Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

HARTA DALAM EKONOMI ISLAM

DOSEN PEMBIMBING
DR. H. Suhardi M.Anwar.Drs.,MM

DI SUSUN OLEH :
ST. FATIMA (201820122)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALOPO


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
TAHUN AJARAN 2019/2020
PRAKATA

Syukur alhamdulilah senantiasa kami panjatkan kehadirat allah SWT yang telah
melimpatkan rahmat dan karunianya, sehingga menyelesaikann makalah ini guna memenuhi
tugas kelompok untuk mata kuliah Manajemen Sistem ekonomi syariah, dengan judul: “HARTA
DALAM EKONOMI ISLAM”
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang “Seleksi Pekerjaan” yang
kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penulis
dengan berbagai rintangan baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing dan teman-
teman yang telah memberi kontribusi baik secara langsung mupun tidak langsung.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna
untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah
yang lebih baik. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Palopo, 08 Januari 2020


DAFTAR ISI

PRAKATA...............................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar belakang........................................................................................1
B. Rumusan masalah...................................................................................1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................2
A. Kepemilikan Sistem Ekonomi Kapitalis.................................................2
B. Kelebihan Sistem Ekonomi Kapitalis/Liberal.........................................2
C. Sistem Ekonomi Sosialis.........................................................................3
D. Kepemilikan dalam sitem ekonomi islam...............................................5
E. STATUS HARTA DALAM SISTEM EKONOMI ISLAM..................8

BAB 3 PENUTUP....................................................................................................16
A. Kesimpulan.............................................................................................16
B. Saran.......................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

A Latar belakang
Seperti yang diketahui bersama dalam sistem ekonomi terdiri dari beberapa macam yaitu
sistem ekonomi sosialis, kafitalis dan campuran. Dalam suatu negara tentunya ada individu atau
masyarakat didalamnya guna menjalankan kegiatan-kegiatannya terutama dalam bidang
ekonomi.
Kegiatan perekonomian masyarakat dapat dijalankan tanpa adanya komando dan tuntutan
pemerintah, oleh sebab itu dalam SE yang melibatkan pemerintah secara langsung dalam
kegiatan perekonomian dinamakan sistem ekonomi kapitalis.

B. Rumusan masalah
1. Apa itu sistem ekonomi kapitalis
2. Apa itu sistem ekonomi sosialistik
3. Bagaimana kepemilikan dalam sisteem ekonomi islam
4. Bagaimana harta dalam sistem ekonomi islam

C. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana pandangan ekonomi dalam islam
BAB II
PEMBAHASAN

A.Kepemilikan Sistem Ekonomi Kapitalis


Pada berbagai pihak kata SEK paling dapat dimengerti atau dipahami dari berbagai
lapisan masyarkat. Maka dari itu ini lah yang seharusnya perlu dibahas dalam SEK dan
kepemilikan-kepemilikan apa yang terdapat di dalamnya. Pertama yang harus diketahui adalah
SEK berasal dari kata caput yang bermakna kepala sedangkan kafital bermakna modal.
Jadi SEK adalah suatu sistem yang memberikan kebebasan penuh kepada kepala masyarakat atau
individu untuk menggunakan modal yang dimilikinya guna menjalankan kegiatan
perekonomiannya dalam membuat suatu usaha agar dapat mencapai tujuannya yaitu untuk
kesejahteraan hidupnya dalam suatu negara.
Dari pengertian mengenai sistem ekonomi kapitalis maka kepemilikan yang dimilikinya yaitu
dalam pandangannya manusia dianggap memiliki hak milik yang mutlak atas alam dan semesta,
karenanya dia bebas untuk memanfaatkan sesuai dengan kepentingannya.
Manusia atau masyarakat dapat menggunakan seluruh sumber daya ekonomi yang tujuannya
akam memberikan kesejahteraan yang maksimal bagi setiap masyarakat, dengan jumlah yang
tidak ditentukan serta dengan cara apa saja masyarakat memperolehnya.
Semua kepemilikan sistem ekonomi kapitalis tidak jauh dari falsafah ekonomi kapitalis yaitu
Individualisme, rasionalisme dan humanisme. Itulah sebabnya sistem ekonomi kapitalis
semuanya tergantung pada individu masing-masing.

B.Kelebihan Sistem Ekonomi Kapitalis/Liberal


Didalam sebuah sistem ekonomi pasar sebuah negara tentu saja memiliki kekurangan
atau kelebihan nah berikut ini terdapat beberapa kelebihan dari sistem ekonomi ini:
• Seluruh individu dan perusahaan bebas serta memiliki hak untuk mempunyai kekayaan
dan juga sumber daya produksi pribadi.
• Inisiatif dan juga kreatifvitas yang bersumber dari pendapat masyarakat bisa
dikembangkan secara langsung.
• Setiap kegiatan sistem ekonomi kapitalis selalu berpedoman pada setiap prinsip-prinsip
ekonomi dengan begitu efesiensi dan efeketivitas menjadi lebih tinggi
• Terdapat persaingan antara perusahaan atau produsen untuk bisa menghasilkan barang
yang lebih bermutu dari sebelumnya.
• Konsumen memiliki banyak pilihan barang dan juga jasa yang sesuai dengan selera.
• Sangat menghargai kerja keras
• Konsumen merupakan pihak yang mengatur pasar
• Sebuah pasar yang konpetitif
• Mendorong setiap individu untuk mempunyai kebebasan financial

Kekurangan Sistem Ekonomi Kapitalis/Liberal


Selain adanya kelebihan tentu saja ada juga kelemahan dari sistem ekonomi kapitalis ini
antaralain yaitu:
• Pesaingan yang begitu sengit
• Profit merupakan tujuan utama tidak ada yang lain
• Melakukan Eksploitasi terhadap Sumber Daya Alam
• Mengakibatkan distribusi yang tidak merata
• Banyak sekali terjadinya ekploitasi Sumber Daya Manusia
• Munculnya kesenjangan sosial semakin besar
• Disalahgunakan kebebasan yang ada oleh pihak yang mempunyai ekonomi besar demi
menekan serta menindas pihak yang lemah
• Terjadinya persaingan dipasar sehingga munculah monopoli, kolusi usaha serta
konglomerasi yang bisa kapan saja mengancam para pengusaha lemah.
• Perekonomian dalam sebuah negara mudah sekali terguncang yang akan berdampak pada
ketidakstabilan.

C. Sistem Ekonomi Sosialis


Pengertian Sistem Ekonomi Sosialis
Sistem ekonomi sosialis yaitu sistem ekonomi yang diatur oleh negara, didalam sistem ini
berlangsungnya perekonomian sepenuhnya menjadi tanggung jawab suatu negara atau
pemerintah pusat.
Sistem ini telah banyak digunakan oleh negara-negara di Eropa Timur yang menganut paham
komunis.
Sistem ekonomi sosialis dapat disebut juga dengan sistem ekonomi yang terpusat, Kenapa
disebut dengan terpusat? Karena segala sesuatunya harus diatur oleh negara dan juga segala
urusannya dikomandokan dari pusat.
Pemerintahlah yang menjadi penguasa dari seluruh kegiatan ekonomi ini. Sistem perekonomian
sosialis adalah sistem perekonomian yang menginginkan kemakmuran dari masyarakatnya dan
terlaksanan merata sehingga tidak ada lagi penindasan ekonomi yang terjadi.
Prinsip Dasar Sistem Ekonomi Sosialis
Berikut adalah Prinsip Dasar Sistem Ekonomi Sosialis:
• Disiplin politik di negara yang menganut sistem ini, yang mana parlemen sebagai
lembaga yang berhak untuk membuat konstitusi dan regulasi dikuasai oleh kaum proletarian atau
kaum buruh. Mereka diposisikan oleh partai-partai agar membuat regulasi yang cenderung
berpihak pada kaum buruh sebagai representasi kaum sosialis.
• Otoritas suatu negara untuk dapat menguasai semua aset masyarakat, Yang artinya
regulasi seputar ekonomi serta kepemilikan harta dilakukan oleh pemerintah.
• Keseteraan ekonomi dimana masyarakat tidak bekerja untuk kepentingan pribadi,
melainkan mereka hanyalah pegawai pemerintah yang gajinya dari keringat mereka sendiri.

Ciri-ciri Sistem Ekonomi Sosialis


• Produksi dilakukan hanya untuk kebutuhan masyarakat.
• Kebijakan perekonomian dirancang dan dikerjakan pemerintah.
• Hak milik individu tidak diakui pemerintah.
• Jalannya kegiatan perekonomian sepenuhnya ada di pemerintah.
• Kegiatan ekonomi direncanakan dan diatur oleh pemerintah.
• Seluruh sumber daya dikuasai oleh negara.
Kelebihan
• Sangat mudah dalam pengelolaan, pengendalian dan pengawasan.
• Pelaksanaan dalam pembangunan lebih cepat.
• Pemerintah bebas untuk menentukan produksi sesuai kebutuhan masyarakat.
• Kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi secara merata.
• Pemerintah sepenuhnya bertanggung jawab terhadap perekonomian.
• Pemerintah yang mengatur distribusi.
Kekurangan
• Tidak ada kebebasan memiliki sumber daya yang berkompeten.
• Tidak mempunyai kebebasan dalam berusaha.
• Jalur birokrasi yang terlalu panjang.
• Dapat mematikan kreativitas dan inovasi setiap individu.
• Hak yang dimiliki individu tidak diakui.
• Potensi dan kreativitas masyarakat tidak dapat berkembang.
Negara yang menggunakan sistem ekonomi sosialis sudah tidak ada lagi, Uni Soviet yang
sekarang menjadi Negara Rusia, dan negara-negara lain yang menggunakan sistem ekonomi
sosialis ini,
telah gagal dalam menjalankan prinsip dari sosialisme sebagai cara hidupnya, baik secara
ekonomi dan juga moral, maupun sosial dan juga politik.

D. Kepemilikan dalam Perspektif Ekonomi Islam


Di dalam Islam, hakikat kepemilikan atas alam beserta isinya secara mutlak berada
ditangan Allah SAW, Sedangkan kepemilikan manusia bersifat tidak mutlak hanya sebagai
pemberian Allah, agar manusia mampu mengatasi kebutuhannya serta sebagai hamba Allah yang
senantiasa mengabdi kepadanya baik didunia maupun diakhirat.

Harta benda menurut Islam bukanlah milik pribadi (kapitalisme)dan bukan pula milik bersama
(Sosialisme) melainkan millik Allah SAW. Salah satu bentuk aktivitas yang berkaitan dengan
masalah ekonomi adalah masalah kepemilikan (al-milkiyyah). Besarnya keinginan manusia
untuk mempunyai apa yang ada di dunia ini membuat dirinya lupa akan ketentuan dan aturan
tentang kepemilikan. Karena bentuk keserakahan manusia yang ingin memiilki harta begitu
besar. Dan tidak menyadari bahwa harta yang dimiliki hanyalah titipan dari Allah SAW.
Kepemilikan terhadap harta di dalam Islam diatur dan diarahkan kepada kemaslahatan. Hal ini
berkaitan dengan masalah hak milik, dan batasan-batasan bagi pemiliknya baik cara
memperolehnya maupun cara menggunakannya. Karena itulah di dalam Islam mempertahankan
harta menjadi salah satu tujuan yang disyariatkan dalam hukum Islam. Yang utama, selain
perlindungan terhadap agama Islam, jiwa, akal dan kehormatan. Harusnya kita menyadari bahwa
sesungguhnya Allah lah yang menciptakan segalanya, semua upaya dan usaha yang sebenarnya
hanya milik Allah semata.
Pengertian Kepemilikan
Kepemilikan (al-milikyah) berasal dari kata al-milkun artinya yang berada dalam kekuasaannya.
Kepemilikan menurut istilah suatu harta atau barang yang secara hukum dapat dimiliki oleh
seseorang untuk dimanfaatkan dan dibenarkan untuk dipindahkan penguasaannya kepada orang
lain. Dan orang lainpun tidak mempunyai berhak untuk mengambil, atau memilikinya tanpa
seizin pihak yg memilikinya.
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh HR Muslim, yang artinya :
"Dari Abu Hurairah RA berkata: ada seorang laki-laki menghadap rasulallah SAW, ia berkata:
ya Rasulullah bagaimana pendapat kamu jika ada seorang laki-laki yang ingin merampas
hartaku?"
Rasulullah menjawab,"jangan kau berikan hartamu"
ia berkata,"bagaimana pendapat kamu jikalau ia ingin membunuhku?"
Rasulullah bersabda,"bunuhlah dia"
ia berkata,"bagaimana pendapatmu jika dia membunuhku?"
Rasulullah bersabda,"kamu mati syahid"
ia berkata,"bagaimana pendapatmu jikalau aku berhasil membunuhnya?"
Rasulullah bersabda,"ia masuk neraka". (HR Muslim).
Dalam hadits di atas memberikan pengertian bahwa kita sebagai seorang muslim harus menjaga
dan berusaha mempertahankan harta yang dimiliki meskipun kita harus mempertaruhkan nyawa
sekalipun, dan apabila kita mati, kita nantinya akan mati dengan keadaan mati syahid.Sama saja
kita menjaga dan memepertahankan agama keluarga hingga meninggal dengan keadaan syahih.
Artinya benda yang sudah menjadi milik kita sepenuhnya. Orang lain tidak bisa
memanfaatkannya.
Diantara sasaran pokok syariat Islam adalah membebaskan manusia dari kemiskinan menuju
kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Al-Quran dan Al-Sunnah menekankan agar setiap
manusia bekerja secara produktif, mengolah kekayaan agar menjadi sumber ekonomi sebagai
penunjang kebutuhan hidupnya.
Islam mengatur adanya hak milik (kepemilikan) bagi individu maupun kolektif. Pada hakekatnya
merupakan wujud keberpihakan Islam pada upaya untuk membebasan manusia dari kemiskinan
dengan memberikan sarana dan sumber daya alam yang siap dikembangkan secara ekonomis.
Oleh karena konsep kepemilikan dalam islam memiliki implikasi terhadap pengembangan
ekonomi umat.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kepemilikan dalam syariah ada empat macam yaitu :
1. Kepenguasaan terhadap barang-barang yang di perbolehkan
2. Akad adalah Perjanjian antara penjual dan pembeli
3. Penggantian
4. Turunan dari sesuatu yang dimiliki
Kepemilikan yang sah menurut Islam adalah kepemilikan yang terlahir dari proses yang disahkan
Islam dan menurut pandanga fiqh Islam terjadi karena:
1. Menjaga hak Umum
2. Transaksi Pemindahan Hak
3. Pergantian posisi Pemilikan
Menurut Taqyudin an-Nabani dikatakan bahwa sebab-sebab kepemilikan seseorang atas suatu
barang dapat diperoleh melalui suatu lima sebab, yaitu
1. Bekerja
Suatu kegiatan manusia guna untuk memenuhi kebutuhan dan menyambung hidup.
1. Warisan
Pemindahan hak kepemilikan dari orang yang meninggal dunia kepada ahli warisnya, sehingga
ahli warisannya menjadi sah untuk memiliki harta warisan tersebut. Hal ini telah dijelaskan
dalam hukum-hukum yang sudah sangat jelas, Allah berfirman:
"Allah mensyariatkan kepada kalian tentang (pembagian harta pusaka untuk anak-anak kalian,
yaitu: bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua anak perempuan; jika anak itu
semuanya wanita lebih dari dua orang maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang
ditinggalkan)".
(QS.An Nisa :11).
1. Kebutuhan akan harta untuk menyambung hidup
Sebab kepemilikan adalah adanya kebutuhan akan harta untuk menyambung hidup. Sebab
kehidupan adalah hak bagi setiap orang. Seseorang wajib untuk mendapatkan kehidupan sebagai
haknya. Salah satu hal yang dapat menjamin seseorang untuk hidup adalah dengan bekerja. Jika
ia tidak bekerja karena terlampau tua, maka orang-orang kaya atau Negara wajib untuk
memenuhi kebutuhannya. Namun jika hal itu tidak dipenuhi, hingga kelaparan, maka dibolehkan
baginya untuk mengambil apa saja yang dapat digunakan untuk menyambung hidupnya. Jika
hidup menjadi sebab untuk mendapatkan harta, maka syariat tidak akan menganggap itu sebagai
tindakan mencuri.
Abu Umamah menuturkan bahwa Rasulullah bersabda:
"Tidak ada hukum potong tangan pada masa-masa kelaparan ." (HR.al Khatib Al Bagdad )
1. Harta pemberian Negara yang diberikan kepada rakyat
Yang termasuk kedalam sebab kepemilikan adalah pemberian Negara kepada rakyat yang
diambil dari baitul maal, baik dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan atau cara memanfaatkan
kepemilikan mereka. Dapat berupa pemeberian tanah untuk digarap, atau melunasi utang-utang
mereka.
1. Harta yang diperoleh seseorang tanpa mengeluarkan harta atau tenaga apapun
Yang termasuk kedalam kategori harta yang diperboleh dari tanpa harta dan tenaga ada lima
yaitu:
-> Hubungan antara individu satu sama lain ketika masih hidup seperti Hibah dan Hadilah atau
pun ketika sepeninggal mereka seperti wasiat.
-> Menerima harta sebagai ganti rugi dari kemudharatan yang menimpa seseorang, seperti Diyat
(denda) atas orang yang terbunuh atau terluka.
-> Memperboleh mahar berikut harta yang diperoleh melalui akad nikah
-> Barang temuan (luqathah)
-> Santunan untuk Khalifah atau orang-orang yang disamakan statusnya.
Kepenguasaan terhadap barang-barang yang diperbolehkan. Yang dimaksud dengan barang-
barang yang diperbolehkan di sini adalah barang (dapat juga berupa harta atau kekayaan) yang
belum dimiliki oleh seseorang dan tidak ada larangan syara' untuk dimiliki seperti air di
sumbernya, rumput di padangnya, kayu dan pohon-pohon di blantara atau ikan di sungai dan di
laut. Kepemilikan jenis ini memiliki karakteristik sebagai berikut:
> Kepenguasaan ini merupakan sebab yang menimbulkan kepemilikan terhadap suatu barang
yang sebelumnya tidak ada yang memilikinya
> Proses kepemilikan ini adalah karena aksi praktis dan bukan karena ucapan seperti dalam akad.
Karena kepemilikan ini terjadi oleh sebab aksi praktis, maka dua persyaratan dibawah ini mesti
dipenuhi terlebih dahulu agar kepemilikan tersebut sah secara syar'i yaitu :
1. Belum ada orang lain yang mendahului ke tempat barang tersebut untuk memperolehnya.
2. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW,
"Siapa yang lebih dahulu mendapatkan (suatu barang mubah) sebelum saudara Muslim lainnya,
maka barang itu miliknya."
Orang yang lebih dahulu mendapatkan barang tersebut harus berniat untuk memilikinya, kalau
tidak, maka barang itu tidak menjadi miliknya. Hal ini mengacu kepada sabda Rasulullah SAW
bahwa segala sesuatu tergantung pada niat yang dikandungnya.
E. STATUS HARTA DALAM SISTEM EKONOMI ISLAM
Harta benda merupakan bentuk eksistrnsi manusia dalam mengembangkan kehidupan
duniawinya. Apalagi saat ini, kehidupan manusia moderen banyak yang menomorsatukan harta
sebagai cara untuk mengklasifikasikan seseorang berdasarkan pada kelas-kelasnya. Maka tidak
heran jika kemudian memunculkan istilah kaum sosialita yang merupakan kelompok orang-
orang yang memiliki gaya hidup mewah. Harta biasanya bersifat kebendawian, misalnya uang,
emas, rumah mewah, mobil dan masih banyak jenisnya lagi.
Sebagian manusia memang memiliki sifat dan watak materialistis. Dimana ia menomorsatukan
materi dalam segala pandangannya, bahkan seperti mendewakan harta benda yang sebagai tujuan
utama dalam mencapai kesuksesan hidup sebagaimana hukum menuntut ilmu . Maka tidak heran
jika kemudian kesuksesan selalu dikaitkan dengan banyaknya harta yang dimiliki. Tentunya hal
tersebut bertentangan dengan pandangan islam, dimana Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda :
‫إِ َّن لِ ُك ِّل أُ َّم ٍة فِ ْتنَةً َوفِ ْتنَةُ أُ َّمتِى ْال َما ُل‬
“Sesungguhnya setiap umat memiliki ujian, dan ujian umatku adalah harta.”
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
‫ف لِ ِدينِ ِه‬ ِ ْ‫ان َجائِ َعا ِن أُرْ ِسالَ فِى َغن ٍَم بِأ َ ْف َس َد لَهَا ِم ْن ِحر‬
ِ ‫ص ْال َمرْ ِء َعلَى ْال َما ِل َوال َّش َر‬ ِ َ‫َما ِذ ْئب‬
“Kerusakan pada sekawanan kambing akibat dua srigala lapar yang dilepaskan padanya tidak
lebih parah dibandingkan kerusakan pada agama seseorang akibat kerakusannya terhadap harta
dan kemuliaan.”
Kedua hadist tersebut menjelaskan bagaimana harta tidak menjadi sebuah pisau yang tajam yang
bisa menyobek-nyobek dan menghancurkan kadar dan kualitas keimanan seseorang sebagaimana
fungsi iman kepada Allah . Maka tidak heran jika kemudian islam memberikan batasan-batasan
agar tentunya manusia tidak lalai menjalankan kewajibannya dan menomorsatukan harta
sebagaimana juga kedudukan guru dalam islam . Batasan inilah yang menunjukkan bagaimana
sebenarnya kedudukan harta dalam ekonomi islam, berikut 10 poin penjelasannya.
1. Harta Bukanlah Hak Mutlak Milik Manusia
Dalam sebuah Hadits riwayat Abu Daud, Rasulullah bersabda:
‘Seseorang pada Hari Akhir nanti pasti akan ditanya tentang empat hal: usianya untuk apa
dihabiskan, jasmaninya untuk apa dipergunakan, hartanya darimana didapatkan dan untuk apa
dipergunakan, serta ilmunya untuk apa dipergunakan’’.
Perlu diketahui harta bukanlah hak mutlak milik manusia. Sebab Allah SWT adalah sang pemilik
mutlak segala apa yang ada di jagad raya ini. Tentunya akan sangat salah kaprah jika anda
beranggapan bahwa harta yang anda miliki adalah milik anda seutuhnya seperti hukum
menerima hadiah dalam islam . Ingatlah bahwa diri anda adalah milik sang pencipta, maka harta
yang anda miliki akan juga sama.
2. Harta Adalah Amanah
“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang
tidak mendapat bagian” (QS Adz Dzariyat :19)
Kedudukan harta yang kedua adalah harta merupakan amanah. Amanah atau titipan, yang artinya
anda harus menjaganya dan mempergunakan sesuai degan ajaran dan anjuran islam. Ingatlah
bahwa titipan sifatnya sementara sang pemilik yang tidak lain adalah Allah SWT bisa
mengambilnya kapan saja.
3. Harta Adalah Ujian Keimanan
Sebesar-besarnya ujian di dunia, tidak lain adalah melalui harta. Banyak manusia yang menjadi
tersesat dan dibutakan oleh kemilau harta dunia yang haram akibat tidak lolos ujian keimanannya
sehingga ketahui hukum mendengar kajian online . Hal tersebut sudah jelas tertuang dalam
Firman Allah SWT berikut :

ِ ‫َوا ْعلَ ُموا أَنَّ َما أَ ْم َوالُ ُك ْم َوأَوْ اَل ُد ُك ْم فِ ْتنَةٌ َوأَ َّن هَّللا َ ِع ْن َدهُ أَجْ ٌر ع‬
‫َظي ٌم‬
“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan
sesungguhnya disisi Allah-lah pahala yang besar.” (AL-Anfal : 28)
4. Harta Sebagai Perhiasan Hidup
Harta adalah perhiasan dunia, oleh harta itu sifat dan nilainya memang begitu indah. Namun,
jangan sampai silau dan terlena sehingga melupakan kewajiban terhadap Allah SWT. Sebab
orang-orang yang demikian termasuk kedalam orang-orang yang akan celaka. Sebagaimana
dalam firman Nya berikut:
” Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas. Karena Dia melihat dirinya
serba cukup.” (QS Al-‘Alaq (96) : 6-7)
5. Harta Sebagai Bekal Ibadah
Tidak lain dan tidak bukan, Allah SWT menciptakan mainusia adalah untuk beribadah
kepadanya. Maka, sudah sepantasnyalah jika kemudian manusia menggunakan apa yang mereka
miliki sebagai sarana untuk beribadah sebagai bagian dari cara berdakwah yang baik menurut
islam . Bahkan jika anda memiliki harta yang cukup maka jangan menunggu lebih agar bisa
tetap bersedekah. Hal tersebut dijelaskan dalam Firman Allah SWT berikut :
“Dan berjihadlah dengan harta benda dan jiwa kamu pada jalan Allah (untuk membela Islam).
Yang demikian amatlah baik bagi kamu, jika kamu mengetahui.” (At-Taubah : 41)
6. Harta Diperoleh Melalui Usaha
Harta tidak datang dengan sendirinya, anda diwajibkan untuk memperolehnya dengan jalan
usaha yang halal. Melalui usaha yang diridhoi maka harta akan menjadi berkah, tidak hanya
kepada diri anda tapi juga kepada keluarga yang ikut menikmatinya. Maka sesungguhnya usaha
dan kerja keras yang tekun dan berada dijalan Allah niscaya akan mendapatkan harta yang
bermanfaat.
‘’Sesungguhnya Allah mencintai hambaNya yang bekerja. Barangsiapa yang bekerja keras
mencari nafkah yang halal untk keluarganya maka sama dengan mujahid di jalan Allah’’ (HR
Ahmad).
7. Mencari Harta Hingga Melupakan Mati
Harta bukanlah sesuatu yang kekal dan abadi. Bahkan harta tidak akan bisa menjadi bekal saat
kita telah dipanggil oleh sang pencipta. Amal dan perbuatan baiklah selama hidup di dunia yang
nantinya akan menjadi bekal di akhirat. Karenanya jangan sekalipun mencari harta sampai anda
melupakan bahwa esok, lusa atau kapanpun tiba waktunya anda pasti akan dipanggil kembali
oleh sang pemilik kehidupan.
‫ َحتَّ ٰى ُزرْ تُ ُم ْال َمقَابِ َر‬,ُ‫أَ ْلهَا ُك ُم التَّ َكاثُر‬
“Telah membuat kalian lalai, upaya memperbanyak harta, hingga kalian masuk liang kubur” (QS
at-Takatsur;1-2).
8. Tidak Diperkenankan Memperoleh Harta Dari Jalan yang Haram
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian
itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan
riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka
baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)
kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya.” (Al-Baqarah : 275).
Harta memiliki kedudukan yang penting dalam kehidupan duniawi. Namun, bukan berarti untuk
mendapatkannya anda bisa meraihnya dengan segala jalan. Apalagi sampai melakukan perbuatan
riba. Sesuangguhnya perbuatan yang demikian amatlah dibenci dan dilaknat oleh Allah SWT.
9. Harta Tidak Digunakan Secara Berlebihan
Islam adalah agama yang sederhana, Allah dan RasulNya pun menyukai kesederhanaan. Oleh
karenanya maka jangan menggunakan harta atau apapun yang anda miliki secara berlebihan
sebaiknya digunakan sebagai sarana pahala besedekah di bulan ramadhan . Sebab Firman Allah
SWT dengan jelas tidak memperkanankan hal tersebut.
“Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar
dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat
dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan
(manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus.” (Al-Maidah : 77)
10. Aturan Membelanjakan Harta
Islam merupakan agama yang lengkap, mengatur segala aspek dalam kehidupan manusia.
Dengan melihat bagaimana kedudukan harta dalam kehidupan manusia. Maka Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam memberikan batasan bagaimana cara terbaik membelanjakan harta
yang dimiliki, sebagaimana Beliau bersabda,
« ‫الَ تَ ُزو ُل قَ َد َما َع ْب ٍد يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َحتَّى يُسْأ َ َل ع َْن ُع ْم ِر ِه فِي َما أَ ْفنَاهُ َوع َْن ِع ْل ِم ِه فِي َما فَ َع َل َوع َْن َمالِ ِه ِم ْن أَ ْينَ ا ْكتَ َسبَهُ َوفِي َما أَ ْنفَقَهُ َوع َْن‬
ُ‫»ج ْس ِم ِه فِي َما أَ ْبالَه‬
ِ
“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya
(dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya
bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana
dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya”
Itulah, Kedudukan Harta Dalam Ekonomi Islam dan kehidupan manusia. Tentunya dapat
menjadi pedoman bagi anda, untuk mengelola harta yang dimiliki sesuai denga panduan dan
hukum islam. Sehingga anda akan memperoleh keberkahan baik dunia maupun akhirat. Semoga
artikel ini dapat bermanfaat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia adalah pemilik satu-satunya terhadap harta yang diusahakan, tidak ada hak
orang lain di dalamnya.
Kebebasan absolut ini merupakan sebuah rumusan yang dikemukakan oleh John Locke yang
mengatakan bahwa manusia adalah miliknya sendiri. Bahkan John Locke menyatakan bahwa
perolehan pribadi tanpa batas sesungguhnya sesuai dengan ajaran-ajaran injil maupun menurut
akal sehat.
Pemiliki Mutlak terhadap segala sesuatu yang ada di muka bumi ini adalah ALLAH SWT.
Kepemilikan oleh manusia bersifat relatif, sebatas untuk melaksanakan amanah mengelola dan
memanfaatkan sesuai dengan ketentuanNya (QS al_Hadiid: 7).

B. Saran
Hendaklah kita mengetahui siapa sebenarnya pemilik sesauatu yang ada di muka bumi
ini, agar kita tidak tamak dan sombong, Maka ingatlah segala suatu didunia ini termasuk kamu
adalah milik Allah S.W.T
DAFTAR PUSTAKA

http://abdullohrasta.blogspot.com/2014/03/sistem-ekonomi-kapitalis.html
http://wardahcheche.blogspot.com/2014/01/harta-dalam-perspektif-ekonomi-islam.html
http://www.rijalhabibulloh.com/2015/01/makalah-pasar-oligopoli-dan-pasar.html
http://kumpulanmakalah94.blogspot.com/2015/12/pasar-monopolistik-dan-oligopoly.html
https://prezi.com/fymq0qxsl5d1/pasar-oligopoli-dan-monopolistik/

Anda mungkin juga menyukai