Evans Oktora
Diposkan pada 3 Mei 2015
LAPORAN KASUS LOW BACK PAIN
IDENTITAS
Nama : Ny. T
Umur : 48 Tahun
Agama : Islam
Keluhan Utama:
Nyeri pinggang bawah menjalar dari pangkal paha ke ujung tungkai kiri dan
kanan. Nyeri petama kali dirasakan lebih kurang 2 tahun yang lalu pada
pinggang kiri menjalar sampai ke ujung kaki kiri. lebih kurang 2 minggu
sebelum masuk rumah sakit, muncul keluhan yang sama pada pinggang
kanan menjalar ke ujung kaki kanan, nyeri dirasakan seperti diris-iris dan
ditusuk-tusuk, skala nyeri menurut pasien adalah 7. Nyeri dirasakan terus
menerus dan sedikit berkurang dengan berbaring serta bertambah berat jika
pasien duduk dan berdiri sehingga menyebabkan pasien sulit untuk duduk
dan berjalan. Menurut pengakuan pasien, keluhan ini belum diobati sama
sekali, pasien hanya berbaring untuk mengurangi nyeri
Pasien sekarang bekerja sebagai ibu rumah tangga sejak lebih kurang 14
tahun yang lalu, sebelumnya pasien adalah pedagang keliling, pasien
juga mengaku tidak mengangkat beban berat akhir-akhir ini.
Anamnesis Sistem:
Sistem serebrospinal : tidak ada keluhan
Resume Anamnesis:
DISKUSI I
Low back pain (LBP) adalah nyeri di daerah punggung antara sudut bawah
kosta (tulang rusuk) sampai lumbosakral (sekitar tulang ekor). Nyeri juga bisa
menjalar ke daerah lain seperti punggung bagian atas dan pangkal paha
(Rakel,2002). LBP atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu
gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang
baik (Maher, Salmond & Pellino, 2002).
Acute low back pain ditandai dengan rasa nyeri yang menyerang secara tiba-
tiba dan rentang waktunya hanya sebentar, antara beberapa hari sampai
beberapa minggu. Rasa nyeri ini dapat hilang atau sembuh. Acute low back
pain dapat disebabkan karena luka traumatik seperti kecelakaan mobil atau
terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesaat kemudian. Kejadian tersebut selain
dapat merusak jaringan, juga dapat melukai otot, ligamen dan tendon. Pada
kecelakaan yang lebih serius, fraktur tulang pada daerah lumbal dan spinal
dapat masih sembuh sendiri. Sampai saat ini penatalaksanan awal nyeri
pinggang akut terfokus pada istirahat dan pemakaian analgesik.
Rasa nyeri pada chronic low back pain bisa menyerang lebih dari 3 bulan.
Rasa nyeri ini dapat berulang-ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya
memiliki onset yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic
low back pain dapat terjadi karena osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses
degenerasi discus intervertebralis dan tumor.
Selain itu ditandai pula adanya dua buah vertebra yang melekat menjadi
satu, namun keadaan ini tidak menimbulkan nyeri. Terdapat lubang di tulang
vertebra dibagian bawah karena tidak melekatnya lamina dan keadaan ini
dikenal dengan Spina Bifida. Penyakit spina bifida dapat menyebabkan
gejala- gejala berat sepert club foot, rudimentair foof, kelayuan pada
kaki, dan sebagainya. namun jika lubang tersebut kecil, tidak akan
menimbulkan keluhan. Beberapa jenis kelainan tulang punggung (spine) sejak
lahir adalah:
1. Penyakit Spondylisthesis
1). Penderita memiliki rongga badan lebih pendek dari semestinya. Antara
dada dan panggul terlihat pendek.
3). Nyeri pada bagian punggung dan meluas hingga ke ekstremitas bawah.
1. Penyakit Kissing Spine
Menurut Soeharso (1978), secara patologis anatomis, pada low back pain
yang disebabkan karena trauma, dapat ditemukan beberapa keadaan,
seperti:
Gejala yang timbul akibat perubahan sendi sacro-iliaca adalah rasa nyeri
pada os sacrum akibat adanya penekanan. Nyeri dapat bertambah saat batuk
dan saat posisi supine. Pada pemerikasaan, lassague symptom positif dan
pergerakan kaki pada hip joint terbatas.
1. Perubahan pada sendi Lumba Sacral
1. Penyakit Fibrositis
Penyakit ini juga dikenal dengan Reumatism Muskuler. Penyakit ini ditandai
dengan nyeri dan pegal di otot, khususnya di leher dan bahu. Rasa nyeri
memberat saat beraktivitas, sikap tidur yang buruk dan kelelahan
(Dieppe,1995 dalam Idyan, 2008).
1. Penyakit Infeksi
Menurut Diepee (1995) dalam Idyan (2008), infeksi pada sendi terbagi atas
dua jenis, yaitu infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri dan infeksi kronis,
disebabkan oleh bakteri tuberkulosis. Infeksi kronis ditandai dengan
pembengkakan sendi, nyeri berat dan akut, demam serta kelemahan.
Gaya berat tubuh, terutama dalam posisi berdiri, duduk dan berjalan dapat
mengakibatkan rasa nyeri pada punggung dan dapat menimbulkan komplikasi
pada bagian tubuh yang lain, misalnya genu valgum, genu varum, coxa
valgum dan sebagainya (Soeharso, 1987). Beberapa pekerjaan yang
mengaharuskan berdiri dan duduk dalam waktu yang lama juga dapat
mengakibatkan terjadinya LBP (Klooch, 2006 dalam Shocker, 2008).
Faktor resiko nyeri pinggang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan, etnis,
merokok, pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat yang
berulang-ulang, membungkuk, duduk lama, geometri kanal lumbal spinal dan
faktor psikososial (Bimariotejo, 2009). Sifat dan karakteristik nyeri
yang dirasakan pada penderita LBP bermacam-macam seperti nyeri terbakar,
nyeri tertusuk, nyeri tajam, hingga terjadi kelemahan pada tungkai (Idyan,
2008). Nyeri ini terdapat pada daerah lumbal bawah, disertai penjalaran ke
daerah-daerah lain, antara lain sakroiliaka, koksigeus, bokong, kebawah
lateral atau posterior paha, tungkai, dan kaki (Bimariotejo, 2009).
DIAGNOSIS SEMENTARA
Diagnosis etiologik :
Tumor spinal
Osteoartritis
Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang, kesan status gizi cukup
Mata : Edema palpebra -/-, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-,
pupil isokor diameter 3/3 mm, reflek cahaya Normal/Normal, reflek kornea
Normal/Normal
Hidung : Bentuk normal, tidak ada septum deviasi, sekret -/-
Dada :
Pulmo :
Cor :
P : Batas atas ICS III linea parasternal sinistra Batas kiri ICS V linea
midklavicula sinistra Batas kanan ICS IV linea stemalis dextra
Abdomen :
I : Datar, supel
P : Dinding perut supel, turgor kulit baik, hepar dan lien tidak teraba
membesar, tidak ada nyeri tekan abdomen
P : Timpani
Ekstremitas : Edema (-), sianosis (-), atrofi otot (-), capillary
refill <2detik, akral hangat (+)
Status Psikiatrik
Status Neurologis
Saraf otak :
Menggigit Normal/Normal
Trismus -/-
+/+
Gerakan mata ke lateral bawah
N.VI
Strabismus konvergen -/-
Meringis Normal/Normal
N.IX
Reflek muntah +
Sengau –
Tersedak –
Menelan Normal/Normal
Memalingkan kepala Normal/Normal
Artikulasi Normal/Normal
Sensibilitas : normal
Posisi terlentang :
Braggard : (+/+)
Patrick : (+/+)
Valsava : (+)
Nafziger : (+)
Posisi telungkup
Gibbus : (-)
Posisi tegak
Deformitas : sdn
Pemeriksaan Labolatorium
Hematologi
Darah Rutin
Kimia Klinik
SEROLOGI
Hasil Konsultasi:
Positioning
Alih baring
TENS
Pemasangan korset
Edukasi pasien dan Keluarga
DISKUSI II
Pada kasus ini pemeriksaan golden diagnosis untuk HNP yaitu MRI dan CT
Myelogram tidak dikerjakan. Dibandingkan dengan CT myelogram, MRI
memiliki beberapa keuntungan, yaitu : informasi yang jelas pada potongan
sagital, mampu mengevaluasi cauda equina, informasi yang lebih jelas
tehadap jaringan di luar canalis, dan non invasif (Greenberg, 2001).
Pada kasus ini, dari hasil rontgen vertebrae lumbosakral ditemukan adanya
kelainan pada L2-S1(spondilosis lumbalis ringan, kompresi ringan korpus
vertebralis L5 bagian posterior dan terdapat penyempitan discus
intervertebralis pada L2-L3, L5-S1), sehingga menimbulkan kelainan
berdasarkan dermatomal persarafannya. Pada kasus ini nyeri dirasakan
menjalar sampai ke ujung kaki, sesuai dengan dermatom persarafannya.
DIAGNOSIS AKHIR
Diagnosis Klinik : Low back pain kronis menjalar sampai ke ujung kaki
TERAPI
1. Farmakologis
Tramadol 2×1
Amitryptyline 2 x ½ tab
2. Non Farmakologis
Tirah baring
Fisioterapi
DISKUSI III
Pada penderita ini didapatkan gejala yang mengarah pada nyeri nosiseptif
dan nyeri neuropati. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya bangkitan nyeri
pada prasat pemeriksaan fisik dan spasme otot yang jelas. Sehingga, pada
penderita ini terapi yang digunakan adalah kombinasi analgesia dan muscle
relaxant agent.
Pada penderita ini didapatkan adanya spasme otot paraspinal yang jelas.
Spasme otot paraspinal pada HNP terjadi sebagai akibat refleks pertahanan
tubuh untuk mengurangi gerakan tubuh.
Diazepam 2x2mg
Tramadol 2×1
Tramadol adalah analgesik kuat yang bekerja pada reseptor opiat. Tramadol
mengikat secara stereospesifik pada reseptor di sistem saraf pusat
sehingga menghambat sensasi nyeri dan respon terhadap nyeri. Disamping
itu tramadol menghambat pelepasan neurotransmiter dari saraf aferen yang
sensitif terhadap rangsang, akibatnya impuls nyeri terhambat. Tramadol
peroral diabsorpsi dengan baik dengan bioavailabilitas 75%. Tramadol dan
metabolitnya diekskresikan terutama melalui urin dengan waktu 6,3 – 7,4 jam.
Amitryptyline 2 x ½ tab
Amitriptilin merupakan antidepresi trisiklik. Amitriptilin bekerja dengan
menghambat pengambilan kembali neurotransmiter di otak. Amitriptilin
mempunyai 2 gugus metil, termasuk amin tersier sehingga lebih resposif
terhadap depresi akibat kekurangan serotonin. Senyawa ini juga mempunyai
aktivitas sedatif dan antikolinergik yang cukup kuat. Diindikasikan untuk
Pasien dengan gejala-gejala utama depresi terutama bila berkaitan dengan
kecemasan, tegang, atau kegelisahan. Depresi neurotik.
Edukasi tentang perubahan pola hidup, faktor risiko dan biomekanikal tubuh
juga sangat diperlukan. Semua penderita nyeri pinggang bawah akut
dianjurkan untuk memulai aktivitas kehidupan sehari-harinya seawal
mungkin. Meta analisayang dilakukan olah Hagen, dkk (2002) menyimpulkan
bahwa tidak ada beda bermakna antara bed rest dan advice to stay active
terhadap outcome NPB akut. Saran untuk beraktivitas dan menjalankan
aktivitas hidup sehari-hari akan lebih meningkatkan kepuasan pasien (NHS,
2000).
Fisioterapi
FOLLOW UP
Tanda
15/01/14 16/01/14 17/01/14
Vital
N 90 84 72
R 24 20 20
Nyeri pinggang
+++ / + ++ / + +/+
bawah
Nyeri tungkai +++ / + ++ / + +/+
Tabel Follow Up Objektif (O)
Naffziger test + + +
Valsava test +
+ +
Tabel Follow Up Assessment (A)
P 15 16 17
Inf RL 20 tpm √ √ √
Diazepam 2×2 mg √ √ √
Tramadol 2×1 √ √ √
Amitryptylin 2 x 1/2 √ √ √
PROGNOSIS
Lebih dari 85% penderita dengan HNP akan membaik tanpa operasi dalam
jangka waktu rerata 6 minggu, dan 70% dalam 4 minggu (Greenberg, 2002).
Sebagian besar penderita NPB akut (60%) akan dapat bekerja kembali dalam
waktu 1 bulan dan 90% dapat bekerja kembali dalam 3 bulan (Bratton, 1999).
Pada penderita HNP tanpa komplikasi, sebagian besar akan membaik secara
nyata dalam 4 minggu (Humprhey, 1999).
DAFTAR PUSTAKA
(2009). Low Back Pain (LBP). Diambil 22 Januari 2014 dari
www.backpainforum.com.
Cadwell, E & Hegner, B R. (2003). Asisten Keperawatan: Suatu
Pendekatan Proses Keperawatan Edisi 6. Jakarta: EGC.
(2006). OAINS Konvensional Masih Jadi Pilihan. Diambil 22 Januari
2014 dari http://www.majalah.farmacia.com/default.asp.
Ester, M. (2005). Pedoman Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
Guyton, A C & Hall, J E. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, editor
Bahasa Indonesia : Irawati Setiawan Edisi 9. Jakarta: EGC.
(1990). Nyeri Pinggang Bawah. Diambil 22 Januari 2014
dari http://www.emidicine.com.
Ismiyati, S W & Cit, C R. (1997). Latihan Dengan Metode William Dan
Mc Kenzie Pada Nyeri Pinggang Bawah. Jakarta: TITAFI XIII.
Idyan, Z. (2008). Hubungan Lama duduk Saat Perkuliahan dengan
Keluhan Low Back Pain. Diambil 22 Januari 2014dari http://inna-
ppni.or.id.
Kenworthy, Snowley, Gilling. (2002). Common Foundation Studies in
Nursing, Third Edition. USA: Churchill Livingstone.
Kozier, B; Glenora, E; Audrey, B; Shirlee, J S. (2004). Fundamental
Nursing: Concept and Procedures. 8th edition. USA: Pearson Prentice
Hall.
Long, B (1996). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan
Proses Keperawatan). Bandung: Yayasan IAPK Pajajaran.
Maher, S & Pellino. (2002). Aktivitas Tubuh penyebab LBP. Diambil 22
Januari 2014 dari healtcare.uiowa.edu.
Mook, E & Chin, P W. (2004). The Effects of Slow-Stroke Back
Massage on Anxiety and Shoulder Pain in Elderly Stroke Patients.
Diambil 22 Januari 2014 dari http://www.scincedirect.com/science.
Potter, P A & Perry, A (2005) . Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 4 Volume 2. Jakarta:
EGC.
Priharjo, R. (1993). Perawatan Nyeri: Pemenuhan Aktivitas Istirahat
Pasien. Jakarta: EGC.
(2002). Nyeri Pinggang Bagian Bawah. Diambil 22 Januari 2014
dari http://www.nyeripunggungbawah.com.
(2008). Nyeri Pinggang Bawah (Low Back Pain). Diambil 22 Januari
2014 dari http://www.artikel_nyeri.com.
Setyohadi, B. (2005). Etiopatogenesis Nyeri Pinggang, Temu Ilmiah
Rematologi Dan Kursus Nyeri. Jakarta: IRA.
(1978). Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi. Yogyakarta: Yayasan
Essentia Medica.
Shocker, M. (2008). Pengaruh Stimulus Kutaneus: Slow-Stroke Back
Massage terhadap Intensitas Nyeri Osteoarthritis. Diambil 22 Januari
2014 dari http://www.scribd.com.
(2002). Metode Statistika, Ed. Revisi Cetakan 6. Bandung: Tursita.