RANCANGAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPANULI TENGAH
NOMOR .... TAHUN .....
TENTANG
SAMPAH PERMEN KARET
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPANULI TENGAH
TENTANG SAMPAH PERMEN KARET
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
Penanganan sampah permen karet berasaskan:
a. kepentingan kualitas kesehatan manusia;
b. kelestarian dan keberlanjutan;
c. keselamatan;
d. keseimbangan antara hak dan kewajiban;
e. asas tanggung jawab;
f. asas kebersamaan;
g. asas kesadaran; dan
h. asas keadilan.
Pasal 3
Tujuan penanganan sampah permen karet adalah:
a. menjaga kelestarian fungsi lingkungan;
b. menjaga fasilitas umum dari kerusakan;
c. menjaga kebersihan dalam masyarakat; dan
d. memberikan kenyamanan dalam setiap kegiatan di tempat umum.
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 4
Ruang lingkup penanganan sampah permen karet dalam Peraturan Daerah
ini adalah sampah sisa permen karet yang dikonsumsi oleh masyarakat.
BAB IV
TUGAS, WEWENANG, DAN TANGGUNG JAWAB
Bagian Kesatu
Tugas
Pasal 5
Pemerintah Daerah mempunyai tugas menjamin terselenggaranya
penanganan sampah karet yang baik dan berwawasan lingkungan.
Pasal 6
Tugas Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 5, terdiri
atas:
a. menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam
penanganan sampah;
b. melakukan penelitian, pengembangan teknologi pengurangan sampah
permen karet;
c. memfasilitasi, mengembangkan, dan melaksanakan upaya pengurangan,
dan penanganan sampah permen karet;
d. memberikan penyuluhan tentang sampah permen karet;
e. melakukan kordinasi antar lembaga pemerintah, masyarakat, dan dunia
usaha agar terdapat keterpaduan dalam penanganan sampah permen
karet.
Bagian Kedua
Wewenang
Pasal 7
Dalam menyelenggarakan penanganan sampah permen karet, pemerintah
daerah mempunyai wewenang:
a. menetapkan kebijakan dan strategi dalam penanganan sampah permen
karet sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah;
b. menyelenggarakan koordinasi, pembinaan dan pengawasan kinerja dalam
penanganan sampah permen karet;
c. memfasilitasi penyelesaian perselisihan penanganan sampah permen
karet;
d. menetapkan lembaga penyelenggara penanganan sampah permen karet;
e. menerapkan norma, standar, prosedur dan kriteria penanganan sampah
permen karet, mengacu pada satandar pelayanan minimal yang
ditetapkan oleh Pemerintahan Daerah;
f. menyusun rencana induk pengembangan sarana dan prasarana
penanganan sampah permen karet; dan
g. melaksanakan pengawasan dan pengendalian sampah permen karet.
Bagian Ketiga
Tanggung Jawab
Pasal 8
Pemerintah daerah dalam penanganan sampah permen karet memiliki
tanggung jawab, yaitu:
a. melakukan penataan disekitar tempat pembuangan sampah permen karet
dengan memperhatikan:
1. kawasan penyangga; dan
2. kawasan budidaya.
b. melaksanakan penanganan sampah permen karet terpadu;
c. memfasilitasi dalam melakukan kerjasama penanganan sampah permen
karet;
d. penentuan lokasi tempat pembuangan sampah permen karet terpadu;
e. melakukan pengawasan dan mengevaluasi efektivitas, efesiensi, dan
mutu pelaksanaan penanganan sampah permen karet;
f. memfasilitasi dalam mengatasi permasalahan sampah permen karet
diwilayahnya
g. mengadakan penyuluhan mengenai cara membuang sampah permen
karet yg baik dan benar.
BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Kesatu
Hak
Pasal 9
Dalam penanganan sampah permen karet setiap orang berhak:
a. mendapatkan pelayanan dalam penanganan sampah permen karet secara
baik dan berwawasan lingkungan;
b. berpartisipasi aktif dalam proses pengambilan keputusan,
penyelenggaraan, dan pengawasan di bidang penanganan sampah
permen karet;
c. memperoleh informasi yang benar, akurat, dan tepat waktu mengenai
penyelenggaraan penanganan sampah permen karet; dan
d. memperoleh pembinaan agar dapat melaksanakan penanganan sampah
permen karet secara baik dan berwawasan lingkungan.
Bagian Kedua
Kewajiban
Pasal 10
Dalam penanganan sampah permen karet setiap orang berkewajiban:
a. mengurangi dan menangani sampah permen karet dengan cara yang
berwawasan lingkungan yaitu membungkus kembali sisa permen
menggunakan kemasannya sebelum dibuang ke tempat sampah khusus
permen karet.
b. pengurangan sampah permen karet sejak dari sumbernya; dan
c. menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan.
Pasal 11
(1) Setiap orang atau badan wajib mengurangi dan menangani sampah
permen karet dengan cara yang berwawasan lingkungan.
(2) Penanganan sampah permen karet pada kawasan komersial, kawasan
industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau
fasilits lainnya wajib menyediakan tempat sampah permen karet.
BAB VI
PENANGANAN SAMPAH PERMEN KARET
Bagian Kesatu
Kebijakan Penanganan Sampah Permen Karet
Pasal 12
Pemerintah Daerah dalam penanganan sampah permen karet memiliki
kebijakan sebagai berikut:
a. penanganan sampah permen karet dengan memperhatikan tata ruang
wilayah daerah;
b. pemilihan lokasi pembuangan sampah permen karet harus sesuai dengan
daya dukung lingkungan; dan
c. pembuangan sampah permen karet ditempat pembuangan khusus.
Bagian Kedua
Kelembagaan Penanganan sampah Permen Karet
Pasal 13
(1) Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan penanganan sampah
permen karet dilaksanakan oleh Dinas.
(2) Pemerintah Daerah dalam penanganan sampah permen karet
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat membentuk BLUD sampah
permen karet.
Bagian Ketiga
Izin Penyelenggaran Penanganan Sampah Permen Karet
Pasal 14
(1) Setiap orang atau badan yang menyelenggarakan penanganan sampah
permen karet wajib memiliki izin.
(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Bupati.
(3) Bupati melimpahkan kewenangan pemberian izin sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala Dinas.
(4) Izin sebagaimana dimaskud pada ayat (1) diberikan setelah
mendapatkan pertimbangan tim teknis.
(5) Tim teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan dengan
keputusan Bupati.
Pasal 15
(1) Setiap orang atau badan yang memiliki izin sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 ayat (1) dan menggunakannya tidak sesuai dengan
peruntukannya diberikan sanksi administratif berupa:
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara kegiatan;
c. penghentian sementara pelayanan umum; dan
d. pencabutan izin.
(2) Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
oleh Dinas.
BAB VII
PEMBINAAN, PENGEMBANGAN, DAN PENGAWASAN PENANGANAN
SAMPAH PERMEN KARET
Bagian Kesatu
Pembinaan Penanganan Sampah Permen Karet
Pasal 16
(1) Bupati melakukan pembinaan dalam penanganan sampah permen
karet.
(2) Pembinaan sebagimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. koordinasi antar susunan pemerintahan;
b. pemberian bimbingan dan konsultasi penanganan sampah permen
karet;
c. perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan, dan evaluasi
penanganan sampah permen karet.
Bagian Kedua
Pengembangan Penanganan Sampah Permen Karet
Pasal 17
Pemerintah Daerah mendorong dan memfasilitasi pengembangan
penanganan sampah permen karet melalui:
a. menyebarluaskan peraturan perundang-undangan sampah permen karet;
b. sosialisasi penggunaan teknologi tepat guna penangan sampah permen
karet;
c. pengurangan sampah permen karet; dan
d. penanganan sampah permen karet.
Pasal 18
(1) Penyelenggaraan penanganan sampah permen karet dilakukan
berdasarkan rencana induk pengembangan sarana dan prasarana
sampah permen karet terpadu.
(2) Rencana induk pengembangan sarana dan prasarana penanganan
sampah permen karet sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. ketersediaan akses infrastruktur yang handal dan memadai;
b. ketersediaan lahan penanganan sampah permen karet;
c. kesesuaian struktur pola wilayah;
d. mempertahankan lahan pertanian dan ruang terbuka hijau;
e. hasil analisa mengenai dampak lingkungan; dan
f. menggunakan teknologi pengurangan dan penanganan sampah
permen karet.
Bagian Ketiga
Pengawasan Penanganan Sampah Permen Karet
Pasal 19
(1) Bupati melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan penanganan
sampah permen karet yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah.
(2) Bupati melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan penanganan
sampah permen karet yang dilaksanakan oleh pihak ketiga.
(3) Pengawasan sebagimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
berdasarkan norma, standar, prosedur, dan kriteria pengawasan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(4) Dalam rangka untuk melaksanakan pengawsan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) Bupati dapat membentuk Tim Justitia
Pengawasan Penanaganan Sampah Permen Karet.
BAB VIII
KERJA SAMA PENANGANAN SAMPAH PERMEN KARET
Pasal 20
(1) Penanganan sampah permen karet dapat dilakukan melalui kerja sama
antar Pemerintah Daerah dengan pihak ketiga.
(2) Lingkup kerja sama antara Pemerintah Daerah sebagimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
a. penyediaan/pembangunan TPA;
b. sarana dan prasarana TPA; dan
c. pengangkutan sampah dari TPS/TPST ke TPA.
(3) Kerja sama yang dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat:
a. subjek kerja sama;
b. objek kerja sama;
c. ruang lingkup kerja sama;
d. hak dan kewajiban para pihak;
e. jangka waktu kerja sama;
f. pengakhiran kerja sama;
g. keadaan memaksa; dan
h. penyelesaian perselisihan.
Pasal 21
Kerja sama penanaganan sampah permen karet dilaksanakan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB IX
PEMBIAYAAN
Pasal 22
Pembiayaan penanganan sampah permen karet terpadu bersumber dari:
a. anggaran pendapatan dan belanja negara;
b. anggaran pendapatan dan belanja daerah; atau
c. sumber pendapatan lain yang sah dan tidak mengikat.
BAB X
LARANGAN
Pasal 23
Setiap orang dilarang membuang sampah permen karet sembarangan.
BAB XI
PERAN MASYARAKAT
Pasal 24
(1) Masyarakat dapat berperan dalam penangan sampah permen karet yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.
(2) Peran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan melalui:
a. pemberian usul, pertimbangan dan saran;
b. perumusan kebijakan penanganan sampah permen karet; dan/atau
c. pemberian saran dan pendapat dalam penyelesaian sengketa sampah
permen karet.
(3) Ketentuan mengenai bentuk dan tata cara peran serta masyarakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan
peraturan Bupati.
BAB XII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 25
(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 23 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan
atau pidana denda paling banyak Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
pelanggaran.
Pasal 26
Denda sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 ayat (1) merupakan
penerimaan negara.
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 27
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Ditetapkan di Pandan
pada tanggal …
ttd
HAZRAN MANALU