Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

METODE SAS

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa
Indonesia SD Kelas Rendah.

Dosen Pengampu:

Drs. Umar Samadhy, M. Pd.

Disusun Oleh:

Wanda Hamidah (1401419228)


Salma Nurul Fitriya (1401419230)

Rombel E 2019

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2021

ii
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga saya  dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan pada waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada Nabi besar Muhammad SAW, yang membimbing umatnya dari zaman jahiliyah
menuju  zaman Islami agama Islam.

Makalah ini disusun untuk  memenuhi tugas Bapak Drs. Umar Samadhy, M. Pd. pada
Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Rendah. Kami berharap makalah  ini
dapat  menambah pengetahuan pembaca tentang konsep di dalamnya.

Namun di samping itu, kami menyadari betul bahwa dalam makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan. Dan untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran  yang
sekiranya membangun dari  para pembaca sekalian agar kekurangan dalam  makalah ini dapat
diperbaiki dan menjadi lebih sempurna untuk proses penambahan wawasan kita semua.

Kota Cirebon, 15 Maret 2021

                                                                                                    Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PEMBUKA ............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
2.1 Pengertian, Landasan, dan Prinsip Metode SAS ..................................................... 3
2.2 Kelebihan Metode SAS ............................................................................................ 3
2.3 Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan Dengan Metode SAS ................. 4
2.4 Langkah-langkah Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan Tanpa Buku . . 5
2.5 Langkah Membaca dan Menulis Permulaan Dengan Buku ..................................... 5
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 12
3.1 Simpulan .................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 12

ii
BAB I
PEMBUKA
1.1 Latar Belakang
Siswa Sekolah Dasar merupakan calon generasi penerus bangsa. Apabila penerus
bangsanya baik, maka bangsanya akan baik dan begitu sebaliknya. Oleh karenanya, peran
pendidikan sangatlah penting dalam mengembangkan potensi siswa serta membangun
karakter agar menjadi generasi yang unggul di masa yang akan datang.
Agar siswa mampu menjadi generasi yang unggul, maka siswa memerlukan banyak
informasi untuk menambah pengetahuannya. Informasi tersebut bisa diperoleh dari
berbagai cara, salah satunya dengan membaca. Dengan membaca siswa dapat membangun
pondasi yang kokoh untuk dapat memelajari serta memahami berbagai disiplin ilmu dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, karena membaca merupakan salah satu cara
untuk menyerap berbagai informasi tertulis.
Keterampilan berbahasa tulis terdiri atas keterampilan membaca dan menulis.
Kedua keterampilan tersebut merupakan keterampilan dasar yang harus diajarkan dimulai
dari kelas I tingkat dasar. Namun dalam penerapnya terdapat hambatan dalam
pembelajaran membaca . Penyebabnya adalah metode pembelajaran yang kurang menarik
, menantang siswa, dan menyenangkan. Hal ini dikarenakan guru masih terpaku pada
model pembelajaran klasik seperti ceramah, tanya jawab dan model yang masih
konvensional. Sehingga menyebabkan siswa kurang aktif, dan bisa berpengaruh pada
hasil belajar siswa yang kurang memuaskan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian, Landasan, dan Prinsip Metode SAS ?
2. Apa Kelebihan Metode SAS ?
3. Bagaimana Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan Dengan Metode SAS ?
4. Bagaimana Langkah-langkah Pembelajaran Membaca dan menulis Permulaan Tanpa
Buku ?
5. Bagaimana Langkah-langkah Pembelajaran Membaca dan menulis Permulaan Dengan
Buku ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian, Landasan, dan Prinsip Metode SAS
2. Untuk mengetahui Kelebihan Metode SAS
3. Untuk mengetahui Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan Dengan Metode
SAS

1
4. Untuk mengetahui Langkah-langkah Pembelajaran Membaca dan menulis Permulaan
Tanpa Buku
5. Untuk mengetahui Langkah-langkah Pembelajaran Membaca dan menulis Permulaan
Dengan Buku

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metode SAS


Struktural Analitik Sintetik atau yang biasa disingkat dengan SAS merupakan
salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca dan menulis
permulaan. Pembelajaran MMP dengan metode ini mengawali pelajarannya dengan
menampilkan dan memperkenalkan sebuah kalimat utuh. Pembelajaran MMP dimulai
dengan pengenalan struktur kalimat. Kemudian, melalui proses analitik, anak-anak diajak
untuk mengenal konsep kata. Kalimat utuh yang dijadikan tonggak dasar untuk
pembelajaran membaca permulaan ini diuraikan ke dalam satuan-satuan bahasa yang
lebih kecil yang disebut kata. Proses penganalisisan atau penguraian ini terus berlanjut
hingga pada wujud satuan bahasa terkecil yang tidak bisa diuraikan lagi, yakni huruf-
huruf.
Proses penguraian/penganalisian dalam pembelajaran MMP dengan metode
SAS, meliputi:

(a) kalimat menjadi kata-kata

(b) kata menjadi suku-suku kata, dan

(c) suku kata menjadi huruf-huruf.

Pada tahap selanjutnya, anak-anak dimotivasi melakukan kerja sintesis


(menyimpulkan). Satuan-satuan bahasa yang telah terurai tadi dikembalikan lagi kepada
satuannya semula, yakni dari huruf-huruf menjadi suku kata, suku-suku kata menjadi
kata, dan kata-kata menjadi kalimat. Dengan demikian, melalui proses sintesis ini, anak-
anak akan menemukan kembali wujud struktur semula, yakni sebuah kalimat utuh.
2.2 Landasan Metode SAS
Ada beberapa landasan penggunaan metode SAS yaitu :

a) Landasan Psikologi Gestalt


Psikologi Gestalt merumuskan bahwa menulis adalah mengenal sesuatu di luar
dirinya melalui bentuk keseluruhan (totalitas). Penganggapan manusia terhadap
sesuatu yang berada di luar dirinya mula-mula secara global, kemudian mengenali
bagian-bagiannya, makin sering seseorang mengamati suatu bentuk, makin tampak
pula dengan jelas bagian-bagiannya. Penyandaran manusia atas bagian-bagain dari

3
totalitas bentuk itu merupakan proses analisis-sintesis. Jadi, proses analisis-sintesis
dalam diri manusia adalah proses yang wajar karena manusia memiliki sifat melek
(ingin tahu)
b) Landasan Pedagogis
Landasan pedagogis meliputi:
1. Mendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan potensi yang ada
dalam dirinya serta pengalamannya. Artinya, dalam membelajarkan murid, guru
harus mampu membimbing siswa untuk mengembangkan kedua potensi itu,
khususnya dalam aspek bahasa dan kebahasaan.
2. Membimbing murid untuk menemukan jawaban dalam memecahkan masalah.
Hal ini sejalan dengan prinsip metode SAS yang mengemukakan bahwa
mendidik pada dasarnya mengorganisasikan potensi dan pengalaman siswa.
c) Landasan Linguistik
Secara totalitas, bahasa adalah tuturan dan bukan tulisan. Fungsi bahasa adalah alat
komunikasi maka selayaknya bila bahasa itu berbentuk percakapan. Bahasa
Indonesia mempunyai struktur tersendiri. Unsur bahasa dalam metode ini adalah
kalimat. Karena sebagiain besar penutur bahasa adalah penutur dua bahasa, yaitu
bahasa ibu dan bahasa Indonesia, penggunaaan metode SAS dalam membaca dan
menulis permulaaan sangat tepat digunakan. Pembelajaran yang dianjurkan adalah
analisis secara normatif, artinya murid diajak untuk membedakan penggunaan
bahasa yang salah dan yang benar, serta membedakan bahasa baku dan bahasa
nonbaku.

2.3 Prinsip Metode SAS


Prinsip-prinsip metode SAS disusun berdasarkan landasan psikologis,landasan
pedagogis dan landasan ilmu bahasa (linguistik).Prinsip-prinsip pembelajaran membaca
menggunakan metode Struktural Analitik dan Sintetik (SAS) adalah sebagai berikut: 
1. Kalimat adalah unsur bahasa terkecil sehingga pengajaran dengan menggunakan
metode ini harus dimulai dengan menampilkan kalimat secara utuh dan lengkap
berupa pola-pola kalimat dasar.
2. Struktur kalimat yang ditampilkan harus menimbulkan konsep yang jelas dalam
pemikiran murid. 
3. Adakan analisis terhadap struktur kalimat tersebut untuk unsur-unsur struktur kalimat
yang ditampilkan.

4
4. Unsur-unsur yang ditemukan tersebut kemudian dikembalikan pada bentuk semula
(sintesis). 
5. Struktur yang dipelajari hendaknya merupakan pengalaman bahasa murid sehingga
mereka mudah memahami serta mampu menggunakannya dalam berbagai situasi.
2.4 Kelebihan Metode SAS

Kelebihan atau keunggulan pembelajaran membaca permulaan dengan metode SAS


yaitu:

1. Memenuhi tuntutan jiwa peserta didik yang memiliki sifat ingin tahu terhadap
sesuatu dan segala sesuatu yang ada diluar dirinya.
2. Menyajikan bahan pelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan pengalaman
bahasa peserta didik yang selaras dengan situasi lingkungannya. 
3. Menuntun peserta didik untuk berpikir analitis dengan cara membiasakannya ke
arah pendekatan: a) Bahasa adalah sebuah struktur, b) Struktur terorganisasikan
atas unsur-unsur secara teratur, c) Kehidupan merupakan struktur yang terdiri atas
bagian-bagian yang tersusun secara teratur.
4. Dengan langkah-langkah yang diatur sedemikian rupa, peserta didik dapat lebih
mudah mengikuti prosedur pembelajaran dan dengan cepat dapat menguasai
keterampilan membaca pada kesempatan berikutnya. 
5. Berdasarkan landasan linguistik, metode ini menolong peserta didik untuk
menguasai bacaan dengan lancar. 
6. Metode ini sesuai dengan prinsip inkuiri (menemukan sendiri). anak mengenal dan
memahami sesuatu berdasarkan hasil temuannya sendiri

2.5 Langkah-langkah Pembelajaran Membaca dan menulis Permulaan Tanpa Buku


Pembelajaran membaca permulaan tanpa buku berlangsung pada awal-awal
pertama anak memasuki caturwulan ke satu. Hal ini dapat berlangsung kira-kira 8-10
minggu. Jika memungkinkan, tenggang waktu tersebut dapat dipersingkat lagi.
Sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai, sebaiknya guru mengawali dengan
berbagai kegiatan pra-KBM yang dapat memacu dan menggali pengalaman bahasa anak.
Percakapan-percakapan ringan diantara guru dan siswa sebelum kegiatan belajar
mengajar dimulai merupakan langkah awal yang bagus untuk membuka komunikasi.
Bisa juga pemberian sapaan-sapaan hangat serta pertanyaan ringan yang dapat membuat
siswa termotivasi untuk belajar di sekolah.
5
Selanjutnya, pilihlah variasi-variasi kegiatan belajar mengajar berikut.

1) Menunjukkan gambar
Variasi ini dilakukan dengan cara guru memperlihatkan sebuah gambar yang
melukiskan sebuah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, dan dua anak (laki-laki dan
perempuan). Hal ini dimaksudkan utnuk menarik minat dan perhatian anak.
2) Menceritakan gambar .
Guru menceritakan gambar tersebut dengan memberi nama terhadap peran-peran
yang terdapat di dalam gambar. Penamaan tokoh-tokoh hendaknya menggunakan
huruf-huruf yang pertama-tama hendak diperkenalkan kepada anak. GBPP dan Buku
Paket dapat dijadikan acuan untuk penamaan tokoh-tokoh tersebut. Misalnya, Anda
dapat menyebutkan: “mama” untuk gambar ibu, “mimi” untuk gambar anak
perempuan, dan “nana” untuk gambar anak laki-laki, “bapak” untuk gambar ayah.
Tema cerita dapat disesuaikan dengana tema-tema yang terdapat dalam
GBPP/Kurikulum atau tema-tema yang diperkirakan menarik perhatian anak dan
akrab dengan kehidupan anak.
3) Siswa bercerita dengan bahasa sendiri.
Selanjutnya, satu dua orang siswa diminta menceritakan kembali gambar tersebut
dengan bahasanya sendiri.
4) Memperkenalkan bentuk-bentuk huruf (tulisan) melalui bantuan gambar.
Pada fase ini, guru mulai melepaskan gambar-gambar tadi secara terpisah dan
menempelinya dengan tulisan sebagai keterangan atas gambar tadi. Sebagai contoh:
dibawah gambar ibu tertera tulisan yang berbunyi, “ini mama” atau “ini ibu”
(bergantung kepada pemilihan metode MMP yang Anda gunakan: Metode SAS,
Metode Kata, Metode Eja, dan seterusnya).
5) Membaca tulisan bergambar .
Pada fase ini, guru mulai melakukan proses pembelajaran membaca sesuai dengan
metode yang dipilihnya. Jika menggunakan Metode Eja atau Metode Bunyi
pengenalan lambang tulisan akan diawali dengan pengenalan huruf-huruf melalui
proses drill (teknik tubian) atau proses hafalan. Jika menggunakan Metode Global
atau Metode SAS proses pembelajaran membaca akan dimulai dari pengenalan
struktur kalimat (sederhana); lalu diuraikan menjadi kata, kata menjadi suku kata,
hingga unit terkecil di tingkat huruf. Setelah itu dilakukan sintesis (perangkaian)

6
huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, kata menjadi kalimat, hingga
kembali lagi ke struktur semula.
6) Membaca tulisan tanpa gambar
Setelah proses ini dilalui, langkah selanjutnya guru secara perlahan-lahan dapat
menyingkirkan gambar-gambar tadi dan siswa diupayakan untuk melihat bentuk
tuliannya saja. Kegiatan ini dapat disertai dengan penyalinan bentuk tulisan di papan
tulisan dan guru menyajikan wacana sederhana yang dapat memberikan keutuhan
makna atau keutuhan informasi kepada anak. Misalnya, guru dapat menyajikan
wacana seperti berikut. ini mama ini mimi ini nana ini mama mimi ini mama nana
7) Memperkenalkan huruf, suku kata, kata, atau kalimat dengan bantuan kartu
Berikut ini akan disajikan berbagai alternatif pengenalan berbagai unsur bahasa
melalui kartu-kartu.
a) Memperkenalkan unsur kalimat/kata

Ini Mama
.... Mama
Ini ....
.... ....
b) Memperkenalkan unsur kata/suku kata

Bola Dona
bo la do na
.... la ... na
bo ... do ....
c) Memperkenalkan unsur suku kata/huruf

Ku da
k u d a
.... .... .... ....
.... u .... a
d) Memperkenalkan unsur suku kata/huruf
Perhatikan contoh kartu-kartu huruf berikut serta bentukan-bentukan kata yang
dihasilkannya.

a
i

7
m
n

i n i

i i n

a m i n

m a i n

i m a n

m i n a

e) Merangkai suku kata menjadi kata


Dapat melakukannya seperti pada butir (d) di atas, namun kartu yang
dipergunakan untuk merangkai kata adalah kartu-kartu suku kata.

Pengajaran menulis permulaan tanpa buku dapat dilakukan melalui pelatihan


mekanik untuk melemaskan otot-otot tangan, misalnya berlatih membuat telur atau
lingkaran di udara, membuat pagar di udara, menirukan gambar huruf di udara, dan
sejenisnya

2.6 Langkah-langkah Pembelajaran Membaca dan menulis Permulaan Dengan Buku


Pada pembelajaran dengan menggunaan buku , guru harus mampu menciptakan
suasana pembelajaran yang dapat menarik minat serta perhatian dari siswa agar mereka
tertarik dengan bacaan dan mau belajar dengan keinginannya sendiri. Kegiatan membaca
dengan buku bertujuan untuk melancarkan dan memantapkan siswa dalam membaca.
Langkah-langkah pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan buku adalah
sebagai berikut :

8
a) Membaca menggunakan buku pelajaran
Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut ini.
1. Siswa diberi buku (paket) yang sama dan diberi kesempatan untuk melihat-lihat
isi buku tersebut. Mereka mungkin membuka-buka dan membolak-balik
halaman demi halaman dari buku tersebut hanya sekedar untuk melihat-lihat
gambarnya saja. Oleh karena itu penting bagi guru untuk mempertimbangkan
segi kemenarikan ilustrasi di dalam memilih buku ajar untuk siswa.
2. Siswa diberi penjelasan singkat mengenai buku tersebut: tentang warna, jilid,
tulisan/judul luar, dan sebagainya.
3. Siswa diberi penjelasan dan petunjuk tentang bagaimana cara membuka
halamanhalaman buku agar buku tetap terpelihara dan tidak cepaat rusak.
4. Siswa diberi penjelasan mengenai fungsi dan kegunaan angka-angka yang
menunjukkan halaman-halaman buku.
5. Siswa diajak memusatkan perhatian pada salah satu teks/bacaan yang terdapat
pada halaman tertentu.
6. Jika bacaan itu disertai gambar, sebaiknya terlebih dahuku guru bercerita
tentang gambar dimaksud.
7. Selanjutnya, barulah pelajaran membaca dimulai. Guru dapat mengawali
pembelajaran ini dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang mengawalinya
dengan pemberian contoh (pola kalimat yang tersedia dengan llafal dan intonasi
yng baik dan benar), ada yang langsung meminta contoh dari salah seorang
siswa yang dianggap sudah mampu membaca dengan baik (melek huruf), atau
dengan cara lainnya.
b) Membaca Buku dan Majalah Anak yang Sudah Terpilih
Pengenalan terhadap jenis bacaan lain selain buku ajar sangat membantu anak di
dalam menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca sejak dini. Namun, tentu saja
pemilihan buku dan majalah bebas itu perlu dilakukan guru dengan
mempertimbangkan taraf kemampuan siswa, azas kebermaknaan dan
kebermanfaatan, kemenarikan, keterbacaan, dan kemudahan memperolehnya. Untuk
langkah awal, bacaan-bacaan sederhana hendaknya menjadi pilihan utama. Kosakata
yang dipakai dalam bacaan tersebut hendaknya mengandung huruf-huruf yang sudah
dikenal anak, di samping pemakaian kosakata yang juga dianggap yang sudah
dikenal anak.

9
Langkah-langkah pembelajaran menulis permulaan

Langkah-langkah kegiatan menulis permulaan terbagi menjadi dua kelompok, yakni:

a) Pengenalan huruf
Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran membaca permulaan.
Pembelajaran ini lebih ditekankan pada pengenalan bentuk tulisan serta pelafalan yang
benar. Pengenalan ini berfungsi untuk melatih indra siswa dalam mengenal dan
membedakan bentuk dan lambang tulisan.
Contoh:
Seorang guru hendak memperkenalkan huruf b, a, u,d dan i.
Langkah- langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut.
1. Guru menunjukkan gambar dua orang anak laki-laki. Gambar pertama seorang anak
memakai topi bernama Badu dan gambar kedua seorang anak tidak memakai topi
bernama Budi.
2. Guru memperkenalkan nama kedua anak tersebut sambil menunjuk nama masing-
masing anak yang tertera di bawah gambar.
3. Melalui proses tanya jawab secara berulang-ulang anak diminta menunjukkan mana
Budi dan mana Badu sambil menunjukkan bentuk tulisan.
4. Selanjutnya, guru memindahkan dan menuliskan kedua bentuk tulisan tersebut di
papan tulis dan anak-anak diminta memperhatikan.
5. Setiap tulisan tersebut kemudian dianalisis dan disintesiskan kembali.
6. Demikian seterusnya kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan pembelajaran
membaca permulaan.
b) Latihan
Ada beberapa bentuk latihan menulis permulaan yang dapat kita lakukan, seperti berikut
ini.
1. Latihan memegang pensil dan duduk dengan sikap dan posisi yang benar. Tangan
kanan berfungsi untuk menulis sedangakan tangan kiri berfungsi untuk menekan
buku agar tidak bergesar. Selain itu kita juga mengajarkan posisi duduk yang benar.
2. Latihan gerakan tangan
Mula-mula melatih gerakan tangan di udara dengan telunjuk sendiri atau bantuan
alat seperti pensil, kemudian dilanjutakn dengan menulis di buku.
3. Latihan mengeblat

10
Latihan ini dilakukan dengan cara menirukan atau menebalkan suatu tulisan dengan
menindas tulisan yang telah ada. Latihan ini dapat menggunakan kertas karbon,
kertas tipis. Guru hendaknya mencontohkan terlebih dahulu di papan tulis.
4. Latihan menghubungkan titik-titik yang membentuk tulisan
5. Latihan menatap bentuk tulisan
Latihan ini dimaksudkan untuk melatih koordinasi antara mata, ingatan, dan jari
ketika menulis sehingga anak dapat mengingat bentuk kata atau bentuk huruf dalam
benaknya dan memindahkan ke jari tangannya.
6. Latihan menyalin
Latihan ini hendaknya diberikan setelah siswa benar-benar mengenal huruf dengan
baik. Menyalin tulisan memiliki bermacam variasi diantaranya menyalin tulisan apa
adanya, menyalin huruf cetak ke huruf tegak bersambung atau sebaliknya.
7. Latihan menulis halus indah
Latihan ini dapat dilakukan dengan menggunakan buku bergaris atau buku kotak.
Petunjuk berharga apabila Anda tidak memiliki fasilitas seperti ini.
 Untuk tulisan cetak, bagilah setiap baris pada halaman buku menjadi dua.
 Untuk tulisan tegak bersambung bagilah setiap baris pada halaman buku
menjadi tiga bagian.
8. Latihan dikte/imla
Latihan ini dimaksudkan untuk melatih siswa dalam mengkoordinasikan antara
ucapan, pendengaran, ingatan, dan jari ketika menuliskan apa yang dia dengar.
9. Latihan melengkapi tulisan yang sengaja dihilangkan
10. Menuliskan nama-nama benda yang terdapat dalam gambar.
11. Mengarang sederhana dengan bantuan gambar
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
 Guru menunjukkan suatu susunan gambar
 Guru menceritakan dan bertanya jawab tentang tema, isi, dan maksud gambar
 Siswa diberi tugas untuk menulis karangan sederhana sesuai dengan
penafsirannya mengenai gambar tadi sesuai dengan cerita guru.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) diprogramkan pemerintah Repubik
Indonesia pada tahun 1974. Metode SAS disediakan untuk belajar membaca dan menulis
permulaan di kelas rendah SD. Untuk cakupan luasnya, metode ini bisa digunakan dalam
berbagai bidang pelajaran lainnya.
Pada proses operasionalnya metode SAS memiliki langkah-langkah
operasional dengan urutan : Struktural menampilkan keseluruhan; Analitik melakukan
proses penguraian; Sintetik melakukan penggabungan kembali kepada bentuk Struktural
semula.
Landasan linguistiknya bahwa itu ucapan bukan tulisan, unsur bahasa dalam
metode ini ialah kalimat; bahwa bahasa Indonesia memiliki struktur sendiri. Sedangkan
Landasan pedagogiknya yaitu mengembangkan potensi dan pengalaman anak dan
membimbing anak menemukan jawab suatu masalah. Serta Landasan Psikologisnya yaitu
bahwa pengamatan pertama bersifat totalitas dan membuktikan bahwa anak usia sekolah
dasar memiliki sifat ingin tahu.
Melalui metode SAS diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
membaca dan menulis permulaan. Peningkatan hasil belajar yang meningkat tersebut bisa
disebabkan dari adanya aktifitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Keberhasilan
suatu pembelajaran ditentukan oleh adanya kemampuan guru dalam pengelolaan kelas
termasuk dalam penggunaan metode belajar yang berkaitan dengan kondisi dan
karakteristik siswanya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Nurdiani. 2012. Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan melalui Metode SAS
di Kelas II SDN Tombi. Skripsi tidak diterbitkan: FKIP Universitas Tadulako. Diakses
pada 15 Maret 2021 pukul 19.00 WIB (jurnal.untad.ac.id)

Zen Arifin, Anang (2014) PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN


DENGAN MENGGUNAKAN METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK ( SAS)PADA
SISWA KELAS I MI DARUSSALAM KRIAN SIDOARJO. Diakses pada 15 Maret 2021 pukul
19.20 WIB (http://digilib.uinsby.ac.id/)

Sofa Wordpress.com. 2008. Metode SAS (Structural AnalitikSintetik). Diakses


pada 15 Maret 2021 pukul 19.45 WIB https://massofa.wordpress.com/2008/06/29/metode-
sas-struktural-analitik-sintetik/

Viyanti, Pratiwi (2016) PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA MATA PELAJARAN


BAHASA INDONESIA DENGAN METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS)
PADA SISWA KELAS I MI DARUL ULUM GEDONGAN WARU SIDOARJO TAHUN
PELAJARAN 2015/2016. Diakses pada 16 Maret 2021 pukul 19.45 WIB
(http://digilib.uinsby.ac.id/)

Widya, I Kadek, Efendi dan Sahrudin Barasandji. 2014. Peningkatan Kemampuan Siswa
Membaca Permulaan Melalui Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) di Kelas I SD Inpres
Gunung Sari. Diunduh pada 16 Maret 2021 pukul 19.55 WIB

13
https://media.neliti.com/media/publications/111635-ID-peningkatan-kemampuan-siswa-
membaca-perm.pdf

Larasshinta, Dessy. 2018. PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK


SINTETIK) PADA PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN SISWA KELAS 1 MI
MA’ARIF NU SOKAWERA PADAMARA PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018.
Diunduh pada 16 Maret 2021 pukul 20.55 WIB (http://repository.iainpurwokerto.ac.id/ )

Mulyati, Y. 2011. MODUL PEMBELAJARAN MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN. Diunduh


pada 16 Maret 2021 pukul 21.00 WIB
(http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/19600809198601
2-YETI_MULYATI/Modul_MMP.pdf)

14

Anda mungkin juga menyukai