1. PENDAHULUAN
3. Kompetensi Dasar:
- Mahasiswa dapat menghitung/menentukan dimensi balok loteng serta menentukan jarak-
jaraknya sesuai beban yang bekerja.
- Mahasiswa dapat membuat gambar rencana balok loteng lengkap dengan gambar detailnya.
2. PENYAJIAN
a. Jarak antara tembok-tembok pemikul tidak besar (LO4m) sehingga kayu dengan ukuran
Bahannya dapat berupa kayu untuk bentang , L O 4 m’ ataupun baja bila bentang
L > 4 m. Balok anak dari kayu berukuran 8/12 ; 6/15 ; 8/15 dengan jarak 50 – 70
cm (tergantung kelas kuat kayu, beban lantaim, bentang). Bila dari baja dipakai
profil C atau profil U, misalnya C 150 x 2,3 ; C 200, dengan panjang 6 m.
a. Ditepi tembok yang sejajar dengan balok anak ada balok tepi dengan jarak 5 -10
cm dari tembok, tidak boleh menempel pada tembok:
- kelembaban tembok tidak langsung kena balok kayu
- mempermudah pemasangan saluran pipa listrik, air, dan gas yan gharus
menembus lantai
- tidak menjadi sarang binatang kecil / rayap.
b. Panjang perletakan balok anak/kayu min. 10 cm, tidak boleh tembus tembok.
Kedua ujungnya diberi angker, tetapi tidak perlu semuanya, tetapi berseling-seling.
Gunanya untuk memperkaku tembok (mengangkar tembok)
c. 2 atau 3 balok anak yang ditembok, mulai dari yang terdekat dengan tembok, diikat
jadi satu dengan diberi angker (besi bulat yang diberi mur di ujungnya atau plat
baja yang diberi paku ulir) agar sambungan lantai dengan tembok tidak pecah,
angker ini disebut angker jajar.
d. Jarak antar angker jajar maksimal 2 m.
Angker jajar ini ada yang tembus tembok dan ada yang tidak tembus tembok.
Antara balok-balok anak kadang diberi skur miring, yang disebut Silang Andreas, agar
balok anak tetap kedudukannya / kaku, terutama bila susunan balok loteng tersebut
mengalami getaran oleh beban. Silang Andreas ini dipakai kayu 4/6 yang dipasang
saling menyilang (tidak saling menempel), ujung yang satu diatas dan ujung yang lain
dibawah, dipasang dengan menakik 1 cm.
Balok induk
Bahan balok induk
a. Kayu
- Untuk bentang terbatas, L max. = 5 m (dengan pesanan)
- Tidak dapat memikul tembok
- Untuk konstruksi ringan
Bila boleh ada tiang ditengah, dapat dipakai sambungan momen dan tiang
konstruksi, yang disebut standvink konstruksi.
b. Baja profil
- Bentang maks. 12 m untuk WF dan 6 m untuk baja C dan U.
- WF dapat memikul tembok (1/2 bata) bila kanal tidak dapat memikul
tembok.
Untuk konstruksi yang lebih berat, menentukan dimensinya harus melihat tabel
baja.
1. RANGKUMAN
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan loteng kayu, balok lantai dan balok loteng,
konstruksi lantai dan langit-langit :
1. Balok selalu diletakkan siku-siku pada dinding yang menerima beban dengan arah
lebarnya ruang (sisi yang pendek) sehingga momen sekecil mungkin.
2. Jarak-jarak balok dipilih yang seragam antara 45 cm (konstruksi balok terusan) dan 70
cm (konstruksi rangka susun)
3. Jika mungkin dipilih balok-balok, sehingga didapat balok terusan yang lebih ekonomis
daripada balok tunggal saja.
4. Tinggi balok tidak boleh melebihi 24 cm dengan perbandingan lebarnya : tinggi balok
tidak lebih dari 1 : 2,5.
5. Lebarnya tumpuan diatas dinding, kolom, dsb seharusnya 0,7 dari tingginya balok.
6. Ujung balok pada tumpuan tidak boleh ditanam padat dalam konstruksi dinding, pada
sisi dan ujung selalu harus diadakan 2 cm udara, kecuali kalau balok sudah kering sekali
(kadar air kurang dari 18%).
7. Ujung balok (kepala) boleh diselimuti dengan kertas aspal atau dicat dengan obat yang
mengandung oli.
Susunan balok ini terbuat dari bahan kayu, baja ataupun beton. Menurut bentuknya susunan
balok tersebut digolongkan menjadi dua macam sbb:
Susunan Balok Tunggal
Susunan Balok Majemuk (Ganda)