Anda di halaman 1dari 49

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021

BAB III
PROSES KERJA DAN MATERIAL

3.1. Landasan Teori


Landasan teori merupakan bagian dari penelitian yang terdiri dari
teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang berasal dari studi kepustakaan
dengan fungsi sebagai kerangka teori untuk dapat menyelesaikan pekerjaan
penelitian. Landasan teori akan dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam
penelitian yang akan dilakukan. Landasan teori dapat disebut dengan
kerangka teori. Landasan teori pada proses kerja dan material meliputi peta
kerja, struktur produk, dan Bill Off Material (BOM). Berikut ini adalah
landasan teori dari perencanaan produksi.

3.1.1 Peta Kerja


Peta kerja atau sering disebut peta proses merupakan alat komunikasi
yang sistematis dan logis guna menganalisa proses kerja dari tahap awal
sampai akhir, melalui peta ini kita mendapatkan informasi-informasi yang
diperlukan untuk memperbaiki metoda kerja. Melalui peta-peta kerja ini juga
bisa mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki
metode kerja. Jadi peta peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan
kegiatan kerja secara sistematis dan jelas (biasanya pekerjaan seperti
kegiatan produksi)( Wignjosoebroto, 2006).
Peta kerja merupakan salah satu alat yang sistematis dan jelas untuk
berkomunikasi secara luas, serta peta-peta digunakan untuk melakukan
analisis baik secara tataran mikro maupun tataran makro. Melalui peta-peta
kerja ini juga bisa mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan untuk
memperbaiki metode kerja. Jadi peta peta kerja adalah suatu alat yang
menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas (biasanya
pekerjaan seperti kegiatan produksi) (Sutalaksana, 2006).

III-1
III-2

Peta kerja memiliki prinsip agar penggambaran peta kerja dibuat


dengan baik. Ada beberapa prinsip-prinsip pembuatan peta kerja yaitu
sebagai berikut. (Sutalaksana, 2006).
1. Pertama-tama, pada baris yang paling atas dinyatakan sebagai kepalanya
yang diikuti oleh identifikasi lain seperti: nama obyek, nomor peta (nomor
gambar), dipetakan oleh siapa, tanggal dipetakan, cara lama atau cara
seakarang dan usulan.
2. Material yang akan diproses diletakkan diatas garis horizontal, yang
menunjukkan bahwa material tersebut masuk kedalam proses.
3. Lambang-lamabng ditempatkan dalam arah vertikal yang menunjukkan
terjadinya perubahan proses.
4. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan
sesuai dengan urutan operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk
tersebut atau sesuai dengan proses yang terjadi.
5. Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara
tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan
operasi.
Peta kerja memiliki banyak sekali informasi dan kelebihan yang
memuat didalamnya. Semua perbaikan tersebut ditujukan untuk mengurangi
biaya produksi secara keseluruhan, dengan demikian, peta ini merupakan
alat yang baik untuk menganalisa suatu pekerjaan sehingga mempermudah
dalam perencanaan perbaikan kerja. Selain itu juga, peta kerja memiliki
kekurangan, salah satunya yaitu harus memiliki keahlian yang spesifik dalam
membuat serta memahami peta kerja.
Peta-peta kerja yang digunakan sekarang dikembangkan oleh Gilberth.
Gilberth mengusulkan 40 buah lambang yang bisa dipakai, kemudian pada
tahun berikutnya jumlah lambang-lambang tersebut disederhanakan
menjadi 4 buah lambang. Tahun 1947, American Society of Mechanical
Engineers (ASME) telah membuat standar lambang-lambang yang terdiri dari
5 macam lambang. Lambang-lambang ini merupakan modifikasi dari

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-3

lambang yang digunakan Gilberth. Lambang-lambang yang digunakan


Gilberth yaitu lingkaran kecil diganti dengan anak panah untuk kejadian
transportasi dan menambah lambang baru (D) atau delay untuk kejadian
menunggu. Lambang-lambang tersebut yaitu operasi, pemeriksaan,
transportasi, menunggu (Sutalaksana, 1997). Berikut merupakan Tabel 3.1
Lambang-Lambang Peta Kerja.
Tabel 3.1 Lambang-Lambang Peta Kerja

Peta-peta kerja merupakan salah satu alat yang sistematis dan jelas
untuk berkomunikasi secara luas, serta peta-peta digunakan untuk
melakukan analisis baik secara tataran mikro maupun tataran makro. Melalui
peta-peta kerja ini juga bisa mendapatkan informasi-informasi yang
diperlukan untuk memperbaiki metode kerja. Berikut merupakan jenis peta
kerja.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-4

1. Operation Process Chart (OPC)


Operation Process Chart (OPC) adalah suatu diagram yang
menggambarkan langkah-langkah proses yang dialami oleh bahan baku
yang meliputi urutan proses operasi dan pemeriksaan. Lambang-
lambang dari OPC yang akan digunakan, yaitu seperti operasi adalah
kegiatan dimana komponen mengalami perubahan karena dirakit
dengan komponen lain, pemeriksaan adalah kegiatan memeriksa benda
atau objek baik-baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Aktivitas
gabungan adalah kegiatan dimana antara assembling dan pemeriksaan
dilakukan bersamaan atau dalam selang waktu yang relatif singkat.
Penyimpanan adalah seandainya benda kerja disimpan dalam waktu
yang lama dan jika mau diambil kembali biasanya harus berdasarkan
rekomendasi atau izin terlebih dahulu. (Sutalaksana, 1979). Operation
Process Chart (OPC) memiliki beberapa kelebihan, diantaranya sebagai
berikut.
a. Bisa mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya.
b. Dapat memperkirakan kebutuhan akan bahan baku.
c. Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik.
d. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang
dipakai.
e. Sebagai alat untuk latihan kerja.
Salah satu kekurangan yang terdapat pada Operation Process
Chart (OPC) yaitu susunan proses yang panjang dan memerlukan
ketelitian supaya tidak salah dalam melakukan proses perhitungan dan
langkah disetiap prosesnya, dimulai dari komponen pertama hingga
perakitan dan disimpan kedalam gudang. Selain itu juga, kekurangan
lain dari Operation Process Chart (OPC) yaitu pembuatan peta ini,
khususnya bagian produk yang paling banyak memerlukan operasi,
dipetakan terlebih dahulu, dan dilakukan pada bagian peta sebelah
kanan.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-5

Gambar 3.1 Contoh Operation Process Chart (OPC)


(https://caraindustri.blogspot.com/2018/07/peta-kerjakeseluruhan.html, 2020).
Suatu peta proses operasi yang menggambarkan langkah-langkah
operasi dan pemeriksaan yang dialami bahan (atau bahan-bahan)
dalam urutan urutanya sejak awal sampai menjadi produk jadi utuh
maupun sebagai bagian setengah jadi. Peta-peta ini juga memuat
informasi-informasi yang diperlukan untuk analisis lebih lanjut.
Kegunaan dari peta proses operasi yaitu:
a. Mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggaranya.
b. Memperkirakan kebutuhan akan bahan baku.
c. Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik.
d. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang
dipakai.
e. Sebagai alat untuk pelatihan kerja.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-6

Peta proses operasi atau Operation Process Chart (OPC) memiliki


prinsip pembuatannya. Berikut merupakan prinsip-prinsip pembuatan
peta proses operasi.
a. Membuat judul Peta Proses Operasi (PPO) dan identifikasi
nama objek, nama pembuat peta, tanggal dipetakan, nomor
peta, dan nomor gambar.
b. Material yang digunakan ditempatkan di atas garis horisontal,
yang menunjukkan bahwa material tersebut masuk ke
dalam proses.
c. Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertical yang
menunjukkan terjadinya perubahan proses.
d. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara
berurutan sesuai dengan urutan-urutan operasi yang
dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut atau sesuai
dengan proses yang terjadi sebenarnya.
e. Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan
secara tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran
untuk kegiatan operasi.
f. Produk yang biasanya paling banyak memerlukan operasi,
harus dipetakan terlebih dahulu dan berarti dipetakan dengan
garis vertikal di sebelah kanan halaman kertas.
2. Assembly Process Chart (APC)
Assembly Process Chart (APC) atau yang biasa disebut dengan peta
proses perakitan merupakan peta yang menggambarkan langkah-
langkah proses perakitan yang akan dialami komponen berikut
pemeriksaannya dari awal sampai produk jadi selesai. Tujuan utama
dari assembly process chart untuk menggambarkan atau menunjukkan
keterkaitan antara komponen, yang dapat juga digambarkan oleh
sebuah gambar terurai yang digunakan untuk mengajar pekerja yang
tidak ahli untuk mengetahui urutan suatu rakitan yang rumit.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-7

Gambar 3.2 Contoh Assembly Process Chart (APC)


(Sumber: Laporan akhir kelompok 1, 3ID03, 2018.)
Assembly Process Chart (APC) mempunyai kelebihan yang
digunakan untuk membantu operator dalam memahami kegiatan dan
kebutuhan apa yang harus dilakukan. Kelebihan yang terdapat pada
Assembly Process Chart (APC) diantaranya, yaitu
a. Mengetahui aliran komponen ke dalam sebuah rakitan.
b. Mengetahui gambaran menyeluruh dari proses rakitan.
c. Kebutuhan operator dapat diketahui dengan jelas.
Salah satu kekurangan yang terdapat pada Assembly Process Chart
(APC) yaitu kurangnya penjelasan mengenai tahapan produk dan
proses perakitan disetiap komponennya, sehingga operator harus

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-8

memahami bagian apa saja yang akan digabungkan. Peta proses


perakitan memiliki beberapa manfaat. Adapun manfaat dari peta proses
perakitan adalah sebagai berikut (Sutalaksana, 1979).
a. Menentukan kebutuhan dari operator.
b. Mengetahui kebutuhan tiap komponen.
c. Menentukan tata letak fasilitas.
d. Membantu menentukan perbaikan cara kerja.
e. Sebagai alat untuk latihan kerja.
Assembly Process Chart (APC) memiliki prinsip pembuatannya.
Terdapat 5 prinsip yang sering digunakan pada saat ingin membuat
Assembly Process Chart (APC). Berikut merupakan prinsip dari Assembly
Process Chart (APC).
a. Pertama-tama pada baris paling atas dinyatakan kepalanya “Peta
Proses Perakitan” yang diikuti oleh identifikasi lain, seperti: nama
objek, nama pembuat peta, tanggal dipetakan, cara lama atau cara
sekarang, nomor peta dan nomor gambar.
b. Material yang akan diproses diletakkan di atas garis horizontal,
yang menunjukkan bahwa material tersebut masuk ke dalam
proses.
c. Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, yang
menunjukkan terjadinya perubahan proses dan perpindahan
tempat.
d. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara
berurutan sesuai dengan urutan operasi yang dibutuhkan untuk
pembuatan produk tersebut atau sesuai dengan proses yang
terjadi.
e. Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan
secara tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk
kegiatan operasi.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-9

3.1.2 Struktur Produk


Struktur produk merupakan komponen-komponen pada suatu produk
selama proses manufakturing atau suatu susunan hirarki dari komponen-
komponen pembentuk suatu produk akhir yaitu pada level 0. Komponen-
komponen pembentuk berikutnya adalah ditempatkan di level 1 dan
seterusnya. Struktur produk memiliki dua teknik yang digunakan yaitu
explotion dan implotion. Kegunaan struktur produk secara garis besar adalah
untuk mengetahui jumlah item penyusunan suatu produk akhir dan
memberikan rincian mengenai komponen apa saja yang dibutuhkan untuk
menghasilkan suatu produk. Terdapat 2 macam struktur produk, berikut
merupakan struktur produk tersebut (Gasperzs, 2002).
1. Struktur produk explotion
Struktur produk explotion yaitu teknik penguraian komponen struktur
produk yang urutannya dimulai dari induk sampai komponen pada level
paling bawah.
INCLUDEPICTURE
"https://fariedpradhana.files.wordpress.com/2012/05/explotion.jpg?w=584" \*
MERGEFORMATINET

Gambar 3.3 Contoh Struktur Produk Explotion


(https://fariedpradhana.wordpress.com/tag/pelatihan-kerja/, 2020)
2. Struktur produk implotion

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-10

Struktur produk implosion yaitu suatu teknik penguraian komponen


struktur produk yang urutannya dimulai dari komponen pada level
paling bawah sampai induk atau level atas.
INCLUDEPICTURE
"https://fariedpradhana.files.wordpress.com/2012/05/implotion.jpg?w=584" \*
MERGEFORMATINET

Gambar 3.4 Contoh Struktur Produk Implotion


(https://fariedpradhana.wordpress.com/tag/pelatihan-kerja/, 2020)

3.1.3 Bill of Material


Bill Of Material (BOM) adalah sebuah daftar jumlah komponen,
campuran bahan, dan bahan baku yang diperlukan untuk membuat suatu
produk. BOM tidak hanya menspesifikasikan produksi, tapi juga berguna
untuk pembebanan biaya dan dapat dipakai sebagai daftar bahan yang harus
dikeluarkan untuk karyawan produksi atau perakitan. Berikut ini klasifikasi
dari bill of material (Gaspersz, 2004).
1. Single level BOM
Klasifikasi BOM yang menggambarkan hubungan sebuah induk dengan
satu tingkatan komponen-komponen pembetuknya.
2. Multi level BOM
Klasifikasi BOM yang menggambarkan struktur produk yang lengkap dari
level 0 produk akhir sampai tingkat yang paling bawah.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-11

Bill Of Material (BOM) memilliki banyak kegunaan yang dapat


diimplementasikan. Berikut ini merupakan kegunaan dari BOM (Gasperzs,
2002):
1. Menghitung biaya produk dan harga jual sehingga dapat diketahui laba
dari hasil penjualan produk.
2. Menentukan komponen-komponen dalam daftar pembelian dan order
produksi yang harus lepas.
3. Menentukan komponen-komponen yang harus dibuat sendiri atau dibeli.
Bill Of Material (BOM) juga dibagi menjadi dua jenis yaitu explotion dan
implotion. Berikut ini penjelasan pembagian jenis Bill Of Material (BOM)
(Gaspersz, 2004).
1. Explotion
Explotion merupakan jenis BOM dengan urutan dimulai dari induk sampai
komponen pada level paling bawah dan menunjukkan komponen-
komponen yang membentuk suatu indul dari level paling atas sampai level
paling bawah. Berikut adalah contoh BOM explition (Gaspersz, 2004).
2. Implotion
Implotion merupakan jenis BOM yang menunjukkan urutan komponen
induk dan untuk mengetahui suatu part number menjadi komponen dari
induk yang mana saja yang digunakan untuk melihat pengaruh perubahan
rancangan komponen terhadap induk-induknya. Berikut adalah contoh
BOM Implotion (Gaspersz, 2004).
Bill of material tentunya memiliki banyak manfaat. Berikut ini manfaat
yang diperoleh dari bill of material (Gaspersz, 2004).
1. Sebagai alat pengendali produksi yang menspesifikasi bahan-bahan
kandungan yang penting dari suatu produk, pesanan yang harus
digabungkan dan banyaknya yang dibutuhkan untuk membuat satu batch.
2. Untuk peramalan barang yang keluar masuk dari inventori maupun
transaksi produksi dan bisa menghasilkan pesanan-pesanan produksi dari
pesanan pelanggan.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-12

3. Menjamin bahwa jumlah bahan yang tepat telah dikirim ke tempat yang
tepat pada waktu yang tepat.

3.2. Hasil dan Pembahasan


Hasil dan pembahasan pada penulisan modul proses kerja dan
material berisi tentang deskripsi produk rak kacamata, data komponen, data
waktu proses dan perhitungan scrap, Operation Process Chart (APC),
Assembly Process Chart (OPC), struktur produk, dan Bill Of Material (BOM).
Berikut merupakan penjelasan dari hasil dan pembahasan pada modul
proses kerja dan material.

3.2.1 Deskripsi Produk


PT Karya Mebel Laksana adalah sebuah perusahan yang bergerak di
bidang manufaktur dan memproduksi rak kacamata sebagai produk
unggulannya. Produk rak kacamata adalah sebuah produk yang memiliki
fungsi utama menyimpan kacamata. Fungsi tambahan dari adanya produk
rak kacamata yaitu untuk menyimpan aksesoris kacamata lainnya seperti lap
kacamata, tempat kacamata, bahkan spray pembersih kacamata. Produk
dikembangkan menggunakan bahan dasar dari kayu Jati Belanda karena Jati
Belanda memiliki sifat bahan yang kuat dan kokoh. Selain itu kayu Jati
Belanda memiliki ketebalan yang beraneka ragam sehingga dapat memilih
sesuai selera dan kebutuhan. Produk rak kacamata memiliki sebuah inovasi
berupa penambahan cermin disisi samping kiri. Adanya penambahan cermin
pada sisi samping kiri rak, untuk mempermudah konsumen apabila ingin
melihat penampilannya ketika sedang atau ingin memakai kacamata. Rak
kacamata ini memiliki kelebihan yaitu dapat menyimpan banyak jenis
kacamata dari kacamata untuk model hingga kacamata untuk kesehatan.
Mulai dari kacamata dewasa hingga untuk anak kecil. Hal tersebut apabila

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-13

dibandingkan dengan produk rak kacamata lainnya yang berada di pasaran,


produk rak kacamata ini menggunakan bahan yang mudah dicari, awet, kuat,
tahan lama, dan memiliki penambahan cermin pada sisi samping kiri. Ukuran
pada rak kacamata ini sudah disesuaikan terhadap ukuran antropometri
manusia. Ketahanan yang dimiliki produk ini berupa adanya lapisan pernis
pada proses akhir produk yang sangat berguna untuk memberikan
ketahanan yang cukup lama. Kelemahan dari produk referensi ini yaitu berat
jika dibandingkan dengan rak kacamata pada umumnya. Adanya
penambahan cermin pada sisi samping kiri lebih rentan pecah apabila rak
kacamata ini jatuh atau terkena benda yang dapat memicu pecahnya cermin
tersebut. Target umum dari produk rak kacamata adalah pengguna kacamata,
sedangkan target pasar khususnya adalah pelajar, pekerja yang sering
bekerja di depan layar komputer, yang berusia 18-45 tahun, hal ini
dikarenakan anak berumur 18 tahun sudah mulai banyak yang menggunakan
kacamata kesehatan karena seringnya berinteraksi dengan gadget dan
menggunakan kacamata aksesoris untuk kebutuhan fashion. Maksimal umur
di rentang 45 tahun dikarenakan produk ini dapat digunakan bukan hanya
oleh dirinya sendiri, melainkan bersama anggota keluarga lain dan sering kali
kacamata tercecer atau lupa disimpan, maka dengan adanya rak kacamata
akan memudahkan mereka dalam menyimpan kacamata.
Ukuran produk secara keseluruhan ini sebesar (45 x 22 x 22) cm dari
hasil perhitungan antropometri. Komponen yang terdapat pada rak kacamata
tersebut antara lain, papan bawah sebanyak 1 unit bermaterial kayu Jati
Belanda dengan ukuran (45 x 22 x 1) cm, papan belakang sebanyak 1 unit
bermaterial kayu Jati Belanda dengan ukuran (45 x 21 x 1) cm, papan
samping kanan sebanyak 1 unit bermaterial Jati Belanda dengan ukuran (21 x
21 x 1) cm, papan samping kiri sebanyak 1 unit bermaterial Jati Belanda
dengan ukuran (21 x 21 x 21) cm, papan atas sebanyak 1 unit bermaterial
kayu Jati Belanda dengan ukuran (43 x 21 x 1) cm, papan sekat horizontal
sebanyak 2 unit bermaterial kayu Jati Belanda dengan ukuran (43 x 1 x 1) cm,

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-14

papan sekat vertikal 1 sebanyak 1 unit bermaterial kayu Jati Belanda dengan
ukuran (9 x 1 x 1) cm, dan papan sekat vertikal 2 sebanyak 1 unit bermaterial
kayu Jati Belanda dengan ukuran (10 x 1 x 1) cm. Berikut ini merupakan
Gambar 3.5 2D Produk Rak Kacamata.

Gambar 3.5 2D Produk Rak Kacamata


Desain konsep pada gambar 2D ini dibuat dengan menggunakan
software CATIA V5R20. Skala pada drafting tersebut adalah 1:10 yang artinya
gambar tersebut diperkecil sepuluh kali dari ukuran produk yang
sebenarnya. Drafting komponen tersebut dengan tampilan depan, atas,
samping kanan dan isometri (Proyeksi Amerika) disertakan ukuran dan
etiket. Drafting pada produk memperlihatkan 4 tampak, yaitu tampak atas,
tampak depan, tampak samping kanan, dan tampak isometris. Kegunaan dari
tampak isometri dapat dilihat dengan jelas dan diukur langsung pada gambar
proyeksi ini. Inovasi yang ditambahkan pada produk rak kacamata ini adalah
dengan menambahkan cermin pada sisi samping kiri rak digunakan untuk
membantu pengguna mempermudah melihat penampilan ketika sedang atau
ingin memakai kacamata. Berikut merupakan Gambar 3.6 3D Produk Rak
Kacamata

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-15

Gambar 3.6. 3D Produk Rak Kacamata


Berdasarkan Gambar 3.6 3D Rak Kacamata diatas komponen utama
terdiri 1 papan bawah, 1 papan belakang, 2 papan samping, 1 papan atas, 2
papan sekat horizontal, dan 2 papan sekat vertikal. Komponen tambahan
pada produk yaitu cermin paku, pernis, dan cat. Ukuran keseluruhan produk
rak kacamata yaitu (45 x 22 x 22) cm dengan 6 komponen utama. Desain
konsep pada gambar 3D ini dibuat dengan menggunakan software CATIA
V5R20.

3.2.2 Data Komponen, Data Waktu Proses dan Perhitungan Scrap


Data komponen produk rak kacamata didapat berdasarkan hasil
pembuatan yang sudah direncanakan sebelumnya. Berikut ini data
penunjang mengenai produk rak kacamata yang mana terdapat informasi
mengenai data komponen utama dan komponen tambahan. Berdasarkan
deskripsi produk, maka diketahui produk rak kacamata memiliki 6
komponen utama dan 7 komponen tambahan. Berikut ini Tabel 3.2 Data
Komponen (Utama dan Tambahan) Produk Rak Kacamata.
Tabel 3.2. Data Komponen (Utama dan Tambahan) Produk Rak Kacamata
No.
Nama Komponen Simbol Kuantitas
Komp
001 Papan bawah PB 1
002 Papan Belakang PBL 1
003 Papan Samping PS 2
004 Papan Atas PA 1
005 Papan Sekat Horizontal PSH 2
006 Papan Sekat Vertikal PSV 2
007 Cermin CR `1
008 Paku 2 cm PK 42
009 Lem LM 0,005 l

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-16

010 Cat CT 0,05 l


011 Pernis PR 0,05 l
012 Kardus 0,7 cm KR 1
013 Opp Tape 48 mm OT 1m
Berdasarkan hasil Tabel 3.2 Data Komponen (Utama dan Tambahan)
Produk Rak Kacamata diatas, dapat diihat cara menghitung disetiap
komponennya yaitu harga awal bahan sama dengan volume ukuran awal
bahan dikali (harga per cm3). Berikut ini penjelasan mengenai perhitungan
disetiap komponen dari produk rak kacamata.
1. Komponen Papan Bawah
Ukuran awal bahan : 46 cm x 23 x 1 cm
Harga awal bahan : Volume ukuran awal bahan x (harga/ cm3)
Harga awal bahan : (46 x 23 x 1) cm x Rp 6 ,-
Harga awal bahan : Rp 6348,00
2. Komponen Papan Belakang
Ukuran awal bahan : 46 cm x 22 cm x 1 cm
Harga awal bahan : Volume ukuran awal bahan x (harga/ cm3)
Harga awal bahan : (46 x 22 x 1) cm x Rp 6 ,-
Harga awal bahan : Rp 6072,00
3. Komponen Papan Samping
Ukuran awal bahan : 22 cm x 22 cm x 1 cm
Harga awal bahan : Volume ukuran awal bahan x (harga/ cm3) x 2
Harga awal bahan : (22 x 22 x 1) cm x Rp 6 ,- x 2 unit
Harga awal bahan : Rp 5808,00
4. Komponen Papan Atas
Ukuran awal bahan : 44 cm x 22 cm x 1 cm
Harga awal bahan : Volume ukuran awal bahan x (harga/ cm3)
Harga awal bahan : (44 x 22 x 1) cm x Rp 6 ,- x 2 unit
Harga awal bahan : Rp 11616,00
5. Komponen Papan Sekat Horizontal
Ukuran awal bahan : 44 cm x 2 cm x 1 cm
Harga awal bahan : Volume ukuran awal bahan x (harga/ cm3) x 2

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-17

Harga awal bahan : (44 x 2 x 1) cm x Rp 6 ,- x 2 unit


Harga awal bahan : Rp 1056,00
6. Komponen Papan Sekat Vertikal
Ukuran awal bahan : 10,5 cm x 2 cm x 1 cm
Harga awal bahan : Volume ukuran awal bahan x (harga/ cm3) x 2
Harga awal bahan : (10,5 x 2 x 1) cm x Rp 6 ,- x 2 unit
Harga awal bahan : Rp 252,00
Total harga awal : Rp 31152,00
Produk rak kacamata memiliki 6 komponen utama, yaitu papan
bawah, papan belakang, papan samping, papan atas, papan sekat horizontal,
dan papan sekat vertikal. Komponen papan bawah memiliki ukuran awal
bahan sebesar (46 x 23 x 1) cm dengan harga awal bahan sebesar Rp6348,00.
Komponen papan belakang memiliki ukuran awal bahan sebesar (46 x 22 x 1)
cm dengan harga awal bahan sebesar Rp6072,00. Komponen papan samping
memiliki ukuran awal bahan sebesar (22 x 22 x 1) cm dengan harga awal
bahan sebesar Rp5808,00. Komponen papan atas memiliki ukuran awal
bahan sebesar (44 x 22 x 1) cm dengan harga awal bahan sebesar
Rp11616,00. Komponen papan sekat horizontal memiliki ukuran awal bahan
sebesar (44 x 2 x 1) cm dengan harga awal bahan sebesar Rp1056,00.
Komponen papan sekat vertikal memiliki ukuran awal bahan sebesar (10,5 x
2 x 1) cm dengan harga awal bahan sebesar Rp252,00. Total harga awal dari
produk rak kacamata adalah Rp31152,00.
Data komponen utama produk rak kacamata didapat berdasarkan
hasil pembuatan yang sudah direncanakan sebelumnya. Berikut ini Tabel 3.3
Komponen Utama Produk Rak Kacamata.
Tabel 3.3 Komponen Utama Produk Rak Kacamata

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-18

Berdasarkan hasil Tabel 3.3 Komponen Utama Produk Rak Kacamata


perhitungan komponen utama produk rak kacamata diatas, dapat diihat cara
menghitung disetiap komponennya yaitu berat per unit sama dengan volume
komponen dikali massa jenis bahan kemudian dibagi 1000. Berikut ini
penjelasan mengenai perhitungan disetiap komponen utama dari produk rak
kacamata.
1. Komponen papan bawah
Berat/ unit : (volume komponen x massa jenis bahan)/ 1000
Berat/ unit : ((46 x 23 x 1)(0,75))/ 1000
Berat/ uni : (793,5)/ 1000
Berat/ unit : 0,7935 kg
Harga/ unit : (ukuran terima/ ukuran awal bahan) x harga bahan awal
Harga/ unit : (46 x 23 x 1/400 x 200 x 1) x 480.000
Harga/ unit : (1058/ 80000) x 480.000
Harga/ unit : (0,0132) x 480.000
Harga/ unit : Rp 6348,00
2. Komponen papan belakang
Berat/ unit : (volume komponen x massa jenis bahan)/ 1000
Berat/ unit : ((46 x 22 x 1)(0,75))/ 1000
Berat/ uni : (759)/ 1000
Berat/ unit : 0,7590 kg
Harga/ unit : (ukuran terima/ ukuran awal bahan) x harga bahan awal
Harga/ unit : (46 x 22 x 1/400 x 200 x 1) x 480.000

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-19

Harga/ unit : (1012/ 80000) x 480.000


Harga/ unit : (0,0126) x 480.000
Harga/ unit : Rp 6072,00
Berdasarkan Tabel 3.3 Komponen Utama Produk Rak Kacamata
menjelaskan mengenai data komponen utama dalam proses pembuatan rak
kacamata. Produk rak kacamata ini memiliki 6 komponen utama, yaitu papan
bawah, papan belakang, papan samping, papan atas, papan sekat horizontal,
dan papan sekat vertikal. Papan bawah memiliki nomor komponen 001 yang
menjelaskan penomoran di tiap komponen produk rak kacamata. Papan
bawah memiliki jumlah unit per assy sebanyak 1 unit yang menunjukkan
banyaknya unit yang dipakai dalam membuat produk. Papan bawah memakai
tipe bahan yang dipakai adalah kayu Jati Belanda yang menunjukkan bahan
yang dipakai dalam membuat produk. Papan bawah memiliki ukuran terima
sebesar (46 x 23 x 1) cm yang menunjukkan ukuran sebelum diproses. Papan
bawah memiliki ukuran pakai sebesar (45 x 22 x 1) cm yang menunjukkan
ukuran setelah diproses. Papan bawah memiliki berat per unit sebesar
0,7395 kg per unit dan harganya Rp6348,00 per unit. Papan belakang
memiliki nomor komponen 002 yang menjelaskan penomoran di tiap
komponen produk rak kacamata. Papan belakang memiliki jumlah unit per
assy sebanyak 1 unit yang menunjukkan banyaknya unit yang dipakai dalam
membuat produk. Papan belakang memakai tipe bahan yang dipakai adalah
kayu Jati Belanda yang menunjukkan bahan yang dipakai dalam membuat
produk. Papan belakang memiliki ukuran terima sebesar (46 x 22 x 1) cm
yang menunjukkan ukuran sebelum diproses. Papan belakang memiliki
ukuran pakai sebesar (45 x 21 x 1) cm yang menunjukkan ukuran setelah
diproses. Papan belakang memiliki berat per unit sebesar 0,7590 kg per unit
dan harganya Rp6072,00 per unit.
Data komponen tambahan produk rak kacamata didapat berdasarkan
hasil pembuatan yang sudah direncanakan sebelumnya. Berikut ini Tabel 3.4
Komponen Tambahan Produk Rak Kacamata.
Tabel 3.4 Komponen Tambahan Produk Rak Kacamata

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-20

Berdasarkan hasil Tabel 3.4 Komponen Tambahan Produk Rak


Kacamata diatas, dapat diihat cara menghitung disetiap komponennya yaitu
harga per unit sama dengan harga sesungguhnya dibagi berat per unit.
Berikut ini penjelasan mengenai perhitungan disetiap prosesnya dari produk
rak kacamata.
1. Cat
Berat/ unit : 1,4000
Harga/ unit : Harga sesungguhnya/ berat per unit
Harga/ unit : Rp 49000,00 / 1,4000
Harga/ unit : Rp 35000,00
2. Pernis
Berat/ unit : 1,2000
Harga/ unit : Harga sesungguhnya/ berat per unit
Harga/ unit : Rp 45000,00 / 1,2000
Harga/ unit : Rp 37500,00
Berdasarkan Tabel 3.4 Komponen Tambahan Produk Rak Kacamata
menjelaskan mengenai data komponen tambahan dalam proses pembuatan
rak kacamata. Produk rak kacamata ini memiliki 6 komponen tambahan,
yaitu cermin, paku 2 cm, lem, cat, pernis, kardus 0,7 cm, dan Opp Tape 48
mm. Cat memiliki nomor komponen 010 yang menjelaskan penomoran di
tiap komponen produk rak kacamata. Cat memiliki jumlah unit per assy
sebanyak 0,05 liter yang menunjukkan banyaknya cairan yang dipakai dalam
membuat produk. Cat memakai tipe bahan yang dipakai adalah cairan yang
menunjukkan bahan yang dipakai dalam membuat produk. Cat memiliki
ukuran kemasan sebesar (22 x 66 x 13) cm yang menunjukkan ukuran

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-21

kemasan komponen. Cat memiliki isi kemasan sebanyak 12 unit yang


menunjukkan banyaknya komponen dalam 1 kemasan. Cat memiliki berat
per unit sebesar 1,4000 kg per unit dan harga per unit Rp35000,00. Pernis
memiliki nomor komponen 011 yang menjelaskan penomoran di tiap
komponen produk rak kacamata. Pernis memiliki jumlah unit per assy
sebanyak 0,005 liter yang menunjukkan banyaknya cairan yang dipakai
dalam membuat produk. Pernis memakai tipe bahan yang dipakai adalah
cairan yang menunjukkan bahan yang dipakai dalam membuat produk.
Pernis memiliki ukuran kemasan sebesar (22 x 66 x 13) cm yang
menunjukkan ukuran kemasan komponen. Pernis memiliki isi kemasan
sebanyak 12 unit yang menunjukkan banyaknya komponen dalam 1
kemasan. Pernis memiliki berat per unit sebesar 1,2000 kg per unit dan harga
per unit Rp37500,00.
Waktu adalah serangkaian saat ketika proses suatu kejadian,
perubahan atau keadaan saat berlangsung suatu benda. Waktu proses
mengukur didapatkan dari hasil waktu proses total keseluruhan mengukur di
setiap komponen. Berdasarkan pada tabel dibawah ini, waktu proses yang
didapatkan dari komponen papan bawah selama 1,4278 menit, komponen
papan belakang selama 0,6236 menit, komponen papan samping selama
1,2737 menit, komponen papan atas selama 0,3789 menit, komponen papan
sekat horizontal selama 0,8922 menit, komponen papan sekat vertikal
selama 0,5738 menit dengan menggunakan alat meteran. Berikut ini Tabel
3.5 Data Waktu Proses Mengukur Produk Rak Kacamata.
Tabel 3.5 Data Waktu Proses Mengukur Produk Rak Kacamata
Alat/ Mesin Waktu
No. Unit/ Ukuran Setelah
Nama Komponen yang Proses
Komp Assy Proses
digunakan (menit)
001 Papan Bawah 1 Meteran 1,4278 (46 x 23 x 1) cm
002 Papan Belakang 1 Meteran 0,6236 (46 x 22 x 1) cm
003 Papan Samping 2 Meteran 1,2737 (22 x 22 x 1) cm
004 Papan Atas 1 Meteran 0,3789 (44 x 22 x 1) cm
005 Papan Sekat Horizontal 2 Meteran 0,8922 (44 x 2 x 1) cm
006 Papan Sekat Vertikal 2 Meteran 0,5738 (10,5 x 2 x 1) cm

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-22

Waktu adalah serangkaian saat ketika proses suatu kejadian,


perubahan atau keadaan saat berlangsung suatu benda. Waktu proses
memotong didapatkan dari hasil waktu proses total keseluruhan memotong
di setiap komponen. Berdasarkan pada tabel dibawah ini, waktu proses yang
didapatkan dari komponen papan bawah selama 0,7491 menit, komponen
papan belakang selama 0,2214 menit, komponen papan samping selama
0,4185 menit, komponen papan atas selama 0,1856 menit, komponen papan
sekat horizontal selama 0,3162 menit, komponen papan sekat vertikal
selama 0,4592 menit dengan menggunakan mesin circular saw. Berikut ini
Tabel 3.6 Data Waktu Proses Memotong Produk Rak Kacamata disetiap
komponennya.
Tabel 3.6 Data Waktu Proses Memotong Produk Rak Kacamata
Alat/ Mesin Waktu
No. Unit/ Ukuran Setelah
Nama Komponen yang Proses
Komp Assy Proses
digunakan (menit)
001 Papan Bawah 1 Circular saw 0,7491 (45,1 x 22,1 x 1) cm
002 Papan Belakang 1 Circular saw 0,2214 (45,1 x 21,1 x 1) cm
003 Papan Samping 2 Circular saw 0,4185 (21,1 x 21,1 x 1) cm
004 Papan Atas 1 Circular saw 0,1856 (43,1 x 21,1x 1) cm
005 Papan Sekat Horizontal 2 Circular saw 0,3162 (43,1 x 1,1 x 1) cm
006 Papan Sekat Vertikal 2 Circular saw 0,4592 (9,51 x 1,1 x 1) cm
Waktu adalah serangkaian saat ketika proses suatu kejadian,
perubahan atau keadaan saat berlangsung suatu benda. Waktu proses
menghaluskan didapatkan dari hasil waktu proses total keseluruhan
menghaluskan di setiap komponen. Berdasarkan pada tabel dibawah ini,
waktu proses yang didapatkan dari komponen papan bawah selama 0,4182
menit, komponen papan belakang selama 0,2311 menit, komponen papan
samping selama 0,5242 menit, komponen papan atas selama 0,2467 menit,
komponen papan sekat horizontal selama 0,4645 menit, komponen papan
sekat vertikal selama 0,6253 menit dengan menggunakan mesin sander
machine. Berikut ini Tabel 3.7 Data Waktu Proses Menghaluskan Produk Rak
Kacamata disetiap komponennya.
aktu Proses Menghaluskan Produk Rak Kacamata
No. Unit/ Alat/ Mesin yang Waktu Ukuran Setelah
Nama Komponen
Komp Assy digunakan Proses Proses

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-23

(menit)
001 Papan Bawah 1 Sander machine 0,4182 (45 x 22 x 1) cm
002 Papan Belakang 1 Sander machine 0,2311 (45 x 21 x 1) cm
003 Papan Samping 2 Sander machine 0.5242 (21 x 21 x 1) cm
004 Papan Atas 1 Sander machine 0,2467 (43 x 21 x 1) cm
005 Papan Sekat Horizontal 2 Sander machine 0,4645 (43 x 1 x 1) cm
006 Papan Sekat Vertikal 2 Sander machine 0,6253 (9,5 x 1 x 1) cm
Waktu adalah serangkaian saat ketika proses suatu kejadian,
perubahan atau keadaan saat berlangsung suatu benda. Waktu proses
perakitan didapatkan dari hasil waktu proses total keseluruhan perakitan di
setiap komponen. Berdasarkan pada tabel dibawah ini, waktu proses yang
didapatkan dari perakitan 1 selama 0,4769 menit, perakitan 2 selama 0,8836,
perakitan 3 selama 0,4668 menit, perakitan 4 selama 0,5841 menit, perakitan
4 selama 0,5841 menit, perakitan 5 selama 0,7464, perakitan 6 selama
0,2222 menit dengan menggunakan mesin nail gun elektrik. Berikut ini Tabel
3.8 Data Waktu Proses Perakitan Produk Rak Kacamata disetiap
komponennya.
Tabel 3.8 Data Waktu Proses Perakitan Produk Rak Kacamata
Alat/ Mesin Waktu Ukuran
Nama Unit/
No. Komp yang Proses Setelah
Komponen Assy
digunakan (menit) Proses
Nail gun
001, 002 Perakitan 1 1 0,4769  -
Elektrik
Nail gun
Perakitan 1, 003 Perakitan 2 1 0,8836 - 
Elektrik
Nail gun
Perakitan 2, 004 Perakitan 3 1 0,4668  -
Elektrik
Nail gun
Perakitan 3, 005 Perakitan 4 1 0,5841  -
Elektrik
Nail gun
Perakitan 4, 006 Perakitan 5 1 0,7464  -
Elektrik
Perakitan 5, 007 Perakitan 6 1 Kuas 0,2222  -
Waktu adalah serangkaian saat ketika proses suatu kejadian,
perubahan atau keadaan saat berlangsung suatu benda. Waktu proses
pengecetan didapatkan dari hasil waktu proses total keseluruhan pengecetan
di setiap komponen. Berdasarkan pada tabel dibawah ini, waktu proses yang
didapatkan dari komponen tambahan berupa Cat (CT) yaitu selama 3,0213
menit dengan menggunakan mesin spray gun. Berikut ini Tabel 3.9 Data
Waktu Proses Pengecetan Produk Rak Kacamata disetiap komponennya.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-24

Tabel 3.9. Data Waktu Proses Pengecatan Produk Rak Kacamata


Simbol Jumlah/ Alat/Mesin yang Waktu Proses
Komponen Assy digunakan (menit)
 CT 0,05 liter Spray gun 3,0213
Waktu adalah serangkaian saat ketika proses suatu kejadian,
perubahan atau keadaan saat berlangsung suatu benda. Waktu proses
pemernis didapatkan dari hasil waktu proses total keseluruhan pemernisan
di setiap komponen. Berdasarkan pada tabel dibawah ini, waktu proses yang
didapatkan dari komponen tambahan berupa Pernis (PR) yaitu selama
3,0213 menit dengan menggunakan mesin spray gun. Berikut ini Tabel 3.10
Data Waktu Pemernisan Produk Rak Kacamata disetiap komponennya.

Tabel 3.10 Data Waktu Proses Pemernisan Produk Rak Kacamata


Simbol Jumlah/ Alat/Mesin yang Waktu Proses
Komponen Assy digunakan (menit)
 PR 0,05 liter Spray gun 3,0213
Waktu adalah serangkaian saat ketika proses suatu kejadian,
perubahan atau keadaan saat berlangsung suatu benda. Waktu proses
pengemasan didapatkan dari hasil waktu proses total keseluruhan
pengemasan di setiap komponen. Pengemasan adalah tahap paling akhir
pada proses pembuatan produk. Tahap ini merupakan tahap akhir sebelum
produk didistribusikan. Berdasarkan pada tabel dibawah ini, waktu proses
yang didapatkan dari komponen tambahan berupa Kardus (KR) dan Opp
Tape 48 mm (OT) yaitu selama 1,0774 menit dengan menggunakan mesin
Tape Cutter. Berikut ini Tabel 3.11 Data Waktu Proses Pengemasan Produk
Rak Kacamata disetiap komponennya.
Tabel 3.11 Data Waktu Proses Pengemasan Produk Rak Kacamata
Simbol Alat/Mesin yang Waktu Proses
Jumlah/ Assy
Komponen digunakan (menit)
KR 1
Tape Cutter 1,0774
OT 48 mm
Scrap merupakan hasil sisa sebuah proses operasi bahan yang
mengalami kerusakan di dalam proses produksi. Ketika memproses bahan
baku menjadi barang jadi, tidak semua bahan baku terpakai semua, akan
terdapat bahan sisa. Namun sisa tersebut tidak dapat digunakan lagi. Sisa

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-25

bahan dapat berupa serbuk atau potongan sisa pemprosesan bahan, bahan
cacat yang tidak bisa dipakai atau dikembalikan ke pemasok, dan suku
cadang produk yang cacat akibat kesalahan karyawan atau mesin.
Perhitungan scrap produk rak kacamata yang terdiri dari 7 komponen
(papan bawah, papan belakang, papan samping, papan atas, papan sekat
horizontal, papan vertikal dan rak kacamata), 5 proses operasi (mengukur,
memotong, menghaluskan, mengecat dan memernis), sebelum proses
(ukuran diterima) hingga setelah proses (ukuran pakai), kuantitas dan %
scrap. Berikut merupakan penjelasan Tabel 3.12 Perhitungan Scrap Produk
Rak Kacamata.

Tabel 3.12 Perhitungan Scrap Produk Rak Kacamata

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-26

Berdasarkan hasil Tabel 3.12 Perhitungan Scrap Produk Rak


Kacamata diatas, dapat diihat cara menghitung disetiap prosesnya dengan
cara % Scrap sama dengan 1 dikurang (ukuran pakai dibagi ukuran diterima)
dikali 100 %. Berikut ini penjelasan mengenai perhitungan disetiap
prosesnya dari produk rak kacamata.
1. Mengukur

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-27

% Scrap = 1 - (Ukuran Pakai / Ukuran Diterima) x 100 %


= 1- ((46 x 23 x 1) / (46 x 23 x 1) x 100 %
= 1 – (1) x 100%
= 0%
2. Memotong
% Scrap = 1 - (Ukuran Pakai / Ukuran Diterima) x 100 %
= 1- ((45,1 x 22,1 x 1) / (46 x 23 x 1)) x 100 %
= 1 – (0,94207) x 100%
= 5,7930%
3. Menghaluskan
% Scrap = 1 - (Ukuran Pakai / Ukuran Diterima) x 100 %
= 1- ((45 x 22 x 1) / (45,1 x 22,1 x 1)) x 100 %
= 1 – (0.993268) x 100%
= 0.6732%
Scrap adalah sisa atau pembuangan dari suatu proses produksi, maka
perhitungan scrap adalah menghitung sisa atau pembuangan dari suatu
proses produksi. Perhitungan scrap berfungsi untuk mengetahui bahwa
proses yang dilakukan tidak terbuang berlebihan pada masing-masing
komponen, sehingga meminimalisir kerugian. Berdasarkan Tabel 3.12 di atas
menjelaskan menunjukkan nama komponen, operasi, ukuran sebelum
proses, ukuran setelah proses, kuantitas dan persentase scrap dari hasil
proses setiap komponen pembuatan produk rak kacamata. Contoh dari
perhitungan papan bawah pada tahap pengukuran memiliki ukuran diterima
sebesar (46 x 23 x 1) cm dan ukuran pakai sebesar (46 x 23 x 1) cm dengan
kuantitas sebanyak 1 unit maka didapatkan presentase scrap sebesar 0%.
Bedahalnya dengan perhitungan papan bawah pada tahap pemotongan
memiliki ukuran diterima sebesar (46 x 23 x 1) cm dan ukuran pakai sebesar
(45,1 x 22,1 x 1) cm dengan kuantitas sebanyak 1 unit maka didapatkan
presentase scrap sebesar 5.7930%. Tahap penghalusan papan bawah
memiliki ukuran diterima sebesar (45,1 x 22,1 x 1) cm dan ukuran pakai

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-28

sebesar (45 x 22 x 1) cm dengan kuantitas sebanyak 1 unit maka didapatkan


presentase scrap sebesar 0.6732%.
Perhitungan papan belakang pada tahap pengukuran memiliki ukuran
diterima sebesar (46 x 22 x 1) cm dan ukuran pakai sebesar (46 x 22 x 1) cm
dengan kuantitas sebanyak 1 unit maka didapatkan presentase scrap sebesar
0%. Bedahalnya dengan perhitungan papan belakang pada tahap
pemotongan memiliki ukuran diterima sebesar (46 x 22 x 1) cm dan ukuran
pakai sebesar (45,1 x 21,1 x 1) cm dengan kuantitas sebanyak 1 unit maka
didapatkan presentase scrap sebesar 5.9674%. Tahap penghalusan papan
belakang memiliki ukuran diterima sebesar (45,1 x 21,1 x 1) cm dan ukuran
pakai sebesar (45 x 21 x 1) cm dengan kuantitas sebanyak 1 unit maka
didapatkan presentase scrap sebesar 0.6946%.
Perhitungan papan samping pada tahap pengukuran memiliki ukuran
diterima sebesar (22 x 22 x 1) cm dan ukuran pakai sebesar (22 x 22 x 1) cm
dengan kuantitas sebanyak 2 unit maka didapatkan presentase scrap sebesar
0%. Bedahalnya dengan perhitungan papan samping pada tahap pemotongan
memiliki ukuran diterima sebesar (22 x 22 x 1) cm dan ukuran pakai sebesar
(21,1 x 21,1 x 1) cm dengan kuantitas sebanyak 1 unit maka didapatkan
presentase scrap sebesar 8.0145%. Tahap penghalusan papan samping
memiliki ukuran diterima sebesar (21,1 x 21,1 x 1) cm dan ukuran pakai
sebesar (21 x 21 x 1) cm dengan kuantitas sebanyak 1 unit maka didapatkan
presentase scrap sebesar 0.9456%.
Perhitungan papan atas pada tahap pengukuran memiliki ukuran
diterima sebesar (44 x 22 x 1) cm dan ukuran pakai sebesar (44 x 22 x 1) cm
dengan kuantitas sebanyak 1 unit maka didapatkan presentase scrap sebesar
0%. Bedahalnya dengan perhitungan papan atas pada tahap pemotongan
memiliki ukuran diterima sebesar (44 x 22 x 1) cm dan ukuran pakai sebesar
(43,1 x 21,1 x 1) cm dengan kuantitas sebanyak 1 unit maka didapatkan
presentase scrap sebesar 6.0527%. Tahap penghalusan papan atas memiliki
ukuran diterima sebesar (43,1 x 21,1 x 1) cm dan ukuran pakai sebesar (43 x

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-29

21 x 1) cm dengan kuantitas sebanyak 1 unit maka didapatkan presentase


scrap sebesar 0.7049%.
Perhitungan papan sekat horizontal pada tahap pengukuran memiliki
ukuran diterima sebesar (44 x 2 x 1) cm dan ukuran pakai sebesar (44 x 2 x
1) cm dengan kuantitas sebanyak 2 unit maka didapatkan presentase scrap
sebesar 0%. Bedahalnya dengan perhitungan papan sekat horizontal pada
tahap pemotongan memiliki ukuran diterima sebesar (44 x 2 x 1) cm dan
ukuran pakai sebesar (43,1 x 1,1 x 1) cm dengan kuantitas sebanyak 1 unit
maka didapatkan presentase scrap sebesar 46.1250%. Thap penghalusan
papan sekat horizontal memiliki ukuran diterima sebesar (43,1 x 1,1 x 1) cm
dan ukuran pakai sebesar (43 x 1 x 1) cm dengan kuantitas sebanyak 1 unit
maka didapatkan presentase scrap sebesar 9.3018%.
Perhitungan papan sekat vertikal pada tahap pengukuran memiliki
ukuran diterima sebesar (10,5 x 2 x 1) cm dan ukuran pakai sebesar (10,5 x
2 x 1) cm dengan kuantitas sebanyak 2 unit maka didapatkan presentase
scrap sebesar 0%. Bedahalnya dengan perhitungan papan sekat vertikal pada
tahap pemotongan memiliki ukuran diterima sebesar (10,5 x 2 x 1) cm dan
ukuran pakai sebesar (9,51 x 1,1 x 1) cm dengan kuantitas sebanyak 1 unit
maka didapatkan presentase scrap sebesar 50.1857%. Tahap penghalusan
papan sekat vertikal memiliki ukuran diterima sebesar (9,51 x 1,1 x 1) cm
dan ukuran pakai sebesar (9,5 x 1 x 1) cm dengan kuantitas sebanyak 1 unit
maka didapatkan presentase scrap sebesar 9.1865%.
Perhitungan rak kacamata pada tahap pengecetan memiliki ukuran
diterima sebesar (45 x 22 x 22) cm dan ukuran pakai sebesar (45 x 22 x 22)
cm dengan kuantitas sebanyak 1 unit maka didapatkan presentase scrap
sebesar 0%. Samahalnya dengan perhitungan rak kacamata pada tahap
pemernisan memiliki ukuran diterima sebesar (45 x 22 x 22) cm dan ukuran
pakai sebesar (45 x 22 x 22) cm dengan kuantitas sebanyak 1 unit maka
didapatkan presentase scrap sebesar 0%.
3.2.3 Operation Process Chart (OPC) dan Assembly process Chart (APC)

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-30

Operation Process Chart (OPC) merupakan peta yang menggambarkan


langkah-langkah operasi dan pemeriksaan yang dialami bahan dalam urutan-
urutannya dari awal hingga menjadi produk jadi maupun sebagai bagian
setengah jadi. Operation Process Chart (OPC) digunakan agar dapat
mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya, dapat
memperkirakan kebutuhan dari bahan baku, serta dapat menentukan tata
letak pabrik. Operation Process Chart (OPC) dengan warna merupakan OPC
dimana produk rak kacamata diproduksi melalui proses pengecatan dan
pemernisan. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan cat, sedangkan
pemernisan dilakukan dengan menggunakan pernis. Berikut adalah Gambar
3.7 Operation Process Chart (OPC) dengan Warna Produk Rak Kacamata.

Gambar 3.7 OPC dengan Warna Produk Rak Kacamata

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-31

Peta proses operasi terdiri dari kepala peta, badan peta, dan
ringkasan. Peta proses operasi di atas dapat dilihat terdapat kepala peta yang
terdiri dari nama objek, nomor peta, dipetakan oleh, dan tanggal dipetakan.
Nama objek pada peta proses operasi di atas adalah produk yang dibuat oleh
tim pengembang, yaitu rak kacamata. Nomor peta pada peta proses operasi
di atas adalah 1 karena diurutkan mulai dari peta yang dikerjakan terlebih
dahulu. Dipetakan oleh pada peta proses operasi di atas adalah dipetakan
oleh tim pengembang, yaitu kelompok 1. Tanggal dipetakan pada peta proses
operasi di atas menunjukkan peta tersebut dibuat pada tanggal 27 Maret
2021.
Badan peta pada peta proses operasi terdiri dari beberapa komponen.
Komponen yang paling banyak perlakuan diletakkan pada posisi sebelah
kanan. Komponen yang paling banyak perlakuan produk rak kacamata
adalah komponen papan bawah. Komponen pada produk rak kacamata
terdiri dari 6 komponen, komponen papan bawah dengan ukuran awal
sebesar (46 x 23 x 1) cm dan ukuran setelah diproses sebesar (45 x 22 x 1)
cm. Komponen papan belakang dengan ukuran awal sebesar (46 x 22 x 1) cm
dengan ukuran setelah diproses sebesar (45 x 21 x 1) cm. Komponen papan
samping yang terdiri dari 2 unit dengan ukuran awal sebesar (22 x 22 x 1) cm
dengan ukuran setelah diproses sebesar (21 x 21 x 1) cm. Komponen papan
atas dengan ukuran awal sebesar (44 x 22 x 1) cm dengan ukuran setelah
diproses sebesar (43 x 21 x 1) cm. Komponen papan sekat horizontal yang
terdiri dari 2 unit dengan ukuran awal sebesar (44 x 2 x 1) cm dengan ukuran
setelah diproses sebesar (43 x 1 x 1) cm. Komponen papan sekat vertikal
yang terdiri dari 2 unit dengan ukuran awal sebesar (10,5 x 2 x 1) cm dengan
ukuran setelah diproses sebesar (9,5 x 1 x 1) cm. Komponen tambahan pada
produk rak kacamata ini adalah cermin sebanyak 1 unit. Komponen
tambahan yang digunakan pada produk rak kacamata adalah paku dengan
ukuran 2 cm dan unit yang digunakan sebanyak 42 unit.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-32

Aliran yang digunakan pada peta proses operasi ini adalah


intermittent. Intermittent sendiri mempunyai arti bahwa penomoran
dilakukan ke samping dari komponen yang dikerjakan sampai menjadi
produk jadi. Penomoran tersebut dihitung mulai dari satu stasiun kerja
selesai, kemudian dilanjutkan lagi ke stasiun berikutnya. Proses operasi
pertama (O-1) mengukur papan bawah dengan menggunakan meteran
selama 1,43 menit serta memiliki scrap sebesar 0%. Proses operasi kedua (O-
2) mengukur papan belakang dengan menggunakan meteran selama 0,62
menit serta memiliki scrap sebesar 0%. Proses operasi ketiga (O-3)
mengukur papan samping dengan menggunakan meteran selama 1,27 menit
serta memiliki scrap sebesar 0%. Proses operasi keempat (O-4) mengukur
papan atas dengan menggunakan meteran selama 0,38 menit serta memiliki
scrap sebesar 0%. Proses operasi kelima (O-5) mengukur papan sekat
horizontal dengan menggunakan meteran selama 0,9 menit serta memiliki
scrap sebesar 0%. Proses operasi keenam (O-6) mengukur papan sekat
vertikal dengan menggunakan meteran selama 0,57 menit serta memiliki
scrap sebesar 0%.
Proses setelah pengukuran adalah proses pemotongan. Proses operasi
ketujuh dan pemeriksaan kesatu, yaitu (O-7, I-1) memotong papan bawah
menggunakan circular saw lalu diperiksa selama 0,75 menit serta memiliki
scrap sebesar 5,7930%. Proses operasi kedelapan dan pemeriksaan kedua,
yaitu (O-8, I-2) memotong papan belakang menggunakan circular saw lalu
diperiksa selama 0,22 menit serta memiliki scrap sebesar 5,9674%. Proses
operasi kesembilan dan pemeriksaan ketiga, yaitu (O-9, I-3) memotong
papan samping menggunakan circular saw lalu diperiksa selama 0,42 menit
serta memiliki scrap sebesar 8,0145%. Proses operasi kesepuluh dan
pemeriksaan keempat, yaitu (O-10, I-4) memotong papan atas menggunakan
circular saw lalu diperiksa selama 0,2 menit serta memiliki scrap sebesar
6,0527%. Proses operasi kesebelas dan pemeriksaan kelima, yaitu (O-11, I-5)
memotong papan sekat horizontal menggunakan circular saw lalu diperiksa

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-33

selama 0,3 menit serta memiliki scrap sebesar 46,1250%. Proses operasi
kedua belas dan pemeriksaan keenam (O-12, I-6) memotong papan sekat
vertikal menggunakan circular saw lalu diperiksa selama 0,46 menit serta
memiliki scrap sebesar 50,1857%.
Proses setelah pemotongan adalah proses penghalusan. Proses
penghalusan pertama (O-13, I-7) menghaluskan papan bawah menggunakan
sander machine dengan waktu selama 0,42 menit lalu diperiksa, serta
memiliki scrap sebesar 0,6732%. Proses penghalusan kedua (O-14, I-8)
menghaluskan papan belakang menggunakan sander machine dengan waktu
selama 0,23 menit lalu diperiksa, serta memiliki scrap sebesar 0,6946%.
Proses penghalusan ketiga (O-15, I-9) menghaluskan papan samping
menggunakan sander machine dengan waktu selama 0,52 menit lalu
diperiksa, serta memiliki scrap sebesar 0,9456%. Proses penghalusan
keempat (O-16, I-10) menghaluskan papan atas menggunakan sander
machine dengan waktu selama 0,25 menit lalu diperiksa, serta memiliki scrap
sebesar 0,7049%. Proses penghalusan kelima (O-17, I-11) menghaluskan
papan sekat horizontal menggunakan sander machine dengan waktu selama
0,47 menit lalu diperiksa, serta memiliki scrap sebesar 9,3018%. Proses
penghalusan keenam (O-18, I-12) menghaluskan papan sekat vertikal
menggunakan sander machine dengan waktu selama 0,62 menit lalu
diperiksa, serta memiliki scrap sebesar 9,1865%.
Kegiatan selanjutnya adalah proses perakitan. Perakitan pertama (O-
19, I-13) merakit papan bawah dengan papan belakang dengan
menggunakan nail gun elektrik dan komponen tambahan berupa paku
sebanyak 7 unit selama 0,48 menit lalu diperiksa, serta memiliki scrap
sebesar 0%. Perakitan kedua (O-20, I-14) merakit papan samping dengan
menggunakan nail gun elektrik dan komponen tambahan berupa paku
sebanyak 16 unit selama 0,88 menit lalu diperiksa, serta memiliki scrap
sebesar 0%. Perakitan ketiga (O-21, I-15) merakit papan samping dengan
menggunakan nail gun elektrik dan komponen tambahan berupa paku

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-34

sebanyak 7 unit selama 0,47 menit lalu diperiksa, serta memiliki scrap
sebesar 0%. Perakitan keempat (O-22, I-16) merakit papan sekat horizontal
dengan menggunakan nail gun elektrik dan komponen tambahan berupa
paku sebanyak 8 unit selama 0,58 menit lalu diperiksa, serta memiliki scrap
sebesar 0%. Perakitan kelima (O-23, I-17) merakit papan sekat vertikal
dengan menggunakan nail gun elektrik dan komponen tambahan berupa
paku sebanyak 4 unit selama 0,75 menit lalu diperiksa, serta memiliki scrap
sebesar 0%. Perakitan keenam (O-24, I-18) merakit cermin dengan
menggunakan kuas dan komponen tambahan berupa lem sebanyak 0,005
liter selama 0,22 menit lalu diperiksa, serta memiliki scrap sebesar 0%.
Kegiatan selanjutnya adalah proses pengecatan. Pengecatan pada
proses operasi dan pemeriksan (O-25, I-19) mengecat rak kacamata dengan
spray gun dan komponen tambahan berupa cat sebanyak 0,05 liter selama
3,02 menit lalu diperiksa, serta memiliki scrap sebesar 0%. Kegiatan
selanjutnya adalah proses pemernisan. Pemernisan pada proses operasi dan
pemeriksaan (O-26, I-20) memernis rak kacatama dengan spray gun dan
komponen tambahan berupa pernis sebanyak 0,05 liter selama 2,18 menit
lalu diperiksa, serta memiliki scrap sebesar 0%. Kegiatan selanjutnya adalah
proses pengemasan. Pengemasan pada proses operasi dan pemeriksaan (O-
27, I-21) mengemas rak kacamata dengan tape cutter dan komponen
tambahan berupa kardus sebesar (46,5 x 23,5 x 23,5) cm dan Opp Tape 48
mm sebanyak 1000 mm, proses tersebut dilakukan selama 1,08 menit lalu
diperiksa, serta memiliki scrap sebesar 0%. Selanjutnya produk rak kacamata
dipindahkan ke gudang barang jadi. Ringkasan dari peta proses operasi di
atas adalah memiliki kegiatan operasi sebanyak 27 dengan waktu 19,69
menit dan kegiatan pemeriksaan sebanyak 21. Jumlah total dari semua
kegiatan proses operasi dan pemeriksaan sebanyak 48 dan waktu total
sebanyak 19,69 menit.
Operation Process Chart (OPC) merupakan peta yang menggambarkan
langkah-langkah operasi dan pemeriksaan yang dialami bahan dalam urutan-

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-35

urutannya dari awal hingga menjadi produk jadi maupun sebagai bagian
setengah jadi. Operation Process Chart (OPC) tanpa warna merupakan OPC
dimana produk rak kacamata diproduksi tidak melalui proses pengecatan
dan pemernisan. Setelah produk selesai dirakit, maka dilanjutkan pada
proses pengemasan. Berikut adalah Gambar 3.8 Operation Process Chart
(OPC) Tanpa Warna Produk Rak Kacamata.

Gambar 3.8 OPC Tanpa Warna Produk Rak Kacamata

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-36

Peta proses operasi terdiri dari kepala peta, badan peta, dan
ringkasan. Peta proses operasi di atas dapat dilihat terdapat kepala peta yang
terdiri dari nama objek, nomor peta, dipetakan oleh, dan tanggal dipetakan.
Nama objek pada peta proses operasi di atas adalah produk yang dibuat oleh
tim pengembang, yaitu rak kacamata. Nomor peta pada peta proses operasi
di atas adalah 1 karena diurutkan mulai dari peta yang dikerjakan terlebih
dahulu. Dipetakan oleh pada peta proses operasi di atas adalah dipetakan
oleh tim pengembang, yaitu kelompok 1. Tanggal dipetakan pada peta proses
operasi di atas menunjukkan peta tersebut dibuat pada tanggal 27 Maret
2021.
Badan peta pada peta proses operasi terdiri dari beberapa komponen.
Komponen yang paling banyak perlakuan diletakkan pada posisi sebelah
kanan. Komponen yang paling banyak perlakuan produk rak kacamata
adalah komponen papan bawah. Komponen pada produk rak kacamata
terdiri dari 6 komponen, komponen papan bawah dengan ukuran awal
sebesar (46 x 23 x 1) cm dan ukuran setelah diproses sebesar (45 x 22 x 1)
cm. Komponen papan belakang dengan ukuran awal sebesar (46 x 22 x 1) cm
dengan ukuran setelah diproses sebesar (45 x 21 x 1) cm. Komponen papan
samping yang terdiri dari 2 unit dengan ukuran awal sebesar (22 x 22 x 1) cm
dengan ukuran setelah diproses sebesar (21 x 21 x 1) cm. Komponen papan
atas dengan ukuran awal sebesar (44 x 22 x 1) cm dengan ukuran setelah
diproses sebesar (43 x 21 x 1) cm. Komponen papan sekat horizontal yang
terdiri dari 2 unit dengan ukuran awal sebesar (44 x 2 x 1) cm dengan ukuran
setelah diproses sebesar (43 x 1 x 1) cm. Komponen papan sekat vertikal
yang terdiri dari 2 unit dengan ukuran awal sebesar (10,5 x 2 x 1) cm dengan
ukuran setelah diproses sebesar (9,5 x 1 x 1) cm. Komponen tambahan pada
produk rak kacamata ini adalah cermin sebanyak 1 unit. Komponen
tambahan yang digunakan pada produk rak kacamata adalah paku dengan
ukuran 2 cm dan unit yang digunakan sebanyak 42 unit.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-37

Aliran yang digunakan pada peta proses operasi ini adalah


intermittent. Intermittent sendiri mempunyai arti bahwa penomoran
dilakukan ke samping dari komponen yang dikerjakan sampai menjadi
produk jadi. Penomoran tersebut dihitung mulai dari satu stasiun kerja
selesai, kemudian dilanjutkan lagi ke stasiun berikutnya. Proses operasi
pertama (O-1) mengukur papan bawah dengan menggunakan meteran
selama 1,43 menit serta memiliki scrap sebesar 0%. Proses operasi kedua (O-
2) mengukur papan belakang dengan menggunakan meteran selama 0,62
menit serta memiliki scrap sebesar 0%. Proses operasi ketiga (O-3)
mengukur papan samping dengan menggunakan meteran selama 1,27 menit
serta memiliki scrap sebesar 0%. Proses operasi keempat (O-4) mengukur
papan atas dengan menggunakan meteran selama 0,38 menit serta memiliki
scrap sebesar 0%. Proses operasi kelima (O-5) mengukur papan sekat
horizontal dengan menggunakan meteran selama 0,9 menit serta memiliki
scrap sebesar 0%. Proses operasi keenam (O-6) mengukur papan sekat
vertikal dengan menggunakan meteran selama 0,57 menit serta memiliki
scrap sebesar 0%.
Proses setelah pengukuran adalah proses pemotongan. Proses operasi
ketujuh dan pemeriksaan kesatu, yaitu (O-7, I-1) memotong papan bawah
menggunakan circular saw lalu diperiksa selama 0,75 menit serta memiliki
scrap sebesar 5,7930%. Proses operasi kedelapan dan pemeriksaan kedua,
yaitu (O-8, I-2) memotong papan belakang menggunakan circular saw lalu
diperiksa selama 0,22 menit serta memiliki scrap sebesar 5,9674%. Proses
operasi kesembilan dan pemeriksaan ketiga, yaitu (O-9, I-3) memotong
papan samping menggunakan circular saw lalu diperiksa selama 0,42 menit
serta memiliki scrap sebesar 8,0145%. Proses operasi kesepuluh dan
pemeriksaan keempat, yaitu (O-10, I-4) memotong papan atas menggunakan
circular saw lalu diperiksa selama 0,2 menit serta memiliki scrap sebesar
6,0527%. Proses operasi kesebelas dan pemeriksaan kelima, yaitu (O-11, I-5)
memotong papan sekat horizontal menggunakan circular saw lalu diperiksa

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-38

selama 0,3 menit serta memiliki scrap sebesar 46,1250%. Proses operasi
kedua belas dan pemeriksaan keenam (O-12, I-6) memotong papan sekat
vertikal menggunakan circular saw lalu diperiksa selama 0,46 menit serta
memiliki scrap sebesar 50,1857%.
Proses setelah pemotongan adalah proses penghalusan. Proses
penghalusan pertama (O-13, I-7) menghaluskan papan bawah menggunakan
sander machine dengan waktu selama 0,42 menit lalu diperiksa, serta
memiliki scrap sebesar 0,6732%. Proses penghalusan kedua (O-14, I-8)
menghaluskan papan belakang menggunakan sander machine dengan waktu
selama 0,23 menit lalu diperiksa, serta memiliki scrap sebesar 0,6946%.
Proses penghalusan ketiga (O-15, I-9) menghaluskan papan samping
menggunakan sander machine dengan waktu selama 0,52 menit lalu
diperiksa, serta memiliki scrap sebesar 0,9456%. Proses penghalusan
keempat (O-16, I-10) menghaluskan papan atas menggunakan sander
machine dengan waktu selama 0,25 menit lalu diperiksa, serta memiliki scrap
sebesar 0,7049%. Proses penghalusan kelima (O-17, I-11) menghaluskan
papan sekat horizontal menggunakan sander machine dengan waktu selama
0,47 menit lalu diperiksa, serta memiliki scrap sebesar 9,3018%. Proses
penghalusan keenam (O-18, I-12) menghaluskan papan sekat vertikal
menggunakan sander machine dengan waktu selama 0,62 menit lalu
diperiksa, serta memiliki scrap sebesar 9,1865%.
Kegiatan selanjutnya adalah proses perakitan. Proses ini melakukan
peraktian antara komponen satu dengan komponen lainnya. Perakitan
pertama (O-19, I-13) merakit papan bawah dengan papan belakang dengan
menggunakan nail gun elektrik dan komponen tambahan berupa paku
sebanyak 7 unit selama 0,48 menit lalu diperiksa, serta memiliki scrap
sebesar 0%. Perakitan kedua (O-20, I-14) merakit papan samping dengan
menggunakan nail gun elektrik dan komponen tambahan berupa paku
sebanyak 16 unit selama 0,88 menit lalu diperiksa, serta memiliki scrap
sebesar 0%. Perakitan ketiga (O-21, I-15) merakit papan samping dengan

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-39

menggunakan nail gun elektrik dan komponen tambahan berupa paku


sebanyak 7 unit selama 0,47 menit lalu diperiksa, serta memiliki scrap
sebesar 0%. Perakitan keempat (O-22, I-16) merakit papan sekat horizontal
dengan menggunakan nail gun elektrik dan komponen tambahan berupa
paku sebanyak 8 unit selama 0,58 menit lalu diperiksa, serta memiliki scrap
sebesar 0%. Perakitan kelima (O-23, I-17) merakit papan sekat vertikal
dengan menggunakan nail gun elektrik dan komponen tambahan berupa
paku sebanyak 4 unit selama 0,75 menit lalu diperiksa, serta memiliki scrap
sebesar 0%. Perakitan keenam (O-24, I-18) merakit cermin dengan
menggunakan kuas dan komponen tambahan berupa lem sebanyak 0,005
liter selama 0,22 menit lalu diperiksa, serta memiliki scrap sebesar 0%.
Kegiatan selanjutnya adalah proses pengemasan. Proses pengemasan
dapat dilakukan apabila semua komponen telah bergabung didalam proses
perakaitan dan menjadi satu kesatuan yaitu berupa produk jadi. Pengemasan
pada proses operasi dan pemeriksaan (O-25, I-19) mengemas rak kacamata
dengan tape cutter dan komponen tambahan berupa kardus sebesar (46,5 x
23,5 x 23,5) cm dan Opp Tape 48 mm sebanyak 1000 mm, proses operasi dan
pemeriksaan tersebut dilakukan selama 1,08 menit lalu diperiksa, serta
memiliki scrap sebesar 0%. Selanjutnya produk rak kacamata dipindahkan ke
gudang barang jadi. Ringkasan dari peta proses operasi di atas adalah
memiliki kegiatan operasi sebanyak 25 dengan waktu 14,49 menit dan
kegiatan pemeriksaan sebanyak 19. Jumlah total dari semua kegiatan proses
operasi dan pemeriksaan sebanyak 44 dan waktu total sebanyak 14,49 menit.
Assembly Process Chart (APC) merupakan suatu peta kerja yang
menggambarkan langkah-langkah proses perakitan yang akan dialami oleh
komponen, termasuk dari pemeriksaan dari awal hingga produk jadi selesai
dan juga disertai informasi-informasi yang diperlukan untuk analisa lebih
lanjut. Berikut ini merupakan Gambar 3.10 Assembly Process Chart (APC)
Produk Rak Kacamata.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-40

Gambar 3. 9 APC Produk Rak Kacamata


Peta proses perakitan terdiri dari kepala peta, badan peta, dan
ringkasan. Peta proses operasi di atas dapat dilihat terdapat kepala peta yang
terdiri dari nama objek, nomor peta, dipetakan oleh, dan tanggal dipetakan.
Nama objek pada peta proses perakitan di atas adalah produk yang dibuat
oleh tim pengembang, yaitu rak kacamata. Nomor peta pada peta proses
perakitan di atas adalah 1 karena diurutkan mulai dari peta yang dikerjakan
terlebih dahulu. Dipetakan oleh pada peta proses perakitan di atas adalah

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-41

dipetakan oleh tim pengembang, yaitu kelompok 1. Tanggal dipetakan pada


peta proses perakitan di atas menunjukkan peta tersebut dibuat pada tanggal
27 Maret 2021.
Badan peta pada peta proses perakitan terdiri dari beberapa
komponen. Komponen yang paling banyak perlakuan diletakkan pada posisi
sebelah kanan. Komponen yang paling banyak perlakuan produk rak
kacamata adalah komponen papan bawah. Komponen pada produk rak
kacamata terdiri dari 6 komponen, komponen papan bawah dengan ukuran
awal sebesar (46 x 23 x 1) cm dan ukuran setelah diproses sebesar (45 x 22 x
1) cm. Komponen papan belakang dengan ukuran awal sebesar (46 x 22 x 1)
cm dengan ukuran setelah diproses sebesar (45 x 21 x 1) cm. Komponen
papan samping yang terdiri dari 2 unit dengan ukuran awal sebesar (22 x 22
x 1) cm dengan ukuran setelah diproses sebesar (21 x 21 x 1) cm. Komponen
papan atas dengan ukuran awal sebesar (44 x 22 x 1) cm dengan ukuran
setelah diproses sebesar (43 x 21 x 1) cm. Komponen papan sekat horizontal
yang terdiri dari 2 unit dengan ukuran awal sebesar (44 x 2 x 1) cm dengan
ukuran setelah diproses sebesar (43 x 1 x 1) cm. Komponen papan sekat
vertikal yang terdiri dari 2 unit dengan ukuran awal sebesar (10,5 x 2 x 1) cm
dengan ukuran setelah diproses sebesar (9,5 x 1 x 1) cm. Komponen
tambahan pada produk rak kacamata ini adalah cermin sebanyak 1 unit.
Komponen tambahan yang digunakan pada produk rak kacamata adalah
paku dengan ukuran 2 cm dan unit yang digunakan sebanyak 42 unit.
Kegiatan pada peta proses perakitan ini adalah proses perakitannya
saja. Perakitan pertama (O-1, I-1) merakit papan bawah dengan papan
belakang dengan menggunakan nail gun elektrik dan komponen tambahan
berupa paku sebanyak 7 unit selama 0,48 menit lalu diperiksa, serta memiliki
scrap sebesar 0%. Perakitan kedua (O-2, I-2) merakit papan samping dengan
menggunakan nail gun elektrik dan komponen tambahan berupa paku
sebanyak 16 unit selama 0,88 menit lalu diperiksa, serta memiliki scrap
sebesar 0%. Perakitan ketiga (O-3, I-3) merakit papan samping dengan

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-42

menggunakan nail gun elektrik dan komponen tambahan berupa paku


sebanyak 7 unit selama 0,47 menit lalu diperiksa, serta memiliki scrap
sebesar 0%. Perakitan keempat (O-4, I-4) merakit papan sekat horizontal
dengan menggunakan nail gun elektrik dan komponen tambahan berupa
paku sebanyak 8 unit selama 0,58 menit lalu diperiksa, serta memiliki scrap
sebesar 0%. Perakitan kelima (O-5, I-5) merakit papan sekat vertikal dengan
menggunakan nail gun elektrik dan komponen tambahan berupa paku
sebanyak 4 unit selama 0,75 menit lalu diperiksa, serta memiliki scrap
sebesar 0%. Perakitan keenam (O-6, I-6) merakit cermin dengan
menggunakan kuas dan komponen tambahan berupa lem sebanyak 0,005
liter selama 0,22 menit lalu diperiksa, serta memiliki scrap sebesar 0%.
Ringkasan dari peta proses perakitan di atas adalah memiliki kegiatan
operasi sebanyak 6 dengan waktu 3,38 menit dan kegiatan pemeriksaan
sebanyak 6. Jumlah total dari semua kegiatan proses operasi dan
pemeriksaan sebanyak 12 dan waktu total sebanyak 3,38 menit.

3.2.4 Struktur Produk


Struktur produk merupakan bagan yang menunjukkan cara
komponen-komponen bergabung ke dalam suatu produk selama proses
manufaktur. Struktur produk menggambarkan proses perakitan dalam
bentuk tingkatan. Berdasarkan cara penyajiannya, struktur produk dibagi
menjadi dua, yaitu explosion dan implosion. Struktur produk explosion sendiri
merupakan struktur produk yang menguraikan komponen dengan urutan
dimulai dari induk sampai komponen pada level paling bawah. Sedangkan
struktur produk implosion merupakan struktur produk yang menguraikan
komponen dengan urutan dimulai dari komponen sampai induk atau level
paling atas. Produk rak kacamata menggunkan struktur produk explosion.
Berikut ini merupakan aGambar 3.11 Struktur Explosion Produk Rak
Kacamata.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-43

Gambar 3.10 Struktur Produk Rak Kacamata


Berdasarkan gambar struktur produk di atas, dapat diketahui bahwa
jenis struktur produk tersebut adalah explosion. Alasan memilih struktur
produk explosion adalah karena untuk memudahkan dalam melihat pengaruh
perubahan rancangan komponen terhadap induk. Kelebihan dari struktur
produk explosion adalah penguraian komponen-komponen dapat dilihat
dengan mudah. Adapun kekurangan dari struktur produk explosion, yaitu
sulit untuk membuat urutan yang sesuai dengan rancangan komponen
(mulai dari induk hingga level paling bawah).
Terdapat 4 jenis angka yang tertera pada struktur produk. Angka yang
berada di pojok kiri atas nama komponen merupakan nomor urutan dari
struktur produk rak kacamata. Angka yang berada di pojok kanan atas nama
komponen merupakan jumlah unit yang digunakan untuk satu produk. Angka
yang berada di pojok kiri bawah nama komponen merupakan nomor
komponen. Angka yang berada di pojok kanan bawah merupakan harga per
unit dari suatu komponen yang digunakan dalam satu produk. Struktur

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-44

produk juga menunjukkan tingkatan proses perakitan berupa level-level.


Berdasarkan struktur produk di atas, dapat diketahui struktur produk rak
kacamata memiliki 8 level, yaitu Level 0, Level 1, Level 2, Level 3, Level 4, Level
5, Level 6, dan Level 7.
Papan bawah mempunyai nomor urutan 22, nomor komponen 001,
jumlah unit 1, dan harga per unit sebesar Rp6.348,00. Papan belakang
memiliki nomor urutan 23, nomor komponen 002, jumlah unit 1, dan harga
per unit sebesar Rp6.072,00. Kedua komponen ini kemudian dirakit
menggunakan paku berukuran 2 cm dengan nomor urutan 24, nomor
komponen 008, jumlah unit 7, dan harga per unit sebesar Rp10,00. Papan
bawah, papan belakang, dan paku berada di Level 7 pada struktur produk rak
kacamata. Hasil dari perakitan tiga komponen ini disebut dengan Perakitan 1.
Perakitan 1 yang mempunyai nomor urutan 19 dan jumlah unit 1
kemudian dirakit dengan papan samping. Papan samping mempunyai nomor
urutan 23, nomor komponen 003, jumlah unit 2, dan harga per unit sebesar
Rp2.904,00. Kedua komponen ini dirakit menggunakan paku berukuran 2 cm
dengan nomor urutan 21, nomor komponen 008, jumlah unit 16, dan harga
per unit sebesar Rp10,00. Perakitan 1, papan samping, dan paku berada di
Level 6. Hasil dari perakitan tiga komponen ini disebut dengan Perakitan 2.
Perakitan 2 yang mempunyai nomor urutan 16 dan jumlah unit 1
kemudian dirakit dengan papan atas. Papan atas mempunyai nomor urutan
17, nomor komponen 004, jumlah unit 1, dan harga per unit sebesar
Rp5.808,00. Kedua komponen ini dirakit menggunakan paku berukuran 2 cm
dengan nomor urutan 18, nomor komponen 008, jumlah unit 7, dan harga
per unit sebesar Rp10,00. Perakitan 2, papan atas, dan paku berada di Level 5.
Hasil perakitan tiga komponen ini disebut dengan Perakitan 3.
Perakitan 3 yang mempunyai nomor urutan 13 dan jumlah unit 1
kemudian dirakit dengan papan sekat horizontal. Papan sekat horizontal
mempunyai nomor urutan 14, nomor komponen 005, jumlah unit 2, dan
harga per unit sebesar Rp528,00. Kedua komponen ini dirakit menggunakan

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-45

paku berukuran 2 cm dengan nomor urutan 15, nomor komponen 008,


jumlah unit 8, dan harga per unit sebesar Rp10,00. Perakitan 3, papan sekat
horizontal, dan paku berada di Level 4. Hasil perakitan tiga komponen ini
disebut dengan Perakitan 4.
Perakitan 4 yang mempunyai nomor urutan 10 dan jumlah unit 1
kemudian dirakit dengan papan sekat vertikal. Papan sekat vertikal
mempunyai nomor urutan 11, nomor komponen 006, jumlah unit 2, dan
harga per unit sebesar Rp126,00. Kedua komponen ini dirakit menggunakan
paku berukuran 2 cm dengan nomor urutan 12, nomor komponen 008,
jumlah unit 4, dan harga per unit sebesar Rp10,00. Perakitan 4, papan sekat
vertikal, dan paku berada di Level 3. Hasil perakitan tiga komponen ini
disebut dengan Perakitan 5.
Perakitan 5 yang mempunyai nomor urutan 7 dan jumlah unit 1
kemudian dirakit dengan cermin. Cermin mempunyai nomor urutan 8,
nomor komponen 007, jumlah unit 1, dan harga per unit sebesar
Rp40.000,00. Kedua komponen ini dirakit menggunakan lem dengan nomor
urutan 9, nomor komponen 009, jumlah unit 0,005, dan harga per unit
sebesar Rp16.500,00. Perakitan 5, cermin, dan lem berada di Level 2. Hasil
dari perakitan tiga komponen ini disebut dengan Perakitan 6.
Perakitan 6 merupakan hasil perakitan terakhir sebelum akhirnya
produk mengalami proses finishing. Proses finishing ini terdiri dari proses
pengecatan, pemernisan, dan pengemasan. Komponen tambahan yang
digunakan untuk pengecatan adalah cat dengan nomor urutan 3, nomor
komponen 010, jumlah unit 0,05, dan harga per unit sebesar Rp35.000,00.
Komponen tambahan yang digunakan untuk pemernisan adalah pernis
dengan nomor urutan 4, nomor komponen 011, jumlah unit 0,05, dan harga
per unit sebesar Rp 37.500,00. Komponen tambahan yang digunakan untuk
pengemasan adalah kardus dengan nomor urutan 5, nomor komponen 012,
jumlah unit 1, dan harga per unit sebesar Rp324,00, serta Opp Tape 48 mm
dengan nomor urutan 6, nomor komponen 012, jumlah unit 1, dan harga per

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-46

unit sebesar Rp7.200,00. Perakitan 6, cat, pernis, kardus, dan Opp Tape 48
mm berada di Level 1. Hasil dari perakitan lima komponen ini adalah produk
rak kacamata yang berada di Level 0.

3.2.5 Bill of Material (BOM)


Bill of Material (BOM) merupakan daftar komponen yang dibutuhkan
untuk membuat suatu produk jadi. Informasi yang ada pada Bill of Material
(BOM) diperoleh dari informasi yang ada pada struktur produk. Seperti
semua material, parts serta kuantitas per assembly di dalam produk tersebut.
Bill of Material (BOM) explosion dipilih karena struktur produk ini
lebih mudah dipahami sebab dapat menjelaskan urutan komponen berawal
dari induk yaitu produk jadi sampai ke proses perakitan komponen
penyusunnya. Bill of Material (BOM) yang digunakan oleh produk rak
kacamata adalah struktur produk explosion. Struktur explosion mengurutkan
daftar Bill of Material (BOM) dimulai dari induk sampai komponen pada level
paling bawah. Kelebihan dari Bill of Material (BOM) explosion ini yaitu lebih
mengetahui produk akhirnya dahulu dibandingkan dengan proses
perakitannya dan kekurangan dari Bill of Material (BOM) explosion yaitu
urutan proses perakitan dimulai dari perakitan yang paling akhir sehingga
jika ingin mengetahui proses perakitan paling awal harus melihat dari urutan
level paling bawah. Bill of Material (BOM) rak kacamata menjelaskan
informasi yang berkaitan dengan masing-masing komponen yaitu nomor,
level, kode, deskripsi, harga per unit, kuantitas, dan total. Berikut ini adalah
Tabel 3.13 Bill of Material (BOM) Produk Rak Kacamata.
Tabel 3.13 Bill of Material (BOM) Produk Rak Kacamata
No Level Kode Deskripsi Harga/Unit (Rp) Kuantitas Total (Rp)
1 0 RK Rak Kacamata - 1 -
2 1 CT Cat 35.000,00 0,05 L 1.750,00
3 1 PR Pernis 37.500,00 0,05 L 1.875,00
4 1 KR Kardus 0,7 cm 324,00 1 unit 324,00
Opp Tape 48
5 1 OT 7.200,00 1m 7.200,00
mm
6 2 CR Cermin 40.000,00 1 unit 40.000,00
7 2 LM Lem 16.500,00 0,005 L 82.5,00
Tabel 3.13 Bill of Material (BOM) Produk Rak Kacamata (lanjutan)

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-47

Harga/Unit Kuantit
No Level Kode Deskripsi Total (Rp)
(Rp) as
8 3 PSV Papan Sekat Vertikal 126,00 2 unit 252,00
Papan Sekat
9 4 PSH 528,00 2 unit 1.056,00
Horizontal
10 5 PA Papan Atas 5.808,00 1 unit 5.808,00
11 6 PS Papan Samping 2.904,00 2 unit 5.808,00
12 7 PB Papan Bawah 6.348,00 1 unit 6.348,00
13 7 PBL Papan Belakang 6.072,00 1 unit 6.072,00
3,4,5,
14 PK Paku 2 cm 10,00 42 unit 420,00
6,7
Bill of Material (BOM) pada tabel diatas nomor komponen
menunjukkan komponen untuk dilakukannya proses perakitan komponen
suatu produk. Level pada tabel menunjukkan tingkatan atau kelas-kelas pada
masing-masing komponen suatu produk yang berasal dari struktur produk.
Kode pada tabel menunjukkan kode atau singkataan dalam penamaan
komponen produk pada proses perakitan. Deskripsi menunjukkan
penjelasan kode dalam penamaan komponen produk dari perakitan produk.
Harga per unit berarti menyatakan biaya yang diperlukan untuk masing-
masing komponennya. Kuantitas menunjukkan jumlah atau unit pada
masing-masing komponen suatu produk. Total menunjukkan nilai total dari
harga per unit dan kuantitas pada masing-masing komponen suatu produk.
Berdasarkan hasil tabel Bill of Material (BOM) diatas dapat diketahui
untuk produk rak kacamata memiliki 7 level yaitu level 0 sampai dengan level
7 yang terdiri dari 1 produk, 6 komponen utama dan 4 komponen tambahan.
Hasil total (Rp) didapatkan dari harga per unit (Rp) dikali kuantitas. Hasil
dari harga per unit (Rp) dan kuantitas didapatkan pada perhitungan di Tabel
3. Komponen Tambahan. Jadi contoh perhitungan dari tabel diatas untuk
komponen cat (CT) dengan harga per unit (Rp) sebesar 35.000,00 dikali
kuantitas sebesar 0,05 liter maka didapatkan hasil total (Rp) sebesar
1.750,00. Komponen Opp Tape 48 mm (OT) dengan harga per unit (Rp)
sebesar 7.200,00 dikali kuantitas sebesar 1 m maka didapatkan hasil total
(Rp) sebesar 7.200,00.
Rak kacamata berada di level 0 mempunyai kode RK dan kuantitas 1.
Harga per unit pada produk rak kacamata belum diketahui. Produk rak

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-48

kacamata menghasilkan total harga pada tabel Bill of Material (BOM) yang
didapatkan dari harga per unit dengan kuantitas. Total harga produk rak
kacamata belum diketahui, karena produk belum dijual sehingga harga dan
total harga belum diketahui juga. Cat (CT) terdapat di level 1 dengan harga
per unit sebesar Rp35.000,00, mempunyai kuantitas sebanyak 0,05 liter dan
total harga Rp1.750,00. Pernis (PR) terdapat di level 1 dengan harga per unit
sebesar Rp37.500,00, mempunyai kuantitas sebanyak 0,05 liter dan total
harga Rp1.875,00. Kardus 0,7 cm (KR) terdapat di level 1 dengan harga per
unit sebesarRp 324,00, mempunyai kuantitas sebanyak 1 unit dan total harga
Rp324,00. Opp Tape 48 mm (OT) terdapat di level 1 dengan harga per unit
sebesar Rp7.200,00, mempunyai kuantitas sebanyak 1 unit dan total harga
Rp7.200,00. Cermin (CR) terdapat di level 2 dengan harga per unit sebesar
Rp40.000,00, mempunyai kuantitas sebanyak 1 unit dan total harga
Rp40.000.00. Lem (LM) terdapat di level 2 dengan harga per unit sebesar
Rp16.500,00 mempunyai kuantitas sebanyak 0,005 liter dan total harga
Rp82.5,00. Papan Sekat Vertikal (PSV) terdapat di level 3 dengan harga per
unit sebesar Rp126,00, mempunyai kuantitas sebanyak 2 unit dan total harga
Rp252,00. Papan Sekat Horizontal (PSH) terdapat di level 4 dengan harga per
unit sebesar Rp582,00, mempunyai kuantitas sebanyak 2 unit dan total harga
Rp1.056,00. Papan Atas (PA) terdapat di level 5 dengan harga per unit
sebesar Rp5.808,00, mempunyai kuantitas sebanyak 1 unit dan total harga
Rp5.808,00. Papan Samping (PS) terdapat di level 6 dengan harga per unit
sebesar Rp2.904,00, mempunyai kuantitas sebanyak 2 unit dan total harga
Rp5.808,00. Papan Bawah (PB) terdapat di level 7 dengan harga per unit
sebesar Rp6.348,00, mempunyai kuantitas sebanyak 1 unit dan total harga
Rp6.348,00. Papan Belakang (PBL) terdapat di level 7 dengan harga per unit
sebesar Rp6.072,00, mempunyai kuantitas sebanyak 1 unit dan total harga
Rp6.072,00. Paku (PK) terdapat di level 3,4,5,6,7 dengan harga per unit
sebesar Rp 10,00, mempunyai kuantitas sebanyak 42 unit dan total harga Rp
420,00.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021


III-49

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2020/2021

Anda mungkin juga menyukai