A. Pokok Pikiran
Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Setiap birokrasi pelayan publik seorang ASN wajib memiliki sikap mental dan
perilaku yang mencerminkan keunggulan watak, keluharan budi, dan asas etis. Ia
wajib mengembangkan diri sehingga sungguh-sungguh memahami, menghayati, dan
menerapkan berbagai asas etis yang bersumber pada kebajikan-kebajikan moral
khususnya keadilan dalam tindakan jabatannya.untuk itulah ASN perlu memiliki nilai-
nilai dasar dalam Etika Publik yaitu meliputi:
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan.
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir..
B. Kasus
Dalam konteks penyelenggaraan Pemilu 2019, terdapat sejumlah kasus terkait
netralitas ASN. Hasil Pemantauan sejumlah lembaga pemantau di empat kota yakni
Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya, selama dua hari menjelang
pemungutan suara, Maret hingga Mei 2019 ditemukan sedikitnya 89 kasus
pelanggaran. Selain itu, di jumlah yang sama juga terdapat pelanggaran netralitas
ASN dalam bentuk ikut terlibat dalam kampanye dan mengadakan kegiatan yang
menunjukan keperpihakan terhadap pasangan calon tertentu. Undang-Undang No.
5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara menyatakan fungsi ASN adalah ujung
tombak pelayan publik dan sebagai perekat serta pemersatu bangsa. Oleh karena
itu, ASN dituntut bersikap netral dalam menjalankan pekerjaan maupun dalam
kehidupan sehari-hari. Netralitas merupakan bagian dari disiplin, kode etik dan kode
perilaku bagi ASN yang harus dipatuhi. Pelanggaran terhadap netralitaas berarti
pelanggaran terhadap disiplin, kode etik dan kode perilaku tersebut.
C. Tokoh
Drs. H.Mohammad Hatta (populer sebagai Bung Hatta; lahir dengan nama
Mohammad Athar di Fort de Kock, Hindia Belanda, 12Agustus 1902 –meninggal
di Jakarta 14 Maret 1980 pada umur 77 tahun)
adalah negarawan dan ekonom Indonesia yang
menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia
pertama. Ia pernah menjabat sebagai Perdana
Menteri dalam Kabinet Hatta I, Hatta II,
dan RIS.Pada 1956, ia mundur dari jabatan wakil
presiden karena berselisih dengan Presiden Soekarno.Hatta dikenal akan
komitmennya pada demokrasi. Ia mengeluarkan Maklumat X yang menjadi tonggak
awal demokrasi Indonesia. Di bidang ekonomi, pemikiran dan sumbangsihnya
terhadap perkembangan koperasi membuat ia dijuluki sebagai Bapak Koperasi.
Mantan Wapres M Hatta ini dikenal sebagai sosok sederhana. Mundur dari jabatan
orang nomor dua di Indonesia pada 1956, sejumlah tawaran mengalir kepada Hatta.
Ia ditawari menjadi komisaris berbagai perusahaan hingga posisi di Bank Dunia. Tapi
Hatta menolak, dia memilih hidup dari uang pensiun. "Apa kata rakyat nanti," kata
Hatta kala itu. Hatta bukan sosok yang mengejar jabatan dan harta. Hatta juga
menolak ketika akan diberikan rumah yang lebih besar setelah berhenti menjadi
Wapres. Hatta khawatir, uang pensiunnya tak mampu membiayai perawatan rumah.
D. Penerapan
Nilai-nilai dasar Etika public seorang ASN harus memahaminya dan
menerapkannya .Dengan etika atau kode etik PNS tersebut kita sebagai ASN
diharapkan akan terwujud PNS/aparatur yang menjunjung tinggi kehormatan serta
keteladanan sikap, tingkahlaku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas pelayanan
publik. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik maka para
aparatur pelayanan publik harus dapat menerapkan etika atau kode etik PNS dengan
baik dan benar karena etika/kode etik PNS berisi ajaran-ajaran moral, asasasas etis
atau asas-asas kelakuan yang baik yang dapat dijadikan sebagai pedoman bertindak
di dalam melaksanakan pelayanan public.
Pustaka Daftar
http://bpsdm.jatimprov.go.id/assets/images/1576209582_RIngkasan%20Etika%20Publik%20.pdf
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5d4a22b6074ab/ragam-jenis-pelanggaran-asn-sepanjang-
penyelenggaraan-pemilu-2019/
https://id.wikipedia.org/wiki/Mohammad_Hatta