Abdul Basyir
Staf Perundang-undangan pada Bagian Hukum Sekretariat Daerah
Kabupaten Lombok Timur Provinsi NTB.
E:mail: abasyir69@yahoo.com
Naskah diterima :05/04/2014; revisi : 30/05/2014/; disetujui : 01/08/2014
Abstract
This study aims to identify and assess the importance of an academic paper on the laws
formation in creating aspirations and responsive law and also to knowing the implications of
law that is not accompanied by an academic paper. This type of research is normative research.
The approach used to address this fundamental problem, namely the statute approach and
conceptual approach. Academic Paper in the formation of legislation is as early draft legislation
and regulation, institutionalize or formalize conditions and/or events in the community into
legislation. Creating aspirations and responsive law is because the law is formed starting from
the bottom to the top (bottom up), and the product of legislation can be enforced and accepted
by the community. The implications of the draft legislation that is not accompanied by an
academic paper that is denied to be discussed, out of procedure, and the legislation products can
be constrained when executed or enforced.
strategis dan urgen dalam pembentukan atau kekaburan norma mengenai perlu
peraturan perundang-undangan yang baik. tidaknya penyusunan Naskah Akademik
Hal ini disebabkaan dalam perkembangan dalam pembentukan Peraturan Daerah.
ketatanegaraan Indonesia yang sedang
Kekaburan norma dalam Undang-
dalam masa transisi demokrasi secara
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
yuridis masih belum banyak aturan hukum
Pembentukan Peraturan Perundang-un
yang lengkap mengatur segala hal.
dangan juga nampak jelas terlihat bila
Sementara itu arus perubahan yang
memperhatikan ketentuan dalam Pasal 56
diinginkan oleh adanya Naskah Akademik
antara ayat (2) dan ayat (3). Dalam Pasal
maka ruang-ruang publik tersebut sangat
56 ayat (2) sudah dinyatakan bahwa
ter
buka dan masyarakat bebas me nge
Rancangan Peraturan Daerah Provinsi se
luarkan aspirasi serta melakukan apresiasi
bagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai
terhadap substansi peraturan perundang-
dengan penjelasan atau keterangan dan/
undangan yang diatur.5
atau Naskah Akademik, dan pada ayat (3)
Setelah lahirnya Undang-Undang No dinyatakan juga bahwa “Dalam hal
mor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Rancangan Peraturan Daerah Provinsi
Peraturan Perundang-undangan, keber mengenai a). Anggaran Pendapatan dan
adaan Naskah Akademik dalam penyu Belanja Daerah Provinsi; b). pencabutan
sunan peraturan perundang-undangan Peraturan Daerah Provinsi; atau c).
menjadi suatu keharusan terhadap pem perubahan Peraturan Daerah Provinsi
bentukan Undang-Undang sebagai mana yang hanya terbatas mengubah beberapa
dinyatakan dalam Pasal 43 ayat (3) bahwa materi, disertai dengan keterangan yang
Rancangan Undang-Undang yang berasal memuat pokok pikiran dan materi muatan
dari DPR, Presiden, atau DPD harus yang diatur”.
disertai Naskah Akademik. Sedangkan ter
Hal tersebut tentu saja menimbulkan
hadap pembentukan Peraturan Daerah
tanda tanya mengenai kedudukan dan
Provinsi dan Kabupaten/Kota masih ber
urgensi Naskah Akademik dalam pe
sifat kabur antara keharusan atau
nyusunan rancangan Peraturan Daerah.
alternatif karena hanya menyebutkan
Semestinya pada ayat (2) cukup menye
“disertai”, sebagaimana tertuang dalam
butkan “disertai Naskah Akademik” tanpa
Pasal 56 ayat (2) yang menyatakan bahwa
harus meng gunakan kata “disertai pen
Rancangan Peraturan Daerah Provinsi
jelasan atau keterangan dan/atau naskah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Akademik” yang memang mengandung
disertai dengan penjelasan atau keterangan
makna kumulatif, padahal pada ayat (3)
dan/atau Naskah Akademik.
sudah jelas menegaskan jenis rancangan
Penggunaan kata “disertai” dalam Peraturan Daerah yang hanya disertai
pembentukan Peraturan Daerah bisa saja keterangan saja tanpa kajian Naskah
dimaknai di satu sisi sebagai keharusan Akade mik. Ketentuan tersebut juga ber
dan di sisi lain sebagai kebolehan untuk makna memposisikan Naskah Akade mik
tidak menyertakan Naskah Akademik. sama dengan penjelasan atau keterangan
Semestinya sebelum kata “disertai” suatu rancangan Peraturan D aerah, pada
hendaknya ada kata “dapat” atau “harus” hal Naskah Akademik merupakan naskah
sehingga tidak menimbulkan multi tafsir hasil penelitian atau pengkajian hukum,
sedangkan penjelasan atau kete rangan
5 www.legalitas.org, dikutip dari makalah yang
ditulis oleh Aan Eko Widiarto, yang berjudul: Metode belum tentu dihasilkan dari penelitian
dan Penyusunan Naskah Akademik, diakses tanggal 5 atau pengkajian hukum. Akibat dari ke
Desember 2013.
Selanjutnya setelah Naskah Akademik Jenis bahan hukum dalam penelitian ini
rancangan Undang-Undang dan Peraturan yaitu terdiri dari Bahan Hukum Primer
Daerah tersusun, ketika dilakukan pem berupa peraturan perundang-undangan,
bahasan bersama di Legislatif (DPR/ Bahan Hukum Sekunder yang meliputi
DPRD) yang merupakan lembaga politik, buku-buku literatur, dan Bahan hukum
hasil kajian Naskah Akademik dalam Tersier, yaitu bahan hukum yang berupa
pembahasan Undang-Undang atau Per kamus hukum dan kamus umum bahasa
aturan Daerah tidak lagi dianggap penting, Indonesia.
yang dikedepankan justru pertimbangan Adapun sumber bahan hukum dalam
politik yang lebih dominan yang men penelitian ini bersumber atau diperoleh
dasarkan pengambilan keputusan pada dari kepustakaan. Teknik pengumpulan
suara mayoritas dengan disertai berbagai bahan hukum dilakukan melalui studi
kepentingan politis dan cenderung meng kepustakaan di berbagai perpustakaan,
abaikan substansi atau makna sebenarnya internet, majalah, jurnal, maupun surat
yang hendak d icapai. kabar. Bahan hukum yang diperoleh dari
Berdasarkan uraian dalam latar bela studi Kepustakaan dianalisis secara
kang tersebut di atas, tulisan ini hendak Deskriptif Kualitatif, dan selanjutnya ada
melakukan studi terhadap : lah menarik kesimpulan dengan cara
induktif, yaitu suatu cara menarik
- pentingnya Naskah Akademik dalam kesimpulan dari hal yang khusus ke hal
Pembentukan Peraturan Perundang-un yang umum.
dangan dalam Mewujudkan Hukum
Aspiratif dan Responsif dan PEMBAHASAN
- implikasi hukum rancangan Peraturan A.
Makna Penting Naskah Akademik
Perundang-undangan yang tidak di dalam Pembentukan Peraturan Per
sertai dengan kajian Naskah Akade undang-Undangan
Oleh karena itu, dengan merujuk pada menentukan apa yang hendak diterjemah
pandangan Jimly Asshiddiqie, sudah kan ke dalam kalimat hukum dan menjadi
seharusnya setiap norma hukum yang perumusan pasal.
hendak dituangkan dalam bentuk ran
Dari hal tersebut, dapat tergambarkan
cangan undang-undang, benar-benar telah
bahwa keberadaan peraturan perundang-
disusun berdasarkan pemikiran yang
undangan dan perumusan pasal, merupa
matang dan perenungan yang mendalam,
kan “jembatan” antara politik hukum yang
semata-mata untuk kepentingan umum,
ditetapkan dengan pelaksanaan politik
bukan untuk kepentingan pribadi atau
hukum, yang diimplementasikan dalam
golongan.15
peraturan oerundang-undangan. Hal ini
Memang, seyogyanya penyusunan berkait erat, bahwa pelaksanaan peraturan
naskah akademik didahului dengan pelak perundang-undangan harus ada konsis
sanaan penelitian yang mendalam dan tensi dan korelasi dengan apa yang
komprehensif, yang tentunya mem butuh ditetapkan sebagai politik hukum. Pelak
kan dukungan pembiayaan besar, serta sanaan undang-undang tidak lain adalah
ketersediaan waktu yang relatif lama. pencapaian apa yang diikhtiarkan dalam
Akan tetapi tidak tepat ketika faktor dana politik hukum yang telah ditetapkan
dan waktu dijadikan alasan tidak dialku (furthering policy goals).18
kan kajian dan penelitian, untuk mencapai
Pada bagian apa yang akan diatur,
tujuan undang-undang yang berkualitas
bagian ini harus dapat diuraikan secara te-
dan sesuai dengan yang diharapkan.16
pat dan tajam mengenai apa yang akan
Dilihat dari substansinya, suatu naskah menjadi materi muatan dalam undang-
akademik memuat beberapa hal penting undang. Pada bagian substansi, ada bebe
yakni: rapa hal yang perlu diperhatikan:
31
Jimly Asshiddiqie Opcit, Hlm 224 33
Ibid, Hlm. 225
32
Ibid, Hlm. 224 34
Ibid,
- Naskah awal sebagai potret yang mem Implikasi Rancangan peraturan per
berikan gambaran atau penjelasan undang-undangan yang tidak disertai
tentang berbagai hal yang terkait den dengan Naskah Akademik yaitu antara
gan Peraturan Perundang-undangan lain:
yang hendak dibentuk, yaitu meliputi:
- Rancangan undang-undang yang di
- Latar belakang, sasaran yang akan ajukan oleh Presiden dapat ditolak oleh
diwujudkan, identifikasi masalah, tu DPR, dan Presiden bisa menolak ran
juan dan kegunaan, serta metode pe cangan undang-undang yang diajukan
nelitian; oleh DPR. Demikian pula halnya
- Kajian teoretis dan praktik empiris; dengan rancangan peraturan daerah
yang diajukan oleh Gubernur atau
- Evaluasi dan analisis peraturan perund
Bupati/Walikota dapat ditolak oleh
ang-undangan terkait;
DPRD Propvinsi atau DPRD Ka
- Landasan filosofis, sosiologis, dan bupaten/Kota, dan sebaliknya Gubernur
yuridis; Dan atau Bupati/Walikota dapat menolak
- Jangkauan, arah pengaturan, dan r uang rancangan peraturan daerah yang
lingkup Materi muatan undang-undang, diajukan DPRD Propvinsi atau DPRD
peraturan daerah provinsi, atau Kabupaten/Kota;
peraturan daerah kabupaten/kota; - Cacat prosedural karena tidak dila
Sebagai sarana untuk melembagakan kukan sesuai dengan tahapan atau
atau memformalkan apa yang telah ada persyaratan yang ditentukan dalam per
dan berjalan di masyarakat ke dalam Per aturan perundang-undangan;
aturan Perundang-undangan dengan meng - Produk peraturan perundang-undangan
indentifikasi dan menyelasaikan permasa yang dihasilkan dapat mengalami ken
lahan hukum yang sedang terjadi dalam dala ketika dijalankan atau ditegakkan
masyarakat serta menganitisipasi per karena dalam proses pembentukannya
masalahan yang akan terjadi pada masa tidak dilakukan dengan cermat dan
yang akan datang; Merupakan media nyata teliti sehingga bertentangan dengan
bagi peran serta masyarakat dalam proses peraturan perundang-undangan yang
pembentukan atau penyusunan peraturan lebih tinggi dan tidak sesuai dengan
perundang-undangan untuk mewujudkan kebutuhan hukum serta nilai-nilai yang
hukum aspiratif dan responsif sehingga hidup dan berkembang dalam masya
manghasilkan produk peraturan per rakat.
undang-undangan yang dapat ditegakkan
dan diterima oleh masyarakat.
Daftar Pustaka
Ummy Athiq
Guru PPkN SMP Negeri 8 Mataram
E:mail : athiqalbalad@gmail.com
Naskah diterima : 01/05/2014; revisi : 30/05/2014; disetujui : 07/08/2014
Abstract
This study aims to identify and analyze BLSM program policies in term of the concept of welfare
state and various constraints in the implementation of the program in the substance law and
legal structures as well as the proposed solution. The research is normative employing legal and
conceptual approach. To study the normative issue used, primary, , secondary, and tertiary legal
materials with collection techniques performed with literature study followed by data processing
while the qualitatively (issue?) Was analyzed descriptively. In the effort to carry out the
mandate of the welfare state that embraces the Indonesian state as outlined in the target country
and as part of the implementation of Article 34, paragraph 1 and 2 of the 1945 Constitution of
the Republic of Indonesia, but on the other hand, BLSM is temporary, short duration in nature,
and the project is only in dealing with poverty that it is considered inconsistent with: a) RI Law
No. 13 of 2011 concerning Property Management, b) RI Law No. 11 of 2009 concerning Social
Welfare, c) RI Law No. 40 of 2004 concerning Persistent National Social Security. Welfare state
is not only trying to provide relief to the poor, but also provide social protection for all citizens to
avoid poverty.