DISUSUN OLEH :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menyerang penduduk usia tua, tetapi juga dialami oleh mereka yang berusia muda
terkena serangan stroke, sekitar 2,5 % atau 125.000 orang meninggal, dan sisanya
cacat ringan maupun berat (Yayasan Stroke Indonesia, 2006). Tingkat prosentase
strokeischemic 80-85% dan stroke hemoragic 15-20% (Price dan Wilson, 2006).
dari gerakan normal, kontrol dan latihan motorik (Carr dan Shepherd, 1987).
B. Tujuan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Kasus
1. Definisi
terdapat gangguan suplai darah, otak tidak akan bertahan dalam waktu
2. Etiologi
1) Trombosis
2) Embolisme cerebral
terampil dan relatif permanen. Tujuan dari terapi ini adalah melatih kembali
(Suhartini, 2008).
BAB IV
A. Hasil
Tabel 4.1.Hasil evaluasi nilai tonus otot dengan skala Asworth T0-T6
Anggota gerak T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6
AGA 1 1 1 1 1 1 1
AGB 1 1 1 1 1 1 1
dilakukan pada anggota gerak atas (AGA) dan anggota gerak bawah
(AGB) sisi kanan dari T0-T6 tidak diperoleh adanya perubahan spastisitas
dengan terasanya tahanan minimal pada akhir luas lingkup gerak sendi
Jenis tes T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6
Jari ke hidung 4 4 4 4 4 4 4
Jari ke jari tangan lain 4 4 4 4 4 4 4
Tumit ke lutut 3 3 3 3 3 3 3
koordinasi.
Duduk ke berdiri 3 3 3 3 4
Berdiri tak tersangga 3 3 3 4 4
Duduk tak tersangga 4 4 4 4 4
Berdiri ke duduk 3 3 3 3 4
Transfers 3 3 3 3 4
Berdiri dengan mata 4 4 4 4 4
tertutup
Berdiri dengan kedua kaki 3 3 3 3 3
rapat
Menempatkan kaki 2 2 2 2 2
bergantian ke blok (step
stool)
Berdiri dengan satu kaki di 3 3 3 3 3
depan kaki yang lain
Berdiri dengan satu kaki 2 2 2 2 2
Total 41 41 41 42 45
Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri
Tabel 4.4.Hasil evaluasi keseimbangan dengan Berg Balance ScaleT5-T6
bergantian, dan berdiri dengan satu kaki didepan kaki yang lain.
Aktivitas T0 T1 T2 T3
Makan 10 10 10 10
Berpindah dari 10 10 10 15
kursi roda ke
tempat tidur dan
sebaliknya
Kebersihan diri, 0 0 0 0
mencuci muka,
menyisir,
mencukur dan
menggosok gigi
Aktivitas di toilet 10 10 10 10
(menyemprot,
mengelap)
Mandi 5 5 5 5
Berjalan di jalan 10 10 10 10
yang datar
Naik turun tangga 5 5 5 5
Berpakaian 5 5 5 5
termasuk memakai
sepatu
Mengontrol 10 10 10 10
defekasi
Mengontrol 10 10 10 10
berkemih
Jumlah 75 75 75 80
Ketergantungan Ketergantungan Ketergantungan Ketergantungan
Moderat Moderat Moderat Moderat
Aktivitas T4 T5 T6
Makan 10 10 10
Berpindah dari kursi roda 15 15 15
ke tempat tidur dan
sebaliknya
Kebersihan diri, mencuci 5 5 5
muka, menyisir,
mencukur dan
menggosok gigi
Aktivitas di toilet 10 10 10
(menyemprot, mengelap)
Mandi 5 5 5
Berjalan di jalan yang 10 15 15
datar
Naik turun tangga 5 5 5
Berpakaian termasuk 10 10 10
memakai sepatu
Mengontrol defekasi 10 10 10
Mengontrol berkemih 10 10 10
Jumlah 90 95 95
Ketergantungan Ketergantungan Ketergantungan
Moderat Ringan Ringan
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui hasil terapi yang telah
dilakukan selama enam kali terapi yaitu sebelum dilakukan terapi (T0)
ketergantungan ringan.
B. Pembahasan
1. Spastisitas
dini yang tepat akan memberi pengaruh besar terhadap penampilan dan
tonus otot maka akan terjadi spastisitas ke arah fleksi atau ektensi
gangguan kecepatan dan ketepatan gerak anggota gerak atas dan bawah
pada sisi lesi saat melakukan gerakan juga dapat terjadi (Suyono, 2002).
latihan motorik secara aktif dengan efektif dan efisien, luas dan lokasi
3. Kemampuan Fungsional
fungsi motorik atau sensasi di salah satu atau kedua tungkai. Hal ini
pada anggota gerak atas kanannya. Pada pasien ini kemampuan kontrol
BAB dan BAKnya baik dan tidak ada keluhan saat melakukannya.
BAB V
A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa :
fungsional.
B. Saran
dengan tenaga medis yang lain sangat diperlukan untuk pelaksanaan program
Atmaja, Duika. 2012. Laporan Pendahuluan Pada Pasien Dengan Stroke Non
Hemoragic. Diakses : 20 April 2012. http://duika-
atmaja.blogspot.com/2012/01/laporan-pendahuluan-pada-pasien.html
Carr, Janet H. and Shepherd, Roberta B. 1987. A Motor Relearning Programme
for Stroke. 2nd ed. Oxford: Butterworth Heinemann
Ida F dan Nila A. 2009. Mengantisipasi Stroke. Jogjakarta: Buku Biru
Langhammer, B., Stanghelle JK, 2000. Bobath or Motor Relearning Programme?
A Comparison of two different approaches of physiotherapy in stroke
rehabilitation. Clinical Rehabilitation
Price S.A. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta:
EGC
Price, S.A dan Wilson, L.M. 2006. Patofisiologi. Edisi ke-6 Volume ke-2. Jakarta:
EGC
Setiawan. 2007. Pelatihan Nasional Dimensi Baru Penatalaksanaan Fisioterapi
Pada Kasus Stroke Secara Paripurna. Surakarta
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Suhartini. 2008. Pemulihan Kontrol Motorik Penderita Stroke dengan Motor
relearning Programme
Suyono, A., 2002. Gangguan Sensori Motor pada Penderita Hemiplegi Pasca
Stroke. Workshop Fisioterapi pada Stroke: IKAFI Jakarta
Wayne, Jake. 2011. Exercises to Improve Gait After a Stroke.
http://www.livestrong.com
Yavuzer, Melek Gunes. 2006. Walking After Stroke: Interventions to restore
normal gait pattern. Ankara, Turkey: Pelikan Publications
Yayan. 2011. Patofisiologi Stroke. 20 April 2012.
http://rstroke.blogspot.com/2011/07/patofisiologi-stroke.html