Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TENTANG MAKANAN INTERNASIONAL

(SUSHI)

DISUSUN OLEH :

1. AMANDA AMELIA PUTRI


2. DWI PRIYANTI
3. TRIAS VIDIA MAYASARI
4. VIVI SYAFAR H.
5. PUJI NUR A.
6. A. RIFAI SUBAGIO

SMA PERSATUAN KEDUNGPRING

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah tentang Makanan
Internasional Sushi ini. Serta tak lupa juga kami panjatkan kepada junjungan alam Nabi
Besar Muhammad SAW, karena beliau lah yang telah menghantarkan kita semua ke
kehidupan seperti sekarang ini.

Dengan adanya makalah tentang makanan internasional sushi ini, kami


mengharapkan agar makalah ini bermanfaat bagi semua orang baik untuk penyusun
maupun pembaca. Karena makalah ini digunakan untuk memenuhi salah satu pelajaran
disekolah. Maka dari itu kami mengharapkan agar makalah ini dapat memberikan nilai
yang memuaskan.

Lamongan, 04 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................

Daftar isi.....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................................................


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................
1.3 Tujuan.............................................................................................................
1.4 Manfaat...........................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asal Negara.....................................................................................................

2.2 Sejarah.............................................................................................................

2.3 Halal atau Haram Sushi Dikonsumsi...............................................................

BAB III ISI / METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan................................................................................................

3.1.1 Bahan.......................................................................................................

3.1.2 Alat..........................................................................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Foto Kebab......................................................................................................

4.2 Rencana Pembuatan.........................................................................................

4.3 Cara Penyajian.................................................................................................

4.4 Desain Kemasan..............................................................................................

4.5 Rincian Harga..................................................................................................

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan..........................................................................................................

5.2 Saran.....................................................................................................................

Daftar Pustaka............................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makanan merupakan salah satu dari kebutuhan primer manusia. Tanpa


makanan manusia tidak dapat bertahan hidup. Selain itu, makanan juga termasuk salah
satu budaya. Massimo Montanari dalam bukunya “Food is Culture” secara gamblang
mengatakan bahwa makanan adalah budaya ketika ia diproduksi, karena manusia tidak
begitu saja menggunakan apa saja yang ditemukan dari alam, tetapi juga mencari untuk
menciptakan makanannya sendiri yang spesifik. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa
makanan adalah budaya ketika ia dimakan, karena meskipun manusia dapat memakan
apapun, tetapi pada kenyataannya ia tidak memakan segala hal tetapi memilih
makanannya sendiri Pernyataan dari Massimo Montanari ini selaras dengan pernyataan
Koentjaraningrat mengenai wujud dari kebudayaan. Menurutnya kebudayaan
memiliki tiga wujud, yaitu ide, sistem sosial dan kebudayaan fisik. Wujud
kebudayaan fisik adalah wujud kebudayaan berupa seluruh hasil fisik dan aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat. Oleh karena itu, makanan yang
merupakan suatu hal yang dibuat, diciptakan, serta dimakan oleh manusia dengan segala
cipta, karsa dan rasanya sendiri membuatnya termasuk sebagai salah satu wujud
kebudayaan

Makanan dipengaruhi oleh perbedaan sejarah dan letak geografis daerah asalnya.
Hal ini menyebabkan terdapat perbedaan jenis makanan di pelbagai daerah. Dalam
lingkup yang lebih luas, hal ini menyebabkan pelbagai negara mempunyai makanan khas.
Contohnya, Italia mempunyai makanan khas seperti pizza atau pasta, sedangkan
Indonesia yang terdiri dari pelbagai macam suku memiliki pelbagai macam makanan
khas di tiap daerahnya. Makanan khas yang berbeda-beda ini kemudian menjadi salah
satu daya tarik orang asing terhadap suatu Negara.

Jepang merupakan salah satu negara yang juga memiliki makanan khas.
Makanan Jepang merupakan hasil dari pengalaman beratus-ratus tahun yang mempunyai
latar belakang budaya. Jepang memiliki pelbagai macam makanan khas, seperti sushi,
sashimi, tempura dan lain-lain. Beberapa makanan khas Jepang telah menjadi populer

1
bukan hanya di Jepang tetapi juga di berbagai negara, termasuk Indonesia. Salah satu
makanan yang sangat populer saat ini adalah sushi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Dari mana asal sushi ?


2. Apa Bahan-bahan untuk membuat sushi ?
3. Bagaimana cara pembuatan sushi ?
4. Gambaran sushi ?
5. Halal atau tidak sushi dikonsumsi ?

1.3 Tujuan

1. Pembaca dapat mengetahui dari mana sushi berasal


2. Pembaca dapat mengetahui bahan-bahan apa saja yang di perlukan untuk
membuat sushi
3. Pembaca dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan sushi
4. Pembaca dapat mengetahui gambaran sushi
5. Pembaca dapat mengetahui halal tidaknya sushi di konsumsi

1.4 Manfaat

1. Memudahkan masyarakat untuk membuat sushi


2. Memberikan informasi kepada penulis tentang perkembangan dan minat
mahasiswa diluar jurusan sastra jepang terhadap sushi serta perbandingannya.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asal Negara

Sushi berasal dari tata bahasa kuno Jepang yang tidak lagi digunakan dalam
konteks lain. Sushi secara harafiah berarti masam, yakni suatu gambaran mengenai
proses fermentasi. Dasar ilmiah dari proses fermentasi ikan yang dikemas di dalam
nasi berupa cuka yang dihasilkan dengan menguraikan asam amino dari daging ikan.

Zaman dulu, orang Jepang dikenal sebagai orang yang sangat kuat makan karena
sushi yang dihidangkan selalu dalam porsi besar. Sushi sebanyak 1 kan (1 porsi) setara
dengan 9 kan (9 porsi) sushi zaman sekarang, atau sama dengan 18 kepal sushi (360
gram). Pada 1970, sushi merupakan makanan yang mewah karena rakyat biasa di
Jepang memakan sushi hanya untuk merayakan acara-acara khusus dan terbatas
hanya pada sushi pesan antar. Kaitenzushi merupakan rumah makan khusus
sushi pertama yang berdiri 1958 di Osaka, namun penyebarannya ke daerah-
daerah lain di Jepang memakan waktu yang cukup lama. Tradisi makan sushi sebagai
acara seluruh keluarga terwujud di 1980, sejalan dengan makin meluasnya Kaitenzushi.

2.2 Sejarah

Pada era 4 abad sebelum masehi di Asia Tenggara, Ikan difermentasi dan
disimpan di dalam beras dan garam. Beras ini hanya untuk menyimpan ikan, jadi
sepertinya dibuang tanpa dimakan. Cara menyimpan ikan ini juga sampai ke Jepang,
lalu pada zaman Heian dimakan sebagai [Nare Zushi]. Orang Jepang yang suka beras,
sejak Zaman Muromachi memakan ikan tersebut tanpa membuang nasinya, lalu pada
Zaman Edo munculah ide untuk membuat Haya Zushi [Sushi Cepat] tanpa
memfermentasikan ikannya lalu dicampur dengan arak membuat nasinya berasa asam.

Di akhir Zaman Edo (Awal Abad ke-19) lahirlah Nigiri Sushi (Sushi Kepal) di
Edo (Tokyo). Oleh karena itu, sampai sekarang banyak orang Jepang yang
menganggap Edomaesushi identik dengan Sushi Kepal, Osaka Sushi identik dengan
Sushi Kotak (Sushi Tekan). Tetapi, ada 1 lagi arti dari Edomae Sushi. Edo no Mae (Di
Depan Edo), artinya Sushi yang dibuat menggunakan Ikan atau Rumput Laut yang baru
saja ditangkap di Teluk Tokyo.

3
2.3 Halalkah Sushi di Konsumsi?

Perkembangan zaman sangat mempengaruhi invasi masakan yang satu ini


sehingga banyak sekali restoran-restoran yang menyedikan masakan sushi. Namun
pernahkan anda berfikir bahwa makanan sushi memiliki titik kritis kehalalan yang
harus di perhatikan oleh konsumen yang menginginkan makanan yang halalan toyyiban.
Sushi khas Jepang sendiri idealnya mengandung mirin. Mirin sendiri adalah bumbu
dapur yang biasa digunakan dalam masakan khas Jepang. Mirin adalah minuman
beralkohol berwarna kuning, dengan rasa manis, mengandung gula sebanyak 40% – 50%
dan kandungan alkohol sekitar 14 %. Mirin ini sendiri digunakan pada masakan Jepang
yang diolah dengan cara nimono (merebus dengan kecap asin), dipakai sebagai
campuran untuk berbagai macam saus, seperti saus untuk kabayaki (tare), saus untuk
soba (soba-tsuyu), saus untuk tempura, hingga saus teriyaki. Selain itu kandungan
alkohol pada mirin dipercaya mampu menghilangkan rasa amis pada ikan – yang
banyak digunakan dalam sushi — dan mengurangi risiko hancur bahan makanan yang
dimasak.

Mirin juga bisa digunakan untuk menambah rasa manis bahan makanan
yang dimasak, membuat mengkilat bahan makanan yang dimasak secara teriyaki, serta
menambah harum masakan.

 Soy sauce

Titik kritis berikutnya adalah penggunaan soy sauce. Proses pengawetan


alami (naturally brewed) seperti yang tercantum pada label beberapa produk soy sauce
memiliki arti bahwa kandungan gula yang bercampur dengan bahan-bahan lainnya
seperti kacang kedelai, gandum, dan garam telah berfermentasi dan menghasilkan
alkohol. Telah diperhitungkan bahwa kandungan alkoholnya bisa mencapai antara satu
hingga lebih dari dua persen. Beruntung ada beberapa produk soy sauce yang
menyebutkan kandungan alkoholnya meskipun tulisannya berukuran kecil, namun lebih
banyak lagi yang tidak. Di sinilah kita harus waspada ketika memilih produk sejenis ini.

 Wasabi dengan bahan horseradish

Berikutnya adalah wasabi yang terkenal dengan rasa pedasnya yang menyengat
sesaat dan lazim digunakan sebagai pendamping sushi maupun sashimi. Patut

4
diketahui terlebih dahulu bahwa wasabi asli adalah komoditas yang memiliki nilai
tinggi, terbatas, dan besar permintaannya.

Umbi-umbian dengan warna khas hijau ini biasanya hanya diparut segar pada
saat makanan akan disajikan dan tidak lama kemudian efeknya akan berangsur-
angsur hilang. Inilah sebabnya tidaklah mungkin wasabi yang tersedia di setiap meja
makan restoran Jepang generik merupakan wasabi asli.

Horseradish yang kurang lebih memiliki beberapa kemiripan karakter dengan


wasabi asli menjadi alternatif utamanya. Dengan sedikit manipulasi, horseradish bisa
mencapai rasa yang sangat mendekati. Sayangnya banyak dari kita yang luput untuk
mengetahui bahwa untuk mencapai rasa yang mendekati ini ternyata horseradish harus
dicampur dengan mustard yang biasanya sudah diracik dengan bir. Hal inilah yang harus
kita selidiki dengan pasti bahwasanya apakah para produsen horseradish wasabi
menggunakan beer mustard sebagai bagian darinya atau tidak.

 Gari (acar jahe)

Menarik melihat di berbagai meja makan restoran sushi akan selalu terdapat gari
yang berwarna pink atau putih. Ya, jahe yang sudah diiris tipis ini berfungsi sebagai
palate cleanser atau penyegar di sela-sela berbagai makanan yang hadir di hadapan tamu
restoran, Maka dengan demikian, selingan yang terlihat tidak terlalu signifikan oleh
banyak orang Indonesia ini justru memiliki titik kritis yang cukup berpengaruh pada
kehalalan sebuah restoran sushi.

 Nori, saus teriyaki , mayonnaise dan lain-lain

Maki adalah satu jenis turunan sushi yang dalam bentuk akhirnya dikelilingi
dengan sejenis kertas yang terbuat dari rumput laut. Meskipun proses
pembuatan nori tidak mengikutsertakan bahan-bahan tidak halal, namun pada aplikasinya
nori biasanya dipanggangterlebih dahulu dan diberikan perisa. Inilah mengapa nori
memiliki rasa gurih dan salah satu penyebabnya adalah tiada lain, tiada bukan yaitu
mirin.

Begitu pula dengan saus teriyaki yang biasanya diaplikasikan pada sushi roll
atau sushi yang bersifat fusion (tidak otentik). Pembuatan saus ini juga lazim
menggunakan mirin. Sedangkan untuk imbuhan mayonnaise atau mayones, kita harus

5
pula mengetahui jenis lecithin yang biasanya dipakai sebagai unsuremulsifier (atau
stabilizer) di dalamnya apakah murni berasal dari nabati atau bukan. Karena bila
terbuat dari unsur hewani, maka tentu harus jelas kehalalannya.

Jadi kita sebagai muslim harus berhati-hati dalam memilih makanan yang
belum jelas kehalalnya , pada sushi sendiri biasanya terdapat kandungan daging yang di
agama islam haram untuk dikonsumsi , tidak hanya daging saja yang perlu diperhatikan
akan tetapi , saos dan bahan campurannya juga harus diperhatikan , karena bisa saja
terdapat kandungan babi ataupun binantang yang haram lainnya. Jadi , bagi penggemar
makanan sushi harus berhati-hati dalam memilih produk sushi yang halal ataupun yang
haram , produk yang halal baik bagi kesehatan produk yang haram merusak tubuh
manusia secara perlahan.

6
BAB III

ISI / METODE PENELITIAN

3.1 Alat Dan Bahan

3.1.1 Bahan

A. Bahan-bahan untuk Nasi Sushi :


 150 gram beras jepang (bisa dipilih beras import)
 1/5 sendok makan rice vinegar
 1 gelas air matang
 Garam dan gula pasir secukupnya
 6 potong avokad (dicuci lalu dipotong memanjang)
 8 potong ketimun Jepang (dicuci hingga bersih, buang bijinya lalu
dipotong memanjang)
 2 lembar nori (pilih yang berukuran 19cm x 20cm)
 6 buah crab (pilih yang bentuk stik)
 1/2 sendok teh wijen hitam (disangrai)
 1/2 sendok teh wijen putih (disangrai)

3.1.2 Alat

 Kompor
 Dimensi : 30,0 x 5,5 x 5,5 cm
 Blow Torch
 Sendok
 Perfect Roll Sushi Maker
 Nigiri Sushi Mold

7
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Foto Kebab

4.2 Rencana Pembuatan

 Siapkan beras untuk nasi Sushi, cuci hingga bersih lalu tiriskan.
 Campurkan beras dengan 200 ml air lalu masak di rice cooker hingga matang
 Jika sudah matang tuang nasi dalam kondisi panas, diamkan beberapa saat
lalu kita campur dengan rice vinegar, garam, gula pasir lalu diaduk hingga
benar-benar rata kemudian ditutup menggunkan lap atau kain bersih.
 Jika sudah dingin kita ambil nasi Sushi kemudian dikepal-kepal (ukuran
menurut selera) kemudian diletakkan pada lembaran nori lalu diratakan
(lembaran nori disisakan 1 cm dari ujungnya).
 Taburkan wijen hitam dan wijen putih secara merata supaya terlihat menarik.
 Berikutnya balik nasi Sushi pada anyaman bambu (atau disebut juga Makishu) lalu
kita tata stik crab, avocad, dan ketimun kemudian digulung dan dipadatkan.
 Pada tahap ini pembuatan Sushi Jepang sudah selesai dan Sushi lezat siap
dihidangkan.

4.3 Cara Penyajian

Makanan Internasional Sushi dalam aneka warna dan bentuk memang sangat
menarik mata. Bentuknya mungil dan warnanya sangat cantik. Ada berbagai jenis sushi
yang biasa dijual pada sushi (took penjual sushi). Jenis yang berupa kepalan kecil nasi
dengan aneka topping diatasnya. Sedangkan temaki merupakan jenis yang dibentuk
dengan tangan, berupa kerucut dari nori dengan aneka isi dan jenis chirashi, nasi sushi
yang ditaruh dalam mangkuk. Sebelum memutuskan membuat sendiri sebaiknya pilih jenis
yang mudah dan praktis agar tidak memakan waktu saat disiapkan. Berikut kreasi unik
penyajian sushi :

1. Donat Sushi
2. Sushi Cake

8
3. Sushi Sandwich
4. Sushiritto
5. Sushi Emas
6. Sushi Croissant
7. Sushi Buah
8. Sushi Burger
9. Sushi Foie Gras, dll.

4.4 Desain Kemasan

Sushi biasanya dikemas dalam kemasan box yang terbuat dari kardus dan plastik
makanan ala Jepang atau yang disebut sushi ini menarik banget, selain tidak memerlukan
wadah yang besar, kemasan ini punya desain yang berbeda setiap box nya. Jadi, jika ingin
makan tinggal menggesernya.

4.5 Rincian Harga

No Daftar Menu Harga


1 Uni Maguro Temaki Rp. 130.000
2 Sushi Tei Roll Rp. 68.000
3 Sushi Sake Rp. 26.000
4 Maguro Sushi Rp. 23.000
5 Tako Mayo Sushi Rp. 21.000
6 Tobiko Sushi Rp. 27.000
7 Chuka Kuraage Sushi Rp. 26.000
8 Chuka Wakame Sushi Rp. 27.000
9 Chuka Idako Sushi Rp. 25.000
10 Baked Salmon Mayo Roll Rp. 50.000
11 Crunchy Tuna Rp. 95.000
12 Tuna Salad Crispy Mentai Rp. 70.000
13 Salmon Head Rp. 48.000
14 Salmon Chesee Roll Rp. 68.000
15 Beef Teriyaki Roll Rp. 40.000

BAB V

PENUTUP

9
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, maka di dapatkan beberapa kesimpulan, yakni :

1. Makanan sushi berasal dari jepang, dimana Sushi berasal dari tata bahasa
kuno Jepang yang tidak lagi digunakan dalam konteks lain. Sushi secara
harafiah berarti masam, yakni suatu gambaran mengenai proses fermentasi.
Dasar ilmiah dari proses fermentasi ikan yang dikemas di dalam nasi berupa
cuka yang dihasilkan dengan menguraikan asam amino dari daging ikan.
2. Untuk mendapatkan citarasa Sushi asli Jepang tentu kita membutuhkan resep
Sushi versi original-nya.

5.2 Saran

1. Penyalur bahan sebaiknya menyajikan bahan-bahan sushi (seperti daging, beras,


nori, dan lain-lain) dengan kualitas yang baik (memiliki sertifikat kesehatan dan
dokumen-dokumen lain yang bersangkutan).
2. Masyarakat selaku konsumen perlu menyadari, bahwa tidak semua sushi yang siap
dikonsumsi adalah aman. Jika paket sushi yang diambil sudah dipajang cukup
lama, dikhawatirkan sudah memiliki jumlah bakteri yang cukup besar sehingga
dapat menimbulkan penyakit. Hingga sekarang mungkin tidak pernah ada laporan
mengenai keracunan sushi di Indonesia akrena masyarakat enggan untuk
melaporkan. Di luar Negeri sangat banyak laporan keracunan dari makanan ini.

DAFTAR PUSTAKA

https://dokumen.tips/documents/bab-ii-makalah-sushi.html

10
https://akimiaIb.wordpress.com/2017/10/16/sushi-halal-atau-haram/

https://masfikr.com/resep-dan-cara-membuat-sushi-ala-Indonesia-yang-sederhana/

https://caradanlangkah.blogspot.co.id/2019/12/cara-membuat-sushi-sederhana-ala-
jepang.html

https://kursusmasakjepang.blogspot.co.id/2014/03/cara-membuat-maki-sushisushi-
roll.html

Sumber dari buku prakarya Tim Penyusun.1980.Pengetahuan Pengolahan dan Penyajian


Makanan Kontinental Amerika dan Oriental. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Jakarta

11
PENYUSUN

12

Anda mungkin juga menyukai