Anda di halaman 1dari 10

JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA

ISSN: 2355 – 7109


Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
Jl. Palembang Prabumulih KM 32 Indralaya Kab. Ogan Ilir Prov. Sumatera Selatan Indonesia 30662
jipf@fkip.unsri.ac.id http://fkip.unsri.ac.id/index.php/menu/104

PENGEMBANGAN BUKU AJAR UNTUK MATA KULIAH MEKANIKA


LANJUTAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA PALEMBANG

Lefudin*
Dosen Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas PGRI
Email: lefudinle@yahoo.co.id

Abstrak: Tujuan penelitian ini mengembangkan buku ajar Mekanika Lanjutan yang valid,
praktikal, dan efektif untuk mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Universitas PGRI
Palembang. Metode penelitian ini menggunakan Pendekatan Penelitian Pengembangan
(Development Research) modifikasi model pengembangan ADDIE dan model pengembangan
Tessmer. Penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu: tahap analisis, tahap desain, tahap
pengembangan, tahap implementasi, dan tahap evaluasi. Kegiatan pada tahap analisis
kebutuhan meliputi analisis materi, analisis buku-buku teks mekanika lanjutan, meninjau
literatur tentang pembelajaran buku ajar, wawancara dengan teman sejawat dalam hal ini
wawancara dengan dosen penanggung jawab mata kuliah, dan mempelajari karakteristik
mahasiswa. Berdasarkan analisis kebutuhan diperoleh prototipe buku ajar Mekanika Lanjutan
yang selanjutnya dikonsultasikan pada pakar. Prototipe ini selanjutnya divalidasi oleh pakar
yang terdiri dari pakar konstruk dan isi dua dari Universitas Sriwijaya Palembang dan
Universitas PGRI Palembang. Kegiatan pada tahap praktikalitas diujicobakan pada mahasiswa
Program Studi Pendidikan Fisika Universitas PGRI Palembang semester enam. Efektivitas
diperoleh adalah hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) buku ajar Mekanika
Lanjutan yang dirancang sudah valid; 2) Penggunaan buku ajar Mekanika Lanjutan sudah
paraktis, dan 3) Buku ajar Mekanika Lanjutan yang dirancang sudah efektif hal ini tampak
pada hasil belajar mahasiswa yang tinggi setelah mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan buku ajar mekanika lanjutan yang dikembangkan.

Kata kunci: buku ajar, mekanika lanjutan, program studi pendidikan fisika

PENDAHULUAN Kendala yang dihadapi saat ini,


Secara umum pandangan belajar ada adalah faktor yang mempengaruhi
tiga, yaitu belajar sebagai penguatan pemahaman mahasiswa adalah model
respon, belajar sebagai pemerolehan matematika yang cenderung lebih
pengetahuan, dan belajar sebagai diutamakan dibandingkan dengan konsep
konstruksi pengetahuan (Santyasa, 2004). itu sendiri. Matematika merupakan faktor
Sampai saat ini pandangan ketiga lebih kunci yang sering menghambat mahasiswa
efektif dan bermakna dalam penerapannya pada pendidikan tinggi dalam mempelajari
bila dibandingkan dengan dua pengalaman mata kuliah mekanika. Jika pada mata
sebelumnya. Piaget menyimpulkan hasil kuliah mekanika dasar aplikasi model
penelitiannya bahwa pengetahuan matematika sudah sulit diaplikasikan maka
dibangun dalam pikiran belajar. kemungkinan besar aplikasi model atau
Pengetahuan itu dikonstruksi sambil pemahaman matematika juga sulit
peserta didik mengatur pengalamannya diaplikasikan pada mata kuliah mekanika
yang terdiri atas skemata-skemata yang lanjutan. Pendidik tentu sudah paham
sudah ada padanya (Suastra, 2004). bahwa matematika sangat dibutuhkan
dalam penguasaan suatu konsep fisika,

96
Pengembangan Buku Ajar Untuk Mata Kuliah Mekanika Lanjutan, Lefudin

namun pendidik kurang berbuat banyak menginginkan agar diktat mata kuliah
untuk mempertajam konsep peserta didik mekanika yang telah dibuat oleh dosen
dan lebih menekankan pada pemahaman Universitas PGRI Palembang terdahulu
matematis (Nashon, 2006). direvisi karena masih memiliki kelemahan,
Konsepsi alternatif muncul misalnya kurang tersedianya gambar-
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: (1) gambar, belum ada langkah kerja dalam
siswa/mahasiswa/peserta didik telah menurunkan rumus-rumus pada setiap
mengetahui sebelumnya dari pengalaman pokok bahasan dan lain sebagainya.
hidup sehari-hari; (2) kurangnya motivasi Ketiga, hasil pelaksanaan kuis harian dan
guru/dosen; (3) lebih mengutamakan ujian tengah semester belum mencapai
konten daripada konsep-konsep; (4) buku- standar yang ditentukan. Artinya, masih
buku pelajaran yang mengandung banyak mahasiswa yang belum tuntas
kesalahan-kesalahan; (5) menggunakan dalam pembelajaran mekanika. Keempat,
bahasa sehari-hari dan lain sebagainya. rasa malas untuk membaca dan membeli
Namun, yang menjadi permasalahan buku yang terlalu banyak. Mereka
adalah apakah konsep yang dibawa berharap ada suatu usaha membuat buku
tersebut benar-benar merupakan konsep ajar yang mudah dipahami seperti
yang benar dan sudah merepresentasikan menggunakan bahasa yang mudah
pengetahuan yang dikandungnya. Peserta dimengerti, praktis dan efektif.
didik berpikir dan mengkonsep fenomena
alam yang baru, yang mereka temui pada METODOLOGI PENELITIAN
pelajaran sains, semakin berbeda dari yang Penelitian ini adalah penelitian
diterima oleh komunitas ilmiah (Hirea, pengembangan (development reserach).
Calik, & Akdenis dalam Kurniahadi, Model pengembangan yang digunakan
2008). Adanya konsepsi alternatif tersebut adalah model pengembangan buku ajar
merupakan keadaan yang membutuhkan ADDIE dan model evaluasi Tessmer.
penanganan dari tiap pengajar. Karena Model pengembangan ini digunakan untuk
konsepsi alternatif diperoleh sendiri oleh mengembangkan buku ajar pada mata
siswa sebagai hasil proses asimilasi dari kuliah mekanika. Penelitian ini dilakukan
pengetahuan awal dan pengalamannya, untuk melihat kevalidan, kepraktisan, dan
peserta didik enggan menampakkan efek potensial buku ajar yang
konsepsi alternatif mereka (Hirea dalam dikembangkan. Validasi dilakukan oleh
Kurniahadi, 2008). Kurang menariknya ahli bidang materi dan ahli media untuk
pembelajaran mekanika di kelas mendapatkan masukan dari para ahli
disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, tersebut tentang ketepatan isi atau materi
latar belakang pendidikan mahasiswa yang digunakan dari buku ajar yang
berbeda-beda, baik itu berasal dari dikembangkan. Kepraktisan bermakna
program IPA, maupun program SMK bahwa buku ajar yang dikembangkan dapat
sehingga matematika dasar yang telah diterapkan dan digunakan oleh pengguna
dipelajari di sekolah menengah belum (peserta didik). Pengujian kepraktisan
optimal diaplikasikan. Sebagai contoh, dilakukan untuk mengetahui apakah
banyak dari mereka yang belum bisa produk yang dikembangkan mudah
mengaplikasikan teorema Phytagoras digunakan oleh pemakai dengan
dalam penjumlahan vektor, dan lain wawancara dan kuesioner kepada peserta
sebagainya. Kedua, mahasiswa didik. Keefektifan dilihat dari hasil belajar
97
Pengembangan Buku Ajar Untuk Mata Kuliah Mekanika Lanjutan, Lefudin

peserta didik dengan melakukan penilaian mekanika yang telah disesuaikan dengan
kepada peserta didik melalui tes. Subjek Standar Kompetensi dan Kompetensi
dalam penelitian ini adalah seluruh Dasar yang telah ditentukan. Dalam
mahasiswa Strata-1 semester 6 pada tahapan ini, prototipe produk pertama
Program Studi Pendikan Fisika yang terdiri mulai dievaluasi oleh expert dan secara
dari dua kelas yaitu kelas C dan kelas D. bersamaan prototipe produk pertama juga
Kelas A dan B tidak diikutkan karena dapat diujicobakan dalam ruang lingkup
mahasiswa kelas A dan B memilih mata kecil, one to one. Selanjutnya, produk
kuliah fisika lingkungan sebagai mata diujicobakan dalam ruang lingkup
kuliah pilihan. Jumlah masing-masing menengah, small group. Kemudian
mahasiswa dari setiap kelas bejumlah kelas diujicobakan dalam ruang lingkup yang
C berjumlah 39 orang, kelas D berjumlah lebih luas, field test.
17 orang. Penelitian berlokasi di Teknik pengumpulan data yang
Universitas PGRI Palembang. Model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
digunakan dalam pengembangan buku ajar walkthrough, angket, tes, dan wawancara.
mekanika ini adalah model pengembangan walkthrough digunakan untuk memperoleh
ADDIE dan dimodifikasi dengan model data pendapat ahli mengenai isi, konstruk,
evaluasi Tesmer. Penelitian dan tampilan produk buku ajar. Angket
pengembangan ini dapat digambarkan bertujuan untuk melihat penilaian dan
seperti pada gambar 1. pendapat mahasiswa terhadap produk buku
Tahap analisis merupakan tahap awal ajar yang dihasilkan. Angket merupakan
yang melatarbelakangi penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan
dimana studi pendahuluan dilakukan dengan cara memberi seperangkat
seperti analisis kebutuhan peserta didik, pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
identifikasi karakteristik siswa, identifikasi responden untuk dijawabnya (Sugiyono,
data-data hasil belajar mahasiswa pada 2011:199). Angket diberikan kepada
semester tiga terdahulu, identifikasi peserta didik untuk menilai kepraktisan
pendapatan orang tua mahasiswa dan lain- buku ajar yang diberikan pada kegiatan
lain. Tahap desain merupakan tahapan evaluasi lapangan atau field test.
pemilihan model apa yang digunakan, Wawancara merupakan teknik
langkah kerja apa yang harus dilakukan, pengumpulan data yang berisi sejumlah
penentuan standar kompetensi dan pertanyaan yang diajukan kepada
kompetensi dasar, silabus dan kurikulum responden secara tersruktur atau tidak
yang berlaku di Universitas PGRI terstruktur baik secara langsung maupun
Palembang memahami standar isi, tidak langsung untuk mengetahui penilaian
identifikasi silabus, dan satuan acara dan pendapat mahasiswa terhadap produk
perkuliahan (SAP), studi pendahuluan, buku ajar yang dihasilkan. Pada penelitian
mengumpulkan buku referensi yang ini digunakan teknik pengumpulan data
relevan dengan mata kuliah mekanika, dengan wawancara yang di dalamnya
mengidentifikasi materi perkuliahan pada memuat sejumlah pertanyaan yang telah
mata kuliah mekanika; menyusun kerangka disiapkan oleh peneliti. Wawancara
penyajian; dan merevisi buku ajar dan lain digunakan untuk mengukur kepraktisan
sebagainya. Tahapan Pengembangan penggunaan buku ajar diperoleh dari
merupakan desain yang telah yang telah kegiatan evaluasi satu-satu (one to one
dibuat diintegrasikan ke dalam mata kuliah evaluation) dan evaluasi kelompok kecil
98
Pengembangan Buku Ajar Untuk Mata Kuliah Mekanika Lanjutan, Lefudin

(small group evaluation). Keefektifan buku belajar peserta didik dalam pembelajaran
ajar dapat dilihat dari tercapainya tujuan mekanika lanjutan.
pembelajaran yang tampak dari hasil

ANALISIS KEBUTUHAN
Analisis karakteristik peserta didik, materi dan silabus,
mengobservasi lingkungan, wawancara
TAHAP 1
ANALYSIS
RUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN
Menentukan Sk dan KD, menetapkan indikator,
menuliskan tujuan

MENGEMBANGKAN TOPIK
Menuliskan SK dan KD, menetapkan indikator, memilih
topik yang akan dikembangkan

MENYUSUN DRAF (DESAIN)


Buku Ajar

PRODUKSI PROTOTIPE
TAHAP 2
DESIGN
SELF EVALUATION

PROTOTIPE 1

EXPERT REVIEW ONE TO ONE


EVALUATION
tidak ya ya tidak
VALID? PRAKTIS?

TAHAP 3
PROTOTIPE 2 PROTOTIPE 2
DEVELOPMENT

SMALL GROUP
EVALUATION

ya Revisi
Perlu
Perbaikan?

Tidak PROTOTIPE 3
TAHAP 4
FIELD TEST IMPLEMENTATION

Perlu Revisi
Perbaika

PRODUK AKHIR

Gambar 1. Diagram Alur Kerangka Berpikir Prosedur Penelitian dengan Menggunakan Modifikasi Model
ADDIE dan Model Evaluasi Tessmer
99
Pengembangan Buku Ajar Untuk Mata Kuliah Mekanika Lanjutan, Lefudin

HASIL DAN PEMBAHASAN dan penegasan pengetahuan yang tidak


Berdasarkan masalah atau kendala benar. Elaboration/penguraian;
yang dihadapi oleh peserta didik yang siswa/mahasiswa mencoba memperluas
mengalami kesulitan dalam mempelajari pengetahuan terstruktur yang baru untuk
konsep abstrak serta sulitnya mempertahankan dan memperluas
pengaplikasian matematika saat melakukan pemahaman, informasi yang lebih banyak,
penurunan formula-formula fisika, salah dan keahlian yang cukup. Evaluation; fase
satu cara yang digunakan untuk mengatasi ini mendidik siswa/mahasiswa mengakses
hal tersebut adalah dengan pemahaman. Selanjutnya, dilakukan
mengembangkan buku ajar untuk mata analisis silabus mata kuliah mekanika
kuliah mekanika lanjutan dengan lanjutan. Tidak hanya itu analisis
pendekatan 5E. Pendekatan 5E merupakan karakteristik peserta didik (mahasiswa)
versi constructivism yang populer juga menjadi bagian dari tahap analisis.
(Haniscin & Lee, dalam Kurnaz & Calik, Menurut Arsyad (2009:87) bahwa ada
2008), karena setiap “E” mengandung enam elemen yang perlu diperhatikan pada
bagian dari proses yang membantu siswa saat merancang buku ajar atau buku teks,
belajar mengalami dengan urutan yang yaitu konsistensi, format, organisasi, daya
sesuai dalam menghubungkan pengetahuan tarik, ukuran huruf, dan penggunaan spasi
awal dengan konsep baru. Model ini terdiri kosong. Oleh karena itu pengembangan
dari engagement, exploration, explanation, buku ajar ini dilakukan dengan tahapan-
elaboration, dan evaluation (Abell & tahapan tertentu sesuai dengan pola
Volkman; Body, Watson et. al dalam pengembangan dan pengujian yang telah
Kurnaz & Calik). ditentuan sebelumnya.
Engagement/Keterlibatan: untuk Berdasarkan saran pakar atau
mengakses pengetahuan awal siswa (dalam expert review maka prototipe buku ajar
hal ini mahasiswa), yaitu menyuruh siswa sudah valid dan praktis untuk digunakan.
terlibat dalam konsep baru dengan Selanjutnya dilaksanakan evaluasi satu-satu
perantaraan aktivitas pendek atau (One to One Evaluation). Evaluasi satu-satu
pertanyaan yang menampilkan keganjilan digunakan untuk menguji protipe 1
atau merangsangnya keluar pengetahuan Evaluasi satu-satu melibatkan 3 orang
awal. Exploration/penjajakan; siswa mahasiswa (peserta didik). Pada tahap ini,
menyelesaikan aktivitas lab/diskusi peneliti memberikan pembelajaran.
kelompok atau bermain peran atau analogi Pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali
yang memungkinkan mereka pertemuan. Setelah proses pembelajaran
mengekploitasi sendiri pengetahuan awal dilakukan, di akhir pembelajaran,
untuk menghasilkan ide-ide baru, mahasiswa diminta untuk memberikan
pertanyaan penjajakan, perkiraan dan tanggapan melalui wawancara (rekaman
implementasi sebuah penyelidikan yang wawancara didokumentasikan) terhadap
bersifat tentatif. Explanation/penjelasan; buku ajar mekanika lanjutan yang
fase ini dibutuhkan guru/dosen untuk dikembangkan. Berikut diberikan
penjajakan lebih lanjut, juga memberi komentar mahasiswa seperti pada tabel 1
kesempatan bagi guru/dosen secara di bawah ini.
langsung memperkenalkan sebuah konsep

100
Pengembangan Buku Ajar Untuk Mata Kuliah Mekanika Lanjutan, Lefudin

Tabel 1. Komentar dan Saran Mahasiswa pada Tahap One to One Evaluation
No Mahasiswa Komentar Tanggapan
Peneliti
1 a. Terdapat gambar untuk Akan
memperjelas keterangan diperbanyak
rumus. contoh soal
b. Setelah diberikan dan latihan.
contoh soal dalam buku
ini, kemudian diberi
Winda Lestari latihan. Hal ini
membuat sayalebih
memahami materi yang
diberikan oleh dosen
yang bersangkutan.
c. Warna garis koordinat
sumbu x, y, z dibuat
dengan warna garis
yang berbeda.
2 a. Penjelasannya sudah Akan
lengkap dan diperbanyak
diperbanyak lagi contoh contoh soal
soal sehingga saya dan latihan.
paham buku ajar
Tri Murni Prihatini mekanika lanjutan.
b. Menurut saya buku ajar
ini materinya lengkap,
sistematis, teratur dan
sangat membantu saya
dalam mempelajari
mekanika lanjutan.
3 a. Buku ini sudah Akan
memenuhi standar diperbanyak
kompetensi. Hanya saja contoh soal
pada buku ini terdapat dan latihan.
banyak rumus yang
Khafidzoh mungkin menyulitkan
untuk peserta didik
yang lamban dalam
mempelajari materi.
b. Contoh soal yang
menyangkut materi
sangat sedikit.

100
Pengembangan Buku Ajar Untuk Mata Kuliah Mekanika Lanjutan, Lefudin

Adapun Pelaksanaan one to one evaluation tampak pada gambar 2 di bawah ini.

(a) (b)
Gambar 2. Pelaksanaan Pembelajaran pada One to One Evaluation

Hasil evaluasi satu-satu merupakan didik diminta untuk mengisi angket


bahan perbaikan untuk melaksanakan (tanggapan) terhadap prototipe II buku ajar
small group. Small group bertujuan untuk mekanika lanjutan yang sedang
melihat kepraktisan. Pada tahap ini peneliti dikembangkan. Adapun hasil angket
memberikan pembelajaran sebanyak 3 peserta didik terhadap penggunaan buku
pertemuan dengan alokasi waktu setiap ajar mekanika lanjutan yang
pertemuan 2 x 50 menit. Uji coba prototipe dikembangkan yaitu sebesar sebesar
2 dilakukan dengan membentuk 78,62% tampak pada tabel 2.
pembelajaran kelompok kecil yang terdiri Saran dan kritik inilah yang akan
dari delapan orang mahasiswa. dijadikan acuan untuk merevisi prototipe
Pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali II. Hasil revisi prototipe II akan menjadi
pertemuan. Pada pertemuan pertama prototipe III dan selanjutnya akan
diadakan kegiatan pembelajaran tanpa diujicobakan pada tahap field test untuk
menggunakan buku ajar mekanika lanjutan mengetahui efek potensial terhadap hasil
yang sedang peneliti kembangkan. belajar peserta didik. Tahap ini bertujuan
Pada pertemuan ketiga untuk menguji efek potensial terhadap
pembelajaran dilakukan sama seperti hasil belajar peserta didik. Field test
pembelajaran pada pertemuan kedua, tetap dilaksanakan dua kali pertemuan. Peserta
menggunakan pendekatan 5E. Materi di didik tetap melaksanakan proses
pertemuan ketiga merupakan kelanjutan pembelajaran pada pertemuan kedua. Di
materi pertemuan kedua. Pada akhir akhir proses pembelajaran pada pertemuan
pembelajaran di tahap small group peserta kedua diberikan postest.

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Angket pada Tahap Small Group


Rata-
No Pernyataan Keterangan
rata
1. Saya sangat senang apabila dalam buku ajar mekanika 4,50 Baik
menggunakan pendekatan 5E
2. Saya mudah memahami petunjuk penggunaan buku ajar 4,00 Baik
pembelajaran yang diberikan.
3. Adanya petunjuk penggunaan buku ajar membuat saya sangat 4,40 Baik
terbantu dalam mempelajarinya.
4. Bahasa yang digunakan dalam buku ajar ini menurut saya mudah 3,87 Baik
dipahami, jelas, dan sederhana.
5. Menurut saya materi yang disajikan teratur dan sistematis serta 3,63 Baik
101
Pengembangan Buku Ajar Untuk Mata Kuliah Mekanika Lanjutan, Lefudin

tidak membingungkan.
6. Saya merasa sangat senang mempelajari materi pada buku ajar 4,00 Baik
mekanika sebagai proses pembentukan kepribadian dalam
berpikir ilmiah.
7. Buku ajar yang dikembangkan berbasis konstruktivisme 3,87 Baik
membuat saya semakin termotivasi dalam pembelajaran
mekanika.
8. Buku ajar pembelajaran berbasis konstruktivistik membuat saya 3,87 Baik
semakin tertarik dalam pembelajaran mekanika.
9. Saya dapat dengan mudah menggunakan navigasi (petunjuk) 4,12 Baik
yang ada dalam buku ajar.
10. Saya dapat dengan mudah memahami materi yang terdapat 3,63 Baik
dalam buku ajar
11. Menurut saya huruf, gambar, grafik, dan formula-formula 3,63 Baik
ditampilkan dalam buku ajar mekanika pembelajaran ini sangat
jelas.
12. Teks, gambar, dan grafik ditampilkan membuat saya termotivasi 3,75 Baik
untuk belajar.
13. Menurut saya teks, gambar, dan grafik yang ditampilkan sudah 4,00 Baik
sesuai dengan materi pembelajaran.
14. Menurut saya materi yang terdapat dalam buku ajar sudah sesuai 4,00 Baik
dengan tujuan pembelajaran.
15. Menurut saya komposisi warna yang disajikan pada buku ajar ini 3,50 Cukup Baik
sangat nyaman dilihat.
16. Saya sangat mengerti dengan soal yang yang diberikan pada 4,12 Baik
contoh dan latihan soal yang terdapat dalam buku ajar mekanika
lanjutan.
17. Menurut saya soal yang terdapat dalam buku ajar pembelajaran 4,00 Baik
ini cukup sulit.
18. Saya dapat menyelesaikan soal yang diberikan dengan baik. 3,87 Baik
19. Menurut saya soal yang terdapat buku ajar ini sangat membantu 4,00 Baik
saya dalam memahami materi pelajaran.
20. Menurut saya antara contoh, latihan, dan tes yang terdapat dalam 4,25 Baik
buku ajar ini sudah sesuai dengan materi pelajaran.
RATA-RATA 78,62 Baik

Berdasarkan pretest dan postest dikembangkan baik terhadap hasil belajar


tersebut diperoleh nilai rata-rata yang peserta didik lebih dari 75%. Adapun
dicapai peserta didik pada pretest adalah persentase kategori hasil belajar peserta
40,63 dengan kategori kurang. Sedangkan didik dapat dilihat pada gambar 3.
untuk hasil postest didapatkan nilai rata-
rata postest sebesar 69,46 dengan kategori
baik. Dilihat dari nilai rata-rata peserta
didik pada pretest sebesar 40,63 dan
postest 69,46 artinya terjadi peningkatan
28,83 atau 71,17%. Ditinjau dari
ketuntasan, memperlihatkan 85,71%
peserta didik yang tuntas dan 14,29%
peserta didik yang belum tuntas dengan
kategori cukup. Hal ini menunjukkan
bahwa efek potensial dari buku ajar yang
102
Pengembangan Buku Ajar Untuk Mata Kuliah Mekanika Lanjutan, Lefudin

Gambar 3. Diagram Lingkaran Persentase pada Field Test


Ketuntasan Belajar Peserta Didik
Hasil yang diperoleh dari penelitian sebesar 40,63 dan postest 69,46
ini berupa produk Buku Ajar untuk Mata artinya terjadi peningkatan 28,83 atau
Kuliah Mekanika Lanjutan yang valid, 71,17%.
praktis, dan mempunyai efek potensial. Saran
Beberapa kekurangan yang terdapat dalam Berdasarkan hasil penelitian tentang
pengembangan buku ajar mekanika pengembangan buku ajar untuk mata
lanjutan diharapkan dapat digunakan kuliah mekanika lanjutan disarankan hal-
sebagai acuan bagi pengembang lain untuk hal sebagai berikut:
merevisinya agar buku ajar mekanika 1. Peserta didik dapat menggunakan buku
lanjutan ini menjadi lebih baik. ajar mekanika lanjutan sebagai buku
referensi, sumber, dan media belajar.
KESIMPULAN DAN SARAN 2. Pendidik dapat menggunakan buku ajar
Kesimpulan untuk mata kuliah mekanika lanjutan
Berdasarkan hasil penelitian yang sebagai salah satu alternatif media
telah dilakukan tentang pengembangan pembelajaran, dapat mengembangkan
buku ajar mata kuliah mekanika lanjutan kreativitas dengan mengembangkan
dapat disimpulkan sebagai berikut. buku ajar pada mata kuliah lainnya,
1. Buku ajar mekanika lanjutan yang serta melakukan penelitian lanjutan
dikembangkan dinyatakan valid secara tentang buku ajar dalam pembelajaran.
isi, dan konstruk oleh ahli materi dan
ahli desain pembelajaran sehingga Daftar Pustaka
layak digunakan. Hal ini ditunjukkan Arsyad, A. (2009). Media Pembelajaran.
dengan persentase validasi sebesar Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada.
80%. Berdasarkan perhitungan ini
diperoleh keterangan bahwa buku ajar Depdiknas. (2008). Membekali Kompetensi
yang telah divalidasi oleh expert Penelitian dan Pengembangan
memiliki kategori baik. Forum Tenaga Kependidikan.
2. Buku ajar mata kuliah mekanika Jakarta: Depdiknas.
lanjutan yang dikembangkan di Kurnaz, M. A., & Calik, M. (2008). Using
Program Studi Pendidikan Fisika different Conceptual Change
Universitas PGRI Palembang Methods Embedded within the 5E
dinyatakan praktis setelah Model: A Sample teching for heat
diujicobakan pada peserta didik baik and temperature. Journal Physics
secara one to one maupun small group Teacher Education Online 5 (1). 3-7
sehingga layak digunakan dalam
Kurniahadi, K. (2008). Pengaruh Metode
pembelajaran mekanika lanjutan.
Perubahan Konseptual dalam Setting
3. Pada tahap field test berdasarkan
Model 5E Terhadap Pemahaman
persentase perbandingan hasil analisis
Konsep Siswa SMA Lab Undiksha
pretest sebesar adalah 40,63 dengan
Singaraja. Singaraja: Undiksha.
kategori kurang. Sedangkan untuk
hasil postest didapatkan nilai rata-rata Nashon, S. M. (2006). A Proposed model
postest sebesar 69,46. Dilihat dari nilai for planning and implementing high
rata-rata peserta didik pada pretest
103
Pengembangan Buku Ajar Untuk Mata Kuliah Mekanika Lanjutan, Lefudin

school instruction. Journal of Physics Suastra, I. W. (2004). Belajar dan


Teacher Education Online, 4 (1), 6-9 Pembelajaran Sains. Buku Ajar.
Singaraja: IKIP Singaraja.
Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Pendidikan. Jakarta: Kencana. Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Santyasa. (2008). Pengembangan
Alfabeta.
Pemahaman Konsep dan
Kemampuan Pemecahan Masalah Tessmer, M. (1993). Planing and
bagi siswa SMA dengan Conducting Formative Evaluation.
Pemberdayaan Model Perubahan London: Kogan Page.
Konseptual bersetting Investigasi
Kelompok. Undiksha Singaraja.

104

Anda mungkin juga menyukai