Anda di halaman 1dari 5

TATA LAKSANA OTITIS MEDIA

AKUT
No. Dokumen SOP/UKP/PAD/BPU/198
No. Revisi 03
SOP
 
Tanggal Terbit 14 April 2020
 
Halaman 1 dari 5
PUSKESMAS Octoviana Carolina Sitorus
KECAMATAN  
NIP.197410262006042020
PADEMANGAN

1. Pengertian Otitis media akut adalah radang liang telinga akut maupun kronis
disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, dan virus. Penyakit ini sering
dijumpai pada daerah-daerah yang panas dan lembab dan jarang pada
iklim-iklim sejuk dan kering
Prognosis tergantung dari perjalanan penyakit, ada/tidaknya komplikasi,
penyakit yang mendasarinya serta pengobatan lanjutannya
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk tatalaksana pasien
dengan jenis-jenis otitis media akut yang berobat di Puskesmas
Kecamatan Pademangan
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Kecamatan Pademangan Nomor
019 Tahun 2020 tentang Standar Layanan Klinis
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 514 Tahun 2015 tentang Panduan
Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
5. Prosedur/Langkah- 1. Persiapan Alat dan Bahan:
langkah a. Tensimeter
b. Stetoskop
c. Otoskop
d. Kapas
e. Alat Pelindung Diri (APD)
2. Petugas yang melaksanakan:
a. Dokter
b. Perawat
3. Langkah-langkah:
a. Petugas melakukan anamnesis dan menggalinya
1) Keluhan bergantung pada stadium OMA yang terjadi.
2) Pada anak, keluhan utama adalah rasa nyeri di dalam telinga
dan demam serta ada riwayat batuk pilek sebelumnya.
3) Anak juga gelisah, sulit tidur, tiba-tiba menjerit waktu tidur, bila
demam tinggi sering diikuti diare dan kejang-kejang. Kadang-
kadang anak memegang telinga yang sakit.
4) Pada stadium supurasi pasien tampak sangat sakit, dan
demam, serta rasa nyeri di telinga bertambah hebat.
5) Bila terjadi ruptur membran timpani, maka sekret mengalir ke
liang telinga, suhu tubuh turun, dan anak tertidur tenang.
b. Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
1) Dapat ditemukan demam
2) Pemeriksaan dengan otoskop untuk melihat membran timpani:
a) Stadium oklusi tuba Eustachius terdapat gambaran retraksi
membran timpani, warna membran timpani suram dengan
reflex cahaya tidak terlihat.
b) Stadium hiperemis membran timpani tampak hiperemis
serta edema.
c) Stadium supurasi membran timpani menonjol ke arah luar
(bulging) berwarna kekuningan.
d) Stadium perforasi terjadi ruptur membran timpani dan
nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke liang telinga
luar.
e) Stadium resolusi bila membran timpani tetap utuh, maka
perlahan-lahan akan normal kembali. Bila telah terjadi
perforasi, maka sekret akan berkurang dan mengering.
3) Pemeriksaan penala yang dilakukan pada anak yang lebih
besar dapat ditemukan tuli konduktif
c. Petugas melakukan penegakan diagnosis berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan.
d. Petugas melakukan tatalaksana:
1) Asupan gizi yang baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh
2) Pemberian farmakoterapi dengan:
a) Topikal
1. Pada stadium oklusi, tujuan terapi dikhususkan untuk
membuka kembali tuba eustachius. Obat tetes hidung
HCl efedrin 0,5% (atau oksimetazolin 0,025%) diberikan
dalam larutan fisiologik untuk anak kurang dari 12 tahun
dan HCl efedrin 1% (atau oksimetazolin 0,05%) dalam
larutan fisiologik untuk anak yang berumur lebih dari 12
tahun atau dewasa.
2. Pada stadium perforasi, diberikan obat cuci telinga
H2O2 3% selama 3-5 hari, dilanjutkan antibiotik adekuat
yang tidak ototoksik seperti ofloxacin tetes telinga
sampai 3 minggu.
b) Oral sistemik
1. Dapat diberikan antihistamin bila ada tanda-tanda
alergi.
2. Antipiretik seperti paracetamol sesuai dosis anak.
3. Antibiotik yang diberikan pada stadium oklusi dan
hiperemis ialah penisilin atau eritromisin, selama 10-14
hari:
a. Ampisilin: Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 25
mg/KgBB 4 x sehari atau
b. Amoksisilin: Dewasa 500 mg 3 x sehari; Anak 10
mg/KgBB 3 x sehari atau
c. Eritromisin: Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 10
mg/KgBB 4 x sehari
d. Jika terdapat resistensi, dapat diberikan kombinasi
dengan asam klavulanat atau sefalosporin.
4. Pada stadium supurasi dilakukan miringotomi (kasus
rujukan) dan pemberian antibiotik. Antibiotik yang
diberikan:
a. Amoxyciline: Dewasa 3x500 mg/hari. Pada
bayi/anak 50mg/kgBB/hari; atau
b. Erythromycine: Dewasa/ anak sama dengan dosis
amoxyciline; atau
c. Cotrimoxazole untuk dewasa tablet 480 mg 2x2
tablet, untuk anak syr 240 mg suspensi 2x5 ml.

Tata Laksana Otitis Media Akut

SOP/UKP/PAD/BPU/198 2
d. Jika kuman sudah resisten (infeksi berulang):
kombinasi amoxyciline dan asam klavulanat,
dewasa 3x625 mg/hari. Pada bayi/anak, dosis
disesuaikan dengan BB dan usia.
5. Miringotomi (kasus rujukan): indikasi miringotomi pada
anak adalah OMA adalah nyeri berat, demam,
komplikasi OMA seperti paresis nervus fasialis,
mastoiditis, labirinitis, dan infeksi sistem saraf pusat.
Miringotomi merupakan terapi third-line pada pasien
yang mengalami kegagalan terhadap dua kali terapi
antibiotik pada satu episode OMA
e. Petugas melakukan Konseling dan Edukasi pada pasien dan atau
keluarganya
1) Memberitahu bahwa pengobatan harus adekuat agar
membran timpani dapat kembali normal.
2) Memberitahu untuk mencegah infeksi saluran napas atas
(ISPA) pada bayi dan anak-anak, menangani ISPA dengan
pengobatan adekuat.
3) Memberitahu untuk menganjurkan pemberian ASI minimal
enam bulan sampai dengan 2 tahun.
4) Menghindarkan pajanan terhadap lingkungan merokok dan
lain-lain
f. Petugas melakukan rujukan dengan kriteria
1) Ada indikasi miringotomi.
2) Membrane tymphani tidak menutup kembali setelah 3 bulan.
6. Bagan Alir -
7. Hal-hal yang perlu Tanda vital
diperhatikan
8. Unit Terkait 1. Pelayanan Pemeriksaan Umum
2. Pelayanan Kesehatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
3. Pelayanan Kesehatan Penyakit Tidak Menular (PTM)
4. Pelayanan Kesehatan Lansia
5. Pelayanan Pemeriksaan Khusus Sehati
6. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
7. Pelayanan Gawat Darurat
8. PIS PK-KPLDH (KORWIL)
9. Dokumen Terkait Rekam Medis
10. Rekaman histori Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
perubahan diberlakukan
1. Kebijakan: Kebijakan: 03 Agustus
2018
Surat Keputusan Surat Keputusan
Kepala Puskesmas Kepala Puskesmas
Kecamatan Kecamatan
Pademangan Nomor Pademangan Nomor
053 Tahun 2016 038 Tahun 2018
Tentang Standar Tentang Standar
Layanan Klinis Layanan Klinis

2. Referensi: Referensi: 03 Agustus


2018
Peraturan Menteri Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Kesehatan Nomor 514
Tata Laksana Otitis Media Akut

SOP/UKP/PAD/BPU/198 3
Indonesia Nomor 5 Tahun 2015 tentang
Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis
Panduan Praktik bagi Dokter di Fasilitas
Klinis bagi Dokter di Pelayanan Kesehatan
Fasilitas Pelayanan Primer
Kesehatan Primer
3. Unit Terkait: Unit Terkait: 03 Agustus
2018
Poli Umum, Poli Poli Umum, Poli
Layanan 24 jam Layanan 24 jam, Poli
MTBS, Poli PTM, Poli
Lansia
4. Kebijakan: Kebijakan: 04 Maret 2019

Surat Keputusan Surat Keputusan


Kepala Puskesmas Kepala Puskesmas
Kecamatan Kecamatan
Pademangan Nomor Pademangan Nomor
038 Tahun 2018 010 Tahun 2019
Tentang Standar tentang Standar
Layanan Klinis Layanan Klinis
5. Petugas yang Petugas yang 04 Maret 2019
melaksanakan: melaksanakan:

Penambahan kolom a. Dokter


petugas yang b. Perawat
melaksanakan
sebelumnya tidak ada
6. Hal-hal yang perlu Hal-hal yang perlu 04 Maret 2019
diperhatikan diperhatikan

Penambahan kolom Tanda vital


Hal-hal yang perlu
diperhatikan yang
sebelumnya tidak ada
7. Nama Kepala Nama Kepala 14 April 2010
Puskesmas: Puskesmas:

Dara Pahlarini Octoviana Carolina


NIP.19651110199202 Sitorus
2001 NIP.197410262006042
8. Kebijakan: Kebijakan: 14 April 2010

Surat Keputusan Surat Keputusan


Kepala Kepala Puskesmas
Puskesmas Kecamatan
Kecamatan Pademangan Nomor
Pademangan Nomor 019 Tahun 2020
010 Tahun 2019 tentang Standar
tentang Layanan Klinis
Standar Layanan
Klinis
9. Persiapan alat dan Persiapan alat dan 14 April 2010
bahan: bahan:

a. Tensimeter a. Tensimeter
b. Stetoskop b. Stetoskop

Tata Laksana Otitis Media Akut

SOP/UKP/PAD/BPU/198 4
c. Otoskop c. Otoskop
d. Kapas d. Kapas
e. Alat Pelindung Diri
(APD)
10. Unit terkait: Unit terkait: 14 April 2010

Poli Umum, Poli 1. Pelayanan


Layanan 24 Jam, Poli Pemeriksaan
MTBS, Poli PTM, Poli Umum
Lansia
2. Pelayanan
Kesehatan
Manajemen
Terpadu Balita
Sakit (MTBS)
3. Pelayanan
Kesehatan
Penyakit Tidak
Menular (PTM)
4. Pelayanan
Kesehatan Lansia
5. Pelayanan
Pemeriksaan
Khusus Sehati
6. Pelayanan
Kesehatan Peduli
Remaja (PKPR)
7. Pelayanan Gawat
Darurat
8. PIS PK-KPLDH
(KORWIL)

Tata Laksana Otitis Media Akut

SOP/UKP/PAD/BPU/198 5

Anda mungkin juga menyukai