Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK SEHAT

Disusun oleh :

Fitria Elza Vivi Kurdianti

(202003029)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES BINA SEHAT PPNI KABUPATEN MOJOKERTO
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan asuhan keperawatan ini diajukan oleh:
Nama : Fitria Elza Vivi Kurdianti
NIM : 202003029
Program Studi : Profesi Ners
Judul Asuhan Keperawatan :
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

ANAK DENGAN MASALAH GIZI KURANG

Telah diperiksa dan disetujui sebagai tugas dalam praktik klinik keperawatan
dasar.
Mojokerto , Desember 2020
Mahasiswa

(Fitria Elza Vivi Kurdianti)

Pembimbing ruangan, Pembimbing akademik,

(.......................................) (Tri Peni ,S.Kep.,Ns.,M.Kes)

Mengetahui,
Kepala Ruangan
(......................................)
1.1. Definisi

Tumbuh adalah proses bertambahnya ukuran/ dimensi akibat penambahan

jumlah atau ukuran sel dan jaringan interseluler [ CITATION Man11 \l 1057 ] .

Pertumbuhan adalah suatu peningkatan ukuran fisik keseluruhanatau sebagian

yang dapat diukur, dimana grafik pertumbuhan meliputi tinggi, berat badan

dan diameter pada lipatan kulit [ CITATION Sur11 \l 1057 ]. Pertumbuhan adalah

bertambah besar dalam aspek fisis akibat multiplikasi sel dan bertambahnya

jumlah zat interseluler (Hassan, 2011).

Perkembangan adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi

tubuh yang lebih komleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan

sebagai hasil dari proses pematangan [ CITATION Soe12 \l 1057 ]. Pengertian dari

kembang (berkembang) adalah proses pematangan/ maturasi fungsi organ

tubuh termasuk berkembangnya kemampuan mental intelegensi serta perilaku

anak [ CITATION Man11 \l 1057 ]. Perkembangan adalah suatu rangkaian

peningkatan keterampilan dan kapasitas untuk berfungsi [ CITATION Sur11 \l

1057 ]. Perkembangan adalah digunakan untuk menunjukkan bertambahnya

ketrampilan dan fungsi yang kompleks dalam pengaturan neuromuskuler,

berkembang dalam mempergunakan tangan kanannya dan berbentuk pula

kepribadiannya (Hassan, 2010).

1.2. Indikator Pertumbuhan dan Perkembangan

a. Pertumbuhan Pada Anak

1) Berat Badan
Pada masa pertumbuhan berat badan bayi dibagi menjdai dua yaitu usia

0-6 bulan dan usia 0-12 bulan. Untuk usia 0-6 bulan beratbadan akan

mengalami penambahan setiap seminggu sekita 140 -200 gram dan

berat badannya akan menjadi dua kali berat badan lahir pada akhir

bulan ke 6. Sedang kan pada usia 6-12 bulan terjadi penambahan setiap

seminggu sekitar 40 gram dan pada akhir bulan ke 12 akan menjadi

penambahan 3 kali lipat berat badan lahir. Pada masa bermain, terjadi

penambahan berat badan sekitar 4 kali lipat dari berat badan lahir pada

usia kurang lebih 2,5 tahun serta penambahan berat badan setiap

tahunnya adalah 2-3 kilogram. Pada masa pra sekolah dan sekolah akan

terjadi penambahan berat badan setiap tahunya kurang lebih 2-3

kilogram.

2) Tinggi badan

Pada usia 0-6 bulan bayi akan mengalami penambahan tinggi badan

sekitar 2,5 cm setiap bulannya. Pada usia 6-12 bulan akan mengalami

penambahan tinggi badan hanya sekitar 1,25 cm setiap bulannya.pada

akhir tahun pertama akan meningkat kira-kira 50% dari tinggi badan

waktu lahir. Pada masa bermain penambahan selama tahun ke 2 kurang

lebih 12 cm sedangkan penambahan tahun ketiga rata-rata 4-6 cm. Pada

masa pra sekolah, khususnya diakhir usia 4 tahun, terjadi penambahan

rata-rata 2 kali lipat dari tinggi badan waktu lahir dan mengalami

penambahan setiap tahunya kurang lebih 6-8 cm. Pada masa sekolah

akan mengalami penambahan setiap tahunnya.setelah usia 6 tahun


tinggi badan bertambah rata-rata 5 cm, kemudian pada usia 13 tahun

bertambah lagi menjadi rata-rata 3 kali lipat dari tinggi badan waktu

lahir.

3) Lingkar Kepala

Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan sangat cepat sekitar

6 bulan pertama, yaitu dari 35 -43 cm. Pada usia-usai selanjutnya

pertumbuhan lingkar kepala mengalami perlambatan. Pada usia 1 tahun

hanya mengalami pertumbuhan kurang lebih 46,5 cm. Pada usia 2 tahun

mengalami pertumbuhan kurang lebih 49 cm, kemudian akan

bertambah 1 cm sampai dengan usia tahun ke tiga bertambah lagi

kurang lebih 5 cm sampai dengan usia remaja.

4) Organ Penglihatan

Perkembangan organ penglihatan dapat dimuali pada saat lahir. Pada

usia 1 bulan bayi memiliki perkembangan, yaitu adanya kemampuan

melihat untuk mengikuti gerakan dalam rentang 90 derajat, dapat

melihat orang secara terus menerus, dan kelenjar air mata sudah mulai

berfungsi. Pada usia 2-3 bulan memiliki penglihatan perifer hingga 180

derajat. Pada usia 4-5 bulan kemampuan bayi untuk memfiksasi sudah

mulai pada hambatan 1,25 cm, dapat mengenali botol susu, melihat

tangan saat duduk atau berbaring, melihat bayangan di cermin, dan

mampu mengakomodasi objek. Usia 5-7 bulan dapat menyesuaikan

postur untuk melihat objek, mampu mengembangkan warna kesukaan

kuning dan merah, menyukai rangsangan visual kompleks, serta


mengembangkan koordinasi mata dan tangan. Pada usia 7-11 bulan

mampu memfiksasi objek yang sangat kecil. Pada usia 11-12 bulan

ketajaman penglihatan mendekati 20/20, dapat mengikuti objek yang

dapat bergerak. Pada usia 12-14 bulan mampu mengidentifikasi bentuk

geometrik. Pada usia 18-24 bulan mampu berakamodasi dengan baik.

5) Organ Pendengaran

Setelah lahir, bayi sudah dapat berespons terhadap bunyi yang keras

dan refleks. Pada usia 2-3 bulan mampu memalingkan kepala ke

samping bila bunyi setinggi telinga. Pada usia 3-4 bulan anak memiliki

kemampuan dalam melokalisasi bunyi dengan makin kuat dan mulai

mampu membuat bunyi tiruan. Pada usia 6-8 bulan mampu berespons

pada nama sendiri. Pada usia 10-12 bulan mampu mengenal beberapa

kata dan artinya. Pada usia 18 bulan mulai dapat membedakan bunyi.

Pada usia 36 bulan mampu membedakan bunyi yang halus dalam

bicara. Pada usia 48 bulan mulai membedakan bunyi yang serupa dan

mampu mendengarkan yang lebih halus.

6) Organ Seksual

Pertumbuhan organ seksual laki-laki antara lain terjadinyapertumbuhan

yang cepat pada penis pada usia 12-15 tahun, testis pada usia 11-15

tahun, kemudian rambut pubis pada usia 12-15 tahun.

b. Perkembangan Pada Anak

1) Perkembangan Motorik Halus

a) Masa neonatus (0-28 hari)


Perkembangan motorik halus pada masa ini dimulai dengan

adanya kemampuan untuk mengikuti garis tengah bila kita

memberikan respons terhadap gerakan jari atau tangan.

b) Masa Bayi (28 hari-1 tahun)

Usia 1-4 bulan

Perkembangan motorik halus pada usia ini adalah dapat

melakukan hal-hal seperti memegang suatu objek, mengikuti objek

dari sisi ke sisi, menvoba memegang dan memasukan benda

kedalam mulut, memegang benda tapi terlepas, memerhatikan

tangan dan kaki, memegang benda dengan kedua tangan, serta

menahan benda ditangan walaupun hanya sebentar.

Usia 4-8 bulan

Perkembangan motorik halus pada usia ini adalah sudah

mulai mengamati benda, menggunakan ibu jari dan jari telunjuk

untuk memegang, mengekplorasi benda yang sedang dipegang,

mengambil objek dengan tangan tertangkup, mampu menahan

kedua benda di kedua tangan secara simultan, menggunakan bahu

dan tangan sebagai satu kesatuan, serta memindahkan objek dari

satu tangan ketangan yang lain.

Usia 8-12 bulan

Perkembangan motorik halus pada usia ini adalah mencari

atau merainh benda kecil; bila diberi kubus mampu memindahkan,

mengambil, memegang dengan telunjuk dan ibu


jari,membenturkannya, serta meletakkan benda atau kubus ke

tempatnya.

c) Masa Anak (1-2 tahun)

Perkembangan motorik halus pada usia ini dapat ditunjukan

dengan adanya kemampuan dalam mencoba, menyusun, atau

membuat menara pada kubus.

d) Masa Prasekolah

Perkembangan motorik halus dapat dilihat pada anak, yaitu

mulai memiliki kemampuan menggoyangkan jari-jari kaki,

menggambar dua atau tiga bagian, memilih garis yang lebih

panjang dan menggambar orang, melepas objek dengan jari lurus,

mampu menjepit benda, melambaikan tangan, menggunakan

tanggannya untuk bermain, menempatkan objek kedalam wadah,

makan sendiri, minum dari cangkir dengan bantuan, menggunakan

sendok dengan bantuan, makan dengan jari, serta membuat coretan

diatas kertas [ CITATION Won10 \l 1057 ]

2) Perkembangan Motorik Kasar

a) Masa Neonatus (0-28 hari)

Perkembangan motorik kasar yang dapat dicapai pada usia

ini diawali dengan tanda gerakan seimbang pada tubuh dan mulai

mengangkat kepala.

b) Masa Bayi (28 hari-1 tahun)

Usia 1-4 bulan


Perkembangan motorik kasar pada usia ini dimulai dengan

kemampuan mengangkat kepala saat tegkurap, mencoba duduk

sebentar dengan ditopang, mampu duduk dengan kepala tegak,

jatuh terduduk dipangkuan ketika disokong pada posisi berdiri,

kontrol kepala sempurna, mengangkat kepala sambil berbaring

terlentang, berguling dari terlentang ke miring, kesisi lengan dan

tungkai kurang fleksi, dan berusaha untuk merangkak.

Usia 4-8 bulan

Usia perkembangan motorik kasar awal bulan ini dapat

dilihat pada pertumbuhan dalam aktivitas, seperti posisi telungkup

pada alas dan sudah mulai mengangkat kepala dengan melakukan

gerakan menekan kedua tangannya. Pada bulan ke empat sudah

mampu memalingkan kepala ke kanan dan kiri, duduk dengan

kepala tegak, membalikan badan, bangkit dengan kepala tegak,

menumpu beban pada kaki dengan lengan berayun kedepan dan

kebelakang, berguling dari terlentang dan tengkurap, serta duduk

dengan bantuan dalam waktu yang singkat.

Usia 8-12 bulan

Perkembangan motorik kasar dapat diawali dengan duduk

tanpa pegangan, berdiri dengan pegangan, bangkit lalu berdiri,

berdiri 2 detik dan berdiri sendiri.

c) Masa Anak (1-2 tahun)


Dalam perkembangan masa anak terjadi perkembangan

motorik kasar secara signifikan. Pada masa ini anak sudah mampu

melangkah dan berjalan dengan tegak. Sekitar usia 18 bulan anak

mampu menaiki tangga dengan cara 1 tangan dipegang. Pada akhir

tahun kedua sudah mampu berlari-lari kecil, menendang bola, dan

mulai mencoba melompat.

d) Masa Prasekolah

Perkembangan motorik kasar masa prasekolah ini dapat

diawali dengan kemampuan untuk berdiri dengan satu kaki selama

satu sampai lima detik, melompat dengan satu kaki, berjalan

dengan tumit ke jari kaki, menjelajah, membuat posisi merangkak,

dan berjalan dengan bantuan[ CITATION Won10 \l 1057 ].

3) Perkembangan Bahasa

a) Masa Neonatus (0-28 hari)

Perkembangan bahasa masa neonatus ini dapat ditunjukan

dengan adanya kemampuan bersuara (menangis) dan bereaksi

terhadap suara atau bel.

b) Masa Bayi (28 hari- 1 tahun)

Usia 1-4 bulan

Perkembangan bahasa pada usia ini ditandai dengan adanya

kemampuan bersuara dan tersenyum, mengucapkan huruf hidup,

berceloteh, mengucapkan kata “oh/ah”, tertawa dan berteriak,

mengoceh spontan, serta bereaksi dengan mengoceh.


Usia 4-8 bulan

Perkembangan bahasa pada usia ini adalah dapat menirukan

bunyi atau kata-kata, menoleh ke arah suara atau sumber bunyi,

tertawa, menjerit, menggunakan vokalisasi semakin banyak, serta

menggunakan kata yang terdiri atas dua suku kata dan dapat

membuat dua bunyi vokal yang bersamaan seperi “ba- ba”.

Usia 8-12 bulan

Perkembangan bahasa pada usia ini adalah mampu

mengucapkan kata “papa” dan “mama” yang belom spesifik,

mengoceh hingga mengatakannya secara spesifik, serta

dapatmengucapkan satu samapai dua kata.

c) Masa Anak (1-2 tahun)

Perkembangan bahasa masa anak ini adalah dicapainya

kemampuan bahasa pada anak yang mulai ditandai dengan anak

mampu memiliki sepuluh perbendaharaan kata;

tingginyakemampuan meniru, mengenal, dan responsip terhadap

orang lain; mampu menujukan dua gambar; mampu

mengkombinasikan kata-kata; seta mulai mampu menunjukan

lambaian anggota badan.

d) Masa Prasekolah

Perkembangan bahasa diawali dengan adanya kemampuan

menyebutkan hingga empat gambar; menyebutkan satu hingga dua

warna; menyebutkan kegunaan benda; mengitung; mengartikan dua


kata; mengerti empat kata depan; mengerti beberapa kata sifat dan

jenis kata lainnya; menggunakan bunyi untuk mengidentifikasi

objek, orang, dan aktivitas; menirukan berbagaibuny kata;

memahami arti larangan; serta merespons panggilan orang dan

anggota keluarga dekat.

4) Perkembangan Prilaku atau adaptasi sosial

a) Masa Neonatus (0-28 hari)

Perkembangan adaptasi sosial atau prilaku masa neonatus

ini dapat ditunjukan dengan adanyab tanda-tanda tersenyum dan

mulai menatap muka untuk menegnali seseorang.

b) Masa Bayi (28 hari-1 tahun)

Usia 1-4 bulan

Perkembangan adaptasi sosial pada usia ini dapat diawali

dengan kemampuan mengamati tangannya: tersenyum spontan dan

membalas senyum bila di ajak tersenyum; mengenali ibunya dengan

penglihatan, penciuman, pendengaran, dan kontak;tersenyum pda

wajah manusia; waktu tidur dalam sehari lebih sedikit dari pada

waktu terjaga; membentuk siklus tidur bangun;

menangis bila terjadi sesuatu yang aneh; membedakan wajah-wajah

yang dikenal dan tidak dikenal; senang menatap wajah-wajah yang

dikenalnya; serta terdiam bila ada orang yang tak dikenal (asing).
Usia 4-8 bulan

Perkembangan adaptasi sosial pada usia ini antara lain anak

merasa takut dan terganggu dengan keberadaan orang asing, mulai

bermain dengan mainan, mudah frustasi, serta memukul-mukul

lengan dan kaki jika sedang kesal.

Usia 8-12 bulan

Perkembangan adaptasi sosial pada usia ini dimulai dengan

kemampuan bertepuk tangan, menyatakan keinginan, sudah mulai

minum dengan cangkir, menirukan kegiatan orang, bermain bola

atau lainnya dengan orang lain.

c) Masa Anak (1-2 tahun)

Perkembangan adaptasi sosial masa anak dapat ditunjukan

dengan adanya kemampuan membantu kegiatan dirumah, menyuapi

boneka, mulai menggosok gigi serta mencoba mengenakan baju

sendiri.

d) Masa Prasekolah

Perkembangan adaptasi sosial pada masa prasekolah adalah

adanya kemampuan bermain dengan permainan sederhana, menangis

jika dimarahi, membuat permintaan sederhana dengan gaya tubuh,

menunjukan peningkatan kecemasan terhadap perpisahan, serta

mengenali anggota keluarga [ CITATION Won10 \l 1057 ].


1.3. Faktor Pengaruh Tumbuh Kembang

Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu

dengan yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh

interaksi banyak faktor. Menurut [ CITATION Soe12 \l 1057 ] faktor yang

mempengaruhi tumbuh kembang, yaitu:

a. Genetika

1. Perbedaan ras, etnis, atau bangsa

2. Keluarga, Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk

atau perawakan pendek

3. Umur, Masa prenatal, masa bayi, dan masa remaja merupakan tahap

yang mengalami pertumbuhan cepat dibandingkan dengan masa

lainnya.

4. Jenis kelamin, Wanita akan mengalami pubertaslebih dahulu

dibandingkan laki-laki.

5. Kelainan kromosom

Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya sindrom down.

b. Pengaruh hormone

Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat

janin berumur empat bulan. Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat.

Hormon yang berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan

somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Selain itu kelenjar

tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk

metabolisme serta maturasi tulang, gigi, dan otak.


c. Faktor lingkungan

Faktor kelompok yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga,

yaitu pranatal, kelahiran, dan pascanatal.

d. Faktor prenatal

1. Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin,

terutama selama trimester akhir kehamilan

2. Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat

menyebabkan kelainan conginetal, misalnya club foot

3. Toksin, zat kimia, radiasi

4. Kelainan endokrin

1.4. Aspek – Aspek Perkembangan Yang Dipantau

a. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan

otot-otot besar seperti duduk, berdiri dan sebagainya.

b. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan begian – bagian

tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan

koordinasi yang cermat seperti mengambil sesuatu, menjimpit, menulis,

dan sebagainya.

1.5. Status Gizi

Status Gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari

keseimbangan antara zat gizi yang masuk kedalam tubuh [ CITATION Sed10

\l 1057 ].
Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antar

asupan zat gizi dari makanan dengan kebutuhan zat gizi yang diperlukan

untuk metabolisme tubuh. Setiap individu membutuhkan asupan zat gizi yang

berbeda antar individu, hal ini tergantung pada usia orang tersebut, jenis

kelamin, aktivitas tubuh dalam sehari, berat badan dan lainnya[ CITATION

Har17 \l 1057 ]

1.6. Antropometri

Antropometri secara umum digunakan untuk melihat

ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini

terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti

lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.

1.6.1. Klinis

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai

status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang

terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini apat dilihat

pada jaringan epitel seperti kulit,mata, rambut dan organ-organ yang dekat

dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini

umumnya untuk survei klinis secara cepat. Survei ini dirancang untuk

mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu

atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status

gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda dan gejala

atau riwayat penyakit.


1.6.2. Biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen

yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan

tubuh, antara lain : darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuuh

seperti hati dan otot.

Metode ini digunakan untuk sesuatu peringatan bahwa kemungkinan akan

terjadi keadaan malnutrisi yang berlebih parah lagi.

1.6.3. Biofisik

Merupakan metode penetapan status gizi dengan melihat kemampuan

fungsi (khusus jaringan) dan melihat perubahan struktur dan jaringan

[ CITATION Sed10 \l 1057 ].

1.7. DDST

DDST adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menentukan secara dini

adanyan penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah.

DDST merupakan salah satu dari metode skrining terhadap kelainan

perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ, fungsinya

digunakan untuk menafsirkan personal, sosial,motorik halus, bahasa, dan

motorik kasar pada anak mulai dari 1-6 tahun [ CITATION Soe12 \l 1057 ].

1.7.1. Keuntungan

a. Menilai perkembangan anak sesuai dengan usia.

b. Memantau perkembangan anak usia 0-6 tahun.

c. Monitor anak dengan resiko perkembangan.

d. Menjaring anak terhadap adanya kelainan.


e. Memastikan apakah anak dengan persangkaan pada kelainan

perkembangan atau benar-benar ada kelainan.

1.7.2. Alat Yang Digunakan

a. Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik – manik, kubus warna

merah, kuning, ungu, biru, permainan anak, botol kecil – kecil, bola

tenis, bel kecil, kertas.

b. Lembar DDST.

c. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara – cara

melakukan tugas dan

1.7.3. Cara penilaiannya.

Prinsip Pelaksanaan

a. Bertahap dan berkelanjutan.

b. Dimulai dari tahap perkembangan yang telah dicapai anak.

c. Menggunakan alat bantu stimulasi yang sederhana.

d. Suasana nyaman dan bervariasi.

e. Perhatikan gerakan spontan anak,

f. Dilakukan dengan wajar dan tanpa paksaan serta tidak menghukum.

g. Memberikan pujian (reinforcement) bila berhasil melakukan test.

h. Sebelum uji coba, semua alat diletakkan dulu diatas meja.

i. Pada saat test hanya satu alat saja yang digunakan.

1.8. Bermain

Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk

memperoleh kesenangan/ kepuasan. Bermain merupakan cermin kemampuan


fisik, intelektual, emosional, dan sosial. Bermain merupakan media yang baik

untuk belajar karena bermain, anak akan berkata-kata (berkomunikasi),

belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat

dilakukannya, dan mengenal waktu, jarak, serta suara.

1.8.1. Fungsi Permainan Pada Anak

Fungsi utama bermain adalah menstimulasi perkembangan anak, antara

lain:

- Perkembangan sensori-motorik

- Perkembangan intelektual

- Perkembangan social

- Perkembangan kreativitas

- Perkembangan kesadaran diri

- Perkembangan moral

- Bermain sebagai terapi

1.8.2. Tujuan Bermain

Melalui fungsi yang terurai diatas pada prinsipnya bermain mempunyai

tujuan sebagai berikut:

a. Untuk melanjutkan tumbuh kembang yang normal pada saat sakit anak

mengalami gangguan dalam tumbuh kembang

b. Mengekspresikan perasaan, keinginan dan fantasi serta idenya.

c. Mengembangkan kreatrifitas dan kemampuan menyelesaikan masalah.

Permainan akan menstimulasi daya pikir, imajinasi, dan fantasinya

untuk menciptakan sesuatu seperti yang ada dalam pikirannya pada saat
melakukan permainan anak akan dihadapkan pada masalah dalam

konteks permainannya, semakin lama ia bermain dan semakin

tertantang untuk dapat menyelesaikannya dengan baik.

d. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan

dirawat di Rumh Sakit. Stress yang dialami anak di Rumah Sakit tidak

dapat dihindarkan sebagai mana juga yang dialami orang tuanya untuk

itu yang penting adalah bagaimana menyiapkan anak dan orang tua

untuk dapat beradaptasi dengan stresor yang dialaminya di Rumah Sakit

secara efektif.

1.9. Imunisasi

Imunisasi adalah Suatu keadaan dimana tubuh mempunyai daya

kemampuan mengadakan penecahan penyakit dalam rangka serangan

kuman tertentu. Jadi imunisasi adalah Suatu tindakan untuk Memberikan

kekebalan dengan cara memasukkan vaksin kedalam tubuh. (Depkes

RI,2000).

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan

seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak terpajan

pada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit [ CITATION Ran05 \l 1057 ].
1.10. Jenis-jenis imunisasi

Jenis Dosis yang Rute Usia Efek samping Kontra indikasi


Imunisasi diberikan pemberian
BCG 0,05 ml untuk Vaksin BCG umur 0-11 Imunisasi BCG tidak 1. Uji tuberculin
bayi ≤1 tahun diberikan bulan menyebabkan reaksi umum >5mm
dan 0,1 ml secara seperti demam. 2. Sedang menderita
untuk anak ≥1 intrakutan di setelah 1-2 minggu HIV
tahun daerah lengan penyuntikan biasanya akan 3. Gizi Buruk
kanan atas timbul indurasi dan 4. Demam tinggi
pada insersio kemerahan di tempat suntikan 5. Infeksi kulit luas
M.deltoideus yang akan berubah menjadi 6. Pernah menderika
pustula TBC
dan akan pecah menjadi luka
dan hal ini tidak perlu
pengobatan
dan akan sembuh spontan
dalam 8-12 mingg dengan
meninggalkan jaringan parut.

Hepatitis B Dosis yang Diberikan Diberikan 1. Reaksi lokal seperti Hipersensitif terhadap
diberikan 0,5 cc secara IM 3 kali rasa sakit, komponen vaksin dan
dalam kemerahan dan penderita infeksi berat
setahun pembengkakan disertai kejang, masih
umur 0-11 disekitar tempat diizinkan untuk pasien
bulan bekas penyuntikan. batuk/pilek.
2. Reaksi sistematik
seperti demam ringan,
lesu dan perasaan
tidak enak pada
saluran cerns
3. Reaksi yang terjadi
akan hilang dengan
sendirinya setelah 2
hari.
DPT 0,5 cc Diberikan Usia 2-11 DPT mempunyai efek ringan
secara IM bulan dan berat, efek ringan seperti
pembengkakan dan nyeri
pada area
penyuntikan,demam
sedangkan efek berat dapat
menangis hebat kuran lebih 4
jam,kesadaran menurun,
terjadi kejang dan syok.
Polio 2 tetes Secara oral Usia 0-11 Diare dan dehidrasi 1. Penderita
bulan imunedeficiency
2. Pasien mendapat
imunosupresan
Campak 0,5cc Secara IM Usia 9-11 Dapat terjadi ruam pada
bulan tempat suntikan dan demam
ringan
2.2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

2.2.1. Identitas Anak dan/atau Orang Tua

a. Nama

b. Alamat

c. Tempat dan tanggal lahir

d. Ras/kelompok entries

e. Jenis kelamin

f. Agama

g. Tanggal pengkajian

2.2.2. Keluhan Utama

Diharapkan dalam kondisi sehat jasmani dan rohani yang memliki

gangguang petumbuhan dan perkembangan

a. Riwayat Penyakit Sekarang

Untuk mendapatkan semua rincian yang berhubungan dengan

keluhan utama. Jika saat ini kesehatan anak baik, riwayat penyakit

sekarang mungkin tidak terlalu menjadi acuan, akan tetapi jika anak dalam

kondisi tidak sehat, hal ini dapat dijadikan kajian lebih lanjut untuk

mengetahui status kesehatan anak saat ini, selain untuk kepentingan

imunisasi, hal ini juga dapat dijadikan panduan apakah anak harus

mendapat perawatan lebih lanjut mengenai penyakitnya.


b. Riwayat Kesehatan Dahulu

Untuk memperoleh profil penyakit anak, cedera-cedera, atau

pembedahan sebelumnya yang pada kesempatan ini akan digunakan

sebagai petunjuk.

1. Riwayat kelahiran (riwayat kehamilan, persalinan, dan perinatal).

2. Penyakit, cedera atau operasi sebelumnya.

3. Alergi.

4. Pengobatan terbaru.

5. Imunisasi yang pernah didapatkan anak serta

6. pengalaman/reaksi terhadap imunisasi yang pernah didapat

sebelumnya.

7. Pertumbuhan dan perkembangan anak

8. Kebiasaan anak yang dapat memengaruhi kesehatannya.

c. Riwayat keluarga

Untuk mengidentifikasi adanya faktor genetika atau penyakit yang

memiliki kecenderungan terjadi dalam keluarga dan untuk mengkaji

pajanan terhadap penyakit menular pada anggota .

d. Riwayat Psikososial

Untuk memperoleh informasi tentang konsep diri anak

e. Pemeriksaan Fisik

Untuk memperoleh informasi yang menyangkut adanya

kemungkinan masalah kesehatan pada anak, tinjauan ini akan menjadi

pilihan yang lebih baik selain pengkajian riwayat kesehatan anak karena
dalam pengkajian cenderung hanya berfokus pada informasi yang

diberikan anak/keluarga sedangkan kemungkinan terhadap kondisi

kelainan yang ada pada tubuh anak belum disadari olehnya . Tinjauan

sistem meliputi:

f. Pengkajiaan Nutrisi

Untuk memperoleh informasi yang adekuat tentang asupan dan

kebutuhan nutrisi anak dalam kaitannya dengan kesehatan anak saat ini

dapat dijadikan bahan untuk pendidikan kesehatan pada anak dan orang

tua. Pengkajian nutrisi meliputi pengkajian terhadap asupan diet dan

pemeriksaan klinis.

g. Pengkajian Pertumbuhan dan Perkembangan

Pengkajiaan pertumbuhan dan perkembangan anak bertujuaan

mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak.

Prinsip-prinsip yang perlu di perhatikan dan dapat diterapkan di lapangan

adalah:

1. Lingkungan/ruangan pemeriksaan tidak menakutkan, misalnya

memberikan warna dinding netral, cukup ventilasi, menjauhkan

peralatan yang menakutkan bagi anak, dan menyediakan makanan.

2. Sebelum pengkajiaan sebaiknya disediakan waktu untuk bermain agar

anak menjadi kooperatif.

3. Pemeriksaan dapat dimulai dari bagian tubuh yang mudah dan tidak

menakutkan anak.
4. Jika ada beberapa anak, mulailah dengan anak yang kooperatif

sehingga akan mengurangi rasa takut dari anak yang lain.

5. Libatkan anak dalam proses pemeriksaan. Kita bisa menjelaskan pada

anak mengenai hal-hal yang perlu dilakukan pada dirinya. Apabila

mungkin, beri kesempatan anak untuk membantu proses pemeriksaan.

6. Buat posisi pemeriksaan senyaman mungkin. Anak dapat berbaring di

pangkuaan orang tua.

7. Berikan pujiaan kepada anak yang kooperatif. Hal ini dapat

merangsang anak yang lain agar tidak takut untuk diperiksa.

8. Berikan pujian pada orang tua apabila anak maju dan ibunya

mengetahui nasehat petugas.

Berikutnya adalah melakukan pengkajiaan pada anak. Hal-hal yang perlu

dikaji adalah

1. Riwayat Pranatal

Perlu ditanyakan pada ibu apakah ada tanda-tanda resiko tinggi

saat hamil, seperti terinfeksi TORCH, berat badan tidak naik,

preeksklamsi, dan lain-lain, serta apakah kehamilannya dipantau

berkala. Kehamilan risiko tinggi yang tidak ditangani dengan benar

dapat mengganggu tumbuh kembang anak. Dengan mengetahui

riwayat prenatal maka keadaan anaknya dapat diperkirakan.

2. Riwayat Kelahiran

Perlu ditanyakan pada ibu mengenai cara kelahiran anaknya,

apakah secara normal, dan bagaimana keadaan anak sewaktu lahir.


Anak yang dalam kandungan terdeteksi sehat, apabila kelahirannya

mengalami gangguan (cara kelahiran dengan tindakan seperti forceps,

partuss lama, atau kasep), maka gangguan tersebut dapat

mempengaruhi keadaan tumbuh kembang anak.

3. Pertumbuhan Fisik

Untuk menentukan keadaan pertumbuhan fisik anak, perlu

diperlakukan pengukuran antropometri dan pemeriksaan fisik.

Sebagaimana dalam pembahasan sebelumnya, pengukuran

antropometri yang sering digunakan di lapangan untuk memantau

tumbuh kembang anak adalah TB, BB, dan lingkar kepala. Sedangkan

lingkar lengan dan lingkar dada baru digunakan bila dicurigai adanya

gangguan pada anak.

2.3. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa 1 : Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

2.3.1. Definisi

Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik

2.3.2. Batasan karakteristik

1. Kram abdomen

2. Nyeri abdomen

3. Menghindari makanan

4. Berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal

5. Kerapuhan kapiler

6. Diare
7. Kehilangan rambut brlebihan

8. Bising usus hiperaktif

9. Kurang makanan

10. Kurang informasi

11. Kurang minat pada makanan

12. Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat

13. Kesalahan konsepsi

14. Kesalahan informasi

15. Membran mukosa pucat

16. Ketidakmampuan memakan makanan

17. Otot tonus menurun

18. Mengeluh gangguan sensasi rasa

19. Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA (Recommended daily

allowance)

20. Cepat kenyang setelah makan

21. Sariawan rongga mulut

22. Steatorea

23. Kelemahan otot mengunyah

24. Kelemahan otot menelan

2.3.3. Faktor yang berhubungan

1. Faktor biologis

2. Faktor ekonomi

3. Ketidakmampuan untuk mencerna makanan


4. Ketidakmampuan menelan makanan

5. Faktor psikologis

2.4. Perencanaan

Diagnosa 1 : Nutrisi kiurang dari kebutuhan tubuh

2.4.1. Tujuan dan Kriteria Hasil

a. Nutritional status

b. Nutritional status : food and fluid

c. Intake

d. Nutritional status : nutrient intake

e. Weight control

Kriteria Hasil :

a. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengn tujuan

b. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan

c. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

d. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

e. Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan

f. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

2.4.2. Intervensi dan rasional

a. Kaji adanya alergi makanan

Rasional : untuk mengetahui apakah ada alergi makanan

b. Kolaborasi denan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi

yang dibutuhkan pasien

Rasional : untuk mengetahui jumlah kalori yang akan diberikan


c. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C

Rasional : menjaga daya tahan tubuh dan memperbaiki nutrisi yang

kurang [ CITATION Nur152 \l 1057 ].


DAFTAR PUSTAKA

Bibliography
Harjatmo, P. T., Par'i, M. H., & Sugeng, W. (2017). Penilaian Status Gizi. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Mansjoer, d. (2011). Kapita Selekta Kedokteran,. Jakarta: Media Aesculapius.
Nurarif, H. A., & Hardhi, K. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: MediaAction.
Ranuh, d. (2005). Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta: EGC.
Sediaoetomo. (2010). Ilmu Gizi untuk mahasiswa dan profesi. Jakarta: Dian Rakyat.
Soetjiningsih. (2012). Perkembangan Anak dan Permasalahannya salam Buku Ajar I Ilmu
Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Sagungseto.
Suriadi, Y. (2011). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV Sagung.
Whaley., W. a. (2010). Clinical Manual of Pediatric Nursing.

Harjatmo, P. T., Par'i, M. H., & Sugeng, W. (2017). Penilaian Status Gizi.
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Mansjoer, d. (2011). Kapita Selekta Kedokteran,. Jakarta: Media Aesculapius.
Nurarif, H. A., & Hardhi, K. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: MediaAction.
Ranuh, d. (2005). Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta: EGC.
Sediaoetomo. (2010). Ilmu Gizi untuk mahasiswa dan profesi. Jakarta: Dian
Rakyat.
Soetjiningsih. (2012). Perkembangan Anak dan Permasalahannya salam Buku
Ajar I Ilmu Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Sagungseto.
Suriadi, Y. (2011). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV Sagung.
Whaley., W. a. (2010). Clinical Manual of Pediatric Nursing.

Anda mungkin juga menyukai