Anda di halaman 1dari 11

Data Praktikum Analisis Pangan 2019

Materi: Analisis Kadar Kafein Metode HPLC

A. Data dan Pengolahan Data

Gambar 1 Kromatogram HPLC standar kafein 5 ppm


Gambar 2 Kromatogram HPLC standar kafein 10 ppm
Gambar 3 Kromatogram HPLC standar kafein 15 ppm
Gambar 4 Kromatogram HPLC standar kafein 25 ppm
Gambar 5 Kromatogram HPLC standar kafein 50 ppm
Gambar 6 Kromatogram HPLC sampel kopi ulangan 1
Gambar 7 Kromatogram HPLC sampel kopi ulangan 2
Tabel 1 Standar stok kafein

Konsentrasi
Luas area (mAU*s)
(g/ml)
5 411.45248
10 743.56244
15 1154.25391
25 1888.03906
50 3689.78833

4000
y = 73.124x + 41.806
3500
3000
luas area ((mAU*s)

2500
2000
1500
1000
500
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55
Konsentrasi ((g/ml)

Gambar 1 Kurva standar stok kafein


Tabel 2 Konsentasi kafein sampel kopi bubuk

Bobot Volume Konsentrasi


Luas area Konsentrasi X  SD RSDA RSDH
Sampel Ulangan sampel sampel FP kafein Ket.
(mAU*s) kafein (g/g) (g/g) (%) (%)
(g) (ml) (g/ml)
1 0.0134 2220.37402 29.7928 22233.2836
Kopi 22113.7063 Data
10.00 1 0.76 3.55
bubuk ± 169.1078 teliti
2 0.0155 2534.68677 34.0909 21994.1290

Contoh perhitungan:
Persamaan regresi kurva standar: y = 73.124x + 41.806
2220.37402−41.806
• Konsentrasi kafein (g/ml) ulangan 1 → x = = 29.7928 g/ml
73.124

g
Konsentrasi kafein (ml) × 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑚𝑙) × 𝐹𝑃 29.7928 𝑥 10 𝑥 1
• Konsentrasi kafein (g/g) ulangan 1 = = = 22233.2836 g/g
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑔) 0.0134

g g
Konsentrasi kafein (ml) 1+ Konsentrasi kafein (ml)2 22233.4328+21944.2581
• Rata-rata (X) = = = 22113.7063g/g
2 2

(22088.8454−22113.7063)2 +(21994.1290−22113.7063) 2
• SD = √ = 169.1078 g/g
2−1

𝑆𝐷 169.1078
• RSDA = 𝑥100% = 22113.2836 𝑥100% = 0.76%
𝑋

• RSDH = 21-0.5logC = 21-0.5log22113.7063 = 3.55%


B. Pembahasan
Prinsip kerja HPLC adalah pemisahan komponen analit berdasarkan kepolarannya,
setiap campuran yang keluar akan terdeteksi dengan detektor dan direkam dalam bentuk
kromatogram. Dimana jumlah peak menyatakan jumlah komponen, sedangkan luas peak
menyatakan konsentrasi komponen dalam campuran (Kusuma dan Ismanto 2016).
Analisis yang dilakukan menggunakan HPLC pada analisis kafein tergolong pada
reverse phase karena penggunaan kolom (fase diam) yang bersifat non polar dan
menggunakan fase gerak campuran yang bersifat polar.. Fase gerak yang digunakan
adalah campuran air:methanol (80:20), sedangkan fase diamnya adalah kolom C18.
Kemudian laju air dari alat sebesar 1 mL/min, dan diukur pada panjang gelombang 254
nm.

Praktikum yang dilakukan adalah melakukan analisis kadar kafein pada kopi bubu
menggunakan instrumen HLPC. Berdasarkan Tabel 2 diperoleh kadar kafein pada
sampel susu bubuk sebesar 22113.7063 ± 169.1078 g/g atau sekitar 2.21%. Sedangkan
badan standardisasi nasional (BSN) menetapkan kadar kafein pada susu bubuk berkisar
0.45% - 2% (SNI 01-3542-2004). Kemudian dilihat dari nilai RSDA dan RSDH nya,
percobaan yang dilakukan sudah teliti karena nilai RSDA lebih kecil dibandingkan
dengan nilai RSDH nya, artinya data yang diperoleh dapat diterima. Berdasarkan hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar kafein pada sampel uji tidak sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan oleh BSN karena hasilnya lebih besar.

C. Simpulan

Praktikum yang dilakukan yaitu menganalisis kadar kafein sampel kopi bubuk
menggunakan HPLC. Kadar kafein yang diperoleh sebesar 2,2% dan lebih besar dari dari
nilai SNI nya yaitu sekiar 0.45%-2%. Hasil yang diperoleh teliti karena nilai RSDA lebih
kecil dibandingkan nilai RSDH nya.

D. Daftar Pustaka

[BSN]Badan Standardisasi Nasional. 2004. SNI 01-3542-2004 tentang Kopi dan


Pengganti Kopi. Jakarta(ID): BSN.
Kusuma ASW, Ismanto RMH. 2016. Penggunaan instrumen high performance liquid
chromatography sebagai metode penentuan kadar kapsaisin pada bumbu masak kemasan
“bumbumarinade ayam special” merek sasa. Farmaka. 14(2):41-46.

E. Pertanyaan dan Tugas

1. Sebutkan bagian-bagian utama dari instrumen HPLC dan fungsinya masing-masing!


Jawab:
1. Microprocessor berfungsi mengontrol atau membuat program mengatur kecepatan
aliran pelarut, mengatur tekanan, mengatur komposisi pelarut, mengatur suhu injector,
dan jumlah sampel yang diinjeksikan.
2. Pompa berfungsi memompa pelarut dari reservoir ke kolom
3. Injector berfungsi memasukkan sampel ke dalam kolom yang dapat dilakukan secara
otomatis atau manual
4. Kolom, untuk tempat sampel dan terjadiya proses pemisahan
5. Detektor berfungsi mendeteksi komponen-komponen kimia yang telah terpisah setelah
melewati kolom
6. Recorder dan Data Procesing, berfungsi mencatat setiap sinyal yang muncul pada
detector untuk diubah dalam bentuk kurva atau yang disebut kromatogram
(Murningsih dan Chairul 2000).

Murningsih T, Chairul. 2000. Mengenal HPLC: perannya dalam analisa danproses isolasi
bahan kimia alam. Berita Biologi. 5(2):264-268.

Anda mungkin juga menyukai