bersabda: “Demi Allah seseorang tidak beriman, Demi
Allah seseorang tidak beriman, Demi Allah seseorang tidak
beriman.” Ada yang bertanya: “Siapa itu Ya Rasulullah?” Jawab
Nabi: “Yaitu orang yang tetangganya tidak aman dari
gangguannya.” (HR. Bukhari)

Peringatan tersebut sangat keras bahkan sampai diulangi tiga kali,


yaitu tidak termasuk golongan orang beriman jika ada tetangganya
yang tidak aman dari gangguannya.

Maka dari itu kita perlu instrospeksi, apakah tetangga kita selama
ini merasa terganggu atau tersakiti karena ulah tangan atau pun
lidah kita. Karena percuma kita sholat lima waktu, rajin sholat
malam, sedekah bahkan puasa sunah, jika ternyata kita masih suka
mengganggu atau menyakiti tetangga kita.

Demikianlah sedikit yang dapat saya sampaikan. Kurang lebihnya


saya mohon maaf. Billahitaufik walhidayah.. Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wa barokaatuuh.

Sponsored by: ZonaKeren.COM


Bismillaahhirrohmaanirrohiim..
Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, washolatu wasalmu’ala ashrofil ambya’i


walmursalin, wa ‘ala alihi washohbihi aj’mangin. Ama ba’du…

Bapak Ibu jama’ah pengajian yang dimuliakan Allah, marilah senantiasa


kita panjatkan puji syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah
kepada kita, terutama nikmat islam, nikmat sehat dan sempat.

Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap terlimpahkan kepada


Rasulullah Muhammad Shallahu 'alaihi wassalam, keluarga, sahabat
dan para pengikutnya yang senantiasa istiqomah melaksanakan
ajarannya. Aamin yaa robbal ‘alamiin..

Jama’ah yang dirahmati Allah, pada kesempatan kali ini saya akan
membawakan kultum dengan judul:

Cara Rasulullah Menjaga Kesehatan

Semasa hidupnya, Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam jarang sakit


karena beliau mampu mencegah hal-hal yang berpotensi mendatangkan
penyakit. Ada beberapa kebiasaan positif yang membuat Rasulullah
Shallahu 'alaihi wassalam selalu tampil fit, sehat dan jarang sakit,
antara lain:

Pertama, selektif terhadap makanan. Tidak ada makanan yang masuk


ke mulut rasulullah, kecuali makanan yang halal dan thayyib (baik).
Halal berkaitan dengan urusan akhirat, yaitu halal cara
mendapatkannya dan halal barangnya. Sedangkan thayyib berkaitan
dengan urusan duniawi, seperti baik tidaknya atau bergizi tidaknya
makanan yang dikonsumsi. Salah satu makanan kegemaran Rasul
adalah madu. Beliau biasa meminum madu yang dicampur air untuk
membersihan saluran pencernaan. Rasul bersabda,” Hendaknya kalian
menggunakan dua macam obat, yaitu madu dan Alquran”(HR. Ibnu
Majah dan Hakim).

Kedua, tidak makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum


kenyang. Aturannya, kapasitas perut dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu
sepertiga untuk makanan (zat padat), sepertiga untuk minuman (zat
cair), dan sepertiga lagi untuk udara (gas). Hal ini sebagaimana sabda
rasulullah,”Anak Adam tidak memenuhkan suatu tempat yang lebih
jelek dari perutnya. Cukuplah bagi mereka beberapa suap yang dapat
memfungsikan tubuhnya. Kalau tidak ditemukan jalan lain, maka (ia
dapat mengisi perutnya) dengan sepertiga untuk makanan, sepertiga
untuk minuman, dan sepertiganya lagi untuk pernafasan” (HR Ibnu
Majah dan Ibnu Hibban).
Ketiga, makan dengan tenang, tumaninah, tidak tergesa-gesa, dengan
tempo sedang. Cara makan seperti ini akan menghindarkan seseorang
dari tersedak ataupun tergigit. Makanan bisa dikunyah dengan lebih
baik, sehingga kerja organ pencernaan lebih ringan. Dari segi medis,
makanan yang tidak dikunyah dengan baik akan sulit dicerna. Dalam
jangka waktu lama bisa menimbulkan kanker di usus besar.

Keempat, tidak meniup makanan/minuman panas. Dalam Hadits,


Ibnu Abbas meriwayatkan “Bahwasanya Rasulullah SAW melarang
bernafas pada bejana minuman atau meniupnya”. (HR. At Turmudzi
dan dishahihkan oleh Al-Albani). Secara teori ilmiah, hadits Rasulullah
tersebut dapat dijelaskan bahwa apabila kita menghembuskan nafas
pada minuman, kita akan mengeluarkan karbon dioksida (CO2), yang
apabila bercampur dengan air (H2O), akan menjadi H2CO3, yaitu sama
dengan cuka, sehingga menyebabkan minuman itu menjadi acidic
(bersifat asam). Bila kebiasaan ini berlangsung dalam waktu lama akan
dapat merusak kinerja ginjal serta dapat meningkatkan risiko serangan
jantung.

Kelima, Tidak makan/minum sambil berdiri. Dari Anas bin Malik ra


dari Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam bahwasanya beliau melarang
seseorang untuk minum dengan berdiri. Qatadah bertanya kepada
Anas, “Bagaimana kalau makan ?” Anas menjawab, “Kalau makan
dengan berdiri itu lebih jelek dan lebih buruk.” (HR Muslim). Jika kita
minum sambil berdiri, air yang kita minum akan meluncur langsung
menuju kandung kemih tanpa disaring terlebih dahulu oleh sistem
dalam tubuh. Akibatnya akan terjadi pengendapan disaluran ureter.
Endapan ini bila semakin dapat menyebabkan penyakit kristal ginjal
atau batu ginjal.

Keenam, cepat tidur dan cepat bangun. Rasulullah biasa tidur di awal
malam dan bangun pada pertengahan malam kedua. Kemudian beliau
bersiwak, lalu berwudhu dan shalat sampai waktu yang diizinkan Allah.
Beliau tidak pernah tidur melebihi kebutuhan, namun tidak pula
menahan diri untuk tidur sekadar yang dibutuhkan.

Cara tidurnya pun penuh makna. Ibnul Qayyim Al Jauziyyah dalam


buku Metode Pengobatan Nabi mengungkapkan bahwa Rasul tidur
dengan memiringkan tubuh ke arah kanan, sambil berzikir kepada Allah
hingga matanya terasa berat. Terkadang beliau memiringkan badannya
ke sebelah kiri sebentar, untuk kemudian kembali ke sebelah kanan.
Tidur seperti ini merupakan tidur paling efisien. Pada saat itu makanan
bisa berada dalam posisi yang pas dengan lambung sehingga dapat
mengendap secara proporsional. Lalu beralih ke sebelah kiri sebentar
agar proses pencernaan makanan lebih cepat karena lambung
mengarah ke liver, baru kemudian berbalik lagi ke sebelah kanan hingga
akhir tidur agar makanan lebih cepat tersuplai dari lambung.

Ketujuh, istiqomah melakukan puasa sunnah, di luar puasa


Ramadhan. Ada beberapa puasa sunnah yang beliau anjurkan, seperti
Senin Kamis, puasa Daud, puasa enam hari di bulan Syawal, dsb. puasa
adalah perisai terhadap berbagai macam penyakit jasmani maupun
rohani. Puasa sangat ampuh untuk detoksifikasi atau pembersihan
racun dalam tubuh.

Sebenarnya masih banyak sekali pola hidup sehat rasulullah yang layak
kita teladani. Namun karena keterbatasan, hanya sedikit ini yang dapat
saya sampaikan.

Semoga saja kita bisa mengambil hikmah dan manfaatnya. Mohon maaf
bila ada kesalahan dan kekurangan.

Billahitaufik walhidayah.. Wassalamu’alaikum warohmatullahi wa


barokaatuuh..

Sponsored by: ZonaKeren.COM


Bismillaahhirrohmaanirrohiim…
Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh…

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, washolatu wasalmu’ala ashrofil ambya’i walmursalin,


wa ‘ala alihi washohbihi aj’mangin. Ama ba’du…

Bapak Ibu yang dimuliakan Allah, marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan
takwa kita, salah satunya dengan selalu mensyukuri nikmat Allah serta
menggunakannya untuk amal ibadah dan kebaikan.

Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, sahabat dan para pengikutnya
yang senantiasa istiqomah.

Jama’ah yang dirahmati Allah, pada kesempatan kali ini saya akan membacakan
sebuah kultum dengan tema:

Jama’ah yang dirahmati Allah, pada kesempatan kali ini saya akan membacakan sebuah
kultum dengan tema:

Kerugian di Bulan Romadhon

Ada beberapa kerugian yang dialami oleh umat Muslim di bulan Romadhon dan mungkin
saja kerugian itu juga kita alami.

1. Tidak berpuasa dan tidak beribadah dengan maksimal

Perintah puasa di bulan Romadhon bagi setiap orang yang mengaku beriman sudah sangat
jelas tertuang di surat Al Baqoroh ayat 183. Namun kenyataannya, banyak diantara kita
yang mengaku beriman, sehat dan tidak sedang berhalangan, namun tidak menjalankan
ibadah puasa. Padahal jika kita menilik pada RUKUN ISLAM, maka seseorang belum bisa
dikatakan beragama Islam jika belum bersyahadat, menegakkan sholat dan mengerjakan
puasa. Sementara zakat dan ibadah haji hanya diwajibkan kepada yang mampu saja.

Selain itu, ada juga diantara kita dan mungkin termasuk kita yang berpuasa, namun tidak
melakukan amal ibadah lainnya dengan maksimal. Puasa hanya sekedar puasa saja.
Padahal bulan Romadhon itu menyimpan potensi pahala yang tidak terbatas. Ibadah
sunah pahalanya dihitung seperti ibadah wajib, dan ibadah wajib pahalanya
dilipatgandakan sampai tak terhingga.

“…Barang siapa yang melakukan kebaikan (ibadah sunah) di bulan Romadhon pahalanya
seperti melakukan ibadah wajib dibanding bulan yang lainnya. Dan barang siapa
melakukan kewajiban di dalamnya, maka pahalanya seperti melakukan 70 kewajiban
dibanding bulan lainnya… (HR. Ibnu Huzaimah).

“Setiap amalan kebaikan anak Adam akan dilipatgandakan menjadi 10 hingga 700 kali
dari kebaikan yang semisal. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman (yang artinya), “Kecuali puasa,
amalan tersebut untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya karena dia telah
meninggalkan syahwat dan makanannya demi Aku.” (HR. Muslim).

2. Puasa hanya mendapatkan lapar dan dahaga


Disatu sisi bulan Romadhon menawarkan pahala yang tak terhingga, disisi lain, banyak
diantara kita yang berpuasa namun tidak mendapatkan apa-apa kecuali rasa lapar dan
dahaga.

“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya
tersebut, kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thobrani)

Beberapa perkara yang menyebabkan hilangnya pahala puasa, antara lain: berdusta atau
bohong, ghibah dan fitnah, mengadu domba, sumpah palsu, dan melihat aurat lawan jenis
dengan syahwat.

Orang-orang tersebut puasanya tetap sah, namun tidak mendapatkan pahala atas
puasanya.

3. Tidak mengikuti tarawih hingga selesai

Kadang-kadang kita melihat ada orang yang meninggalkan shalat tarawih sebelum shalat
witir. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjanjikan satu keutamaan bagi orang yang
megikuti tarawih sampai selesai. Nabi bersabda:

“Orang yang shalat tarawih mengikuti imam sampai selesai, ditulis baginya pahala shalat
semalam suntuk.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Untuk itu marilah kita usahakan senantiasa mengikuti sholat tarawih berjamaah hingga
selesai sholat witir.

4. Tidak menjaga sholat

Sholat adalah ibadah terpenting bagi seorang muslim karena sholat adalah tiang agama.
Selain itu, sholat adalah amalan yang pertama kali dihisab oleh Allah di hari kiamat kelak.

"Sesungguhnya pertama kali yang dihisab dari segenap amalan seorang hamba di hari
kiamat kelak adalah shalatnya. Bila shalatnya baik maka beruntunglah ia dan bilamana
shalatnya rusak, sungguh kerugian menimpanya.” (HR Tirmidzi).

Selain itu, kepada para laki-laki hendaknya senantiasa mengerjakan sholat 5 waktu di
masjid. Karena bagi orang yang malas sholat di masjid, oleh Nabi dikategorikan kepada
golongan orang munafik.

“Sesungguhnya tiada yang dirasa berat oleh seorang munafik, kecuali melaksanakan shalat
Isya dan shalat Subuh di masjid…” (HR Bukhari Muslim).

Meskipun hanya disebutkan sholat Isya dan Subuh, namun kita tidak boleh meremehkan
sholat lainnya. Sebab, jika kita amati saat ini, justru sholat Ashar lah yang sering kali
sedikit jamaahnya.

Kemudian, orang munafik oleh Allah diancam dengan Neraka Jahanam. “Sesungguhnya
Allah akan mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam
Jahanam” (QS An Nisa:140).

5. Tidak membiasakan membaca Al Qur’an


Membaca Al Qur’an adalah amalan yang sangat dianjurkan baik di bulan Romadhon
maupun bulan lainnya.

Didalam HR. Tirmidzi, Nabi bersabda: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al
Qur’an, maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan itu dilipatgandakan dengan
sepuluh (pahala). Aku tidak mengatakan Alif Laam Mim adalah satu huruf, akan tetapi Alif
satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf”.

Begitu besar pahala membaca Al Qur’an, belum lagi jika dikerjakan di bulan Romadhon,
dimana setiap amal kebaikan akan dilipatgandakan sampai tak terhingga.

Untuk itu marilah kita membiasakan diri kita membaca Al Qur’an, paling tidak di bulan
Romadhon ini bisa khatam satu kali. Rata-rata dalam 1 juz itu terdiri dari 10 muka atau 20
halaman. Jika setiap ba’da sholat fardu kita membaca 2 muka, maka insya Allah dalam
sebulan kita bisa khatam satu kali. Apalagi ketika puasa biasanya banyak waktu luang yang
bisa kita gunakan untuk membaca Al Quran, misalnya setelah berbuka, setelah tarawih
dan menjelang imsyak.

6. Lebih buruk dari tahun lalu

Jika puasa Romadhon tahun ini lebih buruk dari tahun lalu, maka sesungguhnya kita
adalah orang yang mengalami kerugian. Karena orang yang beruntung adalah orang yang
hari ini lebih baik daripada hari kemarin. Untuk itu marilah kita nilai diri kita masing-
masing, apakah kualitas ibadah kita tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya, atau
justru malah menurun atau semakin buruk.

Jamaah yang insya Allah dirahmati Allah, bulan Romadhon sebentar lagi akan memasuki
hari-hari terakhir. Untuk itu, marilah kita gunakan waktu di penghujung Romadhon ini
dengan sebaik-baiknya. Karena belum tentu tahun depan kita akan menjumpai lagi bulan
mulia ini.

Demikianlah sedikit yang dapat saya sampaikan, kurang lebihnya saya mohon maaf.
Billahitaufik walhidayah.. Wassalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..

Sponsored by: ZonaKeren.COM


Bismillaahhirrohmaanirrohiim..
Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, washolatu wasalmu’ala ashrofil ambya’i


walmursalin, wa ‘ala alihi washohbihi aj’mangin. Ama ba’du…

Bapak Ibu jama’ah yang dimuliakan Allah, marilah senantiasa kita


panjatkan puji syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah kepada
kita, terutama nikmat islam, nikmat sehat dan sempat.

Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap terlimpahkan kepada


Rasulullah Muhammad Shallahu 'alaihi wassalam, keluarga, sahabat
dan para pengikutnya yang senantiasa istiqomah melaksanakan
ajarannya. Aamin yaa robbal ‘alamiin..

Jama’ah yang dirahmati Allah, pada kesempatan kali ini saya akan
membawakan kultum dengan judul:

Ancaman dan Hukuman untuk Orang-orang Sombong

Jamaah yang dirahmati Allah, didunia ini bila kita amati banyak sekali
orang yang bersikap sombong. Entah itu karena jabatan, kekayaan,
harta maupun kelebihan fisik yang ia miliki.

Orang kaya yang sombong sering kali merasa bahwa harta yang
dimilikinya adalah hasil dari jerih payahnya, hasil dari kerja kerasnya
mengumpulkan harta, tanpa menyadari bahwa kekayaan yang ia miliki
sesungguhnya adalah pemberian dari Allah.

Harta, kekayaan, jabatan, kekuasaan, kelebihan fisik dan segala nikmat


yang kita miliki sesungguhnya adalah pemberian Allah. Semua itu
adalah titipan, amanah sekaligus ujian yang diberikan oleh Allah kepada
manusia.

Selain kesombongan secara fisik dan materi, ada lagi contoh


kesombongan yang bisa jadi kita termasuk didalamnya. Yaitu menolak
kebenaran, merasa paling benar dan merendahkan orang lain.

Disadari atau tidak, kesombongan jenis ini banyak dilakukan oleh umat
muslim bahkan mungkin kita termasuk di dalamnya. Sering kali
golongan satu mengejek, menyalahkan dan merendahkan golongan lain
karena berbeda aliran, berbeda kiai dan berbeda dalam beribadah.

Jamaah yang dimuliakan Allah.., jika kita mau mengkaji, sesungguhnya


ancaman dan hukuman Allah bagi orang-orang yang sombong tidaklah
main-main. Ada banyak sekali namun kali ini saya hanya akan
memberikan dua contoh saja yang saya anggap paling mengerikan.
Ancaman atau hukuman bagi orang yang sombong antara lain yang
pertama adalah, hidupnya diliputi kecelakaan dan kehinaan.

Allah telah memberikan beberapa contoh di dalam Alquran yang


mengisahkan kehidupan orang-orang sombong yang berakhir dengan
kenistaan, kecelakaan dan kehinaan. Sebut saja Fir’aun yang
ditenggelamkan oleh Allah di Laut Merah, dan Khorun yang ditelan
bumi beserta seluruh hartanya.

Jabatan, kekuasaan dan harta membuat mereka bersikap sombong,


menolak kebenaran dan bahkan sampai merasa bahwa dirinya setara
dengan Tuhan. Kesombongan Firaun membuat hidupnya berakhir
dengan tragis dan penuh kehinaan, sampai-sampai usaha tobatnya
tidak diterima oleh Allah.

Menjelang ajalnya, Firaun berniat bertobat dengan mengakui bahwa


tiada Tuhan selain Allah, namun Allah segera mengutus malaikat Jibril
untuk menyumbat mulut Firaun dengan pasir.

Dari Sa’id bin Jubeir dari Ibnu ‘Abbas radhiya’l-lahu ‘anhuma


meriwayatkan: “Dua orang Sahabat menghadap Rasulullah
(menanyakan tentang Fir’aun). Sabda Nabi s.a.w: “Malaikat Jibril
menyumbat mulut Fir’aun dengan pasir, khawatir kalau-kalau akan
mengucapkan: laa ‘ilaha illa’l-lah” [HR. Turmudzi; Ahmad; at-Thabari].

Jamaah yang dimuliakan Allah.., tentu saja ditolaknya sebuah tobat


adalah kecelakaan yang sangat besar. Namun itulah balasan yang tepat
bagi mereka yang sombong dan menolak kebenaran.

Ancaman Allah selanjutnya bagi mereka yang sombong adalah,


Dijauhkan dari Surga dan dimasukan ke Neraka.

Jangankan masuk surga, orang-orang sombong bahkan tidak akan


mencium bau syurga. Tempat kembali mereka adalah neraka jahannam.

Rasul bersabda, "Tidak masuk surga siapa saja yang di dalam hatinya
ada sedikit kesombongan, kemudian seseorang berkata: "(ya
Rasulullah) sesungguhnya seseorang itu senang pakaiannya bagus dan
sandalnya bagus", Beliau bersabda: "Sesunguhnya Allah itu Indah dan
Dia menyenangi keindahan, (dan yang dimaksud dengan) kesombongan
itu adalah menolak kebenaran dan melecehkan orang lain" (HR.
Muslim)

Di hadist lain disebutkan bahwa “Tidak akan masuk surga orang yang di
dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi kesombongan.” (HR. Muslim)
Jamaah yang dirahmati Allah, kehinaan orang yang sombong rupanya
tidak berakhir di dunia saja, bahkan sebelum dimasukkan ke neraka,
mereka juga akan mengalami hinaan di hari akhir kelak. Sebagaimana
hadist yang diriwayatkan oleh Tirmizi & Ahmad, “Orang-orang yang
sombong akan dihimpunkan pada hari kiamat seperti dalam bentuk
semut-semut kecil dengan rupa manusia, dari segala tempat datang
hinaan kepada mereka, mereka digiring ke penjara neraka jahannam
yang di sebut Bulas, di bagian atasnya api yang menyala-nyala dan
mereka diberi minuman dari kotoran penghuni neraka".

Jamaah yang dimuliakan Allah, jika kita perhatikan ancaman-ancaman


diatas, tentunya kita harus segera mengoreksi diri dan membenahi diri
kita masing-masing. Jangan sampai ada bibit kesombongan dalam hati
kita. Jangan sampai semua amal ibadah kita sia-sia karena
kesombongan yang hanya sebesar biji sawi.

Sebagai penutup, marilah kita introspeksi diri, tak perlu menunjuk


orang lain tapi lihatlah diri kita sendiri, sudahkah kita benar-benar
bersih dari sifat dan sikap sombong? Ataukah kita malah senang dan
bangga dengan kesombongan yang kita miliki?

Semoga Allah menjauhkan kita dari sifat sombong, dan semoga Allah
memasukkan kita kepada golongan orang-orang yang patuh dan rendah
diri, golongan orang yang beruntung dan selamat dunia akhirat, aamiin
ya robbal’alamiin..

Demikian sedikit yang dapat saya sampaikan, mohon maaf jika ada
kesalahan dan kekurangan. Segala kebenaran dan kepastian hanyalah
milik Allah. Wabillahi taufik walhidayah, Wassalamu’alaikum waroh
matullahi wabarokatuuh..

Sponsored by: ZonaKeren.COM


Bismillaahhirrohmaanirrohiim..
Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, washolatu wasalmu’ala ashrofil ambya’i walmursalin,


wa ‘ala alihi washohbihi aj’mangin. Ama ba’du…

Bapak Ibu jama’ah yang dimuliakan Allah, syukur Alhamdulillah kita haturkan ke
hadhirat Allah, Sang Pemberi petunjuk, Yang menguasai dan mengendalikan
seluruh hati manusia. Puji syukur kita haturkan pula kepada Allah, karena dengan
rahmat dan hidayahnya, kita bisa merasakan nikmatnya ibadah dan ketaatan
kepada-Nya.

Salam dan shalawat semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad


Shallahu 'alaihi wassalam, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa
istiqomah. Aamin..

Jama’ah yang dirahmati Allah, pada kesempatan kali ini saya akan membacakan
sebuah kultum dengan tema:

Mengobati Penyakit Hati

Dalam hadist dari Abbas bin Abdul Muthalib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Akan merasakan nikmatnya iman, orang yang ridha Allah sebagai Rabnya, islam
sebagai agamanya, dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagai rasulnya.”
(HR. Muslim, Turmudzi dan yang lainnya).

Dalam hadis di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut tiga kriteria
untuk dapat merasakan lezatnya iman:

1. Orang yang mentauhidkan Allah dengan sepenuhnya, sebagai bukti dia ridha
Allah sebagai Rabnya,
2. dia menjadikan syariat islam sebagai aturan hidupnya, sebagai bukti dia
ridha bahwa islam sebagai agamanya,
3. dia mengikuti petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam
hidupnya.

Iman, islam, dan segala turunannya merupakan kenikmatan dan bisa dirasakan
lezatnya. Namun, mengapa banyak orang justru merasa berat atau bahkan merasa
tersiksa ketika melakukan ketaatan? Bisa jadi, bahkan termasuk kita, seringkali
masih menganggap ketaatan itu sesuatu beban yang sulit bagi kita.

Kasus semacam ini juga dialami oleh fisik manusia. Ketika seseorang sakit, selezat
apapun makanan yang diberikan, orang tersebut akan merasakannya sebagai
sesuatu yang pahit dan tidak nikmat.

Seperti itulah orang yang sedang sakit hati dan mentalnya. Selezat apapun nutrisi
yang diberikan, dia akan merasakan pahit dan berusaha menolaknya. Untuk bisa
mengembalikan pada kondisi normal, tentu penyakit tersebut harus diobati. Hati
sakit yang dibiarkan, selamanya akan sulit untuk menikmati lezatnya iman.

Imam Ibnul Qoyim, dalam karyanya Ighatsatul Lahafan menjelaskan bahwa ada 3
teori pokok untuk mengobati sesuatu yang sakit. Teori ini juga digunakan dalam
ilmu medis, ketika seorang dokter hendak mengobati pasien.

Pertama, menjaga kekuatan. Ketika mengobati pasien, dokter akan


menyarankan agar pasien banyak makan yang bergizi, banyak istirahat, tenangkan
pikiran, tidak lupa, sang dokter juga memberikan multivitamin atau suplemen.
Semua ini dilakukan dalam rangka menjaga kekuatan fisik pasien.

Ibnul Qoyim menjelaskan, orang yang sakit hati, salah satu upaya yang harus dia
lakukan adalah menjaga kekuatan mentalnya, dengan ilmu yang bermanfaat dan
melakukan berbagai ketaatan. Hatinya harus dipaksa untuk mendengarkan nasehat
dan ilmu yang bersumber dari Al-Quran dan sunah, serta fisiknya dipaksa untuk
melakukan ibadah dan ketaatan. Karena ilmu dan amal adalah nutrisi bagi hati
manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadis riwayat Bukhari,
memisalkan ilmu sebagaimana hujan dan hati manusia sebagaimana tanah. Karena
hati senantiasa butuh nutrisi berupa ilmu.

Kedua, melindungi pasien dari munculnya penyakit yang baru atau


sesuatu yang bisa memparah sakitnya.

Dalam mengobati pasien, tahapan lain yang dilakukan dokter adalah menyarankan
pasien untuk menghindari berbagai pantangan sesuai jenis penyakit yang diderita
pasien.

Hal yang sama juga berlaku untuk penyakit hati. Seperti yang dijelaskan Ibnul
Qoyim, orang yang sakit harus menghindari segala yang bisa memperparah
panyakit dalam hatinya, yaitu dengan menjauhi semua perbuatan dosa dan
maksiat. Karena dosa dan maksiat adalah sumber penyakit bagi hati. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan bagaimana bahaya dosa bagi hati
manusia dalam potongan hadist yang artinya:

Sesungguhnya seorang hamba, apabila melakukan perbuatan maksiat maka akan


dititikkan dalam hatinya satu titik hitam. Jika dia meninggalkan maksiat itu,
memohon ampun dan bertaubat, hatinya akan dibersihkan. Namun jika dia
kembali maksiat, akan ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya.
(HR. Turmudzi, Ibnu Majah dan sanadnya dinilai kuat oleh Syuaib Al-Arnauth).

Ketiga, menghilangkan penyakit yang ada dalam dirinya

Tahapan terakhir, setelah dokter memastikan jenis penyakit yang diderita pasien,
dokter akan memberikan obat untuk menghilangkan penyakit tersebut dengan
dosis yang sesuai dengan penyakit pasien.

Ibnul Qoyim menjelaskan bahwa cara untuk menghilangkan penyakit yang


merusak hati adalah dengan banyak bertaubat, beristighfar, dan memohon
ampunan kepada Allah. Jika kesalahan itu harus ditutupi dengan membayar
kaffarah maka dia siap membayarnya. Jika terkait dengan hak orang lain, diapun
siap dengan meminta maaf kepadanya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan:


Orang yang bertaubat dari satu perbuatan dosa, seperti orang yang tidak
melakukan dosa itu. (HR. Ibnu Majah).

Karena dengan taubat, berarti dia menghilangkan penyakit hati berupa dosa dalam
dirinya.

Jamaah yang berbahagia,

Semoga Allah melindungi kita dari segala penyakit hati yang berbahaya, dan
menjadikan hati kita, hati yang sehat, yang bisa merasakan lezatnya iman, islam,
dan amal soleh. Aamiin.

Demikianlah sedikit yang dapat saya sampaikan. Kurang lebihnya saya mohon
maaf. Billahitaufik walhidayah.. Wassalamu’alaikum warohmatullahi wa
barokaatuuh.

Sponsored by: ZonaKeren.COM


Bismillaahhirrohmaanirrohiim..
Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, washolatu wasalmu’ala ashrofil ambya’i


walmursalin, wa ‘ala alihi washohbihi aj’mangin. Ama ba’du…

Bapak Ibu jama’ah yang dimuliakan Allah, marilah kita panjatkan puji
syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah kepada kita, utamanya
adalah nikmat islam, kesehatan, kekuatan dan kesempatan, sehingga pada
malam hari ini kita masih diperkenankan berkumpul untuk mengkaji ayat-
ayat Allah.

Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap terlimpahkan kepada


Rasulullah Muhammad Shallahu 'alaihi wassalam, keluarga, sahabat dan
para pengikutnya yang senantiasa istiqomah melaksanakan ajarannya.

Jama’ah yang dirahmati Allah, pada kesempatan kali ini saya akan
membacakan sebuah kultum dengan tema:

Hati Yang Mati (Qalbun Mayyit)

Pada kultum sebelumnya, telah saya bacakan mengenai obat penyakit hati
untuk menyembuhkan hati yang sakit. Hati yang sakit bila tidak segera
diobati dan dibiarkan lama-lama bisa berpotensi menjadi hati yang mati.

Hati yang mati itu tidak ada bedanya dengan jasad yang sudah tidak
bernyawa. Walaupun dipukul, dicubit, bahkan diiris sekalipun, ia tidak
akan merasakan apa-apa. Sehingga ketika orang yang hatinya telah mati
melakukan perbuatan baik atau pun buruk rasanya akan sama saja, biasa-
biasa saja, dan tidak ada nilainya sama sekali.

Ada 2 ciri utama hati yang mati, yaitu:

1. Selalu menolak akan kebenaran dari Allah.


2. Selalu melakukan kerusakan / berlaku zhalim kepada sesama
makhluk hidup bahkan terhadap dirinya sendiri.

Hati yang mati secara tersirat disinggung dalam surat Al-Baqarah ayat 7
yang artinya “Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka dan
penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang berat”.

Serta dalam riwayat Ibrahim bin Adam atau dikenal juga dengan nama
Abu Ishaq, yang sedang berjalan dipasar Bashrah, lalu orang-orang
mengerumuninya dan seraya bertanya: "Wahai Abu Ishaq, sudah sejak
lama kami memanjatkan do'a kepada Allah, tetapi mengapa do'a-do'a kami
tidak di kabulkan? Padahal Allah telah berfirman dalam kitab-Nya;
"Berdo'alah kalian kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan do'a kalian."
(QS.Ghoofir : 60). Lalu Abu Ishaq menjawab, "Hal itu dikarenakan hati
kalian telah mati dengan sepuluh perkara berikut :

1. Kalian mengenal Allah tetapi kalian tidak menunaikan


kewajibannya.
2. Kalian mengakui mencintai Rasulullah, tapi kalian meninggalkan
sunnahnya.
3. Kalian membaca Al-Qur’an, tapi kalian tidak mengamalkan isi
kandungannya.
4. Kalian sangat banyak diberi nikmat karunia, tapi kalian tidak
mensyukurinya.
5. Kalian selalu mengatakan bahwa syetan itu musuh kalian, tetapi
kalian mengikuti langkahnya.
6. Kalian mempercayai surga itu ada, tetapi kalian tidak berbuat amal
untuk mengantarkannya kesana.
7. Kalian mempercayai neraka itu ada, tetapi kalian tidak lari dari
panas siksanya.
8. Kalian mengakui bahwa kematian itu benar adanya, tetapi kalian
tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya.
9. Kalian sibuk mengurusi kekurangan orang lain, akan tetapi lupa
pada kekurangan diri sendiri.
10. Kalian mengubur jenazah, akan tetapi tidak mengambil pelajaran
dari peristiwa tersebut.

Jamaah yang berbahagia, demikianlah sedikit kultum tentang hati yang


mati. Semoga saja kita bisa mengambil hikmahnya. Dan semoga kita tidak
termasuk kedalam golongan orang dengan hati yang mati.

Billahitaufik walhidayah.. Wassalamu’alaikum warohmatullahi wa


barokaatuuh..

Sponsored by: ZonaKeren.COM


Bismillaahhirrohmaanirrohiim..
Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, washolatu wasalmu’ala ashrofil ambya’i


walmursalin, wa ‘ala alihi washohbihi aj’mangin. Ama ba’du…

Bapak Ibu sodara-sodara jama’ah yang dimuliakan Allah, yang pertama


dan paling utama, marilah kita panjatkan puji syukur atas segala nikmat
yang diberikan Allah kepada kita, utamanya adalah nikmat islam,
kesehatan, kekuatan dan kesempatan, sehingga pada malam hari ini
kita masih diperkenankan untuk melaksanakan sholat Isya’ dan tarawih
berjamaah, dan nanti insya Allah dilanjutkan dengan sholat witir.

Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap terlimpahkan kepada


Rasulullah Muhammad Shallahu 'alaihi wassalam, keluarga, sahabat
dan para pengikutnya yang senantiasa istiqomah melaksanakan
ajarannya. Aamin yaa robbal ‘alamiin..

Jama’ah yang dirahmati Allah, pada kesempatan kali ini saya akan
membawakan kultum dengan tema:

Kematian

Kematian bagi sebagian orang bisa saja sangat menakutkan. Namun


siap atau tidak, suka atau tidak, yang namanya kematian pasti akan
datang menjemput setiap makhluk yang bernyawa. Sebagaimana di
dalam potongan ayat 185 surat Ali Imran, Allah berfirman yang artinya:

“Tiap-tiap jiwa (yang bernyawa) pasti akan merasakan mati…"

Dalam menyikapi kematian, Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam


menjelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim, bahwasannya yang mengikuti mayat itu ada tiga, yang dua
kembali dan yang satu tetap bersamanya.

Dua yang kembali, yang pertama adalah keluarga. Ketika orang


meninggal dunia, maka keluarga, saudara, tetangga, teman dan sahabat
akan mengantar kepergiannya sampai di pemakaman. Namun setelah
jenasah dimasukkan ke liang lahat, semua orang akan kembali ke
rumahnya masing-masing. Tak ada satupun yang akan mengikutinya
hingga ke dalam kubur. Betapa pun seorang suami mencintai istrinya,
namun ketika istrinya meninggal, maka suami tidak akan menemaninya
dalam kubur.

Dan di dalam kubur, setiap manusia akan sibuk dengan urusannya


masing-masing. Sekalipun misalnya jenasah dimakamkan di areal
pemakaman keluarga, maka jenasah satu dan yang lainnya tidak akan
saling menyapa, dan mereka sibuk dengan urusannya masing-masing.

Dua yang kembali, yang kedua adalah harta. Ketika seseorang


meninggal, maka ia akan meninggalkan seluruh hartanya. Rumah,
mobil, perhiasan, tabungan dll tidak akan ada yang menemaninya di
liang lahat.

Satu-satunya harta yang ia bawa hanyalah beberapa lembar kain putih


dengan panjang 2-3 meter. Sekalipun si mayit semasa hidupnya
mungkin juragan kain, atau bahkan pemilik pabrik tekstil, namun
ketika seorang muslim meninggal, maka ia hanya akan membawa 3
lembar kain putih untuk laki-laki, dan 5 lembar untuk perempuan.

Semua harta dan kekayaan yang kita miliki sesungguhnya bukanlah


milik kita. Setelah seseorang meninggal, maka rumah, mobil, dan segala
hartanya akan menjadi hak ahli waris. Dan harta yang benar-benar ia
miliki adalah harta yang telah ia sedekahkan selama masih hidup.
Zakat, infaq, sodaqoh, harta yang kita keluarkan untuk membantu
sesama, harta untuk berjuang di jalan Allah dan lain sebagainya, maka
itulah sesungguhnya harta milik kita.

Dan apa yang telah kita sedekahkan, insya Allah akan memudahkan
perjalanan kita di alam kubur kelak. Sebagaimana sabda Rasulullah
Shallahu 'alaihi wassalam: “Sesungguhnya sedekah dapat memadamkan
panasnya kubur bagi orang yang memberikan sedekah, dan
sesungguhnya orang mukmin akan bernaung pada hari kiamat nanti di
bawah naungan sedekahnya.” (HR. Tabbrani).

Yang terakhir adalah satu tetap bersama mayat, yaitu AMAL.


Ketika seseorang meninggal dunia dan dimakamkan, maka amal
perbuatan dan ibadahnya lah yang akan bersamanya, menemani
kehidupannya di alam barzah. Amal baik maupun amal buruk yang
pernah dia kerjakan semasa hidup, itulah yang akan menemaninya di
dalam kubur.

Jamaah yang dimuliakan Allah, berbicara kematian kaitannya dengan


amal, maka sesungguhnya keadaan manusia di alam kubur itu ada dua.
Keadaan pertama adalah bagi orang yang banyak melakukan amal
sholih, maka kuburnya akan dilapangkan sejauh mata memandang,
kemudian datang kepadanya seseorang yang berwajah tampan dengan
baju yang bagus dan aroma yang harum. Orang itu berkata,
'Berbahagialah dengan kemudahan yang diberikan padamu. Inilah hari
yang dijanjikan padamu.' Mayit itu bertanya, 'Siapa kamu? Wajahmu
tampak bagus.' Dijawab 'Aku adalah amal sholihmu. Engkau selalu
bersegera mentaati Allah dan enggan bermaksiat kepada-Nya. Maka
Allah mengganjarmu dengan kebaikan.'
Sementara itu, bagi orang yang semasa hidupnya bergelimangan amal
buruk, maka kuburnya akan menyempit hingga meremukkan tulang-
tulangnya. Pintu neraka dibuka sehingga dia akan merasakan panas
yang luar biasa. Lalu datanglah seseorang dengan wajah dan pakaian
yang buruk, serta aroma tubuh yang busuk menyengat. Ia berkata,
'Berbahagialah dengan kejelekanmu. Inilah hari yang dijanjikan.
Engkau enggan taat kepada Allah, tetapi sangat bersemangat dalam
bermaksiat. Maka Allah mengganjarmu dengan kejelekan.' Mayit itu
bertanya, 'Siapa kamu? Wajahmu amat buruk,' Tamu itu menjawab,
'Akulah amalmu yang buruk.'

Jama’ah yang dimuliakan Allah, kematian datang tanpa permisi, tak


harus menunggu seseorang sakit, tak harus menunggu umur tua, dan
tak harus menunggu seseorang habis hartanya. Untuk itu marilah kita
gunakan nikmat Allah ini sebaik-baiknya. Apalagi bulan puasa
romadhon yang tinggal beberapa hari lagi ini, marilah kita manfaatkan
untuk memperbanyak amal ibadah sebanyak-banyaknya. Dan jangan
pernah merasa bahwa amal ibadah kita telah cukup.

Demikianlah sedikit yang dapat saya sampaikan. Kurang lebihnya saya


mohon maaf. Billahitaufik walhidayah.. Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wa barokaatuuh..

Sponsored by: ZonaKeren.COM


Bismillaahhirrohmaanirrohiim..
Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, washolatu wasalmu’ala ashrofil ambya’i


walmursalin, wa ‘ala alihi washohbihi aj’mangin. Ama ba’du…

Bapak Ibu jama’ah yang dimuliakan Allah, marilah kita panjatkan puji syukur
atas segala nikmat yang diberikan Allah kepada kita, utamanya adalah nikmat
islam, kesehatan, kekuatan dan kesempatan, sehingga pada malam hari ini
kita masih diperkenankan berkumpul untuk mengkaji ayat-ayat Allah.

Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, sahabat dan para
pengikutnya yang senantiasa istiqomah melaksanakan ajarannya.

Jama’ah yang dirahmati Allah, pada kesempatan kali ini saya akan
membacakan sebuah kultum dengan tema:

Bahayanya Tergilas Waktu Subuh

Allah Subhanahu wa ta'ala bersumpah dalam Surat Al Fajr :“Demi fajar


(waktu Subuh)”. Kemudian dalam Al Falaq Allah mengingatkan:“Katakanlah!
aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai waktu subuh”.

Ada apa sebenarnya di balik waktu Subuh? Mengapa Allah sampai bersumpah
demi waktu Subuh? Dan mengapa pula kita harus berlindung kepada yang
menguasai waktu Subuh? Apakah waktu Subuh sangat berbahaya?

Ya, ternyata waktu Subuh memang benar-benar sangat berbahaya! Waktu


Subuh itu lebih kejam dari sekawanan perampok yang merampas harta benda
kita. Sebab jika kita ‘tergilas waktu Subuh’, sehingga melalaikan shalat fajar,
maka kita akan menderita kerugian yang jauh lebih besar dari sekadar
kehilangan harta. Kita bahkan akan kehilangan dunia dan segala isinya.
Ingat,“Dua rakaat fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya,” (HR Muslim).

Selain itu, waktu Subuh bisa lebih menyengsarakan dari derita kemiskinan.
Sebab bagi orang-orang yang ‘tergilas waktu Subuh’, sehingga mengabaikan
shalat Subuh berjamaah di masjid, maka pada hakikatnya, merekalah orang-
orang miskin sejati yang hanya mendapatkan upah 1/150 (0,7%) saja dari
pahala shalatnya.

“… dan barangsiapa yang shalat Subuh berjamaah, maka ia bagaikan sholat


semalam suntuk” (HR Muslim).

Shalat semalam suntuk adalah shalat yang dikerjakan mulai dari


tenggelamnya matahari sampai terbit fajar. Kurang lebih setara dengan shalat
selama sepuluh jam, atau sekitar 150 kali shalat! Begitu besar fadilah shalat
Subuh berjamaah dimasjid, khususnya bagi laki-laki. Dan betapa malangnya
orang yang ‘tergilas waktu Subuh’, sehingga mengabaikan shalat subuh
berjamaah di masjid.

Kemudian, waktu Subuh juga lebih berbahaya dan mengerikan dari kobaran
api yang disiram bensin. Mengapa demikian?

“Sesungguhnya tiada yang dirasa berat oleh seorang munafik, kecuali


melaksanakan shalat Isya dan shalat Subuh. Sekiranya mereka tahu akan
keagungan pahalanya, niscaya mereka bakal mendatanginya (ke masjid, shalat
berjamaah) sekalipun harus berjalan merangkak-rangkak” (HR Bukhari
Muslim).

Orang yang ‘tergilas waktu Subuh’ sehingga tidak mendatangi masjid untuk
shalat berjamaah, dirinya disetarakan dengan orang munafik. Dan orang
munafik sesungguhnya adalah orang yang dalam keadaan terancam bahaya.
Sebab, ancaman bagi orang munafik adalah Neraka Jahanam. “Sesungguhnya
Allah akan mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir di
dalam Jahanam” (An Nisa:140).

Tentunya Neraka Jahanam itu jauh lebih berbahaya dan mengerikan


dibandingkan kobaran api yang disiram bensin.

Jamaah yang dimuliakan Allah.., agar kita tidak merasakan kejamnya ‘gilasan
waktu Subuh’, maka:“Katakanlah! Aku berlindung kepada Tuhan yang
menguasai waktu Subuh” (Al Falaq:1).Yaitu dengan memanfaatkan waktu
Subuh dengan sebaik-baiknya. Marilah kita biasakan mengerjakan shalat
sunnah (shalat fajar) dan bagi laki-laki hendaknya shalat berjamaah di masjid.

Demikianlah sedikit yang dapat saya sampaikan. Semoga kita termasuk orang-
orang yang mampu memanfaatkan waktu subuh sebaik-baiknya. Dan semoga
kita tidak termasuk orang yang tergilas waktu subuh.

Billahitaufik walhidayah.. Wassalamu’alaikum warohmatullahi wa


barokaatuuh..

Sponsored by: ZonaKeren.COM


Bismillaahhirrohmaanirrohiim..
Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, washolatu wasalmu’ala ashrofil ambya’i


walmursalin, wa ‘ala alihi washohbihi aj’mangin. Ama ba’du…

Bapak Ibu yang dimuliakan Allah, marilah kita senantiasa meningkatkan


iman dan takwa kita, salah satunya dengan selalu mensyukuri nikmat Allah
serta menggunakannya untuk amal ibadah dan kebaikan.

Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, sahabat dan para
pengikutnya yang senantiasa istiqomah.

Jama’ah yang dirahmati Allah, pada kesempatan kali ini saya akan
membacakan sebuah kultum dengan tema:

Bicara Tanpa Pahala

Waktu atau usia adalah modal untuk melakukan amal sholih. Orang yang
mengerti hakikat ini, maka dia tidak akan menggunakannya kecuali untuk
perkara yang bermanfaat. Dia akan berusaha memanfaatkan segala potensi
diri untuk mendapatkan pahala sebanyak mungkin. Diantara yang bisa
dimanfaatkan untuk menabung bekal disisi Allah adalah lidah.

Dengan lidah, seseorang bisa berdzikir dan saling nasehat menasehati


sehingga meraih banyak pahala. Namun sebaliknya, lidah juga bisa
mengakibatkan dosa dan menyeret seseorang ke neraka, jika tidak
dimanfaatkan untuk kebaikan. Kesadaran seseorang terhadap fungsi dan
bahaya lisan ini akan mendorong dirinya untuk menjaga lidah, tidak
berbicara kecuali yang bermanfaat.

Berikut ini adalah beberapa bencana yang dapat ditimbulkan oleh lidah.

1. Membicarakan Sesuatu Yang Tidak Bermanfaat.

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya:


“Sesungguhnya di antara kebaikan Islam seseorang adalah dia
meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat [HR. Tirmidzi dan Ibnu
Mâjah]”.

Sesuatu yang tidak bermanfaat itu, bisa berupa perkataan atau perbuatan;
perkara yang haram, atau makruh, atau perkara mubah yang tidak
bermanfaat. Oleh karena itu, supaya terhindar dari bahaya lisan yang
pertama ini, hendaklah seseorang selalu berusaha membicarakan sesuatu
yang mengandung kebaikan. Jika tidak bisa, hendaknya diam. Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya:
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia
mengucapkan sesuatu yang baik atau diam. [HR. Bukhâri dan Muslim].
2. Berdebat Dengan Cara Batil Atau Tanpa Ilmu

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Sesungguhnya


orang yang paling dimurkai oleh Allah adalah orang yang selalu mendebat.
[HR. Bukhâri dan Muslim].

Mendebat yang dimaksud adalah mendebat dengan cara batil atau tanpa
ilmu. Sedangkan orang yang berada di pihak yang benar, sebaiknya dia juga
menghindari perdebatan. Karena debat itu akan membangkitkan emosi,
mengobarkan kemurkaan, menyebabkan dendam, dan mencela orang lain.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Saya
memberikan jaminan rumah di pinggiran surga bagi orang yang
meningalkan perdebatan walaupun dia orang yang benar. Saya memberikan
jaminan rumah di tengah surga bagi orang yang meningalkan kedustaan
walaupun dia bercanda. Saya memberikan jaminan rumah di surga yang
tinggi bagi orang yang membaguskan akhlaqnya. [HR. Abu Dawud].

Mengingkari kemungkaran dan menjelaskan kebenaran merupakan


kewajiban seorang Muslim. Jika penjelasan itu diterima, itulah yang
dikehendaki. Namun jika ditolak, maka hendaklah dia meninggalkan
perdebatan. Ini dalam masalah agama, apalagi dalam urusan dunia, maka
tidak ada alasan untuk berdebat.

3. Banyak Berbicara, Suka Mengganggu dan Sombong

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya: “Sesungguhnya


termasuk orang yang paling kucintai di antara kamu dan paling dekat
tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah orang-orang yang
paling baik akhlaqnya di antara kamu. Dan sesungguhnya orang yang paling
kubenci di antara kamu dan paling jauh tempat duduknya denganku pada
hari kiamat adalah ats-tsartsârûn, al-mutasyaddiqûn, dan al-mutafaihiqûn.
Para sahabat berkata: “Wahai Rsulullah, kami telah mengetahui al-
tsartsârûn dan al-mutasyaddiqûn, tetapi apakah al-mutafaihiqûn? Beliau
menjawab: “Orang-orang yang sombong”. [HR Tirmidzi].

Imam Tirmidzi rahimahullah mengatakan, ”ats-Tsartsâr adalah orang yang


banyak bicara, sedangkan al-mutasyaddiq adalah orang yang biasa
mengganggu orang lain dengan perkataan dan berbicara jorok kepada
mereka”.

Hal ini tidak termasuk pada perkataan sindiran untuk memberi peringatan,
asal tidak berlebihan. Karena tujuannya adalah untuk membangkitkan hati
dan menggerakkannya menuju kebaikan.

4. Mengucapkan Perkataan Keji, Jorok, Celaan, dan Semacamnya


Mengucapkan perkataan keji, jorok, celaan, dan semacamnya adalah
perbuatan tercela dan terlarang. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, yang artinya: “Seorang mukmin bukanlah orang yang banyak
mencela, bukan orang yang banyak melaknat, bukan orang yang keji (buruk
akhlaqnya), dan bukan orang yang jorok omongannya. [HR. Tirmidzi dan
Ahmad].

Perkataan keji dan jorok adalah mengungkapkan perkara-perkara yang


dianggap keji (tabu) dengan kata-kata gamblang. Misalnya adalah perkataan
yang tidak sopan, perkataan yang dapat menggugah syahwat dan
semacamnya.

5. Berlebihan dalam Bercanda

Yaitu semua waktunya digunakan untuk bercanda dan membuat orang


tertawa. Sesungguhnya banyak canda akan menjatuhkan wibawa,
menyebabkan dendam dan permusuhan, serta mematikan hati. Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Janganlah kamu
memperbanyak tawa, karena sesungguhnya banyak tertawa itu akan
mematikan hati. [HR. Ibnu Mâjah].

Apalagi jika banyak bercanda ini ditambahi dusta, maka jelas akan lebih
berbahaya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memperingatkan dengan
sabda beliau yang artinya: “Kecelakaan bagi orang yang menceritakan suatu,
lalu dia berdusta untuk membuat orang-orang tertawa. Kecelakaan baginya!
Kecelakaan baginya!. [HR. Tirmidzi dan Abu Dâwud].

Bercanda boleh saja jika dilakukan kadang-kadang dan dengan perkataan


yang benar, sebagaimana canda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka hal
itu tidak mengapa. Bahkan, sebagian ulama menyatakan bahwa canda
dalam perkataan benar itu seperti garam dalam makanan.

6. Membicarakan Suatu Yang Bathil

Maksudnya adalah menceritakan perbuatan-perbuatan maksiatnya, seperti


berbangga dengan perbuatan bermabuk-mabukan atau kemungkaran yang
lain. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: Semua
umatku mu’âfan (akan diampuni dosanya; atau tidak boleh dighibah)
kecuali orang-orang yang melakukan dosa dengan terang-terangan. Dan
termasuk melakukan dosa dengan terang-terangan adalah seseorang
melakukan suatu perbuatan buruk pada malam hari, kemudian di waktu
pagi dia mengatakan, ”Hai Fulan, tadi malam aku melakukan ini dan ini”.
Padahal di waktu malam Allah Azza wa Jalla telah menutupi perbuatan
buruknya, namun di waktu pagi dia membongkar tutupan Allah. [HR.
Bukhâri dan Muslim].
Oleh karena itulah, barangsiapa yang telah bertaubat dari perbuatan dosa,
hendaklah dia menutupi aib dirinya, tidak perlu bercerita kepada orang lain.

Selain yang telah disebutkan diatas, sesungguhnya bencana-bencana lidah


masih banyak, seperti ghibah, fitnah, dusta, dan lain sebagainya. Namun
sedikit yang kami sampaikan ini mudah-mudahan bisa menjadi pemacu
bagi kita semua untuk selalu menjaga lidah kita dari keburukan dan selalu
menghiasinya dengan kebaikan.

Demikianlah sedikit yang dapat saya sampaikan, kurang lebihnya saya


mohon maaf. Billahitaufik walhidayah.. Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wa barokaatuuh..

Sponsored by: ZonaKeren.COM


Bismillaahhirrohmaanirrohiim..
Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, washolatu wasalmu’ala ashrofil ambya’i


walmursalin, wa ‘ala alihi washohbihi aj’mangin. Ama ba’du…

Bapak Ibu jama’ah yang dimuliakan Allah, marilah senantiasa kita


panjatkan puji syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah kepada
kita, terutama nikmat islam, nikmat sehat dan sempat.

Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap terlimpahkan kepada


Rasulullah Muhammad Shallahu 'alaihi wassalam, keluarga, sahabat
dan para pengikutnya yang senantiasa istiqomah melaksanakan
ajarannya. Aamin yaa robbal ‘alamiin..

Jama’ah yang dirahmati Allah, pada kesempatan kali ini saya akan
membawakan kultum dengan judul:

Masuk Islam Karena Melihat Fenomena Alam (Kekuasaan


Allah)

Pada suatu ketika ada seorang ilmuwan Prancis yang sedang melakukan
eksplorasi penyelaman di bawah laut, tiba-tiba dia menemui beberapa
kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya karena tidak
bercampur dengan air laut yang asin di sekelilingnya. Sehingga seolah-
olah ada dinding atau sekat yang membatasi keduanya.

Fenomena ganjil itu mendorongnya untuk mencari tahu penyebab


terpisahnya air tawar dari air asin di tengah-tengah lautan, namun tidak
juga menemukan jawabannya.

Sampai pada suatu hari, atas ijin Allah, ia bertemu dengan seorang
profesor muslim dan menceritakan fenomena ganjil itu kepadanya.
Profesor tersebut lalu teringat ayat Alquran tentang bertemunya dua
lautan yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez, yaitu surat Ar-
Rahman ayat 19-20, yang artinya:

“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian


bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-
masing".

Kemudian dibacakan surat Al-Furqon ayat 53, seperti yang saya


bacakan di awal kultum tadi, yang artinya kurang lebih adalah sebagai
berikut:
“Dan Dia-lah yang Membiarkan dua laut mengalir (berdampingan);
yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia Jadikan
antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi”.

Terpesonalah ilmuwan tersebut mendengar ayat-ayat Alquran itu,


melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah
dilihatnya di lautan yang dalam.

Subhanallah.., ilmuwan tersebut lalu berfikir, Nabi Muhammad SAW


tidak pernah menyelam ke laut merah. Dan perkembangan ilmu
pengetahuan pada saat itu juga belum begitu pesat. Lalu, bagaimana
mungkin beliau tahu hal yang demikian.

Ini merupakan sesuatu hal tak terbantahkan yang menjadi bukti


kekuasaan Allah dan kebenaran mukjizat Al Qur’an. Ilmuwan tersebut
berkata bahwa Al Quran memang sesungguhnya kitab suci yang berisi
firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Tak lama
setelah itu ilmuwan tersebut masuk Islam.

Hal ini juga semakin mematahkan anggapan orang-orang kafir yang


menyatakan bahwa Al Quran adalah buatan nabi Muhammad.

Itulah sebuah cerita nyata yang berhubungan dengan tanda-tanda


kekuasaan Allah. Semoga dengan mempelajari tanda-tanda kekuasaan
Allah, akan semakin menambah rasa kekaguman kita atas kekuasaan
Allah, sehingga kekaguman tersebut akan menumbuhkan kepatuhan
dan ketundukan kita kepada Allah.., dan pada akhirnya dapat menjadi
penyemangat bagi kita untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan
ketakwaan kita kepada Allah swt.

Bapak ibu jamaah yang dimuliakan oleh Allah (insya Allah). Sebelum
kami akhiri kultum ini, ijinkan kami membacakan sebuah pesan untuk
kita semua..

“dunia adalah tempat untuk beramal, sementara akhirat adalah tempat


untuk menuai hasilnya, oleh karena itu dunia bukan lah tempat
perhitungan, sementara kehidupan setelah kematian bukanlah tempat
untuk beramal lagi, melainkan tempat perhitungan dan pertanggung
jawaban. Perjalanan akhirat yang jauh ini tentu saja membutuhkan
bekal, oleh karena itu kita harus menyiapkan bekal yang cukup.., dan
sebaik-baik bekal adalah iman dan takwa”.

Demikian sedikit yang dapat kami sampaikan. Terima kasih atas


perhatiannya. Kebenaran dan kepastian hanyalah milik Allah. Jika ada
kesalahan dan sesuatu hal yang kurang berkenan, saya mohon maaf
yang sedalam-dalamnya.
Billahitaufik walhidayah.. Wassalamu’alaikum warohmatullahi wa
barokaatuuh..

Sponsored by: ZonaKeren.COM


Bismillaahhirrohmaanirrohiim..
Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, washolatu wasalmu’ala ashrofil ambya’i


walmursalin, wa ‘ala alihi washohbihi aj’mangin. Ama ba’du…

Bapak Ibu jama’ah yang dimuliakan Allah, marilah kita panjatkan puji
syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah kepada kita, utamanya
adalah nikmat islam, kesehatan, kekuatan dan kesempatan, sehingga pada
malam hari ini kita masih diperkenankan berkumpul untuk mengkaji ayat-
ayat Allah.

Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap terlimpahkan kepada


Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, sahabat
dan para pengikutnya yang senantiasa istiqomah melaksanakan ajarannya.

Jama’ah yang dirahmati Allah, pada kesempatan kali ini saya akan
membacakan sebuah kultum dengan tema:

Beberapa Kesalahan Ketika Shalat Berjamaah

Beberapa kesalahan yang dilakukan ketika melaksanakan shalat


berjamaah. Diantaranya adalah:

1. Seorang makmum mendahului gerakan imam

Dijadikannya imam dalam shalat berjamaah adalah untuk diikuti, maka


makmum tidak dibenarkan untuk mendahului gerakan imam.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam
Muslim dalam kitab shahihnya disebutkan:

“Dari Abu Hurairah ra. bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘Tidakkah orang yang mengangkat kepalanya sebelum imam, merasa takut
sekiranya Allah mengubah kepalanya menjadi kepala keledai atau Allah
menjadikan rupanya sebagai rupa keledai.”

Makmum yang mendahului imam mendapatkan ancaman yang keras,


bahwa rupanya akan diubah menjadi rupa keledai, karena antara dirinya
dan keledai mempunyai kesamaan dalam kejahilan (kebodohan). Karena
jika dia tahu, tentu dia tidak akan mendahului imam dalam setiap gerakan
shalat.
Ancaman dengan perubahan rupa orang yang mengangkat kepalanya
sebelum imam menjadi rupa keledai merupakan hal yang sangat mungkin
terjadi dan hal ini termasuk jenis pengubahan wajah. Tetapi tidak pernah
diriwayatkan kejadiannya secara sungguh-sungguh. Boleh jadi maknanya
kembali kepada perubahan karakter, yaitu menjadi dungu seperti keledai.

2. Makmum yang jumlahnya satu berdiri di belakang imam atau


di samping kiri imam

Apabila shalat jamaah hanya terdiri dari dua orang (hanya ada imam dan
satu makmum), maka posisi makmum adalah di samping kanan imam,
bukan di kiri imam atau di belakangnya.

Hal ini sebagaimana dikisahkan oleh Abdullah bin Abbas ra, dia berkata:
“Aku menginap di rumah bibiku, Maimunah. Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam shalat pada sebagian malam, lalu aku berdiri di samping kiri
beliau. Maka beliau memegang kepalaku dan mendirikan aku di sisi kanan
beliau.” (HR. Bukhari Muslim)

Abdullah bin Abbas pernah menginap di rumah bibinya, Maimunah.


Maimunah ini adalah istri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bangun malam untuk shalat, Ibnu
Abbas juga ikut shalat bersama beliau. Dia berdiri di samping kiri beliau
sebagai makmum. Namun kemudian beliau memegang kepalanya dan
menyuruhnya berdiri di samping kanan beliau.

3. Tidak mengucapkan aamiin ketika imam membaca aamiin

Tidak ada alasan malas bagi makmum untuk mengucapkan aamiin ketika
imam mengucapkan aamiin (setelah bacaan al-fatihah). “Dari Abu
Huraurah ra. Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘Jika imam mengucapkan ‘aamiin’, maka ucapkan pula ‘aamiin , karena
barangsiapa yang mengucapkan ‘aamiin’ bersama-sama dengan ucapan
‘aamiin’ para malaikat, maka diampuni di antara dosanya yang telah
lampau.” (HR. Bukhari Muslim)

Doa Al-Fatihah merupakan doa yang paling baik dan paling bermanfaat.
Karena itu disyariatkan bagi orang yang shalat, baik imam maupun
makmum, berjamaah atau sendirian, untuk mengucapkan “aamiin”
sesudahnya, karena ucapan “aamiin” merupakan pembawaan doa.
Hadits di atas juga menunjukkan keutamaan ucapan “aamiin” dan ia
menjadi sebab pengampunan dosa. Tapi menurut ulama, pengampunan
dosa ini khusus berlaku untuk dosa-dosa kecil. Adapun dosa-dosa besar
harus dilakukan dengan taubat.

Demikainlah sedikit yang dapat saya sampaikan. Semoga Allah Subhanahu


wa Ta’ala memberikan petunjuk-Nya untuk memperbaiki kesalahan-
kesalahan kita dalam shalat.

Billahitaufik walhidayah.. Wassalamu’alaikum warohmatullahi wa


barokaatuuh..

Sponsored by: ZonaKeren.COM


Bismillaahhirrohmaanirrohiim..
Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, washolatu wasalmu’ala ashrofil ambya’i walmursalin,


wa ‘ala alihi washohbihi aj’mangin. Ama ba’du…

Bapak Ibu yang dimuliakan Allah, marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan
takwa kita, salah satunya dengan selalu mensyukuri nikmat Allah serta
menggunakannya untuk amal ibadah dan kebaikan.

Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, sahabat dan para pengikutnya
yang senantiasa istiqomah.

Jama’ah yang dirahmati Allah, pada kesempatan kali ini saya akan membacakan
sebuah kultum dengan tema:

Sujud yang Membatalkan Sholat

Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa


sallam diperintahkan untuk melakukan sujud dengan bertumpu pada 7 anggota
badan. (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam riwayat lain, juga dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Aku diperintahkan untuk bersujud dengan bertumpu pada tujuh anggota badan:
dahi –dan beliau berisyarat dengan menyentuhkan tangan ke hidung beliau–, dua
telapak tangan, dua lutut, dan ujung-ujung dua kaki…” (HR. Bukhari dan Muslim).

Berdasarkan hadis, tujuh anggota sujud dapat kita rinci:


• Dahi dan mencakup hidung.
• Dua telapak tangan.
• Dua lutut.
• Dua ujung-ujung kaki.

Praktek beliau ketika sujud, hidung dipastikan menempel di lantai. Sahabat Abu
Humaid Radhiyallahu ‘anhu menceritakan cara shalat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam:

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menempelkan dahi dan hidungnya ke lantai…


(HR. Abu Daud dan dishahihkan al-Albani).

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menekankan agar dahi dan hidung benar-benar
menempel di lantai. Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:

“Allah tidak menerima shalat bagi orang yang tidak menempelkan hidungnya ke
tanah, sebagaimana dia menempelkan dahinya ke tanah.” (HR. Ibnu Abi Syaibah
dalam al-Mushannaf 2710, Abdurrazaq dalam Mushannaf 2898, ad-Daruquthni
dalam Sunannya 1335 dan dishahihkan Al-Albani).

Hadis ini menunjukkan, menempelkan hidung ketika sujud hukumnya wajib. Dan
ini merupakan pendapat Imam Ahmad & Ibnu Habib (ulama Malikiyah). (al-
Majmu’ Syarh Muhadzab, 4/208).

Bagaimana Jika Ada salah Satu Anggota Sujud tidak Menyentuh Lantai?

Praktek semacam ini sangat sering kita jumpai di masjid. Yang sering menjadi
korban adalah kaki. Bagian kaki tidak menempel tanah. Terutama ketika sujud
kedua. Sehingga orang ini tidak sujud dengan bertumpu pada 7 anggota sujud.

Sebagian ulama menilai, sujud semacam ini batal, sehingga shalatnya tidak sah.

An-Nawawi mengatakan: Untuk anggota sujud dua tangan, dua lutut, dan dua
ujung kaki, apakah wajib sujud dengan menempelkan kedua anggota badan yang
berpasangan itu? Ada dua pendapat Imam ‘alaihis salam-Syafii. Pendapat pertama,
tidak wajib. Namun sunah muakkad (yang ditekankan). Pendapat kedua, hukumya
wajib. Dan ini pendapat yang benar, dan yang dinilai kuat oleh as-Syafi’i
Rahimahullah. Karena itu, jika ada salah satu anggota sujud yang tidak
ditempelkan, shalatnya tidak sah. (al-Majmu’, 4/208).

Keterangan yang sama juga disampaikan Dr. Sholeh al-Fauzan. Dalam salah satu
fatwanya, beliau mengatakan: Orang yang sujud, namun salah satu anggota
sujudnya tidak menempel tanah, maka di sana ada rincian:

Jika dia tidak menempelkan sebagian anggota sujud karena udzur yang
menghalanginya untuk melakukan hal itu, seperti orang yang tidak bisa sujud
dengan meletakkan salah satu anggota sujudnya, maka tidak ada masalah baginya
untuk melakukan sujud dengan bertumpu pada anggota sujud yang bisa dia
letakkan di tanah. Sementara anggota sujud yang tidak mampu dia letakkan,
menjadi udzur baginya.

Namun jika dia tidak meletakkan sebagian anggota sujud tanpa ada udzur yang
diizinkan syariat, maka shalatnya tidak sah. Karena dia mengurangi salah satu
rukun shalat, yaitu sujud di atas 7 anggota sujud.

Demikian, semoga Allah memudahkan kita untuk beribadah dengan sempurna.


Billahitaufik walhidayah.. Wassalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..

Sponsored by: ZonaKeren.COM


Bismillaahhirrohmaanirrohiim..
Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, washolatu wasalmu’ala ashrofil


ambya’i walmursalin, wa ‘ala alihi washohbihi aj’mangin. Ama
ba’du…

Bapak Ibu jama’ah yang dimuliakan Allah, marilah kita panjatkan


puji syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah kepada kita,
utamanya adalah nikmat islam, kesehatan, kekuatan dan
kesempatan.

Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap terlimpahkan kepada


Rasulullah Muhammad Shallahu 'alaihi wassalam, keluarga,
sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa istiqomah
melaksanakan ajarannya. Aamin yaa robbal ‘alamiin..

Jama’ah yang dirahmati Allah, pada kesempatan kali ini saya akan
membacakan sebuah kultum dengan tema:

Keutamaan Sholat Dhuha

Shalat dhuha merupakan salah satu shalat sunah yang sangat


dianjurkan oleh Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam. Banyak
sekali penjelasan hadits yang menyebutkan berbagai keutamaan,
manfaat atau keistimewaan shalat dhuha bagi siapa saja yang
melaksanakannya.

Keutamaan dan kesitimewaan sholat dhuha menurut beberapa


hadits Rasulullah Muhammad Shallahu ‘alaihi wassalam antara
lain:

1. Bentuk terima kasih dan rasa syukur kita kepada Allah

Sholat dhuha merupakan ekspresi terimakasih kita kepada Allah


Subhanahu Wa Ta’ala, atas nikmat sehat dan bugarnya setiap
sendi tubuh kita. menurut Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam,
setiap sendi ditubuh kita berjumlah 360 sendi yang setiap harinya
harus kita beri sedekah sebagai makanannya. Dan sholat dhuha
adalah makanan bagi sendi-sendi tersebut.

“Pada setiap manusia diciptakan 360 persendian dan seharusnya


orang yang bersangkutan (pemilik sendi) bersedekah untuk setiap
sendinya.” Lalu, para sahabat bertanya:” Ya Rasulullah Shallahu
‘alaihi wassalam, siapa yang sanggup melakukannya? ” Rasulullah
Shallahu ‘alaihi wassalam menjelaskan: “Membersihkan kotoran
yang ada di masjid atau menyingkirkan sesuatu (yang dapat
mencelakakan orang) dari jalan raya, apabila ia tidak mampu
maka sholat dhuha dua raka’at, dapat menggantikannya” (H.R.
Ahmad bin Hanbal dan Abu Daud)

2. Sedekah bagi seluruh persendian tubuh manusia

Dari Abu Dzar al-Ghifari ra., ia berkata bahwa Nabi Muhammad


Shallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

"Di setiap sendi seorang dari kamu terdapat sedekah, setiap tasbih
(ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan
alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan lailahaillallah)
adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada
kebaikan adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah
sedekah. Dan dua rakaat Dhuha diberi pahala" (HR Muslim).

3. Sebuah rumah di surga

Bagi yang rajin mengerjakan shalat Dhuha, maka ia akan


dibangunkan sebuah rumah di dalam surga. Hal ini dijelaskan
dalam sebuah hadits Nabi Muahammad Shallahu ‘alaihi wassalam:
"Barangsiapa yang shalat Dhuha sebanyak empat rakaat dan
empat rakaat sebelumnya, maka ia akan dibangunkan sebuah
rumah di surga." (Shahih al-Jami’: 634)

4. Memperoleh ganjaran di sore hari

Dari Abu Darda’ ra, ia berkata bahwa Rasulullah Shallahu ‘alaihi


wassalam berkata:

Allah ta’ala berkata: "Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat


rakaat dari awal hari, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu
(ganjaran) pada sore harinya" (Shahih al-Jami: 4339).

Dalam riwayat lain juga disebutkan: Sesungguhnya Allah ‘Azza Wa


Jalla berkata: "Wahai anak Adam, cukuplah bagi-Ku empat rakaat
di awal hari, maka aku akan mencukupimu di sore harimu".

6. Pahala Umrah
Dari Abu Umamah ra bahwa Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam
bersabda:

"Barang siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci


untuk melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti seorang
yang melaksanakan haji. Barang siapa yang keluar untuk
melaksanakan shalat Dhuha, maka pahalanya seperti orang yang
melaksanakan ‘umrah…" (Shahih al-Targhib: 673).

Dalam sebuah hadits yang lain disebutkan bahwa Nabi Shallahu


‘alaihi wassalam bersabda:

"Barang siapa yang mengerjakan shalat fajar (shubuh) berjamaah,


kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit
matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan
pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna,
sempurna.." (Shahih al-Jami’: 6346).

7. Mendapatkan Ampunan Dosa

"Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng,


akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak
buih di lautan." (HR Tirmidzi).

Itulah beberapa kutipan hadist mengenai Keutamaan dan


Keistimewaan Shalat Dhuha. Semoga bisa membuat kita lebih giat
lagi dalam menjalankan shalat dhuha, dan bagi yang belum
melaksanakannya mungkin bisa sesegera mungkin untuk memulai
menjalankannya… Aamiin…

Walaupun banyak sekali keutamaan dan manfaat sholat dhuha,


namun kita harus tetap menjaga niat kita. Alangkah baiknya jika
kita melakukannya dengan ikhlas tanpa pamrih, hanya mengharap
ridho dan kasih sayang Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Demikianlah sedikit yang dapat saya sampaikan. Kurang lebihnya


saya mohon maaf. Billahitaufik walhidayah.. Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wa barokaatuuh..

Sponsored by: ZonaKeren.COM


Bismillaahhirrohmaanirrohiim..
Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, washolatu wasalmu’ala ashrofil ambya’i


walmursalin, wa ‘ala alihi washohbihi aj’mangin. Ama ba’du…

Bapak Ibu jama’ah pengajian yang dimuliakan Allah, marilah senantiasa


kita panjatkan puji syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah
kepada kita, terutama nikmat islam, nikmat sehat dan sempat.

Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap terlimpahkan kepada


Rasulullah Muhammad Shallahu 'alaihi wassalam, keluarga, sahabat
dan para pengikutnya yang senantiasa istiqomah melaksanakan
ajarannya. Aamin yaa robbal ‘alamiin..

Jama’ah yang dirahmati Allah, pada kesempatan kali ini saya akan
membawakan kultum dengan tema:

Larangan Makan dan Minum Sambil Berdiri, Dipandang dari


Segi Kesehatan

Dari Anas dan Qotadah radhiallaahu ‘anhuma, dari Rasulullah


shallallaahu ‘alaihi wasallam:
“Sesungguhnya beliau melarang seseorang minum sambil berdiri”.
Qotadah berkata:”Bagaimana dengan makan?”beliau menjawab: “Itu
lebih buruk lagi”. (HR. Muslim dan Turmidzi)

Di hadist lain disebutkan, yang artinya: Nabi shallallaahu ‘alaihi


wasallam bersabda :

“Jangan kalian minum sambil berdiri ! Apabila kalian lupa, maka


hendaknya ia muntahkan !” (HR. Muslim)

Dr. Abdurrazzaq Al-Kailani berkata: “Minum dan makan sambil duduk,


lebih sehat, lebih selamat, dan lebih sopan, karena apa yang diminum
atau dimakan oleh seseorang akan berjalan pada dinding usus dengan
perlahan dan lembut. Adapun minum sambil berdiri, maka ia akan
menyebabkan jatuhnya cairan dengan keras ke dasar usus dan
menabraknya dengan keras. Jika hal ini terjadi berulang-ulang dalam
waktu lama maka akan menyebabkan melar dan jatuhnya usus, yang
kemudian menyebabkan disfungsi pencernaan.”

Selain itu, air yang masuk dengan cara duduk akan disaring oleh
sfringer. Sfringer adalah suatu struktur maskuler (berotot) yang bisa
membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup. Setiap air yang
kita minum akan disalurkan pada pos-pos penyaringan yang berada di
ginjal. Jika kita minum sambil berdiri, air langsung menuju kandung
kemih tanpa disaring lagi. Akibatnya akan terjadi pengendapan
disaluran ureter. Jika hal ini dilakukan terus-menerus dalam waktu
lama bisa menyebabkan penyakit kristal ginjal atau batu ginjal. Salah
satu penyakit ginjal yang berbahaya dan sakit luar biasa.

Adapun Rasulullah pernah suatu ketika minum sambil berdiri


dikarenakan ada sesuatu yang menghalangi beliau untuk duduk, seperti
penuh sesaknya manusia pada tempat-tempat suci, namun itu bukan
merupakan kebiasaan.

Sementara itu, Dr. Al-rawi menekankan bahwa makanan dan minuman


yang disantap pada saat berdiri, bisa berdampak pada refleksi saraf
yang dilakukan oleh reaksi saraf kelana atau saraf otak kesepuluh, yang
banyak tersebar pada lapisan yang mengelilingi usus. Refleksi ini
apabila terjadi secara keras dan tiba-tiba, bisa menyebabkan tidak
berfungsinya saraf yang parah, sehingga dapat mematikan detak
jantung, akibatnya seseorang bisa pingsan atau mati mendadak. Selain
itu, makan dan minum sambil berdiri dalam waktu lama bisa
membahayakan dinding usus dan memungkinkan terjadinya luka pada
lambung.

Jamaah yang dimuliakan Allah.., Islam itu sungguh luar biasa. Makan
dan minum saja diatur sedemikian rupa yang ternyata sangat penting
bagi kesehatan. Oleh karena itu, marilah kita kembali hidup sehat dan
sopan, dengan meneladani adab dan akhlak Islam. Karena
sesungguhnya, makan dan minum sambil berdiri, selain bukan
merupakan budaya Islam, juga bisa membahayakan kesehatan kita.

Semoga saja kita bisa mengambil hikmah dan manfaatnya. Mohon maaf
bila ada kesalahan dan kekurangan.

Billahitaufik walhidayah.. Wassalamu’alaikum warohmatullahi wa


barokaatuuh..

Sponsored by: ZonaKeren.COM

Anda mungkin juga menyukai