Anda di halaman 1dari 10

Robot Artificial Intellegence: Akankah Menjadi Hambatan Komunikasi

Dalam Sektor Industri?

Makalah Ilmiah Ini Diajukan Untuk Ujian Akhir Semester Ganjil Mata Kuliah
Etika dan Filsafat Komunikasi (KOM52)

Disusun Oleh:

SALSABILA FITRI AYU (1181003110)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS BAKRIE

2021
Latar Belakang

Dewasa ini, persaingan dalam dunia industry telah semakin mendunia,


perusahaan-perusahaan baik lokal maupun luar negeri, yang bergerak di bidang
pengelolaan seperti produk minuman dan makanan, otomotif, elektronik dan lain-
lain. Banyaknya perusahaan yang produktif sejauh ini yang berkembang di
Indonesia, berjalan lurus dengan peningkatan kebutuhan yang menunjang dalam
rangka meningkatkan efiensi pekerjaan pada industry tersebut. Oleh karenanya,
timbulah permasalahan mengenai efisiensi penggunaan tenaga kerja meningat
kurs dollar yang tinggi.

Muncul akibat dari hal tersebut diatas, yaitu disebabkan karena ada kurang
lebih 250 perusahaan menghadapi permasalahan finansial sehingga harus gulung
sehingga mengalami kerugian yang besar. Sehingga hal ini menjadi pelajaran bagi
perusahaan yang masih bertahan untuk melakukan peningkatan efisiensi untuk
menjaga modal tetap stabil dan mencegah adanya kerugian, yang diawali dari
jumlah pegawai. Maka dari itu perusahaan yang bergerak di sector industry pada
khususnya sangat membutuhkan tenaga bantuan yaitu berupa robot atauu mesin
otomatis yang deawasa ini banyak dikenal dengan sebutan Robot Artificial
Intellegence yang bisa menggantikan tenaga dari manusia untuk melakukan
produksi, dimana dengan hal ini perusahaan dapat meningkatkan efisiensi karena
mengurangi biaya penggajian karyawan sekaligus perawatan yang murah. Namun
robot yang telah deprogram tentunya tidak dapat melakukan komunikasi, hanya
sebatas apa yang telah di ‘setting” oleh pemiliknya.

Permasalahannya adalah komunikasi bisnis didefinisikan sebagai


pertukaran gagasan, pendapat, informasi, instruksi, dan sebagainya yang memiliki
tujuan tertentu yang disajikan secara personal atau impersonal melalui simbol-
simbol atau sinyal-sinyal untuk mencapai tujuan organisasi, sebagai contoh dalam
perusahaan adanya komunikasi antara direksi, manajer, dan karyawan, sehingga
hal ini bertujuan untuk mewujudkan tujuan dari komunikasi bisnis ini sendiri.
Seperti yang diketahui bahwa robot merupakan bergantung pada adanya suatu
“program” sehingga hanya menjalankan perintah dan tidak bisa melakukan
komunikasi dua arah apabila tidak diatur sedemikian rupa. Maka dari itu, penulis
tertarik untuk mengangkan permasalahan ini dengan menangkat judul “Robot
Artificial Intellegence: Akankah Menjadi Hambatan Komunikasi dalam Sektor
Industri?”
Landasan Teori

1. Hambatan Komunikasi

Komunikasi yang efektif tidak cukup hanya “memahami” melalui


pengaruh atau faktor dari efektifitas ekonomi, tetapi juga melalui pengertian yang
baik terhadap hambatan yang terjadi. Hambatan komunikasi sering kali terjadi
antar manusia yang ada di dalam sebuah organisasi.

a. Hambatan Komunikasi Antar Manusia

Dalam melakukan komunikasi antar manisa yang perlu diperhatikan adalah


masalah kata, gesture tubuh, suara, dan simbol-simbol. Komunikasi antar manusia
dapat berupa:

a. Perbedaan persepsi dan bahasa

Persepsi dapat diartikan sebagai interpretasi secara pribadi kepada sesuatu hal
karena setiap manusia mempunyai pengertian yang berbeda-beda.

b. Pendengaran yang buruk

Meskipun manusia sudah mengetahui bagaimana cara mendengar yang baik,


sebenarnya menjadi pendengar yang baik tidaklah mudah. Ketika manusia
melamun atau stress memikirkan suatu masalah, mereka akan kehilangan minat
untuk mendengarkan.

c. Gangguan emosional

Ketika seseorang merasa kecewa, marah, dan sedih, atau takut seorang akan
merasa kesusahan untuk menangkap maksud atau pesan yang disampaikan dengan
baik. Tidak akan mudah untuk melakukan komunikasi dua arah ketika sedang ada
dalam keadaan emosi.
d. Perbedaan budaya

Perbedaan budaya sangatlah umum terjadi ketika melihat keadaan Indonesia yang
beragam suku dan budaya.

e. Gangguan fisik

Ketika manusia mempunyai gangguan fisik akan menganggu focus dalam


berkomunikasi.

2. Teori Umum

2.1 Proses Komunikasi

Komunikasi yang terjadi sesama manusia bisa terjadi jika didukung oleh
adanya unsur dari komunikasi sebagaimana yang ditulis di dalam buku Rhetorica,
yaitu ada 3 unsur diantaranya adalah: Pembicara, sebagai sumber atau orang yang
menyampaikan pesan dalam berkomunikasi; Bahan yang dibicarakan; Penerima,
yang menerima pesan.

Kemudian menurut Bovee dan Thrill mengungkapkan proses komunikasi


adalah sebagai berikut:

a. Pengirim memiliki ide / gagasan;

Komunikasi bermula dari ide dalam pikiran seseorang yang disampaikan kepada
orang lain sebagai penerima.

b. Ide diubah menjadi pesan;

Ide yang disampaikan dimengerti dengan seseorag yang harus diubah dalam
pikirannya menjadi sebuah pesan.

c. Pemindahan pesan;

Setelah diubah menjadi pesan, selanjutnya pesan tersebut akan dipindahkan


kepada penerima melalui bentuk-bentuk komunikasi seperti verbal, non-verbal,
lisan atau tulisan).
d. Penerima menerima pesan;

Penerima akan menginterpretasikan pesan yang telah diterima

Penerima pesan bereaksi dan mengirimkan umpan balik. Setelah mengartikan


pesan, penerima akan memberikan sinyal kepada pemberi pesan bisa berupa
anggukan, senyuman, atau tertulis.

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja

Menurut Mitchell dlama Sistem Manajemen Komunikasi menjelaskan


kinerja meliputi beberapa aspek:

a. Quality of Work, adalah sejauh mana persyaratan, harapan, dan spesifikasi yang
dapat dihasilkan dari tugas pekerjaan;

b. Promptness, adalah waktu yag dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan;

c. Initiative, adalah apresiasi yang diberikan atas pekerjaan yang dilakukan


dengan cara menemukan, mencari, dan mengembangkan metode tepat untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan hasil memuaskan;

d. Capability, adalah kemampuan yang dimiliki untuk dapat mengerjakan


pekerjaan efektik dan efisien;

e. Communication, adalah kemampuan untuk bisa berinteraksi dengan rekan kerja


atau lingkungan sekitar yang mendukung pekerjaannya.

3. Teori Pengangguran

Pengangguran adalah seseorang yang merupakan golongan dari angkatan


kerja namun tidak bekerja atau belum mendapat pekerjaannya. Pengangguran
merupakan masalah makro yang mempengaruhi ekonomi dan manusia secara
langsung karena terkait ddengan standar kehidupan dan sosial yang ditanamkan di
lingkungan sekitar.
Menurut Sadono Sukirno pengangguran berdasarkan ciri-ciri dibagi
menjadi 4 kelompok:

a. Pengangguran Terbuka, yaitu tenaga kerja yang benar-benar tidak punya


pekerjaan sebagai akibat dari rendahnya lowongan pekerjaan atau meningkatnya
jumlah tenaga kerja. Disisi yang lain juga dapat disebabkan karena kemajuan
teknologi yang mengurangi jumlah tenaga kerja.

b. Pengangguran Tersembunyi, yaitu adalah tenaga kerja yang tidak terlihat


seperti memiliki pekerjaan yang tetap.

c. Setengah Menganggur, yaitu adalah tenaga kerja yang bekerja namun ia juga
tidak memiliki pekerjaan yang tetap atau dapat disebut sebagai pekerja kontrak.

d. Pengangguran Bermusim, yaitu pada negara-negara berkembang penghijrahan atau


migrasi dari desa ke kota adalah sangat pesat. Sebagai akibatnya tidak semua orang yang
pindah ke kota dapat memperoleh pekerjaan dengan mudah. Sebagiannya terpaksa
menjadi penganggur sepenuh waktu. Di samping itu ada pula yang tidak menganggur,
tetapi tidak pula bekerja sepenuh waktu, dan jam kerja mereka adalah jauh lebih rendah
dari yang normal.

Namun disini pembahasan penulis akan terfokus pada pengangguran terbuka.


Analisis Pembahasan

1. Hambatan Komunikasi dalam Penggunaan Robot sebagai Pengganti


Manusia

Kemajuan teknologi di Indonesia ditunjang oleh beberapa factor, yaitu


adalah penggunaan alat atau mesin robot modern untuk menggantikan tenaga
kerja manusia. Maka dari itu dapat dikatakan ahwa semakin modern seuatu
industry akan menjadikan banyaknya penggunaan mesin sedangkan untuk
penggunaan tenaga manusia semakin sedikit. Perlu diperhatikan bahwa factor
tenaga kerja manusia masih sangat penting dewasa ini untuk menjalankan robot
atau mesin yang dipakai, tanpa adanya manusia beda itu tetaplah beda mati.

Sumber daya manusia yang menjadi salah satu unsur dalam perusahaan
dimana manusianya memerlukan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengelolaan sumber daya manusia dapat meningkatkan produktifitas karyawan
yang tentunya akan menguntungkan perusahaan.Menusia tetap memegang
peranan yang utama untuk menentukan kualitas produk karena robot produksi
tergantung pada manusia yang menanganinya.

Penggunaan robot sebagai pengganti menusia mempunyai dampak positif


dan negative. Dampak positif nya tentu dapat membuat perusahaan dapat
mengeluarkan produk dan layanan dalam kuantitas yang lebih besar karena semua
pengerjaannya otomatis dan biaya relative rendah. Namun perlu diperhatikan
dalam menjalankan perusahaan, komunikasi bisnis sangatlah penting yaitu
koordinasi antar pekerja dan atasan sehingga dapat terus mengevaluasi dan
menciptakan iklim kerja yang kondusif secara dua arah. Tidak seperti robot yang
hanya menjalankan perintah dari pemograman sehingga tidak apat senantiasa
memberikan input dan output melalui pemikiran kepada perusahaan.
Penulis dapat memberikan rekomendasi berupa dibutuhkannya
keseimbangan antara penggunaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dan
robot, sehingga perusahaan dapat terus meningkakan produktivitasnya.

2. Dampak Robot kepada Industri Khususnya Pekerjaan Manusia

Keberadaan robot di era saat ini mempunyai berbagai pro kontra di


kehidupan masyarakat, khususnya adalah permasalahan mengenai pengurangan
tenaga kerja. Lapangan pekerjaan yang ada di Indonesia sudah sangat terbatas di
tambah persaingan yang ketat sehingga kemampuan tenaga kerja untuk menjual
kemampuan sangat dibutuhkan.

Robot sebagai alat yang canggih hasil dari peradaban manusia ini juga
dapat dikatakan membantu seluruh aspek kehidupan manusia, khususnya di sector
industry, yairu robot atau mesin dapat membantu industry untuk dapat menjaga
quality control dari produk dan konsistensi jumlah produksi dengan sistem yang
dimilikinya. Dengan adanya robot, tenaga menusia untuk mengerjakan suatu
pekerjaan tentunya berkurang. Hal ini membuat mereka yang tadinya bekerja,
menjadi seorang pengangguran, khususnya dalah pengangguran terbuka.

Memang kita tidak dapat memungkiri globalisasi dan kemajuan teknologi.


Sebagai tenaga kerja, seyogyanya harus senantiasa meng-upgrade diri dengan
mengikuti pelatihan-pelatihan yang ada, baik kursus, les sehingga perusahaan
dapat menilai kredibilitas sebagai orang yang mampu produktif dan bekerja
dengan baik. Selain itu, membuka usaha juga dapat dilakukan dengan membentuk
UMKM sehingga dapat membantu dalam menciptakan lapangan kerja.
Daftar Pustaka

BUKU

Sukirno, Sadono. 2014. Ekonomi Pembangunan: Proses, masalah, dan dasar


Kebijakan (edisi ke kedua). Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

West Richard, Turner Lynn H. 2012. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan
Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.

JURNAL

Adbullah, Muh Ruslan. 2019. Komunikasi Bisnis. Al-Tajdid. 11(1): 54-60.

Misbach, Irwan. 2016. Dampak Komunikasi Bisnis Terhadap Kinerja Organisasi


di Perusahaan. Jurnal Tabligh. 13(5): 15-20.

Utaminingsih, Sri. 2018. Etika Komunikasi Kantor Dan Implementasinya Bagi


Sekretaris. Jurnal Sekretari. 5(1): 1-3.

Yunus, Muhammad. 2020. Isu Aksiologi Dalam Filsafat Ilmu Komunikasi.


Khabar:
Junal Komunikasi Penyiaran Islam. 2(1): 45-46.

Anda mungkin juga menyukai