Anda di halaman 1dari 15
C DOKUMENTASI AGIAN HUKUME ‘SETOA KAB. BANGKR TEGAN, wiv No. BUPATI BANGKA TENGAH PROVINS! KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN {NKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA TENGAH, Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan Pendidikan Untuk Semua (PUS) termasuk salah satu adalah pelayanan terhadap Pendidikan Inklusif, Pemerintah - Daerah memandang peru’ mengatur penyclenggaraannya agar Pelayanan terhadap Pendidikan Inklusif dapat dilakeanakan dengan maksimal; b bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 3 Peraturan Menteri pengidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009" tentang Peserta Didik yang Memiliki Pendidikan Inklusif (Pensif) bagi fmosional, mental, dan sosial atau memilild’potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa berhak mengikuti pendidikan secara inklusif pada Satuan Pendidikan texenta fegual dengan kebutuban “dan ikemampuannya, dan Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang- Dipindi dengan Camscanes 9. SHON AAG Garrat 2000 _tentan, Undan, Nomor 27 Tahun ntang Pembentulan” provinai Kepulauan Bangka | Belitung, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Komor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033); 2002 tentang Perlindungan < Indonesia Tahun 2002 1 Republik Indonesia Undang Undang Nomor 23 Tahun Anak (Lembaran Negara Republi Nomor 209, Tambahan LembaranNegara Nomor 4235); Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang, Pembentukan Kabupaten Bangka Jatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat, dan Kabupaten Belitung Timur di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4268); Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Biasa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3460); Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan (Lembaran Negora Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3484), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2000 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indoensia Nomor 3974); Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1998 tentang Pendidikan Dasar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3763); Dipindi dengan Camscanes 10, 1 12, 13, 14. 15. 16. -Peraturan Pemerintah Nomor DOKUMENTAS! AGIAN HUKUIE [SETOA KAD. BANGKA TENGAK | Peraturan i mor 19 tal Sian a een ean (eembacan Negars Tal 2008 Nomor 41, Tambahan Lembaran Nogert Republik Indonesia Nomor 4496), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tenting Perubahan atas Permeantah Nomor 32 THomor 19 Tahun 2005 tenverg See aeemerintal sean (Lemburan Negara Tahun 2019 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); ; 79 Tahun 2005 tentang ‘tas Penyelenggaraan Negara Republik Indonesia Lembaran Negara Pembinaan dan Pengawasan Pemerintahan Daerah (Lembaran Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Republik Indonesia Nomor 4593); 7 Tahun 2008 tentang Wajib ublik Indonesia Tahun 2008 Republik Indonesia Peraturan Pemerintah Nomor 4’ Belajar (Lembaran Negara Rep\ Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4863}; Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang: Penlsnann Pendidilcan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864); Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republic Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105), sebagaimana telah diubah dengan | Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu 2012 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157); Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/ atau Bakat Istimewa; Dipindi dengan Camscanes Menetapkan : 17.Peraturan Daerah Nomor 24 Tahun 2008 icntang Pembentukan Onganisasi ‘dan ‘Tata Kerja oan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bangla Cea iB eae brad Nomor 82), scbagaimana telah beberaPh kali sabia terakhir pentan Peratoran Daerah Nomor 19 ee 4 q¢mmtane al edua atas Peraturan Dacre) © 4 Tat Daerah (Lembran Daerah Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2014 Nomor 197}; 18. Peraturan Di ¢§ Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Penyelenayaraat Pendidikan (Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2013 Nomor 189); MEMUTUSKAN; PERATURAN BUPATI. TENTANG — PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Bangka Tengah. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati Bangka Tengah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusanpemerintahan yang menjadi Kkewenangan daerah otonom. 3. Bupati adalah Bupati Bangka Tengah, 3. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses Pembelajaran agar Peserta Didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memilili keluatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, Serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. 5. Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangken potensi diri melalui proses Pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan Jenis Pendidikan tertentu. 6. Peserta Didik Berkebutuhan Khusus adalah Peserta Didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, sosial, atau memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa. 7. Pendidik adalah Tenaga Kependidikan yang bericualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruldur,fasitator, dan sebutan lain yang sesual dengan kekhususannya, ' sertab menyelenggarakan pendidikan. mene “a Dipindi dengan Camscanes (7 voKumentast AGIAN HUKUE || Setonnas. can revoan vo. — a“inasyarakat yang untuk -menunjang lain pengelola Satuan ‘Tenaga Kependidikan adalah angcet p pendabdikan diri dan diangkat yelenggara il antora Pendiciee aan pema was, penelis, pengembang naga Perpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi umber belajar, tenaga administrasi, psikolog, pekerja sosial, terapis, fenaga ‘mbersthas dan keammanan seria tenaga dengan sebutan lain fang beker} indidikan. 9. Kurileutum. tn soperanaleat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara Yang digunakan sebagai pedoman penyelengearaart kegiatan Pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu, | 10. Jalur Pendidikan adalah wahana yang dilalui Peserta Didi untuk mengembangkan potensi diri dalam. suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikasy Li.Jenjang Pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan Peserta Dic tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. 12.Jenis Pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada Kekhususan tujuan pendidikan suatu Satuan Pendidikan, 13.Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendiditan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan Jenis Pendidikan. 14, Sekolah adalah Satuan Pendidikan yang menyelenggarakan proses Pembclajaran pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. 15. Pendidikan Formal adalah Jalur Pendidikan yang terstruktur Gan berjenjang yang terdiri ates Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, dan pendidikan tinggi. 16. Pendidikan Nonformal adalah Jalur Pendidikan di luar Pendidikan Formal yang dapat dilaksanakan secara terstruletur dan berjenjang. 17. Pendidikan Anak Usia Dini yang selanjutnya disingkat PAUD ‘adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejal lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun, yang @ilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk Snembanta pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan Tohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan dalam bentuk Taman Kanak - Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak (TPA), atau Satuan Pendidikan sejenis. 18, Pendidikan Dasar adalah Jenjang Pendidikan yang melandasi Pendidikan Menengah yang berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Program Kejar Paket A atau bentuk lain yang sederajad, Serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Program Kejar Paket B atau bentuk lain yang sederajad, seperti pendidikan rumah (homeschooling). 19. Pendidikan Menengah adalah lanjutan Pendidikan Dasar yang terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan yang berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Program Kejar Paket C atau bentuk lain yang sederajat. 5 a) Dipindi dengan Camscanes 23, 24. 25. 26. 27. 28. 29. ——————————— cane * ASO RUIMENTAS! waa “Peon Kags adalah 10 en rene lian i yang memiliki kebutuhan bt ik, emotion aimentals osial dan/atau memiliki_potensi fisi kecerdasan dan bakat istimewa- penyclenggaraan sistem kesempatan kepada semua otensi kecerdasan dan/atau ‘uti pendidikan atau ‘didikan secara bersama- mnya. Pendidikan Inklusif _ adalah Pendidikan yang memberikan Peserta Didik yang memiliki Ps bakat istimewa untuk mengi Bembelajaran dalam Hingleungan pore ima dengan Peserta Didik pada w A .Manajemen Berbasis Selplah adalah manajemen yang memberiken otonomi yang lebih besar kepada Sekolah dan mendorong pengambilan keputusan partisipil | yang melibatkan secara langsung semua warga Sel unt meningkatkan mutu pendidikan. of Guru Pembimbing Khusus yang sclanjutnya disingkat GPK adalah guru dengan latar belakang pendidikan luar biasa atau yang pernah mendapat pelatihan Pendidikan Khusus, GPK” bertugas mendampingi _Sckolah penyelenggara Pendidikan Inklusif dan memiliki kompetensi dalam menangani Peserta Didik Berkebutuhan Khusus. Pembelajaran adalah proses interaksi Peserta Didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. .Penilaian adalah proses pengumpulan informasi mengenai Peserta Didik Berkebutuhan Khusus yang dilakukan sebelum penyusunan Program Pembelajaran Individual yang dimaksudken untuk memahami kemampuan Peserta Didik yang bersanglcatan schingga diharapkan program yang @isusun benar-benar sesuai dengan kebutuhan khususnya. Program Pembelajaran Individual udalah_—_rencana Pembelajaran yang dirancang untuk setiap Peserta Didik Berkebutuhan Khusus, merupakan program yang dinamis artinya sensitif terhadap berbagai perubahan dan kemajuan Peserta Didik. Sekolah Luar Biasa yang sclanjutnya disingkat SLB atau Sekolah khusus adalah Sekolah yang memberikan layanan pendidikan bagi Peserta Didik Berkebutuhan Khusus yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses Pembelajaran Karena kelainan fisik, emosional, mental, dan/atau sosial pada Jenjang Pendidikan Dasar dan pendidikan menengah serta PAUD yang bersifat segregatif. Komite Sekolah/Madrasah adalah lembnga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali Peserta Didik, komunitas Sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan. Dewan ' Pendidikan adalah lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai unsur masyarakat yang peduli pendidikan. Dipindi dengan Camscanes BAB MAKSUD DAI Pasal 2 Maksud dite pupati ini adalah sebagai tapkant ‘an Bupall © i . pedoman tothadeg nyelenr0a0 Pendidikan Inklusif di Daerah. Pasal 3 Tujuan penyeleny inkdusif adalah: velenggaraan Pendidilean 8, memberikan kesempatan yang seluas-\uasny kepada semua Peserta,Didike yang mengalami kelainan fsit, emosional, ental, don cowie), atau memiliki potensi Kecerdosan dan/atau bakat istimewa untuk meinperoleh pendidikan kebutuhan dan yang bermutu sesuai_ dengan kemampuannya; dan b. mewujudkan penyelenggaraan pendi keanckaragaman dan tidak diskrimina| BAB III PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF Pasal 4 Pemerintah Daerah bertanggung jawab untuk menjamin terselenggaranya Pendidiken Inklusif sesuai kebutuhan Peserta Didik di Daerah. (2) Pemerintah Daerah bertanggung jawab menyediakan sumber gaya Pendidikan Inklusif pada Satuan Pendidikan yang ditunjuk di Daerah. Pasal 5 Pemerintah Daerah menunjuk paling sedikit 1 (satu) Sekolah dasar, 1 (satu) Sekolah menengah pertama pada setiap Kecamatan, dan 1 (satu) Satuan Pendidikan menengah untuk menyelenggaran Pendidikan Inkdlusif yang wajib menerima Peserta Didik. ie Penunjukan Sekolah yang menyclenggarakan Pendidikan Inklusif dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan Ketersediaan tenaga Pendidik dan fasilitas di Satuan Pendidikan yang bersangkutan. Q (3) Penunjukan Sckolah sebagaimana dimaksud pad: ditctapkan dengan Keputusan Bupati, pada ayat (1) Dipindi dengan Camscanes BAB IV RUANG LINGKUP Pasal 6 Pendidikan Formal 1 ; (1) Pendidikan Inktusif pada Jalut isin Khusus di diselenggarakan melalui layanan Sekolah pada Jenjang Pendi Sian Dasar dan Pendidikan Menengah, didikan Nonformal (2) P Ee (2) Pendidikan Inklusif pada Jalur, Peete sus pada disclenggarakan melalui layanan Pe PAUD, Taman Kanak-Kanak (TK) Progr Paket B, Program Paket C atau Satuan ‘am paket A, Program Pendidikan lain yang sejenis dan setara. (1) Pendidikan Inklusif dilnksanakan BABV TAHAPAN PELAKSANAAN Pasal 7 cara bertahap dan berkelanjutan. (2) Tahapan pelaksanaan Pendidikan Inklusif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi a, perencanaan, terdiri atas: ‘pendataan siswa berkebutuhan khusus di Sekolah reguler; pengintegrasian rencana penyelenggaraan Pendidikan Inidusif dalam rencana pembangunan jangka pendek, ‘menengah dan panjang Pemerintah Daerah; dan penyusuran rencana aksi_—_penyelenggaraan Pendidikan Inklusif b. Persiapan, terdiri atas: sosialisasi penyclenggaraan Pendidikan Inklusif; pelaksanaan tes psilologi bagi anak berkebutuhan Kchustis; penyediaan tenaga Pendidik penyediaan sarana, prasarana, media, dan alat serta sumber belajar yang aksesibel; penyusunan pengelolaan proses Pembelajaran bagi Satuan Pendidikan Penyelenggara Pendidikan Inkdlusif. c. pelaksanaa:;, terdiri atas: gpepe penerimaan Peserta Didik; penyusunan perangkat Pembelajaran; pelaksanaan Pembelajaran; Penilaian hasil Pembelajaran; dan evaluasi dan tindale lanjut. Dipindi dengan Camscanes ZS KOMENTAS! oot ete egg nen TOC ——— ———crsiapan dan (3) Petaks: laksana, anaan, persian! ¢ lanjut dalam petunjule teknis yang ditetapkan ole Kepala Perangkat Daerah yang membidans! Pendidikan. Pasal 8 Pendidikan Inklusify ‘perangkat pendidikan dapat menjalin kerja perguruan tinggi atau (1) Dalam —penyelengaraan Daerah yang membidangi sama dengan Dewan Pendidikan, lembaga lain yang terkait. (2) Dalam penyelenggaraan Pendidikan Inklusif, kepala Sekolah bekerja sama dengan Komite Sekolah /Macrasal Pasal 9 Pendidikan Inklusif menyelenggarakan Sekolah yang akan ekolah menerapkan Manajemen Berbasis BAB VI PESERTA DIDIK Pasal 10 (1) Peserta Didik pada Satuan Pendidikan penyeléngears inklusif tuhan Khusus dan Peserta terdiri dari Peserta Didik Berkebul Didik umum lainnya, peserta Didik Berkebutuhan Khusus sebagaimana dimaksud (2) pada ayat (1), meliputi: a. tunanctra; tunarungu; b. cc. tunawicara; d. tunagrahita ¢. tunadaksa; f, tunalaras; g. tunagand h. i. ie k. 1 ” berkesulitan belajar; lamban belajar; autistik; gangguan motorik; korban penyalahgunaan narkoba, obat terlarang dan zat adiktif lainnya; memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa; dan memiliki kelainan lainnya. Dipindi dengan Camscanes Pasal 11 endidikan Inkluaif horus can Pend tie Berkebutuhan erta eseat dengan fokaai Sekolah (1) Sckolah yang menyclenggarak memprioritaskan penerimaan Khusus yang bertempat tings! yang bersanglcutan. ksud pada ayat (1) orang Peserta Didik bongan belajar. (2) Setiap Sekolah sebagaiinana dima} mengalokasikan paling sedikit 1 (sat) Berleebutuhan Khusus dalam 1(satu) rom (3) Proses Pembelajaran di Sekolah yang Seen Pendidikan Inklusif diloksanakan dengan at foal Peserta perbedaan kemampuan individual dan i eet a Biaile Berkebutuhan Khusue agar dapat berkembang kemampuannya. Berkebutuhan Khusus Proses Pei Peserta Didik roses Pembelajaran Pest eae gum mata merupakan tanggung jawab guru pelajaran dibantu oleh GPK. (4 (5) Layanan Penslidiken Khusus bagi Peaerta Didlie Herkebutuhan Khusus dapat dilaksanakan bersama dengan Peserta Didike lainnya dalam 1 (satu) Kelas atau jika diperlukan, dapat dilaksanakan secara individual di ruang khusus. BAB VIL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Pasal 12 Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada Satuan Pendidikan penyelenggara Pendidikan Inklusif meliputi: kepala Sekolah; guru regular; GPK; penilik pengawas; tenaga perpustakaan; tenaga laboratorium; tenaga admistrasi;, psikolog; jv terapis; 1k. tenaga kebersihan dan keamanan; dan 1, tenaga lain yang bekerja pada Satuan Pendidikan. q) moeaege h, (2) GPK mempunyai tugas dan tanggung jawab yang meliputi: a uti a, melalukan proses identifikasi dan Tmonyusun Program Pembelajaran Individual bersama guru kelas dan/atau guru mata pelajaran; A Dipindi dengan Camscanes DOKUM.. AGIAN KUKUIE SETDARAB. BANGKA TENGAH W¥. —- melakukan Penilaian (asses™en | by mekiekanPeisan ser niu beroma guru kelag dan/atau guru mala pelajaran dan orang (ua Peserta Didike Berkebutuhan Khusus . 4. mengajarkan keterampilan pengeantt {kompensatoris) sesuai kebutuhan Peserta Didik; ¢. memodifikasi bahan ajar . pembelajaran bersama guru kelas dan/atau guru mata pelajarani dan & membuat laporan program dan rekomendasi_ tentang Peserta Didik Berkebutuhan Khus (3) Dalam pelaksanaan tugas dan tanggungiawabnya, GPK mendapatkan jumlah angka kredit | erst ketentuan peraturan perandang-undangan yang yan berlaku. (a) Apabila GPK sebayaimana dimaksud pada, ayet (1) tidak tureedia pada Sekolah yang bersangkutan, dapat difasilitast dengan GPK dari SLB atau lembaga lain. Pasal 13 (1) Pemerintah Daerah wajib menyediakan paling, sedikit 1 (satu) een GPK pada Satuan Pendidikan yang ditunjuk untuk menyelenggarakan Pendidikan Inklusif. (2) Pemerintah Daerah wajib meningkatican kompetensi di bidang Pendidikan Khusus bagi tenaga Pendidik dan Tenage Rependidikan pada Satuan Pendidikan penyelenggara Pendidikan Inklusif. {@) Peningkatan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat dilakukan melalui: Qh cusat pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikt dan Tenaga Kependidikkan (P4TK); b, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) c. Lembaga Pendidikan dan Pelatihan lninnya di lingkungan Pemerintah Daerah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaa: a. kelompok. kerja guru/kepala Sekolah (KKG/KKKS), Kelompok kerja pengawas Sekolah (KKPS), musyawarah guna mata pelajaran (MGMP), musyawarah Kepala Benolah (MKS), musyawarah pengawas Sekolah (MPS), dan sejenisnys. BAB VIII KURIKULUM Pasal 14 (1) Setuan Pendidikan Penyelenggara | Pendidikan, laklusif menggunakan Kurikulum yang berlaku dan Kurikulum adaptil. A Dipindi dengan Camscanes zz —=—— <= DOKUMENTAS! ic eM zat ann mana dimaksud pada modifikasi, (2) Pe : (2) Pelaksanaan Kurikulum adaptif sebae%’ in bobot materi ayat (1) dilakuk dup + () can dengan cara substitusi terhndap waktu, jenis murs Pembelajaran, B (3) Pengembat dimakeud pada ayat ngan Kurilculum sebagaimar 6 (2) dilaksanakan ‘oecora partisipatil dengae melibatkan Iromite Seslahy Madrasa dan orang tua Poser Didik. BAB IX SARANA DAN PRASARANA Pasal 15 Sarana dan prasarana Sekolah yane menyelenggarakan Pendidikan Inldusif adalah sarana dan prasarana pene telah eee pada Sekolah yang bersangkutan ditamba! jengan_media Pembelajaran yang diperlukan bagi Peserla Didile Berkebutuhan Khusus. BAB X PEMBIAYAAN Pasal 16 Pembiayaan Pendidikan Inklusif pada Satuan Pendidikan Gisclenggarakon oleh Pemerintah Daerah bersumber dari: a. anggaran pendapatan dan belanja negara; oe engiaran pendapatan dan belanja daerah Provinsi Kepulayan Bangka Belitung; anggaran pendapatan dan belanja Daerah; @. bantuan masyarakat; dan/atau pantber pembiayaan lainaya yang sah dan tidak mengikcat Sesuai dengan Ketentuan peraturan perundangan-undangan yang berlaku. BAB XI PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN EVALUASI Pasal 17 (1) Pembinaan, pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan Pendidikan’ Inklusif untuk Satuan Pendidikan. dilaksanakan oleh perangkat Daerah yang membidangi pendidikan. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembinaan, penguwasan aes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut oleh perangkat Daerah membidangi pendidikan, . ane Q A Dipindi dengan Camscanes BAB XI PENGHRGAAN DAN sANKSI Bagian Kesat Penghargaan Pasal 18 Pemerintah i jan kepsde D an penghare! Pe acrah dapat memberikam PEPE tau Satuan ga_Kependidil gan Inklusil yang Pen ‘mute peningkatan prestasi Peserta Didik, Pe ik, Tonal an ‘eserta Didik, Pendidilc, layan Pe lic pena kan penyelenggara Pendi Bagian Kedua Sanksi Pasal 19 (1) Satuan Pendidikan yang telah ditetapkar penyelenggara Pendidikan Inklusif waji Retentuan sebagaimana diatur dalam peratur: undangan dan Peraturan Bupati ini (2) Pelanggaran sebagaimana dimaksud pada, 2¥i (1) yang jkan sanksi ‘administratif sesuai terbukti_melanggar_diberi dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan. sebagai Sekolah p melaksanakan an perundang- Dipindi dengan Camscanes Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH, Diundangkan di Koba pada tanggal 2% Varot 2016 NUTUP Pagal 20 diundangkan. Peravuran Buatt int mula brie pad Me) Agar nuinyas Setiap orang —_mengevabune Beogundangan Pocttatan Bupati ini Geni ‘alam Berita Daerah Kabupaten Banga 7° memerintahkan penempatannya pada tangeal ® J gupatt BANGKA TE AGAH Vy TECATORONTRMAS SETOA NAB, danas Tenaan| 4 7 OR 531 BERITA DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2016 NOM' 4 Dipindi dengan Camscanes =—=—_ PEM SEK KABUPATEN BANGKA 7 ETARIAT DAER: alan, Raya by Pass ny (No § Kaba Nomor : 180/4/V1/2016 rena garg ‘yan, Bupati Banga Tene ai. KOBA NOTA PENGAJUAN KONSEP NASKAH DINAS Disampail € )paikan dengan hormat : ® Kepada a Dupati Dangke Tengah Pepa guretarsDaerals melas! Asisten Il Bidang Administrasi Ururn ‘Sekretariat Daerah Kabupaten Bangka Teng Dari | Kepala Bagian Hukum dan Perundang-undangan Kepaiat Daerah Kabupaten Bangi Tengah. ‘Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif Lampiran Masing-masing 2 (dua) set ‘Untuk mohon tanda tangan 3t@s ‘Peraturan Bupati Nomor .- Tahun 2016 KEPALA BAGIAN HUKUM DAN DANG-UNDANGAN, ex Me Pembinajfingkat V/V b NIP. 196{9827 198406 2.002 Dipindi dengan Camscanes

Anda mungkin juga menyukai