Asp Sessi 6
Asp Sessi 6
(EAA 402)
MODUL SESI KE 6
Akuntansi Rekening Dalam Laporan Keuangan Daerah
DISUSUN OLEH
Dr. Rilla Gantino, S.E., Ak., MM
B. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan
transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas. Tujuan umum laporan keuangan adalah
menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo anggaran lebih,
arus kas, hasil operasi, dan perubahan ekuitas suatu entitas yang bermanfaat bagi para
pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya.
Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi
yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Laporan keuangan terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports) dan laporan
finansial. Laporan pelaksanaan anggaran terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan
Laporan Perubahan SAL. Sementara itu, laporan finansial terdiri dari Neraca, Laporan
Operasional (LO), Laporan Arus Kas (LAK), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), dan Catatan
atas Laporan Keuangan. Perlu digaris bawahi bahwa untuk Laporan Perubahan SAL dan
Laporan Arus Kas (LAK) hanya disajikan oleh entitas yang mempunyai fungsi
perbendaharaan umum, dalam hal ini Pemerintah daerah sebagai entitas pelaporan. Laporan
keuangan disajikan sekurang-kuranganya sekali dalam setahun. Dalam setiap laporan
keuangan harus diidentifikasikan secara jelas, dan, jika dianggap perlu, diulang pada setiap
halaman laporan, informasi berikut:
Berikut adalah format LRA SKPD, LRA PPKD, serta LRA Pemerintah Provinsi, dan LRA
Pemerintah Kabupaten/Kota yang diberikan oleh Permendagri No. 64 tahun 2013:
a. mengenai besarnya beban yang harus ditanggung oleh entitas untuk menjalankan
pelayanan;
b. mengenai operasi keuangan secara menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja
entitas dalam hal efisiensi, efektivitas, dan kehematan perolehan dan penggunaan sumber
daya ekonomi;
c. yang berguna dalam memprediksi pendapatan-LO yang akan diterima untuk mendanai
kegiatan entitas dalam periode mendatang dengan cara menyajikan laporan secara
komparatif;
d. mengenai penurunan ekuitas (bila defisit operasional), dan peningkatan ekuitas
(bilasurplus operasional).
Sebuah neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Neraca dapat ditampilkan dalam format
Taccount atau I-coloum sebagai berikut:
Laporan Perubahan SAL menyajikan informasi kenaikan atau penurunan SAL tahun
pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Berikut adalah format Laporan
Perubahan SAL yang diberikan oleh Permendagri No. 64 tahun 2013:
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas
tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Berikut adalah format Laporan
Perubahan Ekuitas yang diberikan oleh Permendagri No. 64 tahun 2013:
Aktivitas operasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk
kegiatan operasional entitas selama satu periode akuntansi. Arus kas bersih aktivitas
operasi merupakan indikator yang menunjukkan kemampuan operasi entitas dalam
menghasilkan kas yang cukup untuk membiayai aktivitas operasionalnya di masa yang
akan datang tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar.
Aktivitas investasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan
untuk perolehan dan pelepasan aset tetap serta investasi lainnya yang tidak termasuk
dalam setara kas. Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas bruto dalam rangka perolehan dan pelepasan sumber daya ekonomi yang
bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung pelayanan pemerintah kepada masyarakat
di masa yang akan datang.
Aktivitas Pendanaan adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang yang
berhubungan dengan pemberian piutang jangka panjang dan/atau pelunasan utang jangka
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 17 / 29
panjang yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi piutang jangka
panjang dan utang jangka panjang. Arus kas dari aktivitas pendanaan mencerminkan
penerimaan dan pengeluaran kas yang berhubungan dengan perolehan atau pemberian
pinjaman jangka panjang.
Aktivitas transitoris adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak
termasuk dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas
transitoris mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto yang tidak
mempengaruhi pendapatan, beban, dan pendanaan pemerintah.
Arus masuk kas dari aktivitas transitoris meliputi penerimaan PFK dan penerima-an
transitoris seperti kiriman uang masuk dan penerimaan kembali uang perse-diaan dari
bendahara pengeluaran. Arus keluar kas dari aktivitas transitoris meliputi pengeluaran
PFK dan pengeluaran transitoris seperti kiriman uang keluar dan pemberian uang
persediaan kepada bendahara pengeluaran. PFK meng-gambarkan kas yang berasal dari
jumlah dana yang dipotong dari Surat Perintah Membayar atau diterima secara tunai untuk
pihak ketiga misalnya potongan Tas-pen dan Askes. Kiriman uang menggambarkan
mutasi kas antar rekening kas umum negara/daerah.
Berikut adalah format Laporan Laporan Arus Kas yang diberikan oleh Permendagri No.
64 tahun 2013:
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang
tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional,
Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan
setidaknya mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:
1) Informasi Umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi;
2) Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro;
3) Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut kendala dan
hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;
4) Informasi tentang dasar penyajian laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan
akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian
penting lainnya;
5) Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar muka laporan
keuangan;
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 20 / 29
6) Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang
belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan; dan
7) Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan
dalam lembar muka laporan keuangan.
2. Akuntansi Pendapatan
Dalam pengelolaan keuangan pemerintahan daerah, pendapatan merupakan bagian yang
sangat penting karena pendapatan adalah sumber keuangan dalam pelaksanaan pemerintahaan.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010, dikenal 2 istilah pendapatan, yakni
Pendapatan-LO dan Pendapatan-LRA. Pendapatan-LO adalah hak pemerintah daerah yang
diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak
perlu dibayar kembali. Sedangkan Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas
Umum Negara/Daerah yang menambah Saldo Anggaran
Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak peme-rintah, dan
tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
KLASIFIKASI
Pendapatan diklasifikasi berdasarkan sumbernya, secara garis besar ada tiga kelompok
pendapatan daerah yaitu:
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD),
b. Pendapatan Transfer,
c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah,
Dalam Bagan Akun Standar, Pendapatan diklasifikasikan sebagai berikut:
Berdasarkan tabel di atas, pendapatan LO menggunakan basis akrual. Oleh karena itu
pendapatan LO diakui saat:
1. Timbulnya hak atas pendapatan. Kriteria ini dikenal juga dengan earned.
2. Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi baik sudah
diterima pembayaran secara tunai (realized) maupun masih berupa piutang (realizable).
Sedangkan pendapatan LRA menggunakan basis kas sehingga pendapatan LRA diakui pada
saat:
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 22 / 29
1. Diterima di Rekening Kas Umum Daerah; atau
2. Diterima oleh SKPD; atau
3. Diterima entitas lain diluar pemerintah daerah atas nama BUD.
3. Akuntansi Belanja
Belanja Daerah adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang
mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak
akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah (PP No 71 th 2010). Belanja adalah
kewajiban pemerintah daerah yg diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih
(Permendagri 13/2006).
Klasifikasi Belanja
Di dalam APBD struktur belanja disusun berdasarkan Permendagri 13/2006 yaitu dibagi ke
dalam dua kelompok, yaitu belanja tidak langsung dan belanja langsung. Belanja tidak
langsung adalah belanja yang tidak berkaitan secara langsung dengan kegiatan, sedangkan
belanja langsung adalah belanja yang berkaitan langsung dengan kegiatan.
Menurut SAP (PP No 24 tahun 2010) belanja dikelompokkan sebagai belanja operasi, belanja
modal dan belanja tak terduga.
Berikut perbandingan klasifikasi antara SAP dan APBD:
Link JURNAL
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JAA/article/view/7274
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka/article/view/445
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JAUJ/article/view/2504
Latihan Soal
1. Prosedur-prosedur yang membentuk sistem akuntansi Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) adalah berikut ini, KECUALI:
a. Prosedur akuntansi pendapatan
b. Prosedur akuntansi belanja
c. Prosedur akuntansi penerimaan pembiayaan
d. Prosedur akuntansi non kas
2. Berikut ini adalah pendapatan yang dipungut oleh Bendahara Penerimaan dan
diakui sebagai pendapatan SKPD, KECUALI:
a. Pajak Daerah
b. Retribusi Daerah
3. Berikut ini adalah dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur akuntansi pendapatan
di SKPD, KECUALI:
a. Surat Ketetapan Retribusi (SKR)
b. Surat tanda bukti pembayaran atau bukti transaksi penerimaan kas lainnya
c. Surat Tanda Setoran (STS)
d. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
4. Berikut ini adalah buku-buku yang dapat digunakan dalam prosedur akuntansi
pendapatan di SKPD, kecuali:
a. Buku Jurnal Umum
b. Buku Register Penutupan Kas
c. Buku Jurnal Khusus Pendapatan
d. Buku besar pendapatan
5 Berikut ini adalah pihak-pihak yang terkait dalam prosedur akuntansi pendapatan di SKPD,
kecuali:
a. Bendahara Penerimaan SKPD
b. Bendahara Pengeluaran SKPD
c. Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK)- SKPD
d. Bank Rekening Kas Umum Daerah
7. Bukti memorial atas transaksi-transaksi non-kas yang terkait dengan pendapatan seperti
koreksi kesalahan karena salah membukukan pendapatan dibuat oleh:
a. Kepala SKPD sebagai anggaran
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 25 / 29
b. Bendahara Penerimaan SKPD
c. PPK-SKPD
d. Kepala Bagian Tata Usaha SKPD
10. Yang dilakukan Bank RKUD atas setoran yang diterimanya dari Bendahara
Penerimaan adalah:
a. Membuat nota kredit dan menyampaikannya ke Bendahara Umum daerah
b. Membuat nota kredit dan menyampaikannya ke Bendahra Penerimaan
c. Membuat nota kredit dan menyampaikannya ke PPK-SKPD
d. Membuat nota kredit dan menyampaikannya ke Pengguna Anggaran
12. PPK-SKPD akan mencatat transaksi pendapatan yang diterima Bendahara Penerimaan
sebagai:
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 26 / 29
a. Penambah saldo kas di Bendahara Penerimaan
b. Penambah akun RK-PPKD
c. Pengurang akun RK-PPKD
d. Penambah atau Pengurang akun RK-PPKD
13. PPK-SKPD akan mencatat transaksi setoran yang dilakukan Bendahara Penerimaan ke
RKUD sebagai berikut:
a. Menambah saldo kas di Bendahara Penerimaan
b. Mengurangi saldo kas di Bendahara Penerimaan
c. Menambah saldo kas di Kas daerah
d. Mengurangi (mengkredit) akun RK-PPKD
14. Fungsi Akuntansi di SKPKD akan mencatat setoran dari Bendahara
Penerimaan yang masuk ke kas umum daerah sebagai:
a. Pendapatan
b. Penerimaan pembiayaan
c. Penambah saldo Kas di Kas Daerah
d. Pengeluaran
15. Pencatatan yang dilakukan Fungsi Akuntansi di SKPKD seperti yang dimaksud dalam
soal nomor 14 (empat belas) didasarkan pada:
a. Nota kredit yang diterimanya dari Bank RKUD
b. LPJ Administratif Bendahara Penerimaan
c. Laporan dari PPK-SKPD
d. Pemberitahuan dari wajib pajak/wajib retribusi
Daftar Pustaka
1. Prof. Dr. Mardiasmo, MBA, Ak, CA. 2002. Otonomi dan Manajemen keuangan
Daerah. Yogyakarta: Andi Yogyakarta
2. Prof. Dr. Mardiasmo, MBA, Ak, CA. 2018. Akuntansi Sektor Publik ,Yogyakarta:
Andi Yogyakarta
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587).
6. Soleh, Chabib dan Heru Rochmansjah. 2010. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.
Fokusmedia. Bandung.
7. Abdul Halim. 2012. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi
Keempat. Jakarta: Salemba Empat