Anda di halaman 1dari 5

1.

Pengertian

Menurut Borg and Gall (1989), educational research and development is a process


used to develop and validate educational product, artinya bahwa penelitian pengembangan
pendidikan (R&D) adalah sebuah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan
memvalidasi produk pendidikan. Hasil dari penelitian pengembangan tidak hanya
pengembangan sebuah produk yang sudah ada melainkan juga untuk menemukan
pengetahuan atau jawaban atas permasalahan praktis.

Lebih lanjut Borg and Gall (1989) menyatakan bahwa untuk penelitian analisis
kebutuhan sehingga mampu dihasilkan produk yang bersifat hipotetik sering digunakan
metode penelitian dasar (basic research). Kemudian untuk menguji produk yang masih
bersifat hipotetik tersebut, digunakan eksperimen atau action research. Setelah produk teruji,
maka dapat diaplikasikan. Proses pengujian produk dengan eksperimen tersebut dinamakan
penelitian terapan (applied research). Adapun penelitian R & D bertujuan untuk menemukan,
mengembangkan dan memvalidasi suatu produk, dengan demikian penelitian R & D bersifat
longitudinal.

2. Karakteristik

Borg and Gall (1989) menjelaskan empat ciri utama dalam penelitian R & D, yaitu :
a) Studying research findings pertinent to the product to be develop ; artinya, melakukan
studi atau penelitian awal untuk mencari temuan temuan penelitian terkait dengan produk
yang akan dikembangkan.
b) Developing the product base on this findings : artinya, mengembangkan produk
berdasarkan temuan penelitian tersebut.
c) Field testing it in the setting where it will be used eventually ; artinya, dilakukannya uji
lapangan dalam seting atau situasi senyatanya di mana produk tersebut nantinya
digunakan.
d) Revising it to correct the deficiencies found in the field-testing stage ; artinya, melakukan
revisi untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ditemukan dalam tahap-tahap uji
lapangan.

3. Model
Menurut Borg dan Gall (1989), penelitian R & D dalam pendidikan meliputi sepuluh
langkah, yakni: (1) Research and Information colletion, (2) Planning, (3) Develop
Preliminary form of Product, (4) Preliminary Field Testing, (5) Main Product Revision,
(6) Main Field Testing, (7) Operational Product Revision, (8) Operational Field Testing,
(9) Final Product Revision, dan (10) Disemination and Implementasi. 

Skema langkah-langkah tersebut ditunjukkan pada gambar berikut

Secara ringkas langkah-langkah penelitian R & D menurut Borg dan Gall diuraikan
sebagai berikut.

a) Research and Information colletion (penelitian dan pengumpulan data)


Langkah pertama ini meliputi analisis kebutuhan, studi pustaka, studi literatur, penelitian
skala kecil dan standar laporan yang dibutuhkan. Untuk melakukan analisis kebutuhan
ada beberapa kriteria yang terkait dengan urgensi pengembangan produk dan
pengembangan produk itu sendiri, juga ketersediaan SDM yang kompeten dan
kecukupan waktu untuk mengembangkan.Adapun studi literatur dilakukan untuk
pengenalan sementara terhadap produk yang akan dikembangkan, dan ini dilakukan
untuk mengumpulkan temuan riset dan informasi lain yang bersangkutan dengan
pengembangan produk yang direncanakan. Sedangkan riset skala kecil perlu dilakukan
agar peneliti mengetahui beberapa hal tentang produk yang akan dikembangkan.

b) Planning (perencanaan)
Menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam
pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut,
desain atau langkah-langkah penelitian, kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas.
c) Develop Preliminary form of Product (pengembangan draft produk awal)
Langkah ini meliputi penentuan desain produk yang akan dikembangkan (desain
hipotetik), penentuan sarana dan prasarana penelitian yang dibutuhkan selama proses
penelitian dan pengembangan, penentuan tahap-tahap pelaksanaan uji desain di
lapangan, dan penentuan deskripsi tugas pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian.
Termasuk di dalamnya antara lain pengembangan bahan pembelajaran, proses
pembelajaran dan instrumen evaluasi.

d) Preliminary Field Testing (uji coba lapangan awal)


Langkah ini merupakan uji produk secara terbatas, yaitu melakukan uji lapangan awal
terhadap desain produk, yang bersifat terbatas, baik substansi desain maupun pihak-pihak
yang terlibat. Uji lapangan awal dilakukan secara berulang-ulang sehingga diperoleh
desain layak, baik substansi maupun metodologi. Misal uji ini dilakukan di 1 sampai 3
sekolah, menggunakan 6 sampai 12 subjek uji coba (guru). Selama uji coba diadakan
pengamatan, wawancara dan pengedaran angket. Pengumpulan data dengan kuesioner
dan observasi yang selanjutnya dianalisis.

e) Main Product Revision (revisi hasil uji coba)


Langkah ini merupakan perbaikan model atau desain berdasarakan uji lapangan terbatas.
Penyempurnaan produk awal akan dilakukan setelah dilakukan uji coba lapangan secara
terbatas. Pada tahap penyempurnaan produk awal ini, lebih banyak dilakukan dengan
pendekatan kualitatif. Evaluasi yang dilakukan lebih pada evaluasi terhadap proses,
sehingga perbaikan yang dilakukan bersifat perbaikan internal.

f) Main Field Testing (uji lapangan produk utama)


Langkah ini merupakan uji produk secara lebih, meliputi uji efektivitas desain produk,
uji efektivitas desain (pada umumnya menggunakan teknik eksperimen model
penggulangan). Hasil dari uji ini adalah diperolehnya desain yang efektif, baik dari sisi
substansi maupun metodologi. Contoh uji ini misalnya dilakukan di 5 sampai 15 sekolah
dengan 30 sampai 100 subjek. Pengumpulan data tentang dampak sebelum dan sesudah
implementasi produk menggunakan kelas khusus, yaitu data kuantitatif penampilan
subjek uji coba (guru) sebelum dan sesudah menggunakan model yang dicobakan. Hasil-
hasil pengumpulan data dievaluasi dan kalau mungkin dibandingkan dengan kelompok
pembanding.
g) Operational Product Revision (revisi produk)
Langkah ini merupakan penyempurnaan produk atas hasil uji lapangan berdasarkan
masukan dan hasil uji lapangan utama. Jadi perbaikan ini merupakan perbaikan kedua
setelah dilakukan uji lapangan yang lebih luas dari uji lapangan yang pertama.
Penyempurnaan produk dari hasil uji lapangan lebih luas ini akan lebih memantapkan
produk yang dikembangkan, karena pada tahap uji coba lapangan sebelumnya
dilaksanakan dengan adanya kelompok kontrol. Desain yang digunakan adalah pretest
dan posttest. Selain perbaikan yang bersifat internal. Penyempurnaan produk ini
didasarkan pada evaluasi hasil sehingga pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
kuantitatif.

h) Operational Field Testing (uji coba lapangan skala luas/uji kelayakan)


Langkah ini sebaiknya dilakukan dengan skala besar, meliputi uji efektivitas dan
adaptabilitas desain produk, dan uji efektivitas dan adabtabilitas desain melibatkan para
calon pemakai produk. Hasil uji lapangan berupa model desain yang siap diterapkan,
baik dari sisi substansi maupun metodologi. Misal uji ini dilakukan di 10 sampai 30
sekolah dengan 40 sampai 200 subjek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara,
dan observasi dan hasilnya dianalisis.

i) Final Product Revision (revisi produk final)


Langkah ini merupakan penyempurnaan produk yang sedang dikembangkan.
Penyempurnaan produk akhir dipandang perlu untuk lebih akuratnya produk yang
dikembangkan. Pada tahap ini sudah didapatkan suatu produk yang tingkat efektivitasnya
dapat dipertanggungjawabkan. Hasil penyempurnaan produk akhir memiliki nilai
"generalisasi" yang dapat diandalkan. Penyempurnaan didasarkan masukan atau hasil uji
kelayakan dalam skala luas.

j) Disemination and Implementasi (Desiminasi dan implementasi)


Desiminasi dan implementasi, yaitu melaporkan produk pada forum-forum profesional di
dalam jurnal dan implementasi produk pada praktik pendidikan. Penerbitan produk untuk
didistribusikan secara komersial maupun free untuk dimanfaatkan oleh publik. Distribusi
produk harus dilakukan setelah melaluiquality control. Disamping harus dilakukan
monitoring terhadap pemanfaatan produk oleh publik untuk memperoleh masukan dalam
kerangka mengendalikan kualitas produk.
4. Kelebihan dan Kekurangan
Pada dasarnya Model Borg dan Gall bagian dari penelitian pengembangan (R&D)
yang memiliki kelebihan :
a. Mampu mengatasi kebutuhan nyata dan mendesak (real needs in the here-and-now)
melalui pengembangan solusi atas suatu masalah sembari menghasilkan pengetahuan
yang bisa digunakan di masa mendatang.
b. Mampu menghasilkan suatu produk/ model yang memiliki nilai validasi tinggi, karena
melalui serangkaian uji coba di lapangan dan divalidasi ahli.
c. Mendorong proses inovasi produk/ model yang tiada henti sehingga diharapkan akan
selalu ditemukan model/ produk yang selalu aktual dengan tuntutan kekinian.
d. Merupakan penghubung antara penelitian yang bersifat teoritis dan lapangan. 

Kekurangannya :
a. Pada prinsipnya memerlukan waktu yang relatif panjang, karena prosedur yang harus
ditempuh relatif kompleks. 
b. Tidak bisa digeneralisasikan secara utuh, karena penelitian ditujukan untuk
pemecahan masalah “here and now”, dan dibuat berdasar sampel (spesifik), bukan
populasi. 
c. Penelitian memerlukan sumber dana dan sumber daya yang cukup besar.

Anda mungkin juga menyukai