Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG

PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)


TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP
REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 2
KOTA SORONG

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Program Studi Ilmu Keperawatan

Disusun Oleh:

EKA YULIANINGSIH AHMAD


NIM. 201402018A

YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PAPUA (YPMP)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PAPUA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SORONG
2019

1
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PAPUA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

EKA YULIANINGSIH AHMAD


201402018A

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PEMERIKSAAN


PAYUDARA SENDIRI (SADARI) TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP
REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 2 KOTA SORONG

(xiv + 71 Halaman+ 8 Tabel + 11 Gambar + 11 Lampiran)

ABSTRAK
Kanker payudara masih menjadi masalah utama yang terjadi pada wanita setiap
tahunnya. Berdasarkan permasalahan tersebut perlu adanya upaya deteksi dini. Pencegahan
lebih ditekankan pada kelompok usia remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh penyuluhan kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) terhadap
pengetahuan dan sikap remaja putri di SMA Negeri 2 Kota Sorong.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian pre
experimental design. Populasi penelitian adalah siswi kelas XII SMA Negeri 2 Kota Sorong
yang berjumlah 102 siswi. Sampel penelitian diambil berdasarkan purposive propotional
random yaitu 81 orang. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Kota Sorong pada tanggal
8 April-9 April 2019.
Hasil uji wilcoxon menunjukkan p value = 0,000 < α = 0,05, sehingga H0 ditolak dan
Ha diterima artinya ada pengaruh penyuluhan kesehatan tentang pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) terhadap pengetahuan dan sikap putri di SMA Negeri 2 Kota Sorong.
Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh penyuluhan kesehatan tentang
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) terhadap pengetahuan dan sikap putri di SMA
Negeri 2 Kota Sorong. Saran dari hasil penelitian ini adalah agar instansi kesehatan agar
lebih meningkatkan sosialisasi dan pemberian infromasi secara berkala.

Kata Kunci : Penyuluhan kesehatan, Pemeriksaan Payudara Sendiri


(SADARI), Pengetahuan, Sikap
Jumlah Pustaka : 51 (2002-2017)

2
PENDAHULUAN

Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering terjadi pada wanita,

berdampak pada 2,1 juta wanita setiap tahunnya dan penyebab kematian terbesar

diantara wanita. Tahun 2018 diperkirakan 627.000 wanita meninggal karena kanker

payudara, yaitu sekitar 15% dari semua kematian akibat kanker dikalangan wanita.

Tingkat penderita kanker payudara pada wanita berada di daerah yang lebih maju

(World Health Organization, 2018)

Penyebab kanker payudara masih belum diketahui secara pasti, namun beberapa

hal yang dapat menyebabkan kanker payudara diantaranya adalah hormonal, riwayat

keluarga, gaya hidup, ras, etnis, status social ekonomi dan radiasi (Yarboro et al, 2011).

Berdasarkan survey American Cancer Society pada tahun 2012 di Amerika,

kanker payudara menempati urutan teratas dalam jumlah kasus kanker yang terjadi

pada perempuan, mencapai angka 226.870, dengan angka kematian mencapai 72.590

(American Cancer Society, 2012).

Berdasarkan data (Indonesian Cancer Fondation, 2011) diperkirakan 50%

penderita kanker payudara di Indonesia datang memeriksakan penyakit kanker yang

dideritanya sudah pada stadium lanjut. Deteksi dini kanker payudara merupakan

langkah awal yang baik untuk mengetahui adanya penyakit kanker payudara sedini

mungkin, yaitu dengan periksa payudara sendiri (SADARI). Keterlambatan deteksi dini

ini kemungkinan disebabkan karena kurangnya pengetahuan wanita tentang deteksi dini

kanker payudara.

Data di Indonesia diperkirakan terdapat 100 penderita baru per 100.000

penduduk setiap tahunnya. Ini berarti dari jumlah 237 juta penduduk, ada sekitar

237.000 penderita kanker baru setiap tahunnya. Sejalan dengan itu, data empiris juga

menunjukkan bahwa prevalensi kanker meningkat seiring dengan bertambahnya usia.

3
Sekitar 2,2% kematian semua umur disebabkan oleh kanker ganas. Prevalensi

tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk (Kemenkes, 2015).

Penderita kanker payudara telah banyak ditemukan pada usia muda bahkan

tidak sedikit remaja putri usia 14 tahun menderita tumor payudara, dimana tumor dapat

berpotensi menjadi kanker bila tidak terdeteksi lebih awal. Perempuan penderita kanker

payudara masih menempati urutan pertama kasus dan kematian akibat kanker, yaitu

sebesar 43,3% dan 12,9% (Riskesdas, 2013).

Sedikitnya penemuan kasus dalam stadium dini menyebabkan upaya deteksi

dini dan skrining menjadi sangat penting. Rendahnya kesadaran untuk memeriksakan

diri tidak hanya terjadi pada wanita dengan pendidikan dan ekonomis rendah, tetapi ini

juga terjadi pada wanita yang berpendidikan tinggi dan cukup mapan, tingginya angka

kematian perempuan di Indonesia akibat kanker payudara akan terus meningkat jika

pengetahuan dan kesadaran wanita akan SADARI masih rendah (Annisa, 2012).

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah pemeriksaan yang mudah yang

bisa dilakukan setiap wanita dan bisa dilakukan sendiri. Tindakan ini penting karena

hampir 85% kelainan di payudara justru ditemukan pertama kali oleh penderita melalui

pemeriksaan payudara sendiri dengan benar (Olfah et al, 2013).

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Permata (2013) diperoleh hasil

penelitian menunjukkan terjadinya peningkatan pengetahuan setelah penyuluhan

SADARI dari 1,11% menjadi 64,84%. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Reza (2016) adalah rata-rata nilai pengetahuan meningkat setelah dilakukannya

penyuluhan dari 58,42% menjadi 79,21%, sedangkan hasil rata-rata nilai sikap juga

meningka t setelah dilakukannya penyuluhan dari 75,49% menjadi 78, 15%.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di ruang melati

RSUD Sele Be Solu Kota Sorong, terdapat jumlah pasien yang melakukan operasi

4
kanker payudara pada tahun 2017 sebanyak 210 orang, dan di antaranya terdapat

remaja putri yang melakukan operasi kanker payudara sebanyak 110 orang, dan usia

dewasa yang melakukan operasi kanker payudara sebanyak 75 orang dan penderita

kanker payudara yang meninggal dunia sebanyak 25 orang (RSUD Sele Be Solu Kota

Sorong, 2017).

Bulan Juni-November 2018 jumlah pasien kanker payudara yang melakukan

operasi sebanyak 160 orang. Pasien remaja putri sebanyak 85 orang, kemudian diurutan

selanjutnya usia dewasa yang melakukan operasi sebanyak 70 orang dan yang

meninggal dunia akibat kanker payudara sebanyak 5 orang (RSUD Sele Be Solu Kota

Sorong, 2018).

Data yang didapatkan dari bagian Tata Usaha SMA Negeri 2 Kota Sorong

bahwa jumlah siswa dan siswi keseluruhan sebanyak 945 orang dan jumlah siswi putri

pada kelas XII sebanyak 102 orang. Berdasarkan hasil wawancara peneliti terhadap

beberapa siswi kelas XII, mereka belum mengetahui tentang pemeriksaan SADARI,

dan salah satu guru dibagian Tata Usaha, mengatakan bahwa belum pernah adanya

penyuluhan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) yang dilakukan di SMA

NEGERI 2 Kota Sorong.

Kurangnya kesadaran wanita untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri,

khususnya remaja putri untuk lebih menyadari pentingnya melakukan pemeriksaan

SADARI sebagai upaya mencegah terjadinya resiko kanker payudara.

Pentingnya pemeriksaan SADARI membuat peneliti tertarik mengambil

penelitian tentang “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Pemeriksaan Payudara

Sendiri (SADARI) Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri di SMA Negeri 2

Kota Sorong”.

5
METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian

pre experimental design dengan metode one group pretest-posttest design.

Rancangan ini tidak menggunakan pembanding (kontrol) untuk dapat menguji

perbedaan-perbedaan yang terjadi setelah perlakuan yang diberikan, dilakukan

observasi pertama (pretest) (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini dilaksanakan di

SMA Negeri 2 Kota Sorong. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8-9 April

2019. Populasi yang diteliti adalah siswi kelas XII SMA Negeri 2 Kota Sorong yang

berjumlah 102 siswi tahun ajaran 2018/2019.

Teknik sampling dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah

purposive proportional random sampling. Purposive sampling adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012).

HASIL PENELITIAN

1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:
Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Umur
di SMA Negeri 2 Kota Sorong
Tahun 2019
No Umur Frekuensi (F) Persentase (%)
1 16 Tahun 45 55,6
2 17 Tahun 36 44,4
Jumlah 81 100

Tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa respoden yang berumur 16 tahun

yaitu 45 responden (55,6%) paling banyak dibandingkan dengan responden

yang berumur 17 tahun yaitu 36 responden (44,4%).

6
2. Distribusi responden berdasarkan Informasi sadari dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Informasi Sadari
di SMA Negeri 2 Kota Sorong
Tahun 2019

No Pemeriksaan Frekuensi (F) Persentase (%)


SADARI
1 Tidak pernah 72 88,9
2 Pernah 19 11,1
Jumlah 81 100

Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa responden yang tidak pernah

mendapatkan informasi sadari yaitu 72 responden (88,9%) lebih banyak

dibandingkan dengan responden yang pernah mendapatkan informasi sadari

yaitu 9 responden (11,1%).

3. Distribusi responden berdasarkan sumber sadari dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :
Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Sadari
di SMA Negeri 2 Kota Sorong
Tahun 2019

No Informasi Frekuensi (F) Persentase (%)


sadari
1 Radio 5 6,2
2 Petugas 21 25,9
kesehatan
3 Orang tua 1 1,2
4 Internet 38 46,9
5 Teman 16 19,8
Jumlah 81 100

7
Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa responden yang mendapat sumber

sadari dari internet yaitu 38 responden (46,9%) lebih banyak dibandingkan

dengan responden yang mendapat sumber sadari dari orang tua yaitu 1

responden (1,2%).

4. Distribusi responden berdasarkan praktik sadari dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 4.4
Distribusi Responden Berdasarkan Praktik Sadari
di SMA Negeri 2 Kota Sorong
Tahun 2019

No Praktik Sadari Frekuensi (F) Persentase (%)


1 Tidak pernah 74 91,4
2 Pernah 7 8,6
Jumlah 81 100
Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa responden yang tidak pernah

melakukan praktik sadari yaitu 74 responden (91,4%) lebih banyak

dibandingkan dengan responden yang pernah melakukan praktik sadari yaitu 7

responden (8,6%).

5. Distribusi responden berdasarkan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan

penyuluhan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

8
Tabel 4.5
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Sebelum dan Sesudah
Diberikan Penyuluhan Kesehatan
di SMA Negeri 2 Kota Sorong
Tahun 2019
No Pengetahuan Sebelum diberikan Sesudah diberikan
Penyuluhan kesehatan penyuluhan kesehatan
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
(F) (%) (F) (%)
Kurang 44 54,3 0 0
1
Cukup 21 25,9 15 18,5
2
Baik 16 19,8 66 81,5
3
Jumlah 81 100 81 100

Tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa responden dengan pengetahuan

kurang sebelum diberikan penyuluhan kesehatan yaitu 44 responden (54,3%)

lebih banyak dibandingkan responden dengan pengetahuan baik dan cukup.

Sesudah diberikan penyuluhan kesehatan responden dengan pengetahuan baik

yaitu 66 responden (81,5) lebih banyak dibandingkan dengan pengetahuan

cukup yaitu 15 responden (18,5%).

6. Distribusi responden berdasarkan sikap sebelum dan sesudah diberikan

penyuluhan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

9
Tabel 4.6
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Sebelum dan Sesudah
Diberikan Penyuluhan Kesehatan
di SMA Negeri 2 Kota Sorong

No Sikap Sebelum diberikan Sesudah diberikan


Penyuluhan kesehatan penyuluhan kesehatan
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
(F) (%) (F) (%)
Kurang 38 46,9 0 0
1 Cukup 25 30,9 14 17,3
2 Baik 18 22,2 67 82,7
3
Jumlah 81 100 81 100

Tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa responden dengan sikap kurang

sebelum diberikan penyuluhan kesehatan yaitu 38 responden (46,9%) lebih

banyak dibandingkan responden dengan sikap baik dan cukup. Sesudah

diberikan penyuluhan kesehatan responden dengan sikap baik yaitu 67

responden (82,7%) lebih banyak dibandingkan dengan sikap cukup yaitu 14

responden (17,3%).

7. Analisa bivariat pengaruh penyuluhan kesehatan tentang Pemeriksaan Payudara

Sendiri (SADARI) terhadap pengetahuan remaja putri di SMA Negeri 2 Kota

Sorong sebagai berikut :

Tabel 4.7
Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Pemeriksaan Payudara
Sendiri (SADARI) Terhadap Pengetahuan
Remaja Putri di SMA Negeri 2 Kota Sorong
Tahun 2019
10
N Mean Rank Sum of Rank
Pengetahuan Negative Ranks 4 13,50 54,00
sesudah Positive Ranks 60 33,77 2026,00
diberikan Ties 17
penyuluhan Total 81
kesehatan
Pengetahuan
sebelum
diberikan
penyuluhan
kesehatan
P value 0,000

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa sesudah diberikan penyuluhan

kesehatan pemeriksaan sadari ada 4 responden yang mengalami penurunan

pengetahuan, 60 responden mengalami peningkatan pengetahuan dan 17

responden tidak ada perubahan pada pengetahuan. Hasil uji Wilcoxon signed

rank test pada pengetahun remaja putri sebelum dan sesudah diberikan

penyuluhan kesehatan tentang SADARI didapatkan p value = 0,000 atau p <

0,05 berarti ada pengaruh pengetahuan terhadap penyuluhan kesehatan remaja

putri tentang SADARI di SMA Negeri 2 Kota Sorong.

8. Penelitian ini menggunakan uji statistic yaitu uji Wilcoxon signed rank test yang

digunakan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan tentang

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) terhadap sikap remaja putri di SMA

Negeri 2 Kota Sorong sebagai berikut :

Tabel 4.8
Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI) Terhadap Sikap
Remaja Putri di SMA Negeri 2 Kota Sorong
Tahun 2019
N Mean Rank Sum of Rank
Pengetahuan Negative Ranks 3 15,00 45,00

11
sesudah Positive Ranks 58 31,83 1846,00
diberikan Ties 20
penyuluhan Total 81
kesehatan
Pengetahuan
sebelum
diberikan
penyuluhan
kesehatan
P value 0,000
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa sesudah diberikan penyuluhan

kesehatan pemeriksaan sadari ada 3 responden yang mengalami penurunan

sikap, 58 responden mengalami peningkatan sikap dan 20 responden tidak ada

perubahan pada sikap.

Hasil uji Wilcoxon signed rank test pada sikap remaja putri sebelum dan

sesudah diberikan penyuluhan kesehatan tentang SADARI didapatkan p value =

0,000 atau p < 0,05 berarti ada pengaruh sikap terhadap penyuluhan kesehatan

remaja putri tentang SADARI di SMA Negeri 2 Kota Sorong

PEMBAHASAN

1. Pengetahuan dan sikap remaja putri sebelum diberikan penyuluhan kesehatan

tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di SMA Negeri 2 Kota Sorong.

Hasil penelitian menggambarkan distribusi responden berdasarkan tingkat

pengetahuan remaja sebelum diberikan penyuluhan kesehatan yang menunjukkan

responden terbanyak adalah responden yang berpengetahuan kurang yaitu 44

responden (54,3%), sedangkan responden berpengetahuan cukup sebanyak 21

responden (25,9%), dan responden berpengetahuan baik yaitu 16 orang (19,8%).

Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang dapat secara lansung maupun

tidak langsung yang mulanya tidak tahu menjadi tahu setelah melakukan

12
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

indera manusia yaitu indera penglihatan, rasa dan indera peraba (Saryono, 2009).

Hasil penelitian menggambarkan distribusi responden berdasarkan sikap

remaja sebelum diberikan penyuluhan kesehatan yang menunjukkan responden

terbanyak adalah responden dengan sikap kurang yaitu 38 responden (46,9%),

sedangkan responden dengan sikap cukup sebanyak 25 responden (30,9%), dan

responden dengan sikap baik yaitu 18 orang (22,2%).

Sikap (attitude) adalah perasaan atau pandangan seseorang yang disertai

kecenderungan untuk bertindak terhadap suatu objek atau stimulus. Sikap

merupakan konsep yang paling penting dalam psikologis sosial yang membahas

unsur sikap baik sebagai individu maupun kelompok (Angrainy, 2017).

2. Pengetahuan dan sikap remaja putri sesudah diberikan penyuluhan kesehatan

tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di SMA Negeri 2 Kota Sorong.

Hasil penelitian menggambarkan distribusi responden berdasarkan tingkat

pengetahuan remaja sesudah diberikan penyuluhan kesehatan yang menunjukkan

responden terbanyak adalah responden yang berpengetahuan baik yaitu 66

responden (81,5%), sedangkan responden berpengetahuan cukup sebanyak 15

responden (18,5%).

Hasil penelitian menggambarkan distribusi responden berdasarkan sikap

remaja sesudah diberikan penyuluhan kesehatan yang menunjukkan responden

terbanyak adalah responden dengan sikap baik yaitu 67 responden (82,7%),

sedangkan responden dengan sikap cukup sebanyak 14 responden (17,3%).

Dari hasil penelitian ini didapatkan semua siswa yang mendapat penyuluhan

kesehatan mengalami peningkatan pengetahuan dan sikap tentang pemeriksaan

payudara sendiri (SADARI), hal ini dapat disebabkan karena informasi yang

13
diberikan sangat berguna bagi mereka sehingga menambah wawasan siswa tentang

pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

3. Pengaruh penyuluhan kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

terhadap pengetahuan remaja putri di SMA Negeri 2 Kota Sorong.

Berdasarkan hasil uji statistik Wilcoxon diperoleh p value = 0,000 atau p <

0,05 maka H0 ditolak, berarti ada pengaruh penyuluhan kesehatan tentang

pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) terhadap pengetahuan remaja putri di

SMA Negeri 2 Kota Sorong.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitryesta (2016)

menyatakan bahwa ada pengaruh penyuluhan pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI) dengan penggunaan media video terhadap pengetahuan deteksi dini

kanker payudara.

Penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2017) menyatakan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku SADARI.

Pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan SADARI sangat memengaruhi

terhadap pengetahuan remaja putri. Pendidikan kesehatan merupakan suatu

kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan (Adnani, 2011). Pendidikan

kesehatan terjadi karena adanya perubahan kesadaran dari dalam diri individu

sendiri untuk penambahan pengetahuan dan kemampuan melalui teknik belajar

dengan tujuan untuk mengingat fakta/kondisi nyata dengan cara memberikan

dorongan terhadap pengarahan diri (Mubarak et.al, 2007).

Pengetahuan adalah kesan dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan

panca inderanya. Pengetahuan adalah segala sesuatu apa yang diketahui

berdasarkan pengalaman yang didapatkan oleh setiap manusia (Olfah et al., 2013).

14
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan. Pendidikan berarti

bimbingan yang diberikan seseorang terhadap orang lain untuk mencapai tujuan

tertentu. Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah pula

dalam menerima informasi (Wawan & Dewi, 2011).

Tingginya pengetahuan akan berdampak terhadap proses perubahan perilaku

yang akan dilakukan sehubungan dengan permasalahan yang dihadapinya.

Seseorang yang memiliki pengetahuan yang tinggi dalam suatu hal, akan mudah

menerima perilaku yang lebih baik, sebaliknya seseorang yang mempunyai

pengetahuan yang rendah akan sulit menerima perilaku baru dengan baik

(Notoatmodjo, 2010).

Peneliti berasumsi bahwa pengetahuan yang baik akan menciptakan siswi

yang peduli terhadap kesehatan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku

seseorang. Pengetahuan mengenai kanker payudara dan SADARI sebagai deteksi

dininya merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku

SADARI seseorang. Salah satu upaya agar siswi dapat memperoleh pengetahuan

mengenai kanker payudara dan SADARI yaitu dengan metode penyuluhan.

4. Pengaruh penyuluhan kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

terhadap sikap remaja putri di SMA Negeri 2 Kota Sorong

Berdasarkan hasil uji statistik Wilcoxon diperoleh p value = 0,000 atau p <

0,05 maka H0 ditolak, berarti ada pengaruh penyuluhan kesehatan tentang

pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) terhadap sikap remaja putri di SMA

Negeri 2 Kota Sorong.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alfika (2012)

menyatakan bahwa terdapat pengaruh penyuluhan tentang SADARI (Pemeriksaan

15
Payudara Sendiri) terhadap sikap remaja putrid di SMA 1 Islam Gamping

Yogyakarta.

Penelitian yang dilakukan oleh Viviyawati (2014) yang menyatakan ada

pengaruh pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan SADARI sebagai deteksi dini

kanker payudara terhadap sikap remaja putri di SMK N 1 Karanganyar.

Pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan SADARI sangat memengaruhi

terhadap sikap remaja putri. Pendidikan kesehatan merupakan suatu kegiatan yang

dapat meningkatkan sikap dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka

sendiri (Adnani, 2011). Pengetahuan akan berpengaruh terhadap sikap seseorang

karena poengetahuan akan terus bertambah sesuai dengan proses pengalam yang

dialami (Mubarak, 2012). Proses kognitif dapat terjadi pada saat individu

memperoleh informasi mengenai objek sikap. Sikap dapat terjadi melalui

pengalaman langsung, media massa, pengaruh orang lain yang dianggap penting,

lembaga pendidikan. Sikap yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng

daripada sikap tanpa didasari pengetahuan (Wawan & Dewi, 2011).

Peneliti berasumsi bahwa pengetahuan dan sikap yang baik tentang SADARI

akan terbentuk potensi untuk berperilaku yang baik tentang SADARI, hal ini

dibenarkan oleh teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2010) bahwa

pengetahuan domain bagi tindakan kesehatan seseorang.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

penyuluhan kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) terhadap

pengetahuan dan sikap remaja putri di SMA Negeri 2 Kota Sorong.

SARAN

16
1. Instansi kesehatan

Lebih meningkatkan sosialisasi dan pemberian informasi secara berkala baik

kepada masyarakat maupun remaja putri di sekolah-sekolah terkait bagaimana cara

pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

2. Remaja

Lebih memperluas wawasan dan mempelajari fakta atau informasi yang

benar tentang cara pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

3. Peneliti lain

Peneliti lain dapat melanjutkan penelitian ini dengan mengganti atau

menambah variabel lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Adnani, H. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika.

Adriani S. 2015. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang SADARI Terhadap


Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara
Di SMK Negeri 3 TebingTinggi.Medan :Universitas Sumatera
Utara.Diambildari:http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/49836yang
diaksespadatanggal 20 Februari 2019 pukul 21.07 WIT.

Alfika, A. E. 2012. Pengaruh Penyuluhan Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri


(SADARI) Terhadap Sikap Remaja Putri di SMA Islam 1 Gamping Yogyakarta.
Naskah Publikasih.

Angrainy, R. 2017. Hubungan Pengetahuan, Sikap Tentang Sadari Dalam Mendeteksi Dini
Kanker Payudara Pada Remaja. Journal Endurance 2(2).

Agus, Riyanto dan Budiman. 2013. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap
Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta :Salemba Medika.

American Cancer Society. 2012. Cancer Facts and Figure 2012. Atlanta: American Cancer
Society, Inc.

Annisa. 2012. Pengaruh Penyuluhan Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)


Terhadap Sikap Remaja Putri di SMA I Islam Gamping Yogyakarta.

Azwar S. 2010. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta :Pustaka Pelajar.

17
Baughman C. Diane & Hackley J. Ann. 2000. Keperawatan Medikal Bedah Buku Saku
untuk Brunner dan Suddarth, Edisi I. alih bahasa :Yasmin Asih. Editor : Monica
Ester. Jakarta : EGC.

Dahlan S. M. 2011. Statistiku ntuk Kedokteran dan Kesehatan :Deskriptif, Bivariat dan
Multivariat. Edisi 5. Jakarta :Salemba Medika.

Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta :Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.

Fitryesta, R. 2016. Pengaruh Penyuluhan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Dengan


Penggunaan Media Video Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Deteksi Dini Kanker
Payudara Pada Siswi SMA Negeri 1 Sumbawa. Skripsi.

Hidayat. 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta :Salemba
Medika.

Indonesian Cancer Fondation. 2012. Kanker dapat Disembuhkan Jika Ditemukan dalam
Stadium Dini. Diunduh: 15 Maret 2019. http://yayasan
kanker indonesia. org/.

Kemenkes. 2011. Promosi Kesehatan di Daerah Bermasalah Kesehatan.

Kemenkes. 2015. Panduan Nasional Penanganan Kanker Payudara Komite Nasional


Penanggulangan Kanker(KPKN).
Lubis, L. U. 2017. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri
(SADARI) Dengan Perilaku SADARI. Jurnal Ilmu Kesehatan 2 (1).

Mulyani N. Siti & Rinawati Mega. 2013. Kanker Payudara dan PMS pada Kehamilan.
Yogyakarta :Nuha Medika.
Nabilah P. G & Kusuma dewi S. 2015. Fuzzi Inference System Untuk Penentuan Faktor
Resiko Kanker Payudara. ISBN : 978-602-1180-21-1.
NismanWenny A. 2011. Lima Menit Kenali Payudara. Yogyakarta : CV. Andi.
Notoatmodjo S. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi (EdisiRevisi). Jakarta :Rineka
Cipta.

Notoatmodjo S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :Rineka Cipta.

Notoatmodjo S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurcahyo Jalu. 2010. Awas!!! Bahaya Kanker Rahim dan Kanker Payudara.
Yogyakarta :Wahana Totalita Publiser.

Mubarak, et.al. 2007. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

18
Mubarak, W. I. 2012. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Olfah Y, et al. 2013. Kanker Payudara dan Sadari. Yogyakarta :Nuha Medika.

Permatasari. D. 2013. Naskah Publikasi. Efektivitas Penyuluhan SADARI Terhadap Tingkat


Pengetahuan Siswi SMA Negeri 2 di Kecamatan Pontianak Barat. Jurnal publikasi
mahasiswa PSPD FK UNTAN.Volum 3 No 1 (2013).
Diambildari:http://jurnal.untan.Ac.id/index.Php/jfk/ article/vie /3846.

Purnomo Heru. 2009. Pencegahan dan Pengobatan Penyakit yang Paling Mematikan.
Yogyakarta :Buana Pustaka.

Reza Fitryesta R. 2016. Pengaruh Penyuluhan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)


dengan Penggunaan Media Video Terhadap Pengetahuan dan Sikap Deteksi Dini
Kanker Payudara pada Siswi SMA Negeri 1 Sumbawa. Skripsi Diambil
dari :http://repository.unair.ac.id/54402/yang diakses pada tanggal 16 Januari 2019
pukul 23.10 WIT

Richo, dkk. 2009. Undang-Undang Kesehatan dan Praktik Kedokteran. Redaksi Best
Publisher. Jakarta :Galang Press.

Rizka Damayati. 2017. Pengaruh Pelaksanaan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)


Terhadap Pengetahuan dan Kemampuan Siswi Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker
Payudara di SMP Negeri 1 Sibulue Kabupaten Bone. Makassar :Universitas
Hasanuddin. Diambil
dari
:http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmY0MTQ1
YjdkZDNhM2M3ZDViMDUwYWQwYjM4ZmVjN2E0Zjg0OWM0Mg==.pdfyang
diaksespadatanggal 2 Maret 2019 pukul 22.03 WIT

RSUD Sele Be Solu Kota Sorong. 2018. Data Pasien Kanker Payudara Tahun 2017-
November 2018.

Sabri M. 2010. Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional. Jakarta :Pedoman


Ilmu Raya.

Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta :Mitra Cendikia Press.

Saryono, D. P. P. 2009. Perawatan Payudara (pp. 54–58). yogyakarta: Nuha Medika.

Setiati & Ani. 2009. Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yogyakarta : CV. Andi.

Siswanto, dkk. 2014. Metodologi Penelitian Kesehatan dan Kedokteran. Yogyakarta :


Bursa Ilmu.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :Alfabeta.
Sukardja & I Dewa G. 2000. Onkologi Klinik. Surabaya :Airlangga University Press.

Suryaningsih E. K. &Sukaca. 2009. Kupas Tuntas Kanker Payudara. Yogyakarta


:Paradigma Indonesia.

19
Suryo J. 2009. Herbal Penyembuh Kanker Pada Perempuan. Yogyakarta :Benteng Pustaka.

Suyatno P. & Emir T. 2010. Bedah Onkologi Diagnosis dan Terapi. Jakarta : CV Sugeng
Seto.

Tagliaferri M., dkk. 2002. KankerPayudara Cara Pengobatan Alternatif. Jakarta : PT.
Indeks.

Yarboro et al. 2011. Cancer Nursing : Principles and Prantice 7th edition. United Sates of
America : Jones and Bartlett Publisher.

Viviyati, T. 2014. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan SADARI Sebagai


Deteksi Dini Kanker Payudara Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri di
SMK Negeri 1 Karanganyar. Skripsi.

Wawan A. dan Dewi M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta :Nuha Medika.

WHO. 2012. World Rangkings-Total Deaths about Breast Cancer 2010. Diunduh pada
19 september 2012. http://www.worldlifeexpectancy.com/cause-of-death/breast-
cancer/by- country/.
WHO. 2018. Breast Cancer. Diambil
dari :https://www.who.int/cancer/prevention/diagnosis-screening/breast-
cancer/en/yang diakses pada tanggal 7 Februari 2019 pukul 00.16 WIT

20

Anda mungkin juga menyukai