ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
I. BIODATA
Klien/Pasien
Nama : An. D
Umur : 4 Tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Pendidikan : Play Group
Keluarga klien
Nama Orang Tua : Ny. E
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Perum Canggu, Permai
B. Head To Toe
1. Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala normal chepalus, rambut berwarna hitam,
persebaran rambut merata, kondisi kepala bersih, tidak ada lessi atau
massa, tidak ada ketombe
Palpasi :tidak terkaji
2. Mata
Inspeksi : Mata simetris kanan dan kiri, penyebaran bulu mata merata,
penyebaran alis merata, konjuntiva merah muda, pupil isokor kanan
dan kiri(+/+), sclera putih susu, mata tidak cowong
Palpasi : bola mata teraba kenyal dan tidak ada nyeri tekaN
3. Hidung
Inspeksi : Hidung tepat berada ditengah, tidak ada apendarahan , tidak
ada luka atau lessi, tidak tampak pernafasan cuping hidung, terdapat
secret.
Palpasi :tidak ada nyeri tekan
4. Telinga
Inspeksi : Telinga simetris kanan dan kiri, warna seperti sekitar, tidak
ada massa, tidak ada serumen, tidak ada pendarahan, telinga nampak
bersih.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada telinga
5. Mulut
Inspeksi : Terdapat jumlah gigi 9, tidak ada karies pada gigi, tidak ada
peradangan pada gusi, gusi berwarna merah, lidah kotor, mukosa bibir
kering dan pucat, tidak ada nyeri telan anak hanya bisa berbicara dan
menangis.
6. Kulit dan Kuku
Inspeksi :Warna kulit putih pesebaran kulit merata, tidak ada luka
maupun lesi, kuku pendek dan bersih.
Palpasi :Akral hangat, turgor kulit kembali < 2 detik
7. Leher
Inspeksi : Tongsil tidakada pembesaran, tidak ada pembesaran kelenjar
thyroid.
Palpasi : Kelenjar thyroid tidak teraba pembesaran, tidak teraba
pembesaran pada kelenjar limfe,
8. Thorax
Inspeksi : Bentuk dada normal chest, irama pernafasan regular, tidak
ada otot bantu pernafasan frekuensi nafas 26x pernafasan dangkal.
Palpasi : Pergerakkan dada simetris, tidak ada massa, taktil fremitus
tidak terkaji, tidak ada retraksi dada.
Perkusi :sonor kedua lapang paru.
Auskultasi : tidak ada kelainan dan tidak terdapat bunyi nafas
tambahan seperti ronchi.
9. Abdomen
Inspeksi : Warna kulit normal, tida ada bekas luka, bentuk perut supel.
Auskultasi : Bising usus 11 x / menit.
Palpasi : Tidak ada hepatomegali, tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : Terdengar timpani pada semua kuadran
10. Ekstremitas
Inspeksi : simetris antara ekstermitas kanan dan kiri, tidak ada benjolan
atau bekas luka.
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat oedema, akral
hangat. Integumen : turgor kulit < 2 detik, akral hangat, CRT kembali<
2 detik tidak ada lesi tau pun luka.
11. Kekuatan otot
5 5
5 5
A. Analisa Data
Nama : An. D
B. Diagnosa keperawatan
3.4 Implementasi
3.5 Evaluasi
O:
- Tanda – Tanda Vital :
TD :-
Nadi : 110x/Menit.
Suhu : 38ᵒC
RR : 35x/mnt
- Kulit terasa Hangat.
P : Lanjutkan intervensi
1. Menonitor suhu tubuh.
2. Menyediakan lingkungan yang
dingin.
3. Melonggarkan atau lepaskan
pakaian.
4. Melakukan pendinginan
eksternal (mis. Selimut atau
kompres dingin pada dahi,
leher, dada, abdomen, aksila).
5. Menganjurkan tirah baring.
Senin, 17 – Defisit S:
05 – 2021. nutrisi b/d - Ibu mengatakan anak
faktor mengalami penurunan nafsu
psikologis makan.
(keengganan - Ibu mengatakan makan 2-3 kali
untuk sehari kadang cuman
makan). menghabiskan ½ porsi dari
sebelumnya.
- Ibu mengatakan anak
mengalami penurunan berat
badan dari sebelum sakit berat
badan 14kg sesudah sakit
menjadi 12Kg.
- Ibu mengatakan anak rewel saat
makan. Dan sering mengatakan
selalu cepat kenyang saat
makan.
O:
- BB turun : dari 14Kg menjadi
12 kg
- Klien tampak lemas
- Membran mukosa pucat.
- Bising usus Hiperaktif.
P : Lanjutkan Intervensi
1. Mengidentifikasi kesiapan dan
mampu menerima informasi.
2. Menyediakan materi dan media
pendidikan kesehatan.
3. Memberikan kesempatan untuk
bertanya.
4. Menjelaskan faktor resiko yang
dapat mempengaruhi kesehatan.
5. Mengajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat.
6. Mengajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat
P : Lanjutkan intervensi
1. Menonitor suhu tubuh.
2. Menyediakan lingkungan yang
dingin.
3. Melonggarkan atau lepaskan
pakaian.
4. Melakukan pendinginan
eksternal (mis. Selimut atau
kompres dingin pada dahi,
leher, dada, abdomen, aksila).
5. Menganjurkan tirah baring.
Selasa, 18 – Defisit S:
05 – 2021. nutrisi b/d - Ibu mengatakan nafsu makan
faktor anak sudah mulai meningkat.
psikologis - Ibu mengatakan anak terkadang
(keengganan makan habis 1 porsi dalam 3
untuk x/hari.
makan). - Ibu mengatakan anak tidak
begitu rewel saat makan.
- Ibu mengatakan anak tidak
selalu cepat kenyang saat
makan.
O:
- BB naik 2 ons dari sebelumnya,
yaitu 12,2Kg.
- Klien tampak sedikit lemas.
- Membran mukosa pucat.
P : Lanjutkan Intervensi
1. Mengidentifikasi kesiapan dan
mampu menerima informasi.
2. Menyediakan materi dan media
pendidikan kesehatan.
3. Memberikan kesempatan untuk
bertanya.
4. Menjelaskan faktor resiko yang
dapat mempengaruhi kesehatan.
5. Mengajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat.
6. Mengajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi Dihentikan.
Rabu, 19 – Defisit S:
05 – 2021. nutrisi b/d - Ibu mengatakan nafsu makan
faktor anak sudah mulai meningkat.
psikologis - Ibu mengatakan anak sering
(keengganan makan habis 1 porsi dalam 3
untuk x/hari.
makan). - Ibu mengatakan anak tidak
begitu rewel saat makan.
- Ibu mengatakan anak suka
ketika makan.
O:
- BB naik 3 ons dari sebelumnya,
yaitu 12,2Kg menjadi 12,5Kg.
- Klien tampak ceria dan tidak
lemas.
- Membran mukosa berwarna
merah muda.
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi Dihentikan.
Rabu, 19 – Defisit Ds :
05 – 2021. pengetahuan - Ibu mengatakan sudah
b/d mulai memahami Demam
kurangnya Typhoid.
terpapar - Ibu mengatakan sudah
informasi. mengetahui tindakan
mandiri yang bisa
dilakukan dirumah dan
mepraktekkannya sendiri.
Do :
- Ibu klien terlihat sangat
memahami.
- Ibu klien sedikit tidak lagi
menyangkal pada informasi yang
sudah dijelaskan.
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi Dihentikan.
H.
DEMAM TIFOID
(THYPUS ABDOMINALIS)
E.
CARA PENULARAN PENANGANAN
KOMPLIKASI
1. PerdarahanCara
usus : sekitar 2% mengalami
mengatasi Demam Tifoid di rumah :
perdarahan hebat. Biasanya perdarahan terjadi
1. Istirahat minimal 7 – 14 hari
pada minggu2. ketiga
Mengkonsumsi makanan rendah
serat dan tinggi protein misal : ikan,
2. Perforasi usus telur,
: terjadiayam,
pada 1-2% penderita
tahu, bubur dan
beras,
lontong
menyebabkan nyeri perut yang hebat karena isi
3. Apabila anak mual/muntah anjurkan
usus menginfeksi
untukrongga perut
makan dan(peritonitis)
minum sedikit tapi
Penularan Salmonella thypi sering
dapat ditularkan melalui 3. Pneumonia4.: bisa terjadi pada
Makanan minggu
pertama, kedua atau
diberikan bubur
berbagai cara yang dikenal saringpneumokokus
kemudian bubur kasar dan
ketiga akibat infeksi
dengan 5F : akhirnya nasi sesuai dengan tingkat
1. Food (Makanan) 4. Infeksi kandungkesembuhan pasien
kemih dan hati
2. Fingers (Jari tangan/kuku) 5. Hindari makan buah
3. Fomitus (Muntah) 5. 6. (bakteremia),
Infeksi darah Banyak minum dan makan
infeksi tulang
4. Fly (Lalat)
5. Feses (Tinja) (osteomielitis), infeksi katup jantung (endocarditis),
Perawatan lanjutan :
infeksi selaput otak (meningitis), infeksi ginjal
Mencari
(glomerulitis) pengobatan
atau infeksi lanjutan.
saluran kemih Segera ke
puskesmas atau rumah sakit, apabila
PENCEGAHAN kondisi belum membaik dalam 3 hari
1. Menjaga kebersihan
lingkungan
2. Menjaga kebersihan
makanan dan minuman
3. Menjaga kebersihan diri
4. Menjaga daya tahan
tubuh
Documentasi :
Pengkajian
Implementasi 1
Implementasi 2
Implementasi 3