Anda di halaman 1dari 4

Nama :Herni Suparti

NIM : 17103070037
Matkul : Ushul Fiqh

Disusun ulang oleh: muslimah.or.id


Diambil dari Fatwa-Fatwa Terkini jilid 2
Muroja’ah: Ust. Subhan Khadafi

Pertanyaan:
Akhir-akhir ini telah merebak perayaan valentine’s day terutama di kalangan para
pelajar putri, padahal ini merupakan hari raya kaum Nasrani. Mereka mengenakan pakaian
berwarna merah dan saling bertukar bunga berwarna merah. Kami mohon perkenanan syaikh
untuk menerangkan hukum perayaan semacam ini, dan apa saran syaikh untuk kaum muslimin
sehubungan dengan masalah-masalah seperti ini. Semoga Allah menjaga dan memelihara
syaikh.
Jawaban:
Tidak boleh merayakan valentine’s day karena sebab-sebab berikut:
Pertama: bahwa itu adalah hari raya bid’ah tidak ada dasarnya dalam syari’at.
Kedua: bahwa itu akan menimbulkan kecengengan dan kecemburuan.
Ketiga: Bahwa itu akan menyebabkan sibuknya hati dengan perkara-perkara bodoh yang
bertolak belakang dengan tuntunan para salaf radhiyallohu’anhum.
Karena itu pada hari tersebut tidak boleh ada simbol-simbol perayaan, baik berupa makanan,
minuman, pakaian, saling memberi hadiah ataupun yang lainnya.
Hendaknya setiap muslim merasa mulia dengan agamnya dan tidak merendahkan diri dengan
menuruti setiap ajakan. Semoga Allah Subhanahu wata’alla melindungi kaum muslimin dari
setiap fitnah, baik yang nyata maupun yang tersembunyi dan semoga Allah senantiasa
membimbing kita dengan bimbingan dan petunjuk-Nya.
Fatwa Syaikh Ibnu Ustaimin, tanggal 5/11/1420 H yang beliau tanda tangani
***
Pertanyaan:
Setiap tahunnya pada tanggal 14 februari sebagian orang merayakan valentine’s Day.
Mereka saling bertukar hadiah berupa bunga merah, mengenakan pakaian berwarna merah,
saling mengucapkan selamat dan sebagian toko atau produsen permen membuat atau
menyediakan permen-permen yang berwarna merah lengkap dengan gambar hati, bahkan
sebagian toko mengiklankan produk-produknya yang dibuat khusus untuk hari tersebut.
Bagaimana pendapat syaikh tentang:
Pertama: Merayakan hari tersebut?
Kedua: Membeli produk-produk khusus tersebut pada hari itu?
Ketiga: Transaksi jual beli ditoko (yang tidak ikut merayakan) yang menjual barang yang bisa
dihadiahkan pada hari tersebut kepada orang yang hendak merayakannya?
Semoga Allah membalas syaikh dengan kebaikan.
Jawaban:
Berdasarkan dalil-dalil dari Al Kitab dan As Sunah, para pendahulu umat sepakat
menyatakan bahwa hari raya dalam islam hanya ada dua; Idul Fitri dan Idul Adha selain itu
semua hari raya yang berkaitan dengan seseorang, kelompok, peristiwa atau lainnya adalah
bid’ah, kaum muslimin tidak boleh melakukannya, mengakuinya, menampakkan kegembiraan
karenanya dan membantu terselenggaranya karena perbuatan ini merupakan perbuatan yang
melanggar batas-batas Allah, sehingga dengan begitu pelakunya berarti telah berbuat aniaya
terhadap dirinya sendiri. Jika hari raya itu merupakan simbol orang-orang kafir, maka ini
merupakan dosa lainnya, karena dengan begitu berarti telah ber-tasyabbuh dengan mereka dan
loyal terhadap mereka di dalam kitab-Nya yang mulia dan telah diriwayatkan secara pasti dari
Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bahwa beliau bersabda,
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum berarti ia termasuk golongan mereka.”  (HR.
Abu Daud)
Valentine’s Day termasuk jenis yang disebutkan tadi, karena merupakan hari raya
Nasrani, maka seorang muslim yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir tidak boleh
melakukannya, mengakuinya atau ikut mengucapkan selamat bahkan seharusnya
meninggalkannya dan menjauhinya sebagai sikap taat terhadap Allah dan Rosul-Nya serta
untuk membantu penyelenggaraan hari raya tersebut dan hari raya lainnya yang diharamkan
baik itu berupa iklan dan sebagainya, karena semua ini termasuk tolong menolong dalam
perbuatan dosa dan permusuhan serta maksiat terhadap Allah dan Rosul-Nya sementara Allah
Subhanahu wata’alla telah berfirman:
“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa dan jangan
tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksanya.” (QS. Al Ma’idah: 2)
Dari itu hendaknya setiap muslim berpegangteguh dengan Al kitab dan As sunah dalam
semua kondisi lebih-lebih pada saat-saat terjadinya fitnah dan banyaknya kerusakan.
Hendaknya pula ia benar-benar waspada agar tidak terjerumus ke dalam kesesatan orang-orang
yang dimurkai, orang-orang yang sesat dan orang-orang yang fasik yang tidak mengajarkan
kehormatan dari Allah dan tidak menghormati Islam. Dan hendaknya seorang muslim kembali
kepada Allah dengan memohon petunjuk-Nya dan keteguhan didalam petunjuk-Nya.
Sesungguhnya tidak ada yang dapat memberi petunjuk selain Allah dan tidak ada yang dapat
meneguhkan dalam petunjuk-Nya selain Allah Subhanahu Wata’alla. Hanya Allah-lah yang
kuasa memberi petunjuk.
Salawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para
sahabatnya.
Fatwa Al-Lajnah Ad-Da imah lil Buhuts Al-Ilmiyah wal Ifta (21203) tanggal 22/11/1420 H

Sumber: https://muslimah.or.id/37-hukum-merayakan-valentines-day.html

Analisis:
Menurut penulis, merayakan hari valentine atau yang biasa disebut hari kasih sayang
tidak boleh. Sebab selain dalam islam hari kasih sayang seharusnya memang dilakukan setiap
hari kepada siapapun juga karena hari itu merupakan ajaran agama lain yang sudah seharusnya
untuk tidak diikuti untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Untuk mengungkapkan sayang
kepada orang yang disayang bisa dilakukan selain hari itu ataupun dengan cara yang lain yang
tidak mengarah kepada merayakan hari kasih sayang umat lainnya. Pun kenapa tidak dihindari
saja hal yang mengakibatkan kemudharatan.
Apabila berdasarkan dalil maka penulis setuju, yakni seperti “Dan tolong
menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa dan jangan tolong menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksanya.” (QS. Al Ma’idah: 2)
Sebab tidak jarang, perayaan itu dilakukan hanya untuk kepuasan semata dan karena dianggap
bertoleransi terhadap agama lain. Namun, bukankah dengan tidak merayakan tidak pun akan
mengakibatkan perpecahan. Apabila non islam diberikan pengertian yakni itu bukan bagian dari
ajaran agama islam, pasti akan memahami dan tetap tercipta kerukunan secara apik.
Perayaan valentine khususnya banyak mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan di
kalangan kaum muda. Selain seperti terdukungnya kisah asmara mereka, bahkan tidak sedikit
yang terjerumus kepada hal yang tidak diinginkan. Contoh konkretnya adalah pada hari itu
mempunyai pasangan dan bisa saja melakukan tindakan yang tidak diinginkan atau sex bebas.
Sungguh, kenapa tidak dihindari saja perayaan seperti ini agar tidak mengarah kepada hal-hal
tersebut dan tetap memegang teguh keimanan.

Anda mungkin juga menyukai