Anda di halaman 1dari 14

Nama Kelompok

1. Hazran Manalu 170200027


2. Rahmat Faiz 170200398

RANCANGAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPANULI TENGAH
NOMOR .... TAHUN .....
TENTANG
SAMPAH PERMEN KARET

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TAPANULI TENGAH,

Menimbang : a. bahwa perubahan pola konsumsi masyarakat


menimbulkan bertambahnya volume, jenis, dan
karakteristik sampah yang semakin beragam;
b. bahwa sampah permen karet selama ini telah
menimbulkan keresahan terhadap masyarakat,
kerusakan fasilitas umum dan lingkungan;
c. bahwa dalam mengatasi sampah permen karet
diperlukan kepastian hukum, kejelasan tanggung
jawab dan kewenangan pemerintahan daerah serta
peran masyarakat sehingga pembuangan sampah
permen karet dapat berjalan secara proporsional,
efektif, dan efisien;
d. bahwa berdaasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu
membentuk Undang-Undang tentang Sampah
Permen Karet;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 8 Drt Tahun 1956 tentang
Pembentukan Daerah Otonom Kota-Kota Besar
Dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Utara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1092);
3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821);
4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247);
5. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4437), sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesi
Nomor 4844);
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059);
7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembar Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
8. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga;

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TAPANULI TENGAH
dan
BUPATI TAPANULI TENGAH

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPANULI TENGAH
TENTANG SAMPAH PERMEN KARET

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Kabupaten Tapanuli Tengah.
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan
oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-
luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintahan Daerah adalah Bupati Tapanuli Tengah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah yang memeimpin pelaksanaan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
4. Bupati adalah Bupati Kabupaten Tapanuli Tengah.
5. Dinas adalah Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran.
6. Sampah permen karet adalah material sisa permen karet yang
dikonsumsi oleh masyarakat.
7. Masyarakat adalah orang perorangan dan/atau kelompok orang.
8. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang produktif secara sosial dan ekonomis.
9. Angkutan umum adalah alat angkutan bagi masyarakat yang dapat
berupa kendaraan darat, air, dan udara biasanya dengan kompensasi.
10. Tempat umum adalah semua tempat tertutup yang dapat diakses oleh
masyarakat umum dan/atau tempat yang dapat dimanfaatkan
bersama-sama untuk kegiatan masyarakat yang dikelola oleh
pemerintah, swasta, dan/atau masyarakat.
11. Ruang terbuka adalah ruangan yang salah satu sisinya berhubungan
langsung dengan udara luar.
12. Setiap orang adalah orang perseorangan atau badan usaha, baik yang
berbentuk badan hukum maupun tidak berbadan hukum.

BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
Penanganan sampah permen karet berasaskan:
a. kepentingan kualitas kesehatan manusia;
b. kelestarian dan keberlanjutan;
c. keselamatan;
d. keseimbangan antara hak dan kewajiban;
e. asas tanggung jawab;
f. asas kebersamaan;
g. asas kesadaran; dan
h. asas keadilan.
Pasal 3
Tujuan penanganan sampah permen karet adalah:
a. menjaga kelestarian fungsi lingkungan;
b. menjaga fasilitas umum dari kerusakan;
c. menjaga kebersihan dalam masyarakat; dan
d. memberikan kenyamanan dalam setiap kegiatan di tempat umum.

BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 4
Ruang lingkup penanganan sampah permen karet dalam Peraturan Daerah
ini adalah sampah sisa permen karet yang dikonsumsi oleh masyarakat.

BAB IV
TUGAS, WEWENANG, DAN TANGGUNG JAWAB

Bagian Kesatu
Tugas
Pasal 5
Pemerintah Daerah mempunyai tugas menjamin terselenggaranya
penanganan sampah karet yang baik dan berwawasan lingkungan.

Pasal 6
Tugas Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 5, terdiri
atas:
a. menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam
penanganan sampah;
b. melakukan penelitian, pengembangan teknologi pengurangan sampah
permen karet;
c. memfasilitasi, mengembangkan, dan melaksanakan upaya pengurangan,
dan penanganan sampah permen karet;
d. memberikan penyuluhan tentang sampah permen karet;
e. melakukan kordinasi antar lembaga pemerintah, masyarakat, dan dunia
usaha agar terdapat keterpaduan dalam penanganan sampah permen
karet.
Bagian Kedua
Wewenang
Pasal 7
Dalam menyelenggarakan penanganan sampah permen karet, pemerintah
daerah mempunyai wewenang:
a. menetapkan kebijakan dan strategi dalam penanganan sampah permen
karet sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah;
b. menyelenggarakan koordinasi, pembinaan dan pengawasan kinerja dalam
penanganan sampah permen karet;
c. memfasilitasi penyelesaian perselisihan penanganan sampah permen
karet;
d. menetapkan lembaga penyelenggara penanganan sampah permen karet;
e. menerapkan norma, standar, prosedur dan kriteria penanganan sampah
permen karet, mengacu pada satandar pelayanan minimal yang
ditetapkan oleh Pemerintahan Daerah;
f. menyusun rencana induk pengembangan sarana dan prasarana
penanganan sampah permen karet; dan
g. melaksanakan pengawasan dan pengendalian sampah permen karet.

Bagian Ketiga
Tanggung Jawab
Pasal 8
Pemerintah daerah dalam penanganan sampah permen karet memiliki
tanggung jawab, yaitu:
a. melakukan penataan disekitar tempat pembuangan sampah permen karet
dengan memperhatikan:
1. kawasan penyangga; dan
2. kawasan budidaya.
b. melaksanakan penanganan sampah permen karet terpadu;
c. memfasilitasi dalam melakukan kerjasama penanganan sampah permen
karet;
d. penentuan lokasi tempat pembuangan sampah permen karet terpadu;
e. melakukan pengawasan dan mengevaluasi efektivitas, efesiensi, dan
mutu pelaksanaan penanganan sampah permen karet;
f. memfasilitasi dalam mengatasi permasalahan sampah permen karet
diwilayahnya
g. mengadakan penyuluhan mengenai cara membuang sampah permen
karet yg baik dan benar.

BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Kesatu
Hak
Pasal 9
Dalam penanganan sampah permen karet setiap orang berhak:
a. mendapatkan pelayanan dalam penanganan sampah permen karet secara
baik dan berwawasan lingkungan;
b. berpartisipasi aktif dalam proses pengambilan keputusan,
penyelenggaraan, dan pengawasan di bidang penanganan sampah
permen karet;
c. memperoleh informasi yang benar, akurat, dan tepat waktu mengenai
penyelenggaraan penanganan sampah permen karet; dan
d. memperoleh pembinaan agar dapat melaksanakan penanganan sampah
permen karet secara baik dan berwawasan lingkungan.

Bagian Kedua
Kewajiban
Pasal 10
Dalam penanganan sampah permen karet setiap orang berkewajiban:
a. mengurangi dan menangani sampah permen karet dengan cara yang
berwawasan lingkungan yaitu membungkus kembali sisa permen
menggunakan kemasannya sebelum dibuang ke tempat sampah khusus
permen karet.
b. pengurangan sampah permen karet sejak dari sumbernya; dan
c. menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan.

Pasal 11
(1) Setiap orang atau badan wajib mengurangi dan menangani sampah
permen karet dengan cara yang berwawasan lingkungan.
(2) Penanganan sampah permen karet pada kawasan komersial, kawasan
industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau
fasilits lainnya wajib menyediakan tempat sampah permen karet.

BAB VI
PENANGANAN SAMPAH PERMEN KARET
Bagian Kesatu
Kebijakan Penanganan Sampah Permen Karet
Pasal 12
Pemerintah Daerah dalam penanganan sampah permen karet memiliki
kebijakan sebagai berikut:
a. penanganan sampah permen karet dengan memperhatikan tata ruang
wilayah daerah;
b. pemilihan lokasi pembuangan sampah permen karet harus sesuai dengan
daya dukung lingkungan; dan
c. pembuangan sampah permen karet ditempat pembuangan khusus.

Bagian Kedua
Kelembagaan Penanganan sampah Permen Karet
Pasal 13
(1) Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan penanganan sampah
permen karet dilaksanakan oleh Dinas.
(2) Pemerintah Daerah dalam penanganan sampah permen karet
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat membentuk BLUD sampah
permen karet.
Bagian Ketiga
Izin Penyelenggaran Penanganan Sampah Permen Karet
Pasal 14
(1) Setiap orang atau badan yang menyelenggarakan penanganan sampah
permen karet wajib memiliki izin.
(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Bupati.
(3) Bupati melimpahkan kewenangan pemberian izin sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala Dinas.
(4) Izin sebagaimana dimaskud pada ayat (1) diberikan setelah
mendapatkan pertimbangan tim teknis.
(5) Tim teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan dengan
keputusan Bupati.

Pasal 15
(1) Setiap orang atau badan yang memiliki izin sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 ayat (1) dan menggunakannya tidak sesuai dengan
peruntukannya diberikan sanksi administratif berupa:
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara kegiatan;
c. penghentian sementara pelayanan umum; dan
d. pencabutan izin.
(2) Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
oleh Dinas.

BAB VII
PEMBINAAN, PENGEMBANGAN, DAN PENGAWASAN PENANGANAN
SAMPAH PERMEN KARET
Bagian Kesatu
Pembinaan Penanganan Sampah Permen Karet
Pasal 16
(1) Bupati melakukan pembinaan dalam penanganan sampah permen
karet.
(2) Pembinaan sebagimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. koordinasi antar susunan pemerintahan;
b. pemberian bimbingan dan konsultasi penanganan sampah permen
karet;
c. perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan, dan evaluasi
penanganan sampah permen karet.

Bagian Kedua
Pengembangan Penanganan Sampah Permen Karet
Pasal 17
Pemerintah Daerah mendorong dan memfasilitasi pengembangan
penanganan sampah permen karet melalui:
a. menyebarluaskan peraturan perundang-undangan sampah permen karet;
b. sosialisasi penggunaan teknologi tepat guna penangan sampah permen
karet;
c. pengurangan sampah permen karet; dan
d. penanganan sampah permen karet.

Pasal 18
(1) Penyelenggaraan penanganan sampah permen karet dilakukan
berdasarkan rencana induk pengembangan sarana dan prasarana
sampah permen karet terpadu.
(2) Rencana induk pengembangan sarana dan prasarana penanganan
sampah permen karet sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. ketersediaan akses infrastruktur yang handal dan memadai;
b. ketersediaan lahan penanganan sampah permen karet;
c. kesesuaian struktur pola wilayah;
d. mempertahankan lahan pertanian dan ruang terbuka hijau;
e. hasil analisa mengenai dampak lingkungan; dan
f. menggunakan teknologi pengurangan dan penanganan sampah
permen karet.
Bagian Ketiga
Pengawasan Penanganan Sampah Permen Karet
Pasal 19
(1) Bupati melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan penanganan
sampah permen karet yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah.
(2) Bupati melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan penanganan
sampah permen karet yang dilaksanakan oleh pihak ketiga.
(3) Pengawasan sebagimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
berdasarkan norma, standar, prosedur, dan kriteria pengawasan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(4) Dalam rangka untuk melaksanakan pengawsan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) Bupati dapat membentuk Tim Justitia
Pengawasan Penanaganan Sampah Permen Karet.

BAB VIII
KERJA SAMA PENANGANAN SAMPAH PERMEN KARET
Pasal 20
(1) Penanganan sampah permen karet dapat dilakukan melalui kerja sama
antar Pemerintah Daerah dengan pihak ketiga.
(2) Lingkup kerja sama antara Pemerintah Daerah sebagimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
a. penyediaan/pembangunan TPA;
b. sarana dan prasarana TPA; dan
c. pengangkutan sampah dari TPS/TPST ke TPA.
(3) Kerja sama yang dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat:
a. subjek kerja sama;
b. objek kerja sama;
c. ruang lingkup kerja sama;
d. hak dan kewajiban para pihak;
e. jangka waktu kerja sama;
f. pengakhiran kerja sama;
g. keadaan memaksa; dan
h. penyelesaian perselisihan.

Pasal 21
Kerja sama penanaganan sampah permen karet dilaksanakan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IX
PEMBIAYAAN
Pasal 22
Pembiayaan penanganan sampah permen karet terpadu bersumber dari:
a. anggaran pendapatan dan belanja negara;
b. anggaran pendapatan dan belanja daerah; atau
c. sumber pendapatan lain yang sah dan tidak mengikat.

BAB X
LARANGAN
Pasal 23
Setiap orang dilarang membuang sampah permen karet sembarangan.

BAB XI
PERAN MASYARAKAT
Pasal 24
(1) Masyarakat dapat berperan dalam penangan sampah permen karet yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.
(2) Peran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan melalui:
a. pemberian usul, pertimbangan dan saran;
b. perumusan kebijakan penanganan sampah permen karet; dan/atau
c. pemberian saran dan pendapat dalam penyelesaian sengketa sampah
permen karet.
(3) Ketentuan mengenai bentuk dan tata cara peran serta masyarakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan
peraturan Bupati.
BAB XII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 25
(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 23 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan
atau pidana denda paling banyak Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
pelanggaran.

Pasal 26
Denda sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 ayat (1) merupakan
penerimaan negara.

BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 27
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Tapanuli Tengah.

Ditetapkan di Pandan
pada tanggal …

BUPATI TAPANULI TENGAH

ttd

HAZRAN MANALU

Anda mungkin juga menyukai