TETANUS
Nim : PO5303203191123
Kode MA : 5.04
Tanggal pengumpulan :
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
Dwi Febryanto, S.Kep., Ns., M.Kep pada mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 2.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang penyakit
Tetanus bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................5
1.3 Tujuan................................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI......................................................................................................6
2.1 Pengertian Tetanus.............................................................................................................6
2.2 Etiologi...............................................................................................................................6
2.3 Tanda dan Gejala................................................................................................................7
2.4 Pathofisiologi.....................................................................................................................7
2.5 Pathway..............................................................................................................................8
2.6 Pemeriksaan penunjang......................................................................................................9
2. 7 Penatalaksanaa medis........................................................................................................9
2.8 Pendidikan Kesehatan......................................................................................................10
BAB III KONSEP DASAR KEPERAWATAN......................................................................11
3.1 Pengkajian........................................................................................................................11
3.2 Diagnosa Keperawatan.....................................................................................................17
3.3 Intervensi..........................................................................................................................17
3.4 Implementasi....................................................................................................................20
3.5 Evaluasi............................................................................................................................22
BAB IV......................................................................................................................................23
PENUTUP.................................................................................................................................23
4.1 Kesimpulan......................................................................................................................23
4.2 Saran................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................24
3
BAB I
PENDAHULUAN
Tetanus yang juga dikenal sebagai lockjaw (kejang mulut), merupakan infeksi
termediasi-eksotoksin akut yang disebabkan oleh basilus anaerobik pembentuk spora,
Clostridium tetani. Tetanus bersifat fatal pada hampir 60% orang yang tidak
terimunisasi, biasanya dalam 10 hari setelah serangan. Komplikasinya antara lain
atelektasis, pneumonia, emboli pulmoner, ulser gastrik akut, kontraktur fleksi dan
aritmia kardiak. Jika gejala berkembang dalam waktu 3 hari setelah paparan,
prognosisnya buruk. Setelah masuk ke tubuh, Clostridium tetani menyebabkan infeksi
lokal dan nekrosis jaringan. Clostridium tetani memproduksi toksin yang menyebar
menuju jaringan sistem saraf pusat. (Tim Indeks, 2011)
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Tetanus?
2. Apa saja penyebab Tetanus?
3. Apa saja tanda dan gejala Tetanus?
4. Bagaimana pathofisiologi Tetanus?
5. Bagaimana pathway pada Tetanus ?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang pada Tetanus?
7. Bagaimana penatalaksanaan medis pada penyakit Tetanus?
8. Bagaimana pendidikan kesehatan pada Tetanus?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Tetanus
2. Untuk mengetahui penyebab tetanus
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala Tetanus
4. Untuk mengetahuipathofisiologi Tetanus
5. Untuk mengetahui pathway pada Tetanus
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada Tetanus
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis pada penyakit Tetanus
8. Untuk mengetahui pendidikan kesehatan pada Tetanus
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.2 Etiologi
C. tetani adalah bakteri Gram positif anaerob yang ditemukan di tanah dan
kotoran binatang. Bakteri ini berbentuk batang dan memproduksi spora, memberikan
gambaran klasik seperti stik drum, meski tidak selalu terlihat. Spora ini bisa tahan
beberapa bulan bahkan beberapa tahun. Jika bakteri ini menginfeksi luka seseorang atau
bersamaan dengan benda lain, bakteri ini akan memasuki tubuh penderita tersebut, lalu
mengeluarkan toksin yang bernama tetanospasmin.
6
2.3 Tanda dan Gejala
Tetanus merupakan penyakit yang berbahaya dan gejalanya muncul dalam 4-21
hari setelah terkena kuman tetanus. Segera temui dokter jika Anda mengalami luka dan
tidak mendapat antiracun tetanus, terutama jika muncul beberapa gejala seperti:
Demam
Pusing
Berkeringat berlebihan
Jantung berdebar
Terlebih lagi sudah muncul gejala yang khas untuk tetanus, antara lain:
2.4 Pathofisiologi
Tetanus disebabkan oleh toksin kuman Clostridium tetani yang masuk melalui
luka tusuk, gigitan binatang, luka bakar, luka operasi yang tida dirawat dan tidak
dibersihkan dengan baik, caries gigi, pemotongan tali pusat yang tidak steril, dan
penjahitan luka robek yang tidak steril yang lebih beresiko bagi orang-orang yang
belum terimunisasi.
7
Organisme mengeluarkan dua toksin yaitu tetanospasmin/neurotoksin yang
merupakan toksin kuat, dapat menyebabkan ketegangan otot dan mempengaruhi sistem
saraf pusat serta tetanolysin yang merupakan toksin sekunder. Etotoksin yang dihasilkan
akan mencapai sistem saraf pusat dengan melewati akson neuro atau sistem vaskuler.
Kuman ini menjadi terikat pada satu saraf atau jaringan saraf dan tidak dapat lagi
dinetralkan oleh antitoksik spesifik. Namun toksin yang bebas dalam peredaran darah
sangat mudah dinetralkan oleh antitoksin. (Zulkoni, 2011 ; 167)
2.5 Pathway
8
2.6 Pemeriksaan penunjang
Diagnosis tetanus hanya berdasarkan pemeriksaan fisik yang dilakukan secara
umum. Seperti pemeriksaan tekanan darah, suhu tubuh, laju napas, dan denyut nadi.
Penderita tetanus tidak dibutuhkan pemeriksaan laboratorium. Namun, ketika pasien
terdapat luka yang diduga terdapat infeksi tetanus, dapat dilakukan pemeriksaan
penyebab tetanus dari bakteri di laboratorium untuk menemukan keberadaan bakteri.
2. 7 Penatalaksanaa medis
Untuk penanganan pasien tetanus, prosedur pengobatan tahap pertamanya
adalah:
Jika sudah dilakukan prosedur pengobatan tahap pertama, berikut ini tahap lanjutan
yang akan dilakukan oleh rumah sakit:
Antibiotik, Obat tetanus jenis antibiotik yang diberikan adalah penisilin prokain,
ampisilin, tetrasiklin, metronidazol, dan eritromisin. Bila pasien menderita
radang paru, pasien dapat diberi tambahan obat jenis sefalosporin.
Netralisasi toksin, Sebelum memberikan serum antitetanus (ATS) pada pasien,
akan dilakukan uji serum terlebih dahulu pada kulit pasien. Bila rumah sakit
memiliki human tetanus immunoglobulin, obat tetanus yang dapat diberikan
juga kepada pasien sebagai tambahan.
Antikonvulsan, Pemberian obat obat yang dapat mencegah atau mengurangi
kejang (konvulsan) juga bisa dilakukan, seperti diazepam. Obat tetanus ini juga
berfungsi untuk mengatasi rasa cemas.
9
Perawatan luka, Dilakukan setelah pemberian antitoksin ATS dan
antikonvulsan.
Terapi suportif, Pada tahap ini, pasien akan dibebaskan jalan napasnya kemudian
diberikan oksigen. Pemberian cairan dan nutrisi serta pemantauan juga akan
dilakukan.
10
BAB III
3.1 Pengkajian
IDENTITAS KLIEN
Suku/Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Penanggung : Askes/Astek/Jamsostek/JPS/Sendiri
11
dibawa ke RS. Luka cukup dalam dan tidak lebar, luka sudah dijahit dokter di poliklinik
umum dideket rumah klien, setelah luka klien dijahit dan diberi obat, klien tetap bekerja
sebagai buruh, saat bekerja klien tidak memakai alas kaki dan luka jahitan juga tidak
dibersihkan. pada saat setelah mandi klien tiba – tiba pingsan, sesak nafas dan dada
terasa nyeri. Keluarga mengatakan klien sulit BAK sejak 1 hari setelah kejadian
pingsan, BAB tidak ada keluhan.
Riwayat Sebelum Sakit: Keluarga mengatakan belum pernah mengalami sakit sampai
parah seperti ini, klien hanya sakit batuk pilek dan sembuh dengan minum obat beli di
warung.
Alergi : keluarga mengatakan selama ini tidak memiliki alergi terhadap obat, makanan,
minuman ataupun yang lainnya.
Kebiasaan merokok/alkohol : -
Didalam keluarga klien belum ada yang mengalami sakit tetanus, keluarga tidak ada
yang menderita penyakit turunan seperti jantung, DM ataupun hipertensi.
Dilingkungan klien tinggal tidak ada peternakan seperti unggas ataupun hewan
lainnya, yang bisa menyebabkan bakteri tetanus mudah masuk ke dalam tubuh. Klien
sering ke sawah tanpa alas kaki. Tapi klien bekerja sebagai buruh bangunan yang
12
dilingkungan tersebut ada pecahan kaca dan banyak sisa bahan bangunan yang tidak
dibersihkan. Dan klien dalam bekerja tidak memakai alas kaki.
-Kacamata : ya tidak
-Pendengaran : ya tidak
-Lainnya (sebutkan) :
1.5 Keadaan umum
TB : 168cm BB : 48kg.
IMT : 16,65
Kepala
Bentuk mesochepal, tidak ada lesi atau jejas, rambut bersih, distribusi merata, warna
hitam, ekspresi wajah tampak meringis menahan nyeri ( P: saat kejang, Q: - , R : seluruh
tubuh, S : 9, T : terus – menerus )
13
Mata
Bentuk mata simetris kanan dan kiri, mata sulit untuk dibuka
Telinga
Hidung
Bentuk simetris, bersih, tidak terdapat pembesaran polip, tidak terdapat secret.
Mulut
Klien mengalami trimus, mukosa bibir kering, mulut terjadi trismus, kemampuan
membuka bibir ± 1,5 cm dan gigi ±1 cm, terlihat kaku, hipersalivasi (+), reflek menelan
kurang, kebersihan kurang, ada secret
Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran limfonodus, tidak ada
peningkatan JVP. Terdapat kaku kuduk Tidak dapat menelan dengan baik
Abdomen
Inspeksi : Tidak terdapat benjolan/jejas, perut datar seperti papan, peristaltic (+).
Perkusi : Thympani
Ekstremitas
Bawah : Tidak ada edema, terasa kaku tapi dapat menekuk dan diluruskan secara
perlahan D5%+diazepam 5 ampul 16 tpm pada telapak kaki kanan.
14
Atas : Tidak ada edema, terasa kaku tapi dapat menekuk dan diluruskan secara perlahan,
terpasang infus Nacl 0,9%, tutofusin, pada tangan kanan
POLA AKTIVITAS
1.8 Makan:
Frekuensi : 2x/hari
Pantangan : -
Alergi : -
1.9 Minum:
Frekuensi : 8x/hari
Mandi : 1x/
15
ANALISIS DATA
16
2. hipertermi berhubungan dengan penyakit tetanus
3.3 Perencanaan
Nama pasien : Tn B
No. RM : 15-16-283588
Ruang : Bougenville
NO Diagnosa Perencanaan
keperawa
tan
Tujuan Intervensi Rasional
1. Atur Suhu 1. Iklim lingkungan
1 hipertermi Setelah dilakukan lingkungan dapat mempengaruhi
berhubun asuhan keperawatan yang nyaman kondisi dan suhu
gan selama 2x 24 suhu 2. Pantau suhu tubuh individu sebagai
dengan tubuh normal dengan tubuh tiap 2 suatu proses adaptasi
penyakit KH jam melalui proses
tetanus -Suhu 36-37°C. 3. Berikan hidrasi evaporasi dan
-hasil lab sel darah atau minum konveksi.
putih(leukosit) antara ysng cukup 2. Identifikasi
5.000- 10.000 adequate perkembangan gejala-
4. Lakukan gajala ke arah syok
tindakan exhaustion
teknik aseptik 3. Cairan-cairan
dan antiseptik membantu
pada menyegarkan badan
perawatan luka dan merupakan
disekitar luka. kompresi badan dari
5. Berikan dalam
kompres 4. Perawatan lukan
17
hangat bila mengeleminasi
tidak terjadi kemungkinan toksin
ekternal yang masih berada.
rangsangan 5. Kompres hangat
kejang merupakan salah satu
6. Kolaborasi cara untuk
dalam menurunkan suhu
pemberian tubuh dengan cara
antipieretif proses konduksi
6. Obat-obat
antibakterial dapat
mempunyai spektrum
lluas untuk mengobati
bakteeerria gram
positif atau bakteria
gram negatif.
Antipieretik bekerja
sebagai proses
termoregulasi untuk
mengantisipasi panas
18
menyatakan posisi nyaman kenyamanan
nyeri 4. Kolaborasi 4. Menurunkan/meredam
berkurang dalam kan rasa nyeri
(skala 4 – 6) pemberian 5. Menurunkan atau
Klien mampu analgetik mengurangi rasa nyeri
istirahat/tidur 5. Ajarkan tehnik
Wajah klien relaksasi jika
rileks memungkinka
TTV dalam n
batas normal
(TD :
120/80mmHg,
Nadi :60 –
100x/menit)
3.4 Implementasi
Nama pasien : Tn B
No. RM : 15-16-283588
Ruang : Bougenville
19
Hari/tanggal No. DX implementasi SOAP
Memasukkan diit S:
Sabtu, 10-12-2021 1 pada klien O : masuk lewat
10.00 NGT sewaktu masih
hangat habis ½
gelas (200cc) dan
memberikan
hidrasi/minum pada
klien
12.40 1,2 Memonitor TTV S:
(TD, nadi, suhu, O: - TD:
pernafasan dan 145/83mmHg N:
SPO2) 93x/m RR: 22x/m
S : 38,7° C SPO2:
99% Akral teraba
hangat
2 Mengkaji nyeri pada S: klien mengeluh
klien secara nyeri pada seluruh
komprehensif badan dan terasa
pegal-pegal
P: saat kejang,
Q: -
R : seluruh tubuh
S:9
T : terus – menerus
klien dalam keadaan
gelisah. Ekspresi
wajah klien
meringis kesakitan.
13.00 1 Memberikan air S:
minum pada klien O : - Air putih
20
lewat NGT masuk ±50 cc
masuk NGT
Minggu, 11–12- 1 -Mengobservasi S:
2021 07.00 keadaan umum O: - TD: 142/86
klien mmHg, N: 95x/m,
RR: 23x/m,
S:36,4°C SPO2:
99% Ada luka pada
telapak kaki kanan,
sudah dijahit, sekitar
luka warna merah.
07.30 2 Memberikan S:
lingkungan yang O : Mengganti sprei
nyaman dan klien dan
kondusif menciptakan
lingkungan kondusif
dengan
meminimalkan
adanya rangsang
3.5 Evaluasi
Nama pasien : Tn B
No. RM : 15-16-283588
Ruang : Bougenville
21
O : suhu badannya: 36,1°C,
Masalah hipertermi teratasi
A: Tujuan tercapai
P: Pertahankan/Hentikan intervensi
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tetanus merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh kuman clostridium
Tetani yang menyebabkan kejang otot dan diikuti oleh kekakuan seluruh badan
(Muttaqin, 2008). C. tetani adalah bakteri Gram positif anaerob yang ditemukan di
tanah dan kotoran binatang. Bakteri ini berbentuk batang dan memproduksi spora,
memberikan gambaran klasik seperti stik drum, meski tidak selalu terlihat. Spora ini
bisa tahan beberapa bulan bahkan beberapa tahun. Jika bakteri ini menginfeksi luka
seseorang atau bersamaan dengan benda lain, bakteri ini akan memasuki tubuh
penderita tersebut, lalu mengeluarkan toksin yang bernama tetanospasmin.
4.2 Saran
Klien; menjadikan pengalaman sakit yang sedang di derita sekarang agar lebih
berhati-hati untuk hari-hari kedepannya. Dan sekiranya dapat menuntaskan pengobatan
demi penyembuhan yang maksimal. Keluarga; agar lebih sabar dalam membantu klien
dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari selama klien pada masa penyembuhan. Perawat
atau tenaga medis lainya; kolaborasi yang maksimal akan mempercepat penyembuhan
pada klien. Dan menggunakan sistem penanganan pasien tetanus terbaru akan
memaksimalkan kriteria hasil yang dicapai.
23
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unair.ac.id/97669/4/4.%20BAB%201%20PENDAHULUAN.pdf
Diakses tanggal 10, Juni 2021
https://123dok.com/document/z1e3g1vy-asuhan-keperawatan-askep-tetanus-dan.html
Diakses tanggal 10, Juni 2021
https://www.academia.edu/10146822/LAPORAN_PENDAHULUAN_TETANUS
Diakses tanggal 08, Juni 2021
021
021
24