Anda di halaman 1dari 12

BAB V

PERKEMBANGAN BAHASA

A. Pengertian Perkembangan Bahasa


Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa dipisahkan dari kegiatan saling
berkomunikasi. Untuk berkomunikasi manusia memerlukan suatu media, terutama
bahasa. Oleh karenanya setiap masyarakat manusia mempunyai bahasa. Di
permukaan bumi ini dapat dijumpai beribu-ibu bahasa manusia. Wujud bahasa yang
ada sangat bervariasi, diantara beberapa bahasa, ada yang mendekati sama dan
sampai berbeda lama sekali. Walaupun setiap bahasa itu memiliki karakteristik
bervariasi, setiap bahasa tetap memiliki karakteristik yang bersifat umum, yaitu
 Bahasa dapat diartikan sebagai suatu system symbol dan urutan-urutan kata-kata,
yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain, yang melibatkan infinite
generativity, displacement, dan rule system. Robert E. Owen (1996) menegaskan
bahwa Language can be defined as a socially shared code or conventional system
for representing concepts through the use of arbitrary symbols an rule governed
combinations of those system.
 Bahasa dapat didefinisikan sebagai kode yang diterima secara sosial atau system
konvensional untuk menyampaikan konsep melalui penggunaan symbol-simbol
yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi
simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan.
Dari kedua definisi diatas dapatlah dirumuskan bahwa “bahasa” merupakan
suatu kode atau sistem simbol dan urutan kata-kata yang diterima secara
konvensional untuk menyampaikan konsep-konsep atau ide-ide dan berkomunikasi
melalui penggunaan symbol-simbol yang disepakati dan kombinasi symbol-simbol
yang diatur oleh ketentuan yang ada.
Menurut Sis Heyster, tiga fungsi Bahasa
1. Bahasa sebagai alat pernyataan isi jiwa : jika tersandung kaki, kita mengatakan
“aduh”
2. Bahasa sebagai peresapan (mempengaruhi orang lain) : mengatakan sesuatu
sehingga teresapi.
3. Bahasa sebagai alat untuk menyampaikan pendapat.
Fungsi utama bahasa adalah alat untuk berkomunikasi. Pada dasarnya bahasa
sebagai alat komunikasi tidak hanya berupa bicara, melainkan juga dapat diwujudkan
dengan tanda isyarat tangan atau anggota tubuh lainnya yang memiliki aturan sendiri.
Diperkirakan sekitar 50 ribu bahasa isyarat digunakan di seluruh dunia. Penggunaan
bahasa isyarat ini diduga mempengaruhi pemroses informasi dan belajar. Individu
yang sudah familiar dengan bahasa isyarat dapat berkomunikasi dengan mudah,
sebaliknya mereka yang belum menguasainya akan membutuhkan waktu yang cukup
untuk menyesuaikan dengan penggunaan bahasa isyarat.
Pada dasarnya perkembangan bahasa itu dipengaruhi oleh faktor biologis dan
faktor lingkungan baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama.
1. Faktor Biologis
Beberapa ahli (Santrock dan Yussen : 1992) menegaskan bahwa anak-anak
manusia dilahirkan tidak seperti burung yang dating ke dunia secara biologis sudah
siap menyanyikan lagu-lagu sesuai dengan jenisnya. Para ahli percaya bahwa evolusi
biologis membentuk manusia ke dalam makhluk linguistik. Berkenaan dengan
evolusi biologis, otak, system saraf, dan sistem vokal berubah selama beratus-ratus
ribu tahun.
Linguist Noam Chomsky (Santrock and Yussen, 1992) percaya bahwa
manusia itu terkait secara biologis untuk belajar bahasa pada suatu waktu tertentu dan
dengan cara tertentu pula. Selanjutnya ditegaskan bahwa anak-anak dilahirkan ke
dunia dilengkapi dengan alat pemerolehan bahasa (Language Acquisition Device =
LAD) yaitu ikatan biologis yang memungkinkan anak mendeteksi kategori bahasa
tertentu, seperti fonologi, sintaksis, dan simantik. LAD adalah kemampuan
gramatikal yang dibawa sejak lahir yang mendasari semua bahasa manusia.
2. Faktor Sosiokultural dan Lingkungan
Kita tidak akan dapat belajar berbahasa dalam suasana yang sepi dari konteks
sosial. Sebagian besar yang terjadi pada kita, bahwa perkembangan bahasa itu terjadi
pada usia dini.
Para antropolog (Santrock an Yussen, 1992) berspekulasi tentang kondisi
yang mengarahkan perkembangan bahasa. Kekuatan sosial yang mendesak manusia
untuk mengembangkan penalaran abstrak dan menciptakan sistem ekonomis untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Misalnya, manusia mungkin mengembangkan
rencana dan strategi yang komplek untuk memperoleh makanan dan menemukan
tempat berlindung, dan mereka telah dirangsang untuk mengembangkan bahasa guna
mencapai tingkat kompetensi yang lebih tinggi.
Berdasarkan hasil-hasil temuan, bahwa bahasa harus digerakkan melalui
belajar dan waktu yang efektif untuk pengembangan bahasa adalah selama usia dini.
Peranan biologis dalam perkembangan bahasa memang sangat kuat, tetapi aspek yang
sangat penting dalam pengembangan bahasa manusia adalah pengaruh dari
lingkungan.

B. Pengaruh Kemampuan Berbahasa Terhadap Kemampuan Berpikir


Argumen untuk teori kognitif berkenaan dengan apa yang kita ketahui tentang
bahasa dan bagaimana bahasa itu berkembang. Menurut perkiraan bahwa bahasa
berkembang dari 10.000 sampai dengan 100.000 tahun yang lalu. Berdasarkan
perspektif evolusioner, kognisi itu jauh lebih tua daripada bahasa manusia. Misalnya,
kegiatan membuat alat sebagai suatu tanda fungsi intelektual yang tinggi-paling tidak
sudah berusia dua juta tahun. Selanjutnya dikatakan bahwa bahasa paling tidak
sebagai produk kognisi, dan bukan hanya ditentukan oleh kemampuan linguistik yang
spesifik. Begitu pentingnya hubungan antara bahasa dengan kognisi, sehingga
terdapat rumusan kalimat, yaitu bahasa adalah pakaian pikiran. Setelah membaca
uraian di atas, kesimpulan yang dapat diambil adalah :
Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir saling berpengaruh satu
sama lain. Kemampuan berpikir berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa dan
sebaliknya. Seorang yang rendah kemampuan berpikirnya, akan mengalami
kesulitan dalam menyusun kalimat yang tidak baik, logis dan sistematis. Hal ini akan
berakibat sulitnya berkomunikasi.
Bersosialisasi berarti melakukan konteks dengan yang lain. Seseorang
menyampaikan ide dan gagasan dengan berbahasa dan menangkap ide dan gagasan
orang lain melalui bahasa. Menyampaikan dan mengambil makna ide dan gagasan itu
merupakan proses berpikir yang abstrak. Ketidaktepatan menangkap arti bahasa akan
berakibat ketidaktepatan dan kekaburan persepsi yang diperolehnya. Akibat lebih
lanjut adalah bahwa hasil proses berpikir menjadi tidak tepat benar. Ketidaktepatan
hasil pemrosesan pikir ini diakibatkan kekurangmampuan dalam berbahasa.

C. Karakteristik Perkembangan Bahasa Remaja


Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang. Anak remaja telah
banyak belajar dari lingkungan, dan dengan demikian bahasa remaja terbentuk oleh
kondisi lingkungan. Lingkungan remaja mencakup lingkungan keluarga, masyarakat,
dan khususnya pergaulan teman sebaya dan lingkungan sekolah. Pola bahasa yang
dimiliki adalah bahasa yang berkembang di dalam keluarga atau bahasa ibu.
Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan
masyarakatnya di mana mereka tinggal. Hal ini berarti proses pembentukan
kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan dengan masyarakat sekitar akan memberi
ciri khusus dalam perilaku berbahasa. Bersamaan dengan kehidupannya di dalam
masyarakat luas, anak (remaja) mengikuti proses belajar di sekolah. Sebagaimana
diketahui, di lembaga pendidikan diberikan rangsangan yang benar.
Proses pendidikan bukan memperluas dan memperdalam cakrawala ilmu
pengetahuan semata, tetapi juga secara berencana merekayasa perkembangan sistem
budaya, termasuk perilaku berbahasa. Pengaruh pergaulan di dalam masyarakat
(teman sebaya) terkadang cukup menonjol, sehingga bahasa anak (remaja) menjadi
lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya.
Dari kelompok itu berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok yang bentuknya amat
kbusus, seperti istilah “baceman” di kalangan pelajar yang dimaksudkan adalah
bocoran soal ulangan atau tes. Bahasa “prokem” tercipta secara khusus untuk
kepentingan khusus pula.
Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga, masyarakat, dan sekolah
dalam perkembangan bahasa, akan menyebabkan perbedaan antara anak yang satu
dengan yang lain. Hal ini ditunjukkan oleh pemilihan dan penggunaan kosa kata
sesuai dengan tingkat sosial keluarganya. Keluarga dari masyarakat lapisan
berpendidikan rendah atau buta huruf, akan banyak menggunakan bahasa pasar,
bahasa sembarangan dengan istilah-istilah yang “kasar”. Masyarakat terdidik pada
umumnya memiliki status sosial lebih baik, akan menggunakan istilah-istilah lebih
efektif, dan umumnya anak-anak remaja juga berbahasa secara lebih baik.
Untuk memahami karakteristik utama bahasa, Santrock dan Yussen (1994)
mengidentifikasikannya sebagai berikut yaitu : words, sequencing, infinite,
generativity, displacement, and rule systems.
1. Setiap bahasa mempunyai kata-kata (words)
Kata-kata yang dimaksud biasanya merujuk ke objek-objek, orang, aktivitas,
kejadian dan bahkan ide-ide yang abstrak. Setiap kata dapat merujuk kepada apa saja
yang dikehendaki, tergantung konvensi. Suatu kata dapat saja menggambarkan
sesuatu yang biasanya disetujui oleh suatu kelompok pengguna bahasa tersebut. Oleh
karena itulah untuk bahasa yang berbeda mempunyai nama yang berbeda untuk
merujuk sesuatu yang sama. Misalnya, suatu tempat yang digunakan untuk belajar
anak-anak dalam bahasa Indonesia disebut sekolah, dalam bahasa Inggris disebut
school, dalam bahasa Arab madrasatun, dan lain-lainnya. Dengan demikian
penggunaan kata dalam setiap bahasa sepenuhnya sangat tergantung pada konvensi.
2. Urutan kata-kata (Sequencing)
Merupakan karakteristik yang dikehendaki dalam suatu bahasa. Urutan kata-
kata sangat dibutuhkan dalam membentuk suatu kalimat yang utuh, lengkap dan
memiliki makna.
3. Infinite Generativity
Suatu kemampuan individu dalam menghasilkan sejumlah kalimat bermakna
yang terbatas yang menggunakan suatu himpunan kata dan aturan yang terbatas,
sehingga menjadikan bahasa sebagai suatu kebiasaan yang sangat kreatif. Adalah
mungkin bahasa bagi kita untuk mengatakan sesuatu yang tak pernah dikatakan
sebelumnya oleh orang lain, karena kita mengetahui ketentuan linguistiknya. Dengan
demikian secara sederhana dapat dikatakan bahwa bahasa adalah suatu alat yang
produktif dan kreatif.
4. Displacement
Adalah penggunaan bahasa untuk mengkomunikasikan informasi tentang
sesuatu tempat dan waktu yang lain, walaupun kita menggunakan bahasa untuk
menjelaskan apa yang sedang terjadi di lingkungan kita. Oleh sebab itu kiranya dapat
dimaklumi bahwa bahasa tidak hanya berkontribusi untuk transmisi pengetahuan dari
seorang individu ke individu lainnya, melainkan juga dari suatu generasi ke generasi
di masa mendatang.
5. Rule Systems
Merupakan aspek yang sangat penting sebagai karakteristik suatu bahasa.
Sistem ini dapat disebut juga tata bahasa (grammar). Tata bahasa adalah suatu
himpunan terbatas dari prinsip-prinsip operasional yang menjelaskan hubungan
antara simbol-simbol yang membentuk struktur suatu bahasa.
Perkembangan bahasa remaja berikutnya, terutama pada remaja akhir terus
meningkat. Dari bahasa pergaulan secara bertahap meningkat pada pemakaian istilah-
istilah asing, ilmiah/ politik sesuai dengan tingkat pendidikan yang sejalan dengan
perkembangan tingkat intelektualnya.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa


Berbahasa terikat erat dengan kondisi pergaulan. Oleh karena itu
perkembangan bahasa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor itu adalah :
1. Umur Anak
Masa bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya,
bertambah pengalaman, dan meningkat kebutuhannya. Bahasa seseorang akan
berkembang sejalan dengan pertumbuhan pengalaman dan kebutuhannya. Faktor fisik
akan ikut mempengaruhi sehubungan semakin sempurnanya pertumbuhan organ
bicara, kerja otot-otot untuk melakukan gerakan-gerakan isyarat. Pada masa remaja
perkembangan biologis yang menunjang kemampuan berbahasa telah mencapai
tingkat kesempurnaan, dengan diikuti oleh perkembangan tingkat intelektual anak
akan mampu menunjukkan cara berkomunikasi dengan baik.
2. Kondisi Lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil yang cukup
besar dalam berbahasa. Perkembangan bahasa di lingkungan perkotaan akan berbeda
dengan di lingkungan pedesaan.
Begitu pula perkembangan bahasa di daerah pantai, pegunungan dan daerah-
daerah terpencil menunjukkan perbedaan.
Sebagaimana diuraikan di atas bahwa pada dasarnya berbahasa dipelajari dari
lingkungan. Lingkungan yang dimaksud termasuk lingkungan pergaulan yang
berbentuk kelompok-kelompok, seperti kelompok bermain, kelompok kerja dan
kelompok sosial yang lain.
3. Kecerdasan Anak
Untuk meniru lingkungan tentang bunyi atau suara, gerakan dan mengenai
tanda-tanda, memerlukan kemampuan motorik yang baik. Kemampuan motorik
seseorang berkorelasi positif dengan kemampuan intelektual atau tingkat berpikir.
Ketepatan meniru, memproduksi perbendaharaan kata-kata yang diingat, kemampuan
menyusun kalimat dengan baik dan memahami atau menangkap maksud suatu
pernyataan pihak lain, amat dipengaruhi oleh kerja pikir atau kecerdasan seseorang.
4. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu memberikan
situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak oleh anggota keluarganya.
Rangsangan untuk dapat ditiru oleh anak-anak dari anggota keluarga yang berstatus
sosial tinggi berbeda dengan keluarga yang berstatus sosial rendah. Hal ini akan lebih
nampak perbedaan perkembangan bahasa bagi anak yang hidup dalam keluarga
terdidik dan tidak terdidik. Dengan kata lain pendidikan keluarga berpengaruh pula
terhadap perkembangan bahasa.
5. Cacat Fisik
Seseorang yang cacat yang terganggu kemampuannya untuk berkomunikasi
seperti bisu, tuli, gagap, organ suara tidak sempurna akan berpengaruh terhadap
perkembangannya dalam berbahasa.
E. Upaya Pengembangan Kemampuan Bahasa dan Implikasi Dalam KBM
Setelah mempelajari beberapa prinsip dalam perkembangan bahasa, kiranya
ada sejumlah implikasi bagi kegiatan belajar mengajar, yaitu :
1. Jika KBM diciptakan efektif, maka perkembangan bahasa anak dapat bekerja
secara optimal. Sebaliknya, jika KBM berjalan kurang efektif, maka diduga
perkembangan bahasa anak mengalami hambatan.
2. Bahasa adalah kemampuan alat komunikasi yang paling efektif dalam pergaulan
sosial, sehingga sekiranya ingin menghasilkan pembelajaran yang efektif untuk
mendapatkan hasil pendidikan yang optimal, maka sangat diperlukan untuk
mendapatkan hasil pendidikan yang optimal, maka sangat diperlukan bahasa yang
komunikatif yang memungkinkan semua pihak yang terlibat dalam interaksi
belajar mengajar dapat berperan secara aktif dan produktif. Dengan demikian
setiap guru diharapkan sekali lebih banyak menggunakan bahasa anak sesuai
dengan tingkat umur dan tingkat perkembangannya.
3. Kendatipun setiap siswa, terutama yang ada dikota, memiliki kemampuan
potensial yang berbeda-beda, namun menciptakan lingkungan yang kondusif bagi
perkembangan bahasa sejak dini sangatlah diperlukan. Lingkungan yang kondusif
dapat tercipta sesuai dengan kebutuhan anak untuk perkembangan bahasa pada
saatnya, akan berdampak sangat positif terhadap perkembangan bahasa anak,
tidak hanya sebagai pengguna bahasa yang pasif, melainkan juga dapat menjadi
pengguna bahasa yang aktif.
4. Kelas atau kelompok belajar terdiri dari siswa-siswa yang bervariasi bahasanya,
baik kemampuannya maupun polanya. Menghadapi hal mi guru harus
mengembangkan strategi belajar mengajar bidang bahasa dengan memfokuskan
pada potensi dan kemampuan anak.
5. Anak-anak perlu melakukan pengulangan (menceritakan kembali) pelajaran yang
telah diberikan dengan kata dan bahasa yang disusun oleh murid-murid sendiri.
Dengan cara ini guru dapat melakukan identifikasi tentang pola dan tingkat
kemampuan bahasa murid-muridnya.
6. Kelas atau kelompok belajar terdiri dari siswa-siswa yang bervariasi bahasanya,
baik kemampuannya maupun polanya. Menghadapi hal ini guru harus
mengembangkan strategi belajar mengajar bidang bahasa dengan memfokuskan
pada potensi dan kemampuan anak.
7. Membaca. Siswa dilatih menyusun cerita lebih comprehensif (pengertian tentang
isi bacaan yang telah dipelajari dengan menggunakan pola bahasa mereka sendiri
(rangkuman/peringkasan).

F. Perkembangan Bahasa Anak


Perkembangan bahasa anak ada 4 masa :
- Masa pertama (1 tahun-1,6 tahun) : Masa ini anak-anak mengucapkan kata-kata
pertama yang jika kita perhatikan juga diucapkan oleh anak-anak di dunia ini.
Contoh: ‘Ma’ kata pertama dikatakan anak.
- Masa kedua (1,6 tahun-2,6 tahun) : Pada masa ini dengan kecakapannya berjalan
ia banyak melihat dan ingin mengetahui namanya. Sehingga pada masa ini
disebut masa ‘apa itu’.
- Masa ketiga (2 tahun-2,6 tahun) : Pada masa ini anak telah mulai nampak makin
sempurna dalam menyusun kata-katanya. Ia sudah menggunakan awalan dan
akhiran sekalipun belum sesempurna yang dikatakan orang dewasa. Karena itu
orang yang arif akan membenarkannya dengan hati-hati.
Acapkali kita dengar kesalahan yang lucu dan kerap kali ia membuat kata-kata
cara menurut caranya sendiri.
- Masa keempat (2,6 tahun-seterusnya) : Pada masa ini keinginan anak untuk
mengetahui segala sesuatu mulai bertambah, karena itu pertanyaannya mulai
berkepanjangan, tidak cukup hanya dijawab dengan pendek-pendek saja. Setiap
jawaban menimbulkan pertanyaan yang baru. Pada masa ini sering dibawa
bepergian dan melayani dengan baik segala yang ditanyakannya.
Setiap manusia mengawali komunikasinya dengan dunia sekitarnya melalui
bahasa tangis. Melalui bahasa tersebut seorang bayi mengomunikasikan segala
kebutuhan dan keinginannya. Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengertian
bahasa dan berbicara. Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang
diutarakan dalam bentuk lisan, tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ekspresi
wajah, pantomim atau seni. Sedangkan bicara adalah bahasa lisan yang merupakan
benruk yang paling efektif untuk berkomunikasi, dan paling penting serta paling
banyak dipergunakan. Perkembangan bahasa tersebut selalu meningkat sesuai dengan
meningkatnya usia anak.
Orang tua sangat bertanggungjawab atas kesuksesan belajar anak dan
seyogianya selalu berusaha meningkatkan potensi anak agar dapat berkembang secara
maksimal.
Bahasa adalah segala bentuk komunikasi di mana pikiran dan perasaan
seseorang disimbolkan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain. Oleh karena
itu, perkembangan bahasa dimulai dari tangisan pertama sampai anak mampu bertutur
kata. Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu : periode
Prelingustik (0-1 tahun), dan Lingustik (1-5 tahun). Mulai periode linguistik inilah
mulai saat anak mengucapkan kata-kata yang pertama. Yang merupakan saat paling
menakjubkan bagi orang tua. Periode linguistik terbagi dalam tiga fase besar, yaitu :
1. Fase satu kata atau Holofrase
Pada fase ini anak mempergunakan satu kata untuk menyatakan pikiran yang
kompleks, baik yang berupa keinginan, perasaan atau temuannya tanpa perbedaan
yang jelas. Misalnya kata duduk, bagi anak dapat berarti “saya mau duduk”.
2. Fase lebih dari satu kata
Fase dua kata muncul pada anak berusia sekitar 18 bulan. Pada fase ini anak
sudah dapat membuat kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata. Pada periode ini
bahasa yang digunakan oleh anak tidak lagi egosentris, dari dan untuk dirinya sendiri.
Mulailah mengadakan komunikasi dengan orang lain secara lancar.
3. Fase ketiga adalah fase diferensiasi
Periode terakhir dari masa balita yang berlangsung antara usia dua setengah
sampai lima tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan berkembang
pesat.
Anak mulai dapat mengkritik bertanya menjawab, memerintah, memberi tahu
dan bentuk-bentuk kalimat lain yang umum untuk satu pembicaraan “gaya” dewasa.
a. Bahasa Tubuh
Salah satu jenis bahasa adalah bahasa tubuh. Bahasa tubuh adalah cara seseorang
berkomunikasi dengan mempergunakan bagian-bagian dari tubuh, yaitu melalui
gerak isyarat, ekspresi wajah, sikap tubuh, langkah serta gaya tersebut pada
umumnya disebut bahasa tubuh.
b. Bicara
Bicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif Anak bicara
tidak sekedar merupakan prestasi akan tetapi juga berfungsi untuk mencapai
tujuannya, misalnya :
(1) Sebagai pemuas kebutuhan dan keinginan
(2) Sebagai alat untuk perhatian orang lain
(3) Sebagai alat untuk membina hubungan sosial
(4) Sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri
(5) Untuk dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain
(6) Untuk mempengaruhi perilaku orang lain
c. Potensi Anak Berbicara Didukung Oleh Beberapa Hal
1) Kematangan alat berbicara
2) Kesiapan berbicara
3) Adanya model yang baik dicontoh oleh anak
4) Kesempatan berlatih
5) Motivasi untuk belajar dan berlatih
6) Bimbingan
d. Gangguan dalam Perkembangan Berbicara
1) Anak cengeng
2) Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain

Anda mungkin juga menyukai