Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa dipisahkan dari kegiatan saling berkomunikasi. Untuk berkomunikasi manusia memerlukan suatu media, terutama bahasa. Oleh karenanya setiap masyarakat manusia mempunyai bahasa. Di permukaan bumi ini dapat dijumpai beribu-ibu bahasa manusia. Wujud bahasa yang ada sangat bervariasi, diantara beberapa bahasa, ada yang mendekati sama dan sampai berbeda lama sekali. Walaupun setiap bahasa itu memiliki karakteristik bervariasi, setiap bahasa tetap memiliki karakteristik yang bersifat umum, yaitu Bahasa dapat diartikan sebagai suatu system symbol dan urutan-urutan kata-kata, yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain, yang melibatkan infinite generativity, displacement, dan rule system. Robert E. Owen (1996) menegaskan bahwa Language can be defined as a socially shared code or conventional system for representing concepts through the use of arbitrary symbols an rule governed combinations of those system. Bahasa dapat didefinisikan sebagai kode yang diterima secara sosial atau system konvensional untuk menyampaikan konsep melalui penggunaan symbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan. Dari kedua definisi diatas dapatlah dirumuskan bahwa “bahasa” merupakan suatu kode atau sistem simbol dan urutan kata-kata yang diterima secara konvensional untuk menyampaikan konsep-konsep atau ide-ide dan berkomunikasi melalui penggunaan symbol-simbol yang disepakati dan kombinasi symbol-simbol yang diatur oleh ketentuan yang ada. Menurut Sis Heyster, tiga fungsi Bahasa 1. Bahasa sebagai alat pernyataan isi jiwa : jika tersandung kaki, kita mengatakan “aduh” 2. Bahasa sebagai peresapan (mempengaruhi orang lain) : mengatakan sesuatu sehingga teresapi. 3. Bahasa sebagai alat untuk menyampaikan pendapat. Fungsi utama bahasa adalah alat untuk berkomunikasi. Pada dasarnya bahasa sebagai alat komunikasi tidak hanya berupa bicara, melainkan juga dapat diwujudkan dengan tanda isyarat tangan atau anggota tubuh lainnya yang memiliki aturan sendiri. Diperkirakan sekitar 50 ribu bahasa isyarat digunakan di seluruh dunia. Penggunaan bahasa isyarat ini diduga mempengaruhi pemroses informasi dan belajar. Individu yang sudah familiar dengan bahasa isyarat dapat berkomunikasi dengan mudah, sebaliknya mereka yang belum menguasainya akan membutuhkan waktu yang cukup untuk menyesuaikan dengan penggunaan bahasa isyarat. Pada dasarnya perkembangan bahasa itu dipengaruhi oleh faktor biologis dan faktor lingkungan baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. 1. Faktor Biologis Beberapa ahli (Santrock dan Yussen : 1992) menegaskan bahwa anak-anak manusia dilahirkan tidak seperti burung yang dating ke dunia secara biologis sudah siap menyanyikan lagu-lagu sesuai dengan jenisnya. Para ahli percaya bahwa evolusi biologis membentuk manusia ke dalam makhluk linguistik. Berkenaan dengan evolusi biologis, otak, system saraf, dan sistem vokal berubah selama beratus-ratus ribu tahun. Linguist Noam Chomsky (Santrock and Yussen, 1992) percaya bahwa manusia itu terkait secara biologis untuk belajar bahasa pada suatu waktu tertentu dan dengan cara tertentu pula. Selanjutnya ditegaskan bahwa anak-anak dilahirkan ke dunia dilengkapi dengan alat pemerolehan bahasa (Language Acquisition Device = LAD) yaitu ikatan biologis yang memungkinkan anak mendeteksi kategori bahasa tertentu, seperti fonologi, sintaksis, dan simantik. LAD adalah kemampuan gramatikal yang dibawa sejak lahir yang mendasari semua bahasa manusia. 2. Faktor Sosiokultural dan Lingkungan Kita tidak akan dapat belajar berbahasa dalam suasana yang sepi dari konteks sosial. Sebagian besar yang terjadi pada kita, bahwa perkembangan bahasa itu terjadi pada usia dini. Para antropolog (Santrock an Yussen, 1992) berspekulasi tentang kondisi yang mengarahkan perkembangan bahasa. Kekuatan sosial yang mendesak manusia untuk mengembangkan penalaran abstrak dan menciptakan sistem ekonomis untuk berkomunikasi dengan orang lain. Misalnya, manusia mungkin mengembangkan rencana dan strategi yang komplek untuk memperoleh makanan dan menemukan tempat berlindung, dan mereka telah dirangsang untuk mengembangkan bahasa guna mencapai tingkat kompetensi yang lebih tinggi. Berdasarkan hasil-hasil temuan, bahwa bahasa harus digerakkan melalui belajar dan waktu yang efektif untuk pengembangan bahasa adalah selama usia dini. Peranan biologis dalam perkembangan bahasa memang sangat kuat, tetapi aspek yang sangat penting dalam pengembangan bahasa manusia adalah pengaruh dari lingkungan.
B. Pengaruh Kemampuan Berbahasa Terhadap Kemampuan Berpikir
Argumen untuk teori kognitif berkenaan dengan apa yang kita ketahui tentang bahasa dan bagaimana bahasa itu berkembang. Menurut perkiraan bahwa bahasa berkembang dari 10.000 sampai dengan 100.000 tahun yang lalu. Berdasarkan perspektif evolusioner, kognisi itu jauh lebih tua daripada bahasa manusia. Misalnya, kegiatan membuat alat sebagai suatu tanda fungsi intelektual yang tinggi-paling tidak sudah berusia dua juta tahun. Selanjutnya dikatakan bahwa bahasa paling tidak sebagai produk kognisi, dan bukan hanya ditentukan oleh kemampuan linguistik yang spesifik. Begitu pentingnya hubungan antara bahasa dengan kognisi, sehingga terdapat rumusan kalimat, yaitu bahasa adalah pakaian pikiran. Setelah membaca uraian di atas, kesimpulan yang dapat diambil adalah : Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir saling berpengaruh satu sama lain. Kemampuan berpikir berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa dan sebaliknya. Seorang yang rendah kemampuan berpikirnya, akan mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat yang tidak baik, logis dan sistematis. Hal ini akan berakibat sulitnya berkomunikasi. Bersosialisasi berarti melakukan konteks dengan yang lain. Seseorang menyampaikan ide dan gagasan dengan berbahasa dan menangkap ide dan gagasan orang lain melalui bahasa. Menyampaikan dan mengambil makna ide dan gagasan itu merupakan proses berpikir yang abstrak. Ketidaktepatan menangkap arti bahasa akan berakibat ketidaktepatan dan kekaburan persepsi yang diperolehnya. Akibat lebih lanjut adalah bahwa hasil proses berpikir menjadi tidak tepat benar. Ketidaktepatan hasil pemrosesan pikir ini diakibatkan kekurangmampuan dalam berbahasa.
C. Karakteristik Perkembangan Bahasa Remaja
Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang. Anak remaja telah banyak belajar dari lingkungan, dan dengan demikian bahasa remaja terbentuk oleh kondisi lingkungan. Lingkungan remaja mencakup lingkungan keluarga, masyarakat, dan khususnya pergaulan teman sebaya dan lingkungan sekolah. Pola bahasa yang dimiliki adalah bahasa yang berkembang di dalam keluarga atau bahasa ibu. Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan masyarakatnya di mana mereka tinggal. Hal ini berarti proses pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan dengan masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku berbahasa. Bersamaan dengan kehidupannya di dalam masyarakat luas, anak (remaja) mengikuti proses belajar di sekolah. Sebagaimana diketahui, di lembaga pendidikan diberikan rangsangan yang benar. Proses pendidikan bukan memperluas dan memperdalam cakrawala ilmu pengetahuan semata, tetapi juga secara berencana merekayasa perkembangan sistem budaya, termasuk perilaku berbahasa. Pengaruh pergaulan di dalam masyarakat (teman sebaya) terkadang cukup menonjol, sehingga bahasa anak (remaja) menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya. Dari kelompok itu berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok yang bentuknya amat kbusus, seperti istilah “baceman” di kalangan pelajar yang dimaksudkan adalah bocoran soal ulangan atau tes. Bahasa “prokem” tercipta secara khusus untuk kepentingan khusus pula. Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga, masyarakat, dan sekolah dalam perkembangan bahasa, akan menyebabkan perbedaan antara anak yang satu dengan yang lain. Hal ini ditunjukkan oleh pemilihan dan penggunaan kosa kata sesuai dengan tingkat sosial keluarganya. Keluarga dari masyarakat lapisan berpendidikan rendah atau buta huruf, akan banyak menggunakan bahasa pasar, bahasa sembarangan dengan istilah-istilah yang “kasar”. Masyarakat terdidik pada umumnya memiliki status sosial lebih baik, akan menggunakan istilah-istilah lebih efektif, dan umumnya anak-anak remaja juga berbahasa secara lebih baik. Untuk memahami karakteristik utama bahasa, Santrock dan Yussen (1994) mengidentifikasikannya sebagai berikut yaitu : words, sequencing, infinite, generativity, displacement, and rule systems. 1. Setiap bahasa mempunyai kata-kata (words) Kata-kata yang dimaksud biasanya merujuk ke objek-objek, orang, aktivitas, kejadian dan bahkan ide-ide yang abstrak. Setiap kata dapat merujuk kepada apa saja yang dikehendaki, tergantung konvensi. Suatu kata dapat saja menggambarkan sesuatu yang biasanya disetujui oleh suatu kelompok pengguna bahasa tersebut. Oleh karena itulah untuk bahasa yang berbeda mempunyai nama yang berbeda untuk merujuk sesuatu yang sama. Misalnya, suatu tempat yang digunakan untuk belajar anak-anak dalam bahasa Indonesia disebut sekolah, dalam bahasa Inggris disebut school, dalam bahasa Arab madrasatun, dan lain-lainnya. Dengan demikian penggunaan kata dalam setiap bahasa sepenuhnya sangat tergantung pada konvensi. 2. Urutan kata-kata (Sequencing) Merupakan karakteristik yang dikehendaki dalam suatu bahasa. Urutan kata- kata sangat dibutuhkan dalam membentuk suatu kalimat yang utuh, lengkap dan memiliki makna. 3. Infinite Generativity Suatu kemampuan individu dalam menghasilkan sejumlah kalimat bermakna yang terbatas yang menggunakan suatu himpunan kata dan aturan yang terbatas, sehingga menjadikan bahasa sebagai suatu kebiasaan yang sangat kreatif. Adalah mungkin bahasa bagi kita untuk mengatakan sesuatu yang tak pernah dikatakan sebelumnya oleh orang lain, karena kita mengetahui ketentuan linguistiknya. Dengan demikian secara sederhana dapat dikatakan bahwa bahasa adalah suatu alat yang produktif dan kreatif. 4. Displacement Adalah penggunaan bahasa untuk mengkomunikasikan informasi tentang sesuatu tempat dan waktu yang lain, walaupun kita menggunakan bahasa untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi di lingkungan kita. Oleh sebab itu kiranya dapat dimaklumi bahwa bahasa tidak hanya berkontribusi untuk transmisi pengetahuan dari seorang individu ke individu lainnya, melainkan juga dari suatu generasi ke generasi di masa mendatang. 5. Rule Systems Merupakan aspek yang sangat penting sebagai karakteristik suatu bahasa. Sistem ini dapat disebut juga tata bahasa (grammar). Tata bahasa adalah suatu himpunan terbatas dari prinsip-prinsip operasional yang menjelaskan hubungan antara simbol-simbol yang membentuk struktur suatu bahasa. Perkembangan bahasa remaja berikutnya, terutama pada remaja akhir terus meningkat. Dari bahasa pergaulan secara bertahap meningkat pada pemakaian istilah- istilah asing, ilmiah/ politik sesuai dengan tingkat pendidikan yang sejalan dengan perkembangan tingkat intelektualnya.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa
Berbahasa terikat erat dengan kondisi pergaulan. Oleh karena itu perkembangan bahasa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor itu adalah : 1. Umur Anak Masa bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya, bertambah pengalaman, dan meningkat kebutuhannya. Bahasa seseorang akan berkembang sejalan dengan pertumbuhan pengalaman dan kebutuhannya. Faktor fisik akan ikut mempengaruhi sehubungan semakin sempurnanya pertumbuhan organ bicara, kerja otot-otot untuk melakukan gerakan-gerakan isyarat. Pada masa remaja perkembangan biologis yang menunjang kemampuan berbahasa telah mencapai tingkat kesempurnaan, dengan diikuti oleh perkembangan tingkat intelektual anak akan mampu menunjukkan cara berkomunikasi dengan baik. 2. Kondisi Lingkungan Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil yang cukup besar dalam berbahasa. Perkembangan bahasa di lingkungan perkotaan akan berbeda dengan di lingkungan pedesaan. Begitu pula perkembangan bahasa di daerah pantai, pegunungan dan daerah- daerah terpencil menunjukkan perbedaan. Sebagaimana diuraikan di atas bahwa pada dasarnya berbahasa dipelajari dari lingkungan. Lingkungan yang dimaksud termasuk lingkungan pergaulan yang berbentuk kelompok-kelompok, seperti kelompok bermain, kelompok kerja dan kelompok sosial yang lain. 3. Kecerdasan Anak Untuk meniru lingkungan tentang bunyi atau suara, gerakan dan mengenai tanda-tanda, memerlukan kemampuan motorik yang baik. Kemampuan motorik seseorang berkorelasi positif dengan kemampuan intelektual atau tingkat berpikir. Ketepatan meniru, memproduksi perbendaharaan kata-kata yang diingat, kemampuan menyusun kalimat dengan baik dan memahami atau menangkap maksud suatu pernyataan pihak lain, amat dipengaruhi oleh kerja pikir atau kecerdasan seseorang. 4. Status Sosial Ekonomi Keluarga Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu memberikan situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak oleh anggota keluarganya. Rangsangan untuk dapat ditiru oleh anak-anak dari anggota keluarga yang berstatus sosial tinggi berbeda dengan keluarga yang berstatus sosial rendah. Hal ini akan lebih nampak perbedaan perkembangan bahasa bagi anak yang hidup dalam keluarga terdidik dan tidak terdidik. Dengan kata lain pendidikan keluarga berpengaruh pula terhadap perkembangan bahasa. 5. Cacat Fisik Seseorang yang cacat yang terganggu kemampuannya untuk berkomunikasi seperti bisu, tuli, gagap, organ suara tidak sempurna akan berpengaruh terhadap perkembangannya dalam berbahasa. E. Upaya Pengembangan Kemampuan Bahasa dan Implikasi Dalam KBM Setelah mempelajari beberapa prinsip dalam perkembangan bahasa, kiranya ada sejumlah implikasi bagi kegiatan belajar mengajar, yaitu : 1. Jika KBM diciptakan efektif, maka perkembangan bahasa anak dapat bekerja secara optimal. Sebaliknya, jika KBM berjalan kurang efektif, maka diduga perkembangan bahasa anak mengalami hambatan. 2. Bahasa adalah kemampuan alat komunikasi yang paling efektif dalam pergaulan sosial, sehingga sekiranya ingin menghasilkan pembelajaran yang efektif untuk mendapatkan hasil pendidikan yang optimal, maka sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil pendidikan yang optimal, maka sangat diperlukan bahasa yang komunikatif yang memungkinkan semua pihak yang terlibat dalam interaksi belajar mengajar dapat berperan secara aktif dan produktif. Dengan demikian setiap guru diharapkan sekali lebih banyak menggunakan bahasa anak sesuai dengan tingkat umur dan tingkat perkembangannya. 3. Kendatipun setiap siswa, terutama yang ada dikota, memiliki kemampuan potensial yang berbeda-beda, namun menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan bahasa sejak dini sangatlah diperlukan. Lingkungan yang kondusif dapat tercipta sesuai dengan kebutuhan anak untuk perkembangan bahasa pada saatnya, akan berdampak sangat positif terhadap perkembangan bahasa anak, tidak hanya sebagai pengguna bahasa yang pasif, melainkan juga dapat menjadi pengguna bahasa yang aktif. 4. Kelas atau kelompok belajar terdiri dari siswa-siswa yang bervariasi bahasanya, baik kemampuannya maupun polanya. Menghadapi hal mi guru harus mengembangkan strategi belajar mengajar bidang bahasa dengan memfokuskan pada potensi dan kemampuan anak. 5. Anak-anak perlu melakukan pengulangan (menceritakan kembali) pelajaran yang telah diberikan dengan kata dan bahasa yang disusun oleh murid-murid sendiri. Dengan cara ini guru dapat melakukan identifikasi tentang pola dan tingkat kemampuan bahasa murid-muridnya. 6. Kelas atau kelompok belajar terdiri dari siswa-siswa yang bervariasi bahasanya, baik kemampuannya maupun polanya. Menghadapi hal ini guru harus mengembangkan strategi belajar mengajar bidang bahasa dengan memfokuskan pada potensi dan kemampuan anak. 7. Membaca. Siswa dilatih menyusun cerita lebih comprehensif (pengertian tentang isi bacaan yang telah dipelajari dengan menggunakan pola bahasa mereka sendiri (rangkuman/peringkasan).
F. Perkembangan Bahasa Anak
Perkembangan bahasa anak ada 4 masa : - Masa pertama (1 tahun-1,6 tahun) : Masa ini anak-anak mengucapkan kata-kata pertama yang jika kita perhatikan juga diucapkan oleh anak-anak di dunia ini. Contoh: ‘Ma’ kata pertama dikatakan anak. - Masa kedua (1,6 tahun-2,6 tahun) : Pada masa ini dengan kecakapannya berjalan ia banyak melihat dan ingin mengetahui namanya. Sehingga pada masa ini disebut masa ‘apa itu’. - Masa ketiga (2 tahun-2,6 tahun) : Pada masa ini anak telah mulai nampak makin sempurna dalam menyusun kata-katanya. Ia sudah menggunakan awalan dan akhiran sekalipun belum sesempurna yang dikatakan orang dewasa. Karena itu orang yang arif akan membenarkannya dengan hati-hati. Acapkali kita dengar kesalahan yang lucu dan kerap kali ia membuat kata-kata cara menurut caranya sendiri. - Masa keempat (2,6 tahun-seterusnya) : Pada masa ini keinginan anak untuk mengetahui segala sesuatu mulai bertambah, karena itu pertanyaannya mulai berkepanjangan, tidak cukup hanya dijawab dengan pendek-pendek saja. Setiap jawaban menimbulkan pertanyaan yang baru. Pada masa ini sering dibawa bepergian dan melayani dengan baik segala yang ditanyakannya. Setiap manusia mengawali komunikasinya dengan dunia sekitarnya melalui bahasa tangis. Melalui bahasa tersebut seorang bayi mengomunikasikan segala kebutuhan dan keinginannya. Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengertian bahasa dan berbicara. Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang diutarakan dalam bentuk lisan, tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ekspresi wajah, pantomim atau seni. Sedangkan bicara adalah bahasa lisan yang merupakan benruk yang paling efektif untuk berkomunikasi, dan paling penting serta paling banyak dipergunakan. Perkembangan bahasa tersebut selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya usia anak. Orang tua sangat bertanggungjawab atas kesuksesan belajar anak dan seyogianya selalu berusaha meningkatkan potensi anak agar dapat berkembang secara maksimal. Bahasa adalah segala bentuk komunikasi di mana pikiran dan perasaan seseorang disimbolkan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain. Oleh karena itu, perkembangan bahasa dimulai dari tangisan pertama sampai anak mampu bertutur kata. Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu : periode Prelingustik (0-1 tahun), dan Lingustik (1-5 tahun). Mulai periode linguistik inilah mulai saat anak mengucapkan kata-kata yang pertama. Yang merupakan saat paling menakjubkan bagi orang tua. Periode linguistik terbagi dalam tiga fase besar, yaitu : 1. Fase satu kata atau Holofrase Pada fase ini anak mempergunakan satu kata untuk menyatakan pikiran yang kompleks, baik yang berupa keinginan, perasaan atau temuannya tanpa perbedaan yang jelas. Misalnya kata duduk, bagi anak dapat berarti “saya mau duduk”. 2. Fase lebih dari satu kata Fase dua kata muncul pada anak berusia sekitar 18 bulan. Pada fase ini anak sudah dapat membuat kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata. Pada periode ini bahasa yang digunakan oleh anak tidak lagi egosentris, dari dan untuk dirinya sendiri. Mulailah mengadakan komunikasi dengan orang lain secara lancar. 3. Fase ketiga adalah fase diferensiasi Periode terakhir dari masa balita yang berlangsung antara usia dua setengah sampai lima tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan berkembang pesat. Anak mulai dapat mengkritik bertanya menjawab, memerintah, memberi tahu dan bentuk-bentuk kalimat lain yang umum untuk satu pembicaraan “gaya” dewasa. a. Bahasa Tubuh Salah satu jenis bahasa adalah bahasa tubuh. Bahasa tubuh adalah cara seseorang berkomunikasi dengan mempergunakan bagian-bagian dari tubuh, yaitu melalui gerak isyarat, ekspresi wajah, sikap tubuh, langkah serta gaya tersebut pada umumnya disebut bahasa tubuh. b. Bicara Bicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif Anak bicara tidak sekedar merupakan prestasi akan tetapi juga berfungsi untuk mencapai tujuannya, misalnya : (1) Sebagai pemuas kebutuhan dan keinginan (2) Sebagai alat untuk perhatian orang lain (3) Sebagai alat untuk membina hubungan sosial (4) Sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri (5) Untuk dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain (6) Untuk mempengaruhi perilaku orang lain c. Potensi Anak Berbicara Didukung Oleh Beberapa Hal 1) Kematangan alat berbicara 2) Kesiapan berbicara 3) Adanya model yang baik dicontoh oleh anak 4) Kesempatan berlatih 5) Motivasi untuk belajar dan berlatih 6) Bimbingan d. Gangguan dalam Perkembangan Berbicara 1) Anak cengeng 2) Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain