Konsentrasi
Luas area (mAU*s)
(g/ml)
5 411.45248
10 743.56244
15 1154.25391
25 1888.03906
50 3689.78833
4000
y = 73.124x + 41.806
3500
3000
luas area ((mAU*s)
2500
2000
1500
1000
500
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55
Konsentrasi ((g/ml)
Contoh perhitungan:
Persamaan regresi kurva standar: y = 73.124x + 41.806
2220.37402−41.806
• Konsentrasi kafein (g/ml) ulangan 1 → x = = 29.7928 g/ml
73.124
g
Konsentrasi kafein (ml) × 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑚𝑙) × 𝐹𝑃 29.7928 𝑥 10 𝑥 1
• Konsentrasi kafein (g/g) ulangan 1 = = = 22233.2836 g/g
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑔) 0.0134
g g
Konsentrasi kafein (ml) 1+ Konsentrasi kafein (ml)2 22233.4328+21944.2581
• Rata-rata (X) = = = 22113.7063g/g
2 2
(22088.8454−22113.7063)2 +(21994.1290−22113.7063) 2
• SD = √ = 169.1078 g/g
2−1
𝑆𝐷 169.1078
• RSDA = 𝑥100% = 22113.2836 𝑥100% = 0.76%
𝑋
Praktikum yang dilakukan adalah melakukan analisis kadar kafein pada kopi bubu
menggunakan instrumen HLPC. Berdasarkan Tabel 2 diperoleh kadar kafein pada
sampel susu bubuk sebesar 22113.7063 ± 169.1078 g/g atau sekitar 2.21%. Sedangkan
badan standardisasi nasional (BSN) menetapkan kadar kafein pada susu bubuk berkisar
0.45% - 2% (SNI 01-3542-2004). Kemudian dilihat dari nilai RSDA dan RSDH nya,
percobaan yang dilakukan sudah teliti karena nilai RSDA lebih kecil dibandingkan
dengan nilai RSDH nya, artinya data yang diperoleh dapat diterima. Berdasarkan hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar kafein pada sampel uji tidak sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan oleh BSN karena hasilnya lebih besar.
C. Simpulan
Praktikum yang dilakukan yaitu menganalisis kadar kafein sampel kopi bubuk
menggunakan HPLC. Kadar kafein yang diperoleh sebesar 2,2% dan lebih besar dari dari
nilai SNI nya yaitu sekiar 0.45%-2%. Hasil yang diperoleh teliti karena nilai RSDA lebih
kecil dibandingkan nilai RSDH nya.
D. Daftar Pustaka
Murningsih T, Chairul. 2000. Mengenal HPLC: perannya dalam analisa danproses isolasi
bahan kimia alam. Berita Biologi. 5(2):264-268.