NIM : 20180430208
1. PENDAHULUAN
Pendekatan perbandingan data pasar/data penjualan adalah proses dimana suatu estimasi
nilai pasar yang diperoleh dari analisa terhadap pasar atas properti yang serupa dan
kemudian membandingkan properti-properti yang akan dinilai. Nilai pasar diestimasikan
dengan membandingkan dengan properti yang serupa terhadap properti yang dinilai yang
baru saja terjual, ditawarkan untuk dijual atau yang kontraknya telah ditanda tangani.
Semua unsur-unsur perbandingan itu dengan bukti-bukti yang ada di pasar guna
mengestimasi unsur mana yang peka terhadap perubahan dan bagaimana mereka
berpengaruh terhadap nilai. Konsepsi perubahan dan antisipasi yang mendasari
permintaan dan penawaran, subtitusi, keseimbangan dan juga eksternaliti merupakan
dasar dari pendekatan perbandingan data pasar.
Harga properti terbentuk oleh negosiasi yang terjadi antara pembeli yang menimbulkan
permintaan dan penjual yang menawarkan properti dan membuat terjadinya supply. Bila
permintaan terhadap suatu properti tertentu naik, maka harga akan cenderung naik,
sebaliknya bila permintaan rendah maka harga akan cenderung turun. Bergesernya
penawaran biasanya tidak dapat mengikuti bergesernya permintaan karena untuk
memenuhi permintaan tersebut yang meningkat diperlukan waktu untuk membangun atau
merubah properti yang ada ke dalam jenis properti yang dikehendaki masyarakat.
Oleh karena itu dalam analisis real estat dalam suatu waktu tertentu hendaknya
dipusatkan kepada permintaan walaupun penawaran juga diperhatikan. Untuk itu maka
pembeli atau pemakai yang potensial atas suatu properti tertentu, daya belinya, cita rasa
dan kesukaannya harus diperhatikan. Sedang penawaran harus dipusatkan pada properti
yang tidak terjual, properti yang tidak tersewa, yang masih dalam pembangunan dan
sebagainya.
Demikian juga aspek pembiayaan perbankan atau sarana lain juga harus diperhatikan
karena bisa memacu atau memperlambat permintaan properti di pasar. Adanya perubahan
permintaan dan lambatnya pengembang dalam mengantisipasi dan merespon perubahan
yang ada, menyebabkan keseimbangan dalam pasar real estat seringkali sulit untuk
terjadi. Sedang prinsip subtitusi ditentukan oleh harga yang dibayar untuk memperoleh
properti pengganti yang dapat memberikan kepuasan yang sama dalam tenggang waktu
yang masuk akal.
Selanjutnya, eksternaliti bisa berpengaruh positif atau negatif atas harga properti. Stasiun
kereta bawah tanah bisa berpengaruh positif atas properti komersial di dekatnya,
demikian juga jalan raya yang sibuk berpengaruh positif terhadap pusat perbelanjaan di
sampingnya dan pembangunan perumahan mewah dapat berpengaruh baik atas
perumahan di lingkungannya. Sebaliknya pabrik yang gaduh dan berdampak mengotori
lingkkungan seperti pabrik semen berdampak negatif terhadap lingkungan. Area parkir
yang luas berdampak baik terhadap perkantoran komersial namun berdampak buruk atas
perumahan. Penilai harus memperhatikan hal-hal semacam itu semua.
Pendekatan perbandingan data pasar merupakan jantung dari penilaian dan merupakan
bagian terpenting dari proses pembuatan keputusan penilaian. Pendekatan ini secara
langsung berlandaskan pada penerapan teknis inferensial (teknik pengambilan
kesimpulan). Dalam metode ini sistem yang dipakai adalah melakukan penyesuaian
harga-harga properti serupa yang terjual sehingga perbedaan-perbedaan yang ada antara
properti yang dinilai dengan properti pembanding yang terjual dapat dihitung secara
akurat. Metode ini nampaknya merupakan metode yang paling terpercaya karena
kedekatan dari proses yang dilakukan terhadap transaksi dipasar dan tidak adanya asumsi
secara acak atau proses perhitungan yang subyektif. Kita buat asumsi bahwa pembeli
diberikan informasi tentang properti yang diperdagangkan di pasar dan mereka akan
menyadari akan harga yang diperoleh bagi properti berlainan.
Untuk melakukan penilaian dengan menggunakan data pasar maka penilai harus
mengikuti prosedur dengan sistematis. Tata urutan umum yang harus dijalani adalah
sebagai berikut:
Untuk menerapkan metode perbandingan data pasar maka penilai harus mengumpulkan
data penjualan properti, data kontrak penggunaan properti, data penawaran, daftar
properti yang merupakan pesaing dan sebanding dengan properti yang dinilai, serta
pilihan lain. Data yang berasal dari transaksi yang terjadi merupakan data indikator yang
terpercaya. Penilai harus meneliti harga-harga, hak atas properti, pembiayaannya, motif
penjual dan pembeli, serta tanggal transaksi.
Selanjutnya lokasi dari peoperti secara rinci, kondisi fisik dan fungsinya, serta kondisi
dari segi ekonomis (pengaruh dan perubahan lingkungan dan sebagainya). Karena
kesimpulan harus berdasarkan data dari pasar, penilai harus memusatkan perhatian pada
kegiatan wawancara, kontak perorangan serta penelitian individual.
Kebanyakan penilai memelihara data secara rinci tentang transaksi yang terjadi di pasar
dan menambahkan informasi berkenaan dengan terjadinya transaksi yang baru. Sumber
data yang potensial sangat banyak dan bervariasi seperti PPAT (notaris dan camat),
realty, broker, agen properti, maupun pemilik properti itu sendiri, manajer properti,
peminjam termasuk juga file pengadilan dan kantor pajak.
Penilai harus mengkaji kebenaran informasi untuk meyakinkan keakuratan dan mengerti
motif dari setiap transaksi. Pandangan pembeli terhadap apa yang dibeli pada saat jual
beli adalah sangat penting. Jual beli yang bukan oleh willing seller dan buyer harus
diperhatikan secara seksama. Untuk memverifikasi data penjualan penilai
mengkonfirmasikan fakta yang ada dengan prinsipal dari transaksi bila mungkin, atau
dengan broker, agen poperti, ataupun kreditur. Pemilik dan penyewa properti yang
bertetangga juga bisa menyediakan informasi yang berguna.
Batas geografis penelitian penilai atas data penjualan tergantung kepada sifat alami dan
jenis properti yang dinilai. Batas pasar akan menentukan area dimana pembeli potensial
akan melihat. Bila properti akan serupa secara umum diperjualbelikan berdekatan dengan
properti yang akan dinilai, maka penelitian akan menjadi sangat terbatas. Dalam hal
sebaliknya, maka penilai harus memperluas area penelitiannya. Berbagai jenis properti
tertentu mempunyai pasar regional, nasional atau bahkan internasional. Untuk menilai
pusat perbelanjaan ataupun mal, gedung perkantoran, hotel resor, kompleks dari berbagai
kegiatan dan properti perindustrian yang luas, penilai bisa melakukan sekrutinisasi
(pemeriksaan dengan cermat) data dari suatu daerah geografis yang luas diantara mana
properti itu terletak.
Setelah verifikasi data penjualan dilakukan, maka analisis harus dilakukan secara
sistematis. Analisis harus dilakukan berdasarkan unit dan tergantung kepada bentuk alami
dari properti dan masalah penilaian yang dihadapi. Apartemen misalnya, harus dianalisis
berdasarkan harga apartemen per unit, harga bangunan per meter persegi atau harga sewa
bruto yang secara umum diterapkan.
Unsur-unsur yang dibandingkan adalah ciri-ciri properti dan transaksi yang menyebabkan
harga properti berubah. Penilai mempertimbangkan dan membandingkan semua
perbedaan antara properti yang sebanding dan properti yang dinilai dapat mempengaruhi
nilai. Bukti di pasar diuji untuk mengidentifikasi veriabel terhadap mana nilai properti itu
peka. Besaran statistik seperti standar deviasi dan koefisien veriabel bisa digunakan
dalam proses penilaian. Ada 10 (sepuluh) unsur dasar perbandingan yang harus
dipertimbangkan, yaitu:
Pokok permasalahan pentingnya adalah sejauh mana calon kuat pembeli dan property
yang dinilai bisa digantikan oleh pembeli sebenarnya dan property benar-benar dibeli.
Pertimbangan dari pemikiran tersebut adalah bahwa setiap pembeli dengan kategori yang
berbeda mempunyai pedoman yang berbeda tentang suatu yang penting dan sesuatu yang
kurang penting. Bila kita mampu menghasilkan kesimpulan untuk setiap isu berikut ini,
maka kita dalam posisi untuk membuat suatu keputusan yang diinformasikan tentang
nilai pasar dari property yang menjadi sasaran. Cara yang dapat kita lakukan untuk
menghitung property yang telah terjual memerlukan kondisi yang harus dipenuhi:
2. Dapatkah kita memutuskan apakah ada perbedaan atau tidak yang berkaitan
dengan perbedaan nilai?
3. Dapatkah kita membuat estimasi yang rasional tentang implikasi pada kas karena
perbedaan itu?
Penyesuaian ini sangat bersifat subjektif dan sering digunakan dalam menyusun
urutan/rangking untuk menempatkan property yang dinilai diantara peringkat harga
property. Peringkat dibuat berdasarkan pengkajian menyeluruh kualitas. Misal ada 6 buah
property A, B, C, D, E, F yang dibandingkan.Kesimpulan pengamatan penilai adalah
sebagai berikut:
Dalam perbandingan tersebut tidak ada proses formal untuk menentukan perbedaan
kuantitatif diantara property dan akan sangat sulit bagi penilai untuk membuktikan
pendapat akhirnya secara pasti. Pendekatan tersebut dilakukan penilai ketika mereka
tidak menyadari adanya aspek teknis yang mengizinkannya untuk mendapatkan pilihan
yang akurat untuk melakukan analisis pasar secara formal. Pendekatan itu sering
memberikan hasil yang realistis namun tidak memberikan tambahan nilai terhadap
pengetahuan penilai atas pasar serta tidak mampu memberikan penafsiran tentang
hubungan sebab akibat.
Dalam kasus ini proses dilakukan secara lebih sistematik, walaupun masih bersifat
subjektif dalam dasar penyesuainnya.Kemajuan dibuat dalam mengamati presentasi
perbedaan atas keseluruhan nilai dari setiap property dibandingkan dengan property yang
dinilai.
Propert % lebih
Harga % lebih baik Harga disesuaikan
y jelek
Rata-rata Rp75.291.670
Proses penyesuaian menghendaki kita untuk memberikan saran bahwa nilai sebenarnya
terletak diantara kisaran dari Rp74.210.000 sampai dengan Rp77.000.000 sehingga
memudahkan dalam pengambilan keputusan atas nilai paling mendekati dibandingkan
dengan apabila kita hanya mempertimbangkan harga yang tidak disesuaikan.
1. PENYESUAIAN BIAYA
Pendekatan ini secara intuitif adalah menarik, namun pendekatan ini didasarkan kepada
asumsi yang belum dibuktikan berkenaan dengan hubungan timbal balik antara biaya
dengan nilai secara implicit berarti bahwa secara kuantitatif, perbedaan structural diantara
property dapat dikonversi menjadi perbedaan biaya konstruksi yang selanjutnya akan
menyebabkan keseimbangan dalam perbedaan nilai. Misal bahwa sejumlah property yang
serupa telah terjual dan perbedaan terbesar diantara mereka adalah bahwa beberapa
diantaranya diperlukan untuk diperbaiki pada tataran yang berbeda, beberapa mempunyai
kamar tidur, dan beberapa tempat parkir.
Harga
Propert Jual Kmr Kmr Tidur Harga
Garasi Perbaikan
y Tidur Suite Penyesuaian
(juta)
Rata-rata Rp811,25
1. PERBANDINGAN BERPASANGAN
Pendekatan ini digunakan untuk menemukan nilai dengan cara deduksi terhadap nilai dari
setiap nilai yang berkaitan dengan setiap perbedaan fitur yang mendasar setiap properti
yang berbeda yang ditunjukkan oleh properti yang dinilai dalam hubungannya dengan
berbagai penjualan properti. Asumsi dibelakang pemikiran itu adalah perbedaan pokok
pada fitur properti seperti ukuran, fasilitas, keserasian dan sebagainya dari dua properti
yang terjual.
Misal kita mempunyai informasi dari penjualan properti A sampai dengan F yang
masing-masing berbeda fiturnya satu atau lebih. Kita dapat melaksanakan proses
pengurangan yang sederhana untuk mengidentifikasi nilai dari setiap fiturnya.
Metode ini ideal dalam arti bahwa seseorang harus mengasumsikan bahwa setiap
transaksi adalah suatu transaksi adalah suatu indikator yang tidak bias tentang nilai yang
benar dan bahwa disitu ada urutan transaksi yang logis yang menunjukkan keyakinan dan
perbedaan individual yang memungkinkan dengan cara proses dikurangi, perhitungan
atas bagian tersebut harga penjualan yang secara langsung berkaitan dengan setiap
perbedaan resiko.
Resiko yang ada tidak diperhitungkan ketika mengasumsikan bahwa setiap penjualan
dapat dianggap sebagai indikasi yang terpercaya tentang nilai pasar yang benar yang
merupakan atribut dari penjualan yang unik tersebut. Pengetahuan kita tentang perilaku
pasar menyarankan bahwa hal semacam itu bukan suatu asumsi yang bagus dalam
banyak kejadian dan waktu. Karena dalam praktek sering tidak akan terjadi seperti itu
sehingga kita harus kembali menemukan pendekatan yang lebih baik untuk
membandingkannya dengan bukti penjualan dan mengidentifikasi hal-hal yang
mempengaruhi nilai.
1. QUALITY RATING
2. Ada pengaruh kuantitatif yang proporsional dengan mutu yang nyata dari faktor-
faktor tersebut.
6. Memberikan bobot setiap faktor dalam persen sehingga jumlah seluruh bobot
adalah 100%
7. Memberikan skor dalam skala subyektif tetapi sistematis untuk setiap properti
pembanding (misal 0 s/d 9) untuk menunjukkan peringkat dalam tiap faktor
8. Menjumlahkan hasil perkalian dari tiap skor dan bobotnya untuk tiap properti.
Kelemahan dari metode ini adalah pada tahap awal kita dapat mengasumsikan dua hal
penting, yaitu faktor apa yang mempengaruhi nilai dan berapa bobot yang harus kita
berikan untuk faktor-faktor tersebut. Kita berasumsi bahwa ada hubungan yang sistematis
antara nilai dengan mutu properti secara keseluruhan. Hubungan tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Dimana :
Misal,ada tiga faktor yang diidentifikasi berpengaruh terhadap nilai yaitu F1, F2, dan
F3 dengan bobot masing-masing (dalam kurung) secara berturutan, yaitu 40%, 20&, dan
40%, sedang fitur masing-masing properti diberikan peringkat atau skor.
Misalnya penilaian atas sebuah unit perkantoran kecil yang terletak di dalam kompleks
perkantoran. Data pembanding yang ada adalah tarif sewa dari 4 buah bangunan yang
sejenis. Data yang berhasil dikumpulkan disusun dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Faktor yang disesuaikan adalah tanggal sewa, aksesibilitas, kondisi dan luas bangunan.
Ringkasan penyesuaian
-
39.699.00 60.451.13 62.556.00 58.385.60
Akses 54.135.00 0
0 0 0 0
0
-
36.669.00 57.428.57 29.192.80 61.304.88
Kondisi 0 30.225.60
0 0 0 0
0
-
Penyesuaia 53.000.00 93.078.80
25.694.30
n total 0 0
0
Penyesuaia
-48.180 -19.030 80.940
n per m2
Total
39.304.88
penyesuaia 5.526.000 3.473.680
0
n absolut
Berdasarkan asumsi dan data tersebut dimuka, diperoleh angka penyesuaian sebagai
berikut:
2. Dari faktor aksesibilitas, perbedaan rata-rata setiap daerah adalah 12%. Karena
properti yang dinilai (obyek penilaian) yang dijadikan acuan, maka pembanding I
yang kondisinya sangat baik harus disesuaikan menjadi baik, sehingga harus
dikurangi dengan angka penyesuaian sebesar 12% x Rp. 45.112.500 = Rp.
54.135.000 sedang pembanding III disesuaikan dengan 12% x Rp. 54.135.000 =
Rp. 6.255.600,- sehingga harga sewanya menjadi Rp. 58.385.000,-.