Anda di halaman 1dari 20

ENERGI PANAS BUMI (GEOTHERMAL)

kELOMPOK 8

Disusun Oleh :

Chandra Kusuma I0418021


Dinda Clara Sabella I0418026
Hisyam garuda Pratama I0418038

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2021
BAB 1

DASAR TEORI

Energi panas bumi atau geothermal berasal dari Yunani yaitu geo (bumi) dan
therme (panas). Sehingga bila digabungkan maka energi geothermal diartikan
menjadi panas yang berasal dari bumi. Uap air (steam) dan air panas yang dihasilkan
dari dalam bumi dapat digunakan untuk menghasilkan listik dan panas. Selain itu,
energi geothermal merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui. Hal itu
dikarenakan, sumber energi geothermal memiliki dua komposisi yaitu: air (hidro) dan
panas (thermal) dimana, cadangan air dapat diisi lagi dari hujan sedangkan panas
secara kontinyu dihasilkan oleh bagian dalam bumi

Energi geothermal dihasilkan pada bagian inti bumi yang berjarak sekitar
4,000 mil di bawah permukaan. Temperatur yang lebih panas dari permukaan
matahari secara kontinyu dihasilkan di bagian dalam bumi melalui proses
penghancuran partikel radioaktif yang terjadi di semua batuan. Bumi memiliki
beberapa lapisan dalam strukturnya, yaitu:
 Bagian inti bumi, lapisan ini memiliki dua jenis lapisan, yaitu: padatan inti
yang keras dan inti luar yang tersusun dari lelehan batuan yang sangat panas,
biasa disebut magma.
 Mantel, lapisan yang mengelilingi bagian inti bumi dengan ketebalan ± 1.800
mil. Lapisan ini tersusun dari magma dan batu-batuan
 Bagian kerak bumi merupkan lapisan terluar dari bumi. Tanah pada lapisan ini
akan membentuk benua (daratan) dan dasar laut
Energi geothermal dapat menemukan jalannya menuju permukaan dalam beberapa
bentuk, antara lain :

 Gunung api dan fumarole (lubang dimana gas volcanic keluar)


 Sumber air panas
 Air mancur panas
Sumber aktif geothermal ditemukan sepanjang batas plate utama dimana terdapat
konsentrasi gempa bumi dan gunung api. Aktifitas geothermal di dunia terjadi di area
yang disebut cincin api, yang mengelilingi Samudra pasifik.

Gambar 2 Area yang termasuk daerah cincin api

Beberapa aplikasi dari energi geothermal menggunakan temperatur bumi yang dekat
dengan permukaan. Tiga penggunaan utama dari energi geothermal adalah
1. Penggunaan langsung dan Sistem Pemanasan Distrik, yaitu penggunaan air
panas dari mata air secara langsung dengan menggali sumur atau
memompakan air bawah tanah yang panas atau uap air ke permukaan
2. Pembangkit listrik Tenaga Uap (PLTU), dimana membutuhkan air atau uap
air dengan temperatur yang sangat tingggi (300oF – 700oF) sebagai sumber
energinya
3. Pemompaan panas geothermal menggunakan temperatur air yang stabil dan
dekat dengan permukaan untuk memanaskan dan mengontrol temperatur
bangunan

Gambar 3 Sistem Geothermal

Pemanfaatan energi geothermal menjadi sumber listrik tidak termasuk


pemanfaatan langsung karena harus melalui proses terlebih dahulu untuk
menghasilkan energi listrik. Proses tersebut dilakukan di Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi (PLTP). Gambar berikut merupakan proses perubahan energi
geothermal menjadi listrik dimulai dari proses pemompaan dari dalam bumi ke
permukaan
BAB 2

SIKLUS PEMBANGKITAN ENERGI


Energi Panas Bumi Energi Mekanik Energi Listrik
(Geothermal) (Machine) (grid)

Gambar 4 Proses pada PLTP

Energi geothermal yang dipompa dari reservoir menuju permukaan berupa


brine dan gas. Setelah mencapai pemukaan, maka brine dengan gas akan dipisahkan
melalui cyclone separator. Proses pemisahan pada cyclone separator merupakan tahap
pertama dari proses pemisahan pada keseluruhan proses. Keluaran dari proses pada
separator berupa wet steam dan kondensat (air hasil pemisahan) yang telah terpisah.
Wet steam akan menuju ke tahap kedua dari proses pemisahan yaitu pada cyclone
scrubber, sementara kondensat akan diinjeksikan kembali ke dalam tanah

Dilakukannya proses pemisahan tahap kedua karena steam yang dihasilkan


masih mengandung air walaupun telah melalui proses pemisahan pada cyclone
separator. Karena itulah pada cyclone scrubber, wet steam akan mengalami proses
pemisahan kembali. Dari proses ini, steam yang dihasilkan sudah berupa dry steam
yang siap untuk menggerakkan turbin, sehingga menghasilkan energi listrik.
Kemudian listrik menuju transformer dan siap untuk dialirkan ke rumah- rumah.
Sementara air hasil pemisahan yang berupa kondensat diinjeksikan kembali ke tanah
sebagai sumber untuk energi geothermal
BAB 3
PERALATAN YANG DIGUNAKAN

1. Separator
Sumur-sumur panas bumi umumnya memproduksikan fluida campuran, uap
dan air, sedangkan turbin di PLTP digerakkan oleh fluida kerja berupa uap
kering atau hampir superheated (uap air). Pemisahan uap dan air ini dilakukan
di separator.

Gambar 5. Separator
2. Demister
Demister adalah sebuah alat yang berbentuk tabung silinder yang pada
umumnya berukuran 14.5 m3 yang didalamnya terdapat kisi - kisi baja yang
berfungsi untuk mengeliminasi butir – butir air yang terbawa oleh uap dari
sumur-sumur panas bumi. Demister ini dipasang pada jalur uap utama setelah
alat pemisah akhir (final separator) yang ditempatkan pada bangunan rangka
besi yang sangat kokoh dan terletak di luar gedung pembangkit.
Gambar 6. Demister
3. Turbin-Generator
Turbin adalah suatu mesin penggerak dimana energi fluida kerja, dalam hal
ini adalah uap, dipergunakan langsung untuk memutar roda turbin. Bagian
turbin yang berputar dinamakan roda turbin. Roda turbin ini terletak didalam
rumah turbin. Roda turbin memutar poros yang menggerakan atau memutar
bebannya, yang dalam hal ini adalah generator listrik. Generator disini
berfungsi untuk mengubah energi mekanis menjadi energi listrik.

Gambar 7. Turbin-Generator
4. Kondensor
Kondensor adalah suatu alat untuk mengkondensasikan uap dari turbin dengan
kondisi tekanan yang hampa. Uap bekas dari turbin masuk dari sisi atas
kondensor, kemudian mengalami kondensasi sebagai akibat penyerapan panas
oleh air pendingin yang diinjeksikan melalui spray nozzle.

Gambar 8. Kondensor
5. Gas Removal System
Gas removal system merupakan peralatan penting pada sistem PLTP, karena
berfungsi untuk mempertahankan kondisi vakum di dalam kondensor dengan
cara mengeluarkan non-condensable gases (NCG) dan kondenser dan
membuangnya langsung ke atmosfir.
Peralatan ekstraksi gas yang biasa digunakan di PLTP-PLTP di Indonesia
adalah steam jet ejector dan Liquid ring Vacuum pump (LRVP). Pemilihan
tipe gas removal system sangat penting mengingat cukup tingginya
kandungan non-condensable gas (NCG) dalam uap. Kriteria utama dalam
pemilihan peralatan gas removal system  sebagai berikut:
 Tekanan kondenser (derajat kevakuman kondenser)
 Jumlah laju alir massa gas yang akan diambil dari kondenser
 Konsumsi energi yang dibutuhkan oleh peralatan gas ekstraksi
 Jumlah massa dan temperatur air pendingin yang dibutuhkan dalam
kondenser
A. Steam Jet Ejector
Steam ejector bekerja dengan memanfaatkan panas buang dari sistem
pembangkit daya, ruang pembakaran dan pada mesin industri untuk
menghasilkan proses refrigerasi. Prosesnya dapat dilihat pada gambar
dibawah yaitu dimulai dengan uap bertekanan dan temperatur tinggi
dari boiler (disebut dengan primary fluid atau motive fluid) masuk
ke primary nozzle dan keluar mencapai kecepatan supersonic sehingga
akan menarik secondary fliud yang bertekanan dan temperatur rendah
dari suction chamber bercampur di mixing chamber, kemudian
kecepatannya akan turun menjadi subsonik seiring laju aliran
ke diffuser dan tekanan akan meningkat. Jadi peran steam jet
ejector disini adalah sebagai pengganti kompresor pada siklus kompresi
uap yaitu menaikkan tekanan aliran dari evaporator melalui suction
chamber.
Tingkat kevakuman atau tekanan yang dapat dicapai oleh steam jet
ejector bervariasi antara 0,13 bar a untuk single stage sampai dengan 0,03
bar a untuk two stage steam jet ejector. Kebutuhan uap untuk motive
steam tergantung dari jumlah aliran gas yang akan diekstraksi.
Kondisi motive steam harus uap kering dan jenuh. Jika
terdapat moisture dalam steam, separator dan steam trap dapat
ditambahkan untuk meningkatkan kualitas steam. Minimum dryness
steam yang dianjurkan adalah 99.5%. Kualitas uap yang buruk tidak akan
membahayakan sistem, tetapi dapat menyebabkan erosi di steam
nozzle dan diffuser.

Gambar 9. Steam Jet Ejector


B. Liquid ring Vacuum pump (LRVP)
LRVP merupakan kelompok pompa positive displacement. Karakteristik
pompa ini adalah menyalurkan energi dari impeler ke fluida yang
dipompakan melalui cincin cairan. LRVP terdiri atas rotor tunggal dengan
satu set baling-baling di bagian depannya seperti terlihat pada gambar
dibawah:

Gambar 10. Liquid ring Vacuum pump (LRVP)


Prinsip kerja LRVP adalah menaikkan tekanan gas dengan memutar
baling-baling impeler (impeller vanes) dalam sebuah silinder casing yang
eksentris. Ketika impeler dari pompa berputar, gaya sentrifugal akan
melempar liquid membentuk lingkaran konsentris di sekeliling casing dan
melakukan kerja kompresi. Fluida yang biasanya air akan membentuk
cincin silinder pada bagian dalam casing. Cincin air ini
menghasilkan sealing di bagian antara baling-baling impeler yang
membentuk ruang bertekanan. Posisi impeler terhadap casing
menyebabkan melebarnya jarak antara blade impeler dengan casing di sisi
inlet dan menyempitnya jarak di sisi keluaran. Eccentricity antara
perputaran sumbu impeler dengan sumbu geometris casing menghasilkan
sebuah siklus volume ditutup oleh baling-baling dan liquid ring.
Kemudian gas ditarik masuk ke dalam pompa melalui inlet port di bagian
akhir casing. Gas selanjutnya terjebak di dalam ruang kompresi yang
terbentuk oleh impeller vanes dan liquid ring. Kemudian adanya
putaran impeler, Liquid ring akan menekan gas dan mendorongnya ke
luar ke outlet port. Cairan yang ada di bagian keluaran gas kemudian
dipisahkan yang selanjutnya didinginkan atau disirkulasikan dalam
sebuah sistem pemisahan. (Lehmann, 1995). LRVP memiliki kapasitas
antara 3 s.d 27 m3/jam dan pada umumnya digunakan untuk tekanan
antara 0,13 s.d. 5,5 bar a bahkan adakalanya digunakan sampai pada
tekanan 7 bara a. LRVP biasanya digunakan sebagai peralatan gas
removal system pada tekanan tingkat kedua mengikuti steam
ejector tingkat pertama bila kapasitas fluida dari sumur yang masuk
relatif rendah.

C. Intercondenser dan Aftercondenser


Intercondenser merupakan kondenser yang dipasang setelah stage
pertama steam jet ejector, sementara aftercondenser dipasang
setelah stage kedua steam jet ejector untuk ejector system. Tujuan dari
pemasangan intercondenser dan aftercondenser  ini adalah untuk
mengkondensasi motive steam dan steam yang terikut dengan NCG pada
proses pembuangan NCG. Kondensat yang dihasilkan lalu dialirkan ke
kondenser utama sedangkan NCG dibuang melalui cooling tower stack.
6. Hot Well Pump (HWP)
Hot Well Pump adalah pompa pendingin utama yang berfungsi untuk
memompakan air kondensat dari kondensor ke cooling tower untuk kemudian
didinginkan. Jenis pompa yang sering digunakan adalah Vertical Barriel type
1 Stage Double Suction Centrifugal Pump, dengan jumlah dua buah pompa
untuk setiap unit.

Gambar 11. Hot Well Pump (HWP)


7. Cooling Tower

Cooling tower  berfungsi untuk mendinginkan kondensat dari pompa HWP


agar selanjutnya kondesat ini dapat disirkulasikan sebagai air
pendingin. Cooling tower yang biasa digunakan adalah di PLTP adalah
jenis mechanical draft cross flow tower . Cooling tower ini menggunakan
kipas untuk mengalirkan udara sebagai pendingin. Pada mechanical draft
cooling tower air panas dari kondensor disemprotkan pada struktur kayu yang
berlapis-lapis yang disebut fill. Pada saat air mengalir melalui fill,
perpindahan panas akan terjadi dari air panas ke udara (dibagian atas
dari cooling tower ini terdapat kipas angin/fan). Air kemudian dipompakan
kembali ke kondensor.

Cooling tower jenis ini relatif murah dan fleksibel karena kecepatan kipas
angin dapat diubah-ubah disesuaikan dengan kondisi udara luar dan beban
turbin. Kelemahannya adalah konsumsi energi untuk menggerakan kipas
angin relatif besar dan biaya perawatannya relatif tinggi. Selain itu, ada tipe
lain yaitu Natural Draught Cooling tower yang pada dasarnya bekerja dengan
prinsip yang sama dengan mechanical draft cooling tower, kecuali disini
aliran udara pendingin tidak berasal dari fan, tapi dikarenakan bentuk dan
tingginya cooling tower. Aliran bisa diatur searah maupun berlawanan
arah. Cooling tower jenis ini relatif mahal dan dan tidak
sefleksibel mechanical draft cooling tower. Salah satu keuntungannya adalah
biaya perawatannya relatif rendah.

Gambar 12. Cooling Tower


BAB 4

ANALISA TERMODINAMIKA

Pemanfaatan energi panas bumi untuk penghasil listrik relatif tidak berbahaya
bagi lingkungan dibandingkan dengan pembangkit dengan BBM. Tingkat dengan
dibanding pada udara terendah pencemarannya pernbangkit berbahan bakar minyak,
gas dan batu bara. Pencemaran udara terbesar akibat emisi Gas CO2 berasal dari
pembangkit listlik dengan bahan bakar batu bara dan gas alam adalah 32,1%,
pembangkit dengan bahan bakar minyak adalah 20.6% dan polusi dari pembangkit
listrik panas burni hanya sebesar 3%.

Pembangkit daya siklus standar tenaga panas bumi merupakan salah satu
alrernatif penting yang dapat dilakukan dalam efisiensi konversi energi termal
menjadi energi listrik. Konrbinasi siklus Brayton dengan sumber energi fosil dengan
siklus Rankine yang memanfaatkan energi panas bumi dengan berbagai modifikasi
dijadikan pusat perhatian. sebuoh perangkat lunak dikembangkan untuk evaluasi
siklus termodinamika dengan beberapa difikasi secara akurat. Perangkat lunak
tersebut didukung dengan database sifat-sifat termodinamika dari model-model
termodinamika. Analisis siklus hibrid telah dilakukan dan dibandingkan dengan
siklus Rankine yang berdiri sendiri untuk sumber panas bumi. Hasil simulasi
menunjukkan peningkatan daya dapat mencapai 157,88Vo dan peningkatan efisiensi
mencapai 58.l7 wtuk fluida kerja organik R-134a. Penggantian R-134a dengan fluida
keria organik R-600 memberikan hasil peningkatan daya sebesar 162,897Vo dan
efisiensi sebesar 63,76Vo. Rasio peningkatan daya bersih terhadap masukan energi
dari bahan bakar adalah 0,52. Peningkatan yang tinggi ini diperoleh pada kondisi
yaitu, temperatur masuk turbin gas t t00'c, rasio tekanan 20, temperatur gas keluar
steam lxeater 35 C, temperatur uap panas bami keluar steam heater 250"C, tekanan
dan temperatur masuk turbin organik adalah 35 bar dan 34A'C

Data-data yang digunakau dalam analisai diarnbil dari berbagai literatur yang
berhubungan, data desain pembangkit listrik tenaga panas bumi Data-data untuk
siklus turbin qas adalah temperatur lingkungan 20 C, tekanan lingkungan 1 bar. nilai
kalori bahan bakar gas alam (Fuel Heating Valuc) 43000 kJ/kg, penurunan tekanan
pada ruang bakar 0%. efisiensi pembakaran 95%, efisiensi isentropic kompresor 85%,
efisiensi isentropik turbin gas 80%. dan temperatur gas keluar menuju lingkungan
110C. Data-data utama siklus uap panas bumi meliputi tekanan uap panas bumi 6,48
bar, temperatur uap panas bumi 161,9 C, Non Condensable gas (NCG) 0%, tekanan
kondensor 0,1 bar, dan efisiensi isentropik turbin uap 86,12%. Sedangkan data-data
siklus Rankine organic adalah fluida kerja organik R-134a, tekanan masuk turbin
orqanik 20 bar, temperatur masuk turbin organic 150 C, efisiensi isentropik turbin
85%, efisiensi isentropik pompa 85%, efektivitas recuperator 80%. temperatur
kondensor 30"C, kerugian tekanan pada recuperator, kondensor dan org-anic heater
diabaikan. Data lainnya adalah laju aliran massa uap panas bumi 105,1286 kg/s dan
efisiensi generator 96.85 %,. Batasan-batasan dan asumsi lainnya dalam simulasi
adalah temperatur uap panas bumi masuk turbin harus lebih besar dari temperatur
jenuh tekanan uap panas bumi temperatur uap keluar steam heater harus lebih rendah
dari temperatur gas masuk steam heater, temperature masuk turbin fluida organik
harus lebih rendah dari temperatur gas keluar steam heater, dan tekanan masuk turbin
organik harus lebih lendah dari tekanan kritisnya.
Skematik Siklus Hibrid
Dalam analisis siklus dan perbandingan sistem hybrid dengan sistem terpasang,
beberapa indikator kinerja digunakan untukk rnendapatkan informasi dari system
secara real. Secara umum definisi efisiensi termal adalah rasio daya bersih terhadap
pemasukan panas pada sistem pembangkit tenaga. Oleh karena itu efisiensi sistem
hibrid dapat diartikan sebagai perbandingan daya bersih yang dihasilkan sistem
hybrid terhldap panas yang diberikan sehingga secara sistematis dapat ditulis sebagai
berikut

Dimana panas masukan dari panas bumi


dievaluasi bedasarkan persamaan Q = mghg – mrein hrein. Fossil fuel utility factor
menyatakan besar laju panas dari bahan bakar fosil yang dikonversikan menjadi daya
pada system hybrid jika dibandingkan dengan system pembangkit listrik panas bumi
sederhana dan secara sistematis dapat ditulis

Dimana Wst = W’st - Wst x W’st adalah daya bersih system pembangkit listrik
panas bumi pada system hybrid dan Wvst adalah daya bersih standar yang dihasilkan
system panas bumi sebelum digabung menjadi system hybrid
Berikut merupakan grafikk dari hasil analisa :
1.
2.

3.

4.

5.
6.

7.

8.

9.
10.

Anda mungkin juga menyukai