Anda di halaman 1dari 22

MODUL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

(EAA 402)

MODUL SESI KE 8

Badan Usaha Milik Daerah

DISUSUN OLEH
Dr. Rilla Gantino, S.E., Ak., MM

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


JULI 2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 / 22
LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISA
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Badan Usaha Milik Daerah

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :
Menjelaskan Akuntansi BUMD dalam kaitan dengan BUMD sebagai pusat laba
Menjelaskan Contoh kasus BUMD

B. BUMD

Pengertian BUMD
Pengertian BUMD berdasarkan Passal 1 UU no 23 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
dikatakan bahwa BUMD adalah suatu Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya di
singkat menjadi BUMD adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh Daerah.

Badan usaha milik daerah (BUMD) adalah perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh
pemerintah daerah. Kewenangan pemerintah daerah membentuk dan mengelola BUMD
ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang kewenangan
pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom.

Ciri Ciri BUMD


Ciri-ciri BUMD adalah sebagai berikut:
a. Pemerintah memegang hak atas segala kekayaan dan usaha.
b. Pemerintah beragai pemegang saham dalam pemodalan perusahaan
c. Pemerintah memiliki wewenang dan kekuasaan dalam menetapkan kebijakan
perusahaan.
d. Pengawasan dilakukan alat pelengkap negara yang berwenang.
e. Melayani kepentingan umum, selain mencari keuntungan.
f. Sebagai stabillisator perekonomian dalam rangka menyejahterakan rakyat.
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 1 / 22
g. Sebagai sumber pemasukan Negara.
h. Seluruh atau sebagian besar modalnya milik Negara.
i. Modalnya dapat berupa saham atau obligasi bagi perusahaan yang go public.
j. Dapat menghimpun dana dari pihak lain, baik berupa bank maupun nonbank.
k. Direksi bertanggung jawab penuh atas BUMN, dan mewakili BUMN di pengadilan.
Tujuan BUMD
Tujuan Pendirian BUMD:
a. Memberikan sumbangsih pada perekonomian nasional dan penerimaan kas
Negara
b. Mengejar dan mencari keuntungan
c. Pemenuhan hajat hidup orang banyak.
d. Perintis kegiatan-kegiatan usaha.
e. Memberikan bantuan dan perlindungan pada usaha kecil dan lemah

Fungsi BUMD
Fungsi Badan Usaha Milik Daerah yaitu:

a. Pelaksana kebijakan pemerintah daerah dalam bidang ekonomi dan pembangunan.


b. Pemupukan dana bagi pembiayaan pembangunan .
c. Penyusun kebijakan teknis administratif di bidang ; investasi , promosi kerjasama
investasi, pemberdayaan BUMD serta pelayanan perijinan terpadu.

Peranan BUMD
Peran Badan Usaha Milik Daerah yaitu:
a. Mendorong peran serta masyarakat dalam bidang usaha .
b. Memenuhi barang dan jasa bagi kepentingan masyarakat .
c. Menjadi perintis kegiatan yang kurang diminati masyarakat.

Kelebihan dan Kekurangan BUMD


Kelebihan BUMD
a. Meringankan beban pengeluaran konsumsi masyarakat melalui peetapan harga
produk (barang dan harga) yang memegang hajat hidup orang benyak yang lebih
murah karena subsidi oleh pemerintah.
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 2 / 22
b. Membantu sektor swasta mengelola sektor usaha yang secara ekonomis tidak
menguntungkan, namun produknya sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
c. Menyerap tenaga kerja formal dengan seleksi tertentu sehingga dapat
diperoleh sumber daya manusia yang lebih berkualitas handal.
d. Mudah mengumpulkan modal, karena modal berasal dari kekayaan negara atau
daerah yang dipisahkan.
e. Pengelolaannya berasal dari direksi dan komisaris yang ditunjuk pemerintah dan
RUPS sehingga lebih berhati-hati dan profesional.

Kekurangan BUMD
a. Keterbatasan kemampuan dan keahlia dalam mengelola BUMN dan
BUMD menyebabkan sering menderita kerugian
b. Pada situasi tertentu bertindak sebagai perusahaan monopoli sehingga penetapan
harga ditentuka sepihak (perusahaan), bukan melalui mekanisme pasar walaupun
akhirnya untuk kesejahteraan rakyat
c. Pendiriannya sukar karena harus melalui peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku

Manajemen Pengelolaan BUMD

Pemerintah pusat banyak mendorong BUMD untuk menerapkan Good Corporate


Governance. karena Penerapan Good Corporate Governance diyakini akan menolong
BUMN/BUMD dan perekonomian Negara yang sedang tertimpa krisis bangkit menuju
ke arah yang lebih sehat, maju, mampu bersaing, dikelola secara dinamis serta
profesional. Ujungnya adalah daya saing yang tangguh, yang diikuti pulihnya
kepercayaan investor. BUMD dikatakan sudah menerapkan Good Corporate Governance
adalah BUMD yang mampu mengelola perusahaannya dengan prinsip-prinsip
transparancy (keterbukaan), accountability (dapat dipertanggungjawabkan), fairness
(kesetaraan), kemandirian dan sustainability (kelangsungan).

Selain Good Corporate Governance ada juga manajemen strategik. Kompleksitas proses
pengambilan keputusan yang semakin sulit dan rumit menuntut diperlukannya
Manajemen strategik. Oleh karena itu Good Corporate Governance dan manajemen
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 3 / 22
strategik saling terkait dan melengkapi satu sama lain. Good Corporate Governance
sangat dibutuhkan dalam proses manajemen strategik untuk mencapai tujuan
organisasi serta pengawasan kinerja organisasi yang memperhatikan kepentingan
seluruh stakeholder. Dengan Good Corporate Governance, proses bisnis perusahaan
melalui manajemen strategik dapat mencapai keseimbangan kepentingan antara

perusahaan dengan stakeholder sehingga dapat memberikan nilai tambah perusahaan


secara berkesinambungan dalam jangka panjang. Dengan demikian, Good Corporate
Governance akan memberikan nilai tambah dan memperlancar proses manajemen
strategik.
Penerapan Good Corporate Governance pada suatu BUMN/BUMD dapat dilihat
dari penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governace sendiri. Berbagai aturan
main dan sistem yang mengatur keseimbangan dalam pengelolaan perusahaan perlu
dituangkan dalam bentuk prinsip-prinsip yang harus dipatuhi untuk menuju tata kelola
perusahaan yang baik. ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam Good
Corporate Governance menurut Kepmen BUMN yang dijabarkan oleh Komite Nasional
Kebijakan Governance.
Menurut KEPMEN BUMN No. KEP-117/M-MBU/2002 pada pasal 3, prinsip-prinsip
Good Corporate Governance, yaitu :

a. Transparancy (Keterbukaan)

Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, Komite Nasional Kebijakan


Governace Mengharuskan BUMN/BUMD menyediakan informasi yang material dan
relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan.
BUMN/BUMD harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah
yang disyaratkan oleh peraturan perundang- undangan, tetapi juga hal yang penting
untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku
kepentingan lainnya.

Pedoman pokok pelaksanaan Transparansi menurut Komite Nasional

Kebijakan Governance :
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 4 / 22
1) BUMN/BUMD harus menyediakan informasi secara tepat waktu,
memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah di akses oleh
pemangku kepentingan sesuai dengan haknya:
2) Informasi yang harus diungkapkan meliputi visi, misi, sasaran usaha
dan strategi perusahaan, kondisi keuangan, pemegang saham pengendali,
sistem pengawasan dan pengendalian internal, sistem dan
pelaksanaan Good Corporate Governance serta tingkat kepatuhannya,
dan kejadian penting lainnya yang dapat mempengaruhi kondisi keuangan:
3) Prinsip keterbukaan yang dianut oleh perusahaan tidak mengurangi
kewajiban untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan perusahaan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan, rahasia jabatan, dan hak-hak
pribadi;
4) Kebijakan perusahaan harus tertulis dan secara proporsional
dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan.

b. Accountability (Akuntabilitas)

Menurut Sutedi Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan


pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana
secara efektif. Pengelolaan perusahaan harus didasarkan pada pembagian
kekuasaan diantara manajer perusahaan, yang bertanggung jawab pada pengoperasian
setiap harinya, dan pemegang sahamnya yang diwakili oleh dewan direksi. Dewan direksi
diharapkan untuk menetapkan kekeliruan (oversight) dan pengawasan. Sejalan dengan
pendapat Sutedi, Komite Nasional Kebijakan Governance juga mengharuskan
BUMN/BUMD dapat mempertangungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar.
Pedoman pokok pelaksanaan akuntabilitas menurut Komite Nasional

Kebijakan Governance :

1. BUMN/BUMD harus menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab


masing- masing organ perusahaan dan semua karyawan secara jelas
dan selaras dengan visi, misi, nilai-nilai perusahaan (corporate values),
dan strategi perusahaan;
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 5 / 22
2. Perusahaan harus menyakini bahwa semua organ perusahaan dan
semua karyawan mempunyai kemampuan sesuai dengan tugas dan
tangung jawab, dan perannanya dalam pelaksanaan Good Corporate
Governace;
3. Perusahaan harus memastikan adanya sistem pengendalian internal
yang efektif dalam pengelolaan perusahaan;
4. Perusahaan harus memiliki ukuran kinerja untuk semua jajaran
perusahaan yang konsisten dengan sasaran usaha perusahaan, serta
memiliki sistem penghargaan dan sanksi (reward and punishment
system);
5. Dalam melaksanakan tugas dan tangung jawabnya, setiap organ
perusahaan dan semua karyawan harus berpegang pada etika bisnis dan
pedoman perilaku (code of conduct) yang telah disepakati.

c. Fairness (Kesetaraan)
Menurut Sutedi Secara sederhana kesetaraan didefinisikan sebagai perlakuan yang
adil dan setara dalam memenuhi hak-hak stakeholder. Dalam pengelolaan perusahaan
perlu ditekankan pada kesetaraan, terutama untuk pemegang saham minoritas.
Dalam melaksanakan kegiatannya, Komite Nasional kebijakan Governace
menginstruksikan perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang
saham dan kepentingan lainnya berdasarkan asas kesetaraan.
Pedoman pokok pelaksanaan kesetaraan menurut Komite Nasional

Kebijakan Governance :

1. Perusahaan harus memberikan kesempatan kepada pemangku


kepentingan untuk memberikan masukan dan manyampaikan pendapat bagi
kepentingan perusahaan serta membuka akses terhadap informasi sesuai
dengan prinsip transparansi dalam lingkup kedudukan masing-masing;
2. Perusahaan harus memberikan perlakuaan yang setara dan wajar kepada
pemangku kepentingan sesuai dengan manfaat dan konstribusi yang
diberikan kepada perusahaan;

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 22
3. Perusahaan harus memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan
karyawan, berkarir dan melaksanakan tugasnya secara professional tanpa
membedakan suku, agama, ras, golongan, gender, dan kondisi fisik;
d. Indepency (Kemandirian)

Menurut Komite Nasioanal kebijakan governance, Untuk melancarkan pelaksanaan asas


Good Corporate Governance, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga
masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak di intervensi oleh
pihak lain. Pedoman pokok pelaksanaan independensi menurut Komite Nasional

Kebijakan Governace :

1) Masing-masing organ perusahaan harus menghindari terjadinya


dominasi oleh pihak manapun, tidak terpengaruh oleh kepentingan
tertentu, bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest)
dan dari segala pengaruh atau tekanan, sehingga pengambilan
keputusan dapat dilakukan secara obyektif;
2) Masing-masing organ perusahaan harus melaksanakan fungsi
dan tujuan sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan
perundang-undangan, tidak saling mendominasi dan atau
melempar tanggung jawab antara satu pihak dengan pihak yang
lain.

e. Sustainability (Kelangsungan)

Menurut Sutedi Kelangsungan adalah bagaimana perusahaan dapat terus beroperasi dan
menghasilkan keuntungan. Ketika perusahaan negara beroperasi dan menghasilkan
keuntungan dalam jangka mereka juga harus menemukan cara untuk memuaskan pegawai
dan komunitasnya agar tetap bisa bertahan dan berhasil. Mereka harus tanggap
terhadap lingkungan, memperhatikan hukum, memperlakukan pekerja secara adil, dan
menjadi karyawan yang baik. Dengan demikian, akan menghasilkan keuntungan yang
lama bagi stakeholder. Kelangsungan sebuah BUMD dapat di lihat melalui komitmen
manajemen terhadap stakeholder, kompetensi manajemen dan responsibilitas manajemen.
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 7 / 22
Permasalahan yang dihadapi BUMD
Berdasarkan jenis dan karakteristik BUMD, sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No.
23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah BUMD dibagi menjadi dua bentuk yaitu
perusaaan umum daerah (perumda) dan perusahaan perseroan daerah (perseroda).
Sebelum berlakunya UU pemerintahan daerah yang baru dalam Permendagri No. 3 Tahun
1998 Tentang Bentuk Hukum BUMD membagi menjadi dua bentuk perumda dan bentuk
perseroan. Dengan kontruksi dan bentuk BUMD seperti ini tentunya memerlukan
pengelolaan dan penanganan yang berbeda pula. Seperto kita ketahui untuk BUMD yang
berbentuk perseroan dapat mengacu pada UU No. 40 Tahun 2007 tentang perseroan
terbatas.
Permasalahan dalam rangka pengelolaan BUMD khususnya non persero sebagian besar
terletak pada persoalan SDM dan manajerial dari pengelolaan BUMD. Menurut Kunarjo,
dalam Rustian Komaludin, relative masih kecilnya. penerimaan bagian laba
perusahaan daerah sebagai salah satu sumber PAD daerah, adalah bahwa kebanyakan
usahanya relative berskala menengah dan kecil, disamping banyak pula diantaranya yang
belum diselenggarakannya berdasarkan asas ekonomi perusahaan, namun relative
lebih banyak didasarkan atas pertimbangan pelayanan public. Permasalahan pokok
yang berkaitan dengan pengelolaan BUMD antara lain :

a. Permasalahan payung hukum pengaturan BUMD.

Berkaitan denga payung hukum pengelolaan BUMD terjadi tumpang tindih pengaturan
sektoral tentang BUMD antara satu peraturan dengan peraturan yang lainnya. Tumpang
tindih antara peraturan yang mengatur BUMD dapat dilihat pada
1). Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangana Negara terkait konsep
“ Kekayaan Negara yang dipisahkan “
Berkaitan dengan pemahaman tentang keuangan Negara yang dipisahkan pada pengelolaan
entitas bisnis milik pemerintah baik yang berbentuk BUMN dan BUMD sampai saat ini.
Walaupun Putusan MK No. 48 dan 62 /PUU-XI/2013 yang dibacakan pada tanggal 18
September 2014. Uji materiil terhadap Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 Tentang
Keuangan Negara masih mengganggap penyertaan modal yang ada pada BUMN dan
BUMD masih menganggap penyertaan modal yang ada pada BUMN maupun BUMD
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 8 / 22
masih menjadi domain keuangan negara. Permasalahan berdampak pada proses dan tata
cara pemeriksaan keuangan yang ada pada BUMD.

2) Terkait dengan Undang-Undang penanaman modal dan investasi.

Dengan berlakunya otonomi daerah dan maka daerah mempunyai kewenangan untuk
membuka pintu masuknya investasi baik berskala nasional (lokal) ataupun internasional
(asing). Berkaitan dengan penyertaan modal dengan pihak local, baik swasta atau
pemerintah daerah maupun luar negri, diperlukan konstruksi BUMD yang mampu
menjamin hak-hak dan kepentingan pemodal yang terlibat kerjasama investasi
tersebut. Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Pasal 5 ayat
(2) dinyatakan bahwa penanaman modal asing wajib berbentuk perseroan terbatas
berdasarkan ketentuan peraturan perundangan republic Indonesia. Konstruksi BUMD
yang tidak semuanya berbentuk perseroan terbatas menjadi kendala dalam menerapkan
mekanisme penanaman modal khususnya investor asing.

b. Permasalahan manajemen pengelolaan.

Pengelolaan BUMD permasalahan utama yang dihadapi oleh pengelola BUMD


adalah belum semua BUMD menerapkan sistem dan pengelolaan BUMD berdasarkan
prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik ataupun berdasarkan prinsip Good
Corporate Governance. Kendala ini dikarenakan struktur dan karakteristik BUMD di
tiap-tiap daerah berbeda. Perbedaan sistem pengelolaan BUMD dibagi menjadi dua yaitu
yang berbentuk perumda dan persoda. Visi dan misi masing-masing BUMD
tersebut berbeda disesuaikan dengan karakteristiknya.

c. Permasalahan Sumber Daya Manusia

Dalam pengelolaan BUMD permasalahan yang sering muncul adalah mengenai


sumber daya manusia yang mengelola BUMD sendiri. Problem utama dalam
pengelolaan BUMD ada pada ketidakmampuan SDM yang mengelola dan kompeten di
bidangnya. Hal ini dikarenakan dalam proses pembentukan dan penentuan pihak
yang mengelola BUMD. Penentuan jajaran yang mengelola BUMD. Penentuan jajaran
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 9 / 22
porsenil yang akan menduduki BUMD baik yang berbentuk perumda maupun persero
banyak bersinggungan dengan kepentingan para pihak baik di tingkatan eksekutif
maupun legeslatif. Kedua unsur kepentingan tersebut rawan akan terjadinya penyimpangan,
mengingat konsep dari BUMD yang merupakan badan usaha milik pemerintah daerah
tidak bisa lepas dari kepentingan antara pemerintah daerah (eksekutif) dengan kepentingan
legeslatif, maka diperlukan GoodWill dari masing-masing pihak.

d. Permasalahan pengawasan dan pembinaan BUMD

Pembinaan dan pengawasan kinerja BUMD dilakukan berdasarkan jenis BUMD itu
sendiri. BUMD yang berbentuk perseroan pengawasan dilakukan sesuai dengan
mekanisme yang ada dalam UU No. 40 Tahun 2007 yang dilakukan oleh dewan
komisaris dan untuk perumda dilakukan oleh dewan pengawas. Dalam rangka
pembinaan dilakukan sesuai dengan struktur dan organisasi tata pemerintahan di masing-
masing pemerintah daerah.

e. Permasalahan restrukturisasi

Dalam rangka meningkatkan kinerja dan optimalisasi peran BUMD diperlukan


restrukturisasi dalam pengelolaan BUMD. Restrukturisasi BUMD dapat dilakukan
dengan melakukan inventarisasi terkait dengan pengelompokan tidak focus. Dalam
rangka menuju Good Corporate Governance maka diperlukan beberapa penyesuaian-
penyesuaian antara lain konstruksi bentuk dan status hukum dari BUMD itu sendiri,
SDM dan Manajemen.

Holding Company

Munir Fuady (2005:133) menjelaskan ada beberapa keuntungandan kerugian


terkait penerapan holding company pada perusahaan antara lain

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 / 22
a. Kemandirian risiko

Secara legal entity masing-masing anak perusahaan merupakan badan hokum yang berdiri
sendiri yang secara legal terpisah atau satu sama lain, maka pada prinsipnya setiap
kewajiban, resiko dan klaim dari pihak ketiga terhadap suatu anak perusahaan tidak
dapat dibebankan kepada anak perusahaan yang lain, ataupun dibebankan pada induk
perusahaan atau perusahaan pengendali walaupun masing-masing anak perusahaan tersebut
masih dalam suatu grup usaha atau dimiliki oleh pihak yang sama. Kondisi demikian
sangat menguntungkan pemerintah daerah selaku pemilik saham terbesar atau mayoritas
perusahaan induk.

b. Hak pengawasan yang lebih besar.

Konsep holding company memberikan peluang pengendalian dan control yang besar pada
pemerintah daerah terhadap perusahaan induk tanpa harus secara langsung melakukan
control terhadap anak perusahaan yang menjadi bagian dari perusahaan induk terkait
dengan kebijakan dan keputusan yang diambil. Artinya beban pemerintah akan berkurang
terhadap pengawasan dan control terhadap banyaknya jumlah perusahaan yang
menjadi anak perusahaan dari perusahaan induk. Seperti yang kita ketahui dalam
proses pengambilan keputusan dan kebijakan terkait dengan BUMD memerlukan proses
dan tahapan administrasi dan proses pengambilan kebijakan yang rumit, panjang, serta
birokrasi yang tidak gampang.

c. Operasional yang lebih efisien.

Pengelolaan perusahaan perseroan (perseroda) yang menggunakan holding company


menyebabkan operational perusahaan lebih efisien. Kondisi ini dimungkinkan karena
masing-masing anak perusahaan dapat saling bekerja sama, saling membantu satu sama
lain. Misalnya promosi bersama, pelatihan bersama, saling meminjam sumber daya
manusia dan sebagainya. Disamping itu, kegiatan masing-masing anak perusahaan tidak
overlapping, sehingga dapat meningkatkan efisiensi perusahaan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 / 22
d. Kemudahan sumber modal.

Konsep holding company dalam hal pendanaan atau permodalan dari pihak ketiga lebih
mudah. Hal ini dikarenakan konstruksi holding company secara yuridis merupakan
entitas yang berdiri sendiri. Disamping itu, perusahaan holding maupun anak
perusahaan lain dalam grup yang bersangkutan dapat memberikan berbagai jaminan
hutang terhadap hutangnya anak perusahaan yang lain dalam grup yang bersangkutan.
e. Keakuratan keputusan yang diambil
Holding company dapat menjadi sarana pemerintah daerah dalam mengambil keputusan
serta menjalankan visi dam misi dalam mengelola BUMD khususnya perseroda
melalui perusahaan pengendalinya (induk perusahaan) yang secara langsung
berhubungan dengan pemerintah daerah. Keputusan yang diambil secara sentral oleh
perusahaan holding, maka tingkat akurasi keputusan yang diambil dapat lebih terjamin
dan lebih perspektif.

Bagian Lancar Pinjaman kepada BUMN/BUMD dan Lembaga Internasional a. Pengertian


Bagian Lancar pinjaman kepada BUMN/BUMD dan lembaga internasional merupakan
reklasifikasi Piutang pinjaman kepada BUMN/BUMD dan lembaga internasional yang
jatuh tempo dalam tahun anggaran berikutnya. b. Proses pencatatan dan dokumen terkait
Perkiraan ini untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan reklasifikasi tagihan
pinjaman kepada BUMN/BUMD dan lembaga internasional yang akan jatuh tempo ke
bagian lancar pinjaman kepada BUMN/BUMD dan lembaga internasional dan untuk
mencatat penerimaan kas dari pembayaran tersebut. Dokumen sumber Bagian Lancar
pinjaman kepada BUMN/BUMD dan lembaga internasional adalah Memo Penyesuaian.

Dokumen sumber untuk penerimaan pembayarannya adalah STS (Surat Tanda Setoran).
STS adalah dokumen sumber untuk mencatat realisasi penerimaan dari Bagian Lancar
pinjaman kepada BUMN/BUMD dan lembaga internasional. Memo Penyesuaian adalah
dokumen sumber untuk mencatat pengurangan Bagian Lancar pinjaman kepada
BUMN/BUMD dan lembaga internasional. c. Saldo Normal Saldo normal Bagian Lancar
pinjaman kepada BUMN/BUMD dan lembaga internasional di sebelah debet. Penambahan
Bagian Lancar pinjaman kepada BUMN/BUMD dan lembaga internasional dicatat di
sebelah debet dan pengurangannya dicatat di sebelah kredit.
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 12 / 22
Pinjaman kepada BUMN/BUMD dan Lembaga Internasional a. Pengertian Perkiraan ini
menggambarkan jumlah yang dibayar oleh pemerintah untuk penyertaan modal kurang dari
51% saham ekuitas dari setiap badan usaha tersebut dan dicatat sebagai pinjaman. b.
Proses pencatatan dan dokumen terkait Tahap transaksi pada pinjaman pada
BUMN/BUMD dan lembaga internasional meliputi tahap transaksi anggaran pengeluaran
untuk pemberian pinjaman, tahap transaksi alokasi anggaran, tahap transaksi pengeluaran
dana untuk pinjaman dan tahap jurnal penutup. Unit yang terlibat yaitu Unit Pengelola
Investasi Permanen/pinjaman, Biro/bagian keuangan dan kantor kas daerah. Dokumen
yang terkait adalah Perda

APBD, OKA dan SPM yang didukung bukti-bukti antara lain bukti perolehan, bukti
kepemilikan, bukti penjualan investasi, bukti penerimaan kas dan memo penyesuaian.
Penyertaan ini dicatat pada saat dana tersebut diinvestasikan.

c. Saldo Normal Saldo normal perkiraan pinjaman kepada BUMN/BUMD dan lembaga
internasional adalah di sebelah debet. Penambahan pinjaman kepada BUMN/BUMD dan
Lembaga Internasional ini dicatat di sebelah debet dan pengurangannya dicatat di sebelah
kredit.

d. Jurnal standar
Jurnal untuk mencatat realisasi/pengeluaran dana untuk pinjaman kepada BUMN/BUMD
dan lembaga internasional.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 / 22
Jurnal untuk mencatat penerimaan pembayaran pinjaman kepada BUMN/BUMD dan
lembaga internasional.

Peran BUMD dalam Ekonomi :

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 14 / 22
Beberapa BUMD berhasil di DKI :
1. Jakarta Propertindo memiliki usaha pengembangan properti dan Infrastruktur yang
sangat luas. Perusahaan ini juga memberikan jasa pengembangan dari nol, mulai dari
proses perencanaan, perancangan, konstruksi, pengembangan dan pengelolaan proyek-
proyek seperti gedung perkantoran, hotel, kompleks perindustrian, saran olahraga dan
rekreasi, dan juga jalan tol. Untuk mengoptimalkan layanan usahanya, Jakarta
Propertindo terbagi menjadi empat anak perusahaan : PT Pulo Mas Jaya, PT Jakarta
Konsultindo, PT Jakarta Manajemen Estatindo, dan PT Jakarta Aset Manajemen.
2. Pembangunan Sarana Jaya memiliki bisinis utama yang bergerak di bidang
pengembangan dan pengelolaan properti. Bisnis utamanya termasuk pengembangan
kompleks rumah tinggal, pemukiman, apartemen, fasilitas umum, fasilitas perkotaan,
rekonstruksi peninggalan bersejarah, dan pengelolaan tanah kosong.
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 15 / 22
3. THR Lokasari, yang terletak di area luas di pusat Jakarta, secara aktif memusatkan
bisnisnya pada pengelolaan gedung untuk kebutuhan usaha dan hiburan. 28% dari total
bidang tanah yang dikuasainya (kurang lebih 1,5 hektar) dimaksudkan untuk
pembangunan ruko, hotel atau apartment.
4. Jakarta Tourisindo bergerak di bidang industri pariwisata. Perusahaan ini berusaha
untuk memberikan pelayanan akomodasi kelas satu untuk para wisatawan yang datang
ke Jakarta. Tujuh hotel yang saat ini berada di bawah manajemen Jakarta Tourisindo
yaitu: Grand Cempaka Jakarta Hotel, Jaya Raya Resort Hotel, Cempaka Jaya Hotel,
Apartemen Cempaka Sunter, Cempaka Satu Hotel, Cempaka Dua Hotel dan Jasa
Cempaka (Arcici Sport Center & Cempaka Putih Shopping center)
5. Pembangunan Jaya Ancol merupakan perusahaan pariwisata, hiburan dan properti yang
unik dan terpadu. Perusahaan ini menawarkan lingkungan kerja dan gaya hidup yang
diimpikan semua orang. Pusat perkantoran, pemukiman dan pengembangan pusat
rekreasi di wilayah Jakarta Utara.
6. Food Station Tjipinang Jaya berfokus pada upaya untuk menstabilkan persediaan dan
harga bahan pokok dengan menerapkan sistem distribusi dan penetapan harga. Fasilitas
yang dimiliki oleh Food Station Tjipinang Jaya antara lain pasar beras, pergudangan,
layanan pengantaran, informasi ketersediaan dan harga bahan pokok.
7. Pasar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang menajemen pasar dan
properti. Sejak pembentukannya tahun 1966, Pasar Jaya memiliki peran strategis dalam
pengembangan infrastruktur pasar tradisional untuk memberikan kenyamanan bagi
pengunjung pasar dan penduduk kota. Saat ini, Pasar Jaya menangani 151 pasar
tradisional yang beberapa di antaranya terletak di keramaian kota Jakarta.
8. Bank DKI telah memberikan kontribusi dan komitmen yang kuat terhadap perbankan
dan customer. Bank DKI memmiliki beragam produk dan layanan perbankan seperti
kliring, safe deposit box, tabungan, tabungan haji, kredit multi-guna, pendistribusian
zakat, sertifikat obligasi, transaksi dokumen ekspor-impor. Visi utama Bank DKI
adalah untuk menjadi Bank yang sehat dan profesional dalam melayani pelanggan
individu dan pelanggan korporasi.
9. PT. Penjaminan Kredit Daerah (Jamkrida) Jakarta adalah perusahaan yang bergerak
dibidang penjaminan kredit, bagi koperasi dan UMKM serta Kontraktor yang
bekerjasama dengan Bank DKI. Pada tanggal 28 Agustus 2015 resmi beroperasi untuk
membantu bisnis pelaku usaha mikro, kecil dan menengah untuk mendapat modal. Saat
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 16 / 22
ini Jamkrida sudah terhubung Cash Management System/CMS dengan Bank DKI, Hal
ini untuk memberikan kecepatan layanan kepada Koperasi dan UMKM yang
memerlukan layanan kredit dari Bank DKI.
10. PAL Jaya memegang peranan penting dalam pelestarian lingkungan yang sehat di
Jakarta, yaitu dengan berpartisipasi aktif untuk mengolah limbah melalui jaringan pipa
limbah yang dimilikinya. PAL Jaya memiliki peralatan canggih yang memenuhi
standar kebutuhan kota metropolitan, dengan sistem sentral (off site) dan lokal (on site)
yang terkendali. Visi mereka adalah menciptakan lingkungan hidup Jakarta yang bersih
dan sehat untuk masyarakat
11. PT Mass Rapid Transit Jakarta (PT MRT Jakarta) berbentukbadanhukum Perseroan
Terbatas, yang secaramayoritassahamnyadimilikiolehPemerintahProvinsi DKI Jakarta.
Berdiripadatanggal 17 Juni 2008, PT MRT Jakarta memiliki ruang lingkup kegiatan
untuk pengusahaan dan pembangunan prasarana dan sarana MRT; pengoperasian dan
perawatan operation and maintenance (O&M) prasarana dan saranaMRT serta
pengembangan dan pengelolaan properti/ bisnis di stasiun dan kawasan sekitarnya,
serta Depo dan kawasan sekitarnya.
12. Transjakarta adalah lembaga pengelola Bus Rapid Transit (BRT) atau lebih dikenal
dengan Busway. Bentuk kelembagaan Transjakarta saat ini adalah Badan Layanan
Umum (BLU) yang berada di bawah pengawasan Dinas Perhubungan Pemerintah
Propinsi DKI Jakarta. BLU Transjakarta bertanggung jawab untuk mengelola Busway
yang meliputi perencanaan, pengoperasian dan pemeliharaan. Transjakarta Busway
mulai dioperasikan pada tanggal 15 Januari 2004 dan merupakan program unggulan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk pengembangan transportasi public berbasis bus.
Transjakarta Busway merupakan pionir reformasi angkutan umum yang
memprioritaskan kenyamanan, keamanan, keselamatan dan keterjangkauan bagi
masyarakat.

Link JURNAL
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jpekd/article/view/23436
https://journal.uii.ac.id/JSB/article/view/1028
http://digilib.uinsgd.ac.id/4044/1/003.%2020015%20LAPKHIR%20EVALUASI%20BUM
D%20%28jadi%29.pdf

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 17 / 22
Soal Latihan

1. Perhatikan pernyataan berikut ini!


1) Mengembangkan dan memperluas usaha-usaha
2) Membuka lapangan kerja
3) Memperoleh laba sebesar-besarnya
4) Perintis kegiatan-kegiatan usaha
5) Pemenuhan hajat hidup orang banyak
Dalam pernyataan di atas, yang termasuk ke dalam tujuan kegiatan BUMS adalah....
a. 1, 2 dan 3
b. 2, 3, dan 4
c. 3, 4, dan 5
d. 4, 5, dan 2
2. Suatu kumpulan modal yang diberi hak dan diakui oleh hukum untuk mencapai tujuan
tertentu, biasanya untuk mencari keuntungan disebut....
a. CV
b. Firma
c. PT
d. Perusahaan
3. “Sebagai mitra pemerintah dalam kegiatan perekonomian”. Pernyataan tersebut adalah
sebagai perananan.... terhadap perekenomian Indonesia
a. BUMN
b. BUMD
c. BUMS
d. Koperasi
4. Berikut ini merupakan bentuk-bentuk dari BUMS, kecuali...
a. Perusahaan perorangan
b. Koperasi
c. Firma
d. PT
5. Di bawah ini yang tidak termasuk pada kelemahan BUMS, yaitu....
a. Mengalirnya devisa ke luar negeri
b. Menimbulkan persaingan tidak sehat
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 18 / 22
c. Sering mengalami kesulitan dalam mendapatkan pinjaman
d. Sering tidak sesuai dalam pemberian upah karyawan
6. Kegiatan untuk meneliti kelayakan usaha disebut....
a. Penelitian
b. Surpei usaha
c. Studi kelayakan usaha
d. Perencanaan usaha
7. Terdapat dua orientasi pada studi kelayakan usaha, yaitu....
a. Laba dan tujuan
b. Laba dan manfaat
c. Laba dan tidak laba
d. Tujuan dan manfaat
8. PDAM termasuk pada perusahaan....
a. BUMN
b. BUMD
c. BUMS
d. koperasi
9. Kewenangan pemerintah daerah membentuk dan mengelola BUMD ditegaskan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor....
a. 25 Tahun 2000
b. 19 Tahun 2001
c. 17 Tahun 1999
d. 5 Tahun 2000
10. Dibawah ini yang termasuk ke dalam badan usaha adalah . . .
a. Toko
b. Instansi
c. Firma
d. Pabrik

11. Badan Usaha yang 51% modalnya dimiliki oleh Pemerintah dan bertujuan untuk
mendadpatkan laba untuk kepentingan masyarakat adalah
a. BUMD
b. BUMS
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 19 / 22
c. Perseroan Terbatas
d. BUMN

12. Salah satu kelemahan BUMD adalah


a. berorientasi laba sehingga dapat memunculkan monopoli dan mendorong
munculnya persaingan tidak sehat
b. bergantung pada kondisi keuangan daerah dan kecenderungan muncul inefesiensi
dalam pengelolaan perusahaan
c. tidak menyerap banyak tenaga kerja dan berpeluang melakukan penyimpangan
pengelolaan keuangan daerah
d. cenderung menggunakan hak monopoli untuk mengatur kebijakan dan mendorong
persaingan usaha tidak sehat di daerah

Jawaban :
1. a. 1, 2 dan 3
2. c. PT
3. c. BUMS
4. b. Koperasi
5. d. Sering tidak sesuai dalam pemberian upah karyawan
6. c. Studi kelayakan usaha
7. c. Laba dan tidak laba
8. b. BUMD
9. a. 25 Tahun 2000
10. c. Firma
11. d BUMN
12. d cenderung menggunakan hak monopoli untuk mengatur kebijakan dan
mendorong persaingan usaha tidak sehat di daerah

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 20 / 22
A. Daftar Pustaka

1. Prof. Dr. Mardiasmo, MBA, Ak, CA. 2002. Otonomi dan Manajemen keuangan
Daerah. Yogyakarta: Andi Yogyakarta
2. Prof. Dr. Mardiasmo, MBA, Ak, CA. 2018. Akuntansi Sektor Publik ,Yogyakarta:
Andi Yogyakarta
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587).
6. Soleh, Chabib dan Heru Rochmansjah. 2010. Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah. Fokusmedia. Bandung.
7. Abdul Halim. 2012. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi
Keempat. Jakarta: Salemba Empat

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 21 / 22

Anda mungkin juga menyukai