Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 7 KARAKTER UNDHIRA

“ Kewirausahaan”

Yosefina sabina
Iga Mogi NIM: 19121001026

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN,SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS DHYANA PURA
BADUNG
2019/2020
Penjual Pisang Aroma

Nama : ibu essy

Usia : 36 tahun

Ibu essi adalah salah satu dari sekian banyak PKL yang ada di pinggiran jalan di
Dalung. Ia berasal dari salah satu daerah di jawa barat yang pindah bersama keluarga
kecilnya ke Denpasar Bali sejak tahun 2003.Ibu essi ini pindah ke bali dengan tujuan untuk
mencari pekerjaan yang bisa merubah nasibnya. Di tahun 2003 ia sempat berdagan Kue
Bolu hingga tahun 2015 yang lalu. Namun karena banyaknya pesaing-pesaing baru yang
menjual Berbagai bolu yang unik akhirnya ibu Essy memutuskan untuk melihat peluang
usaha baru dan akhirnya ia memutuskan untuk berjualan Pisang aroma di dekat Bundaran
dalung.

Ia dan keluarga kecilnya tinggal disebuah kos-kosan kecil di Denpasar dan setiap
harinya Ia, sang suami dan anak-anaknya harus berangkat ke dalung untuk berjualan.
Penghasilan yang didapat ibu essy setiap harinya mampu untuk membiayai kehidupannya
selama ini. Hasil dari jualan pisang aroma ini bisa mencapai ratusan ribu.modal awal yang ia
gunakan untuk memulai usaha pisang aroma ini adalah Rp.8.000.000. Ketika saya
wawancarai dan menanyakan penghasilannya ia mengakui bahwa penghasilan saat hari-
hari biasa mencapai Rp. 500.000-Rp. 600.000, namun jika sedang sepi pembeli ia mendapat
penghasilan kira-kira Rp.450.000 dan jika sedang ramai dagangannya itu bisa mencapai
Rp.800.000 perhari.

Namun dari pnghasilannya itu selain untuk biaya kehidupannya sehari-hari, ia harus
menyisihkan sebagianya lagi untuk menyewa tempat dagangannya sebesar Rp.1.200.000
per bulannya. Ibu Essy mulai berdagang pisang aroma sejak pukul 09.00 pagi sampai pukul
21.00 setiap harinya dan ibu essy juga tidak berjualan saat hari raya. jika dagangannya habis
lebih awal ia kan pulang lebih awal, namun jika samapi pukul 21.00 dagangannya belum
habis terjual ia akan membagikan sisanya kepada para tetangganya. Namun kebanyakan
daganyannya itu habis terjual setiap harinya sehingga ia tidak terlalu mengalami kerugian
yang besar.
Pedagang Bakso

Pedagang kaki lima : Bapak Abdul Rohim

Usia : 49 Tahun

Bapak Abdul Rohim adalah seorang penjual bakso asal Lumajang,Jawa Timur. 6 bulan
lau ia memutuskan untuk merantau ke bali bersama sang istri dan ketiga anaknya yang
masih kecil. Ia baru memulai bergagang bakso sejak 4 bulan yang lalu.Ia dan keluarganya
tinggal di kos kecil yang dibayar Rp,700.000 tiap bulannya. Ia berdagang bakso dari pukul 11
pagi sampai pukul 17.00 sore.modal yang ia gunakan untuk membuka usaha ini adalah
sebesar Rp.7.000.000. Dari usahanya ini ia biasanya medapatkan hasil sekitar Rp.700.000
pada hari-hari biasa.jika sedang ramai penghasilannya bisa mencapai Rp.900.000 perharinya
dari semangkok bakso seharga 10.000 itu.

Namun jika sedang sepi pengunjung ia mendapatkan sekitar Rp.600.000. ia


berjualan setiap harinya tanpa kenal lelah untuk menghidupi anak dan istrinya yang
mengurus anak-anaknya setiap hari. Jika dagangannya tidak habis ia akan memasukan
sisanya kedalam freezer agar bisa di jual lagi esok harinya. Jika sampai 3 hari dagangannya
itu masih tersimpan di freezer terpaksa ia harus membuangnya dan membuat yang baru
agar tetap terjaga kualitasnya.
Pedagang sempol dan cilok

Nama: Kakak Lutfiah

Usia: 24 tahun

Kakak cantik yang satu ini berasal dari Jember, Jawa Timur. Setahun yang lalu ia
memutuskan untuk merantau ke Bali dengan niat untuk mengikuti sang suami. baru
memulai usahanya ini dari 3 bulan yang lalu lantaran bosan berdiam diri di kos-
kosannya.bermodalkan Rp.4.000.000 akhirnya dia bisa merintis usahanya ini untuk
berdagang sempol dan cilok di pinggiran jalan. Ia juga mengaku bahwa dia kasihan melihat
suaminya mencari iang sendiri.ia mengaku bahwa ia susah untuk beradaptasi di lingkungan
baru. Ia berjualan setiap harinya mulai dari pukul 9.00 sampai pukul 16.00 sore. Biasanya
peghasilan yang ia dapat perharinya adalah Rp.600.000, jika sedang ramai ia bisa
mendapatkan hingga Rp.900.000-Rp.1.000.000 perharinya.

Namun jika sedang sepi pembeli kadang ia hanya mendapatkan Rp.300.000an.


Namun kebanyakan dagangannya laku terjual setiap harinya sehigga ia tak perlu megalami
kerugian yang besar. Dengan hasil yang ia dapatkan setiap harinya ia mengaku bahwa itu
sudah lebih dari cukup untuk biaya hidupnya dan suaminya sehari-hari lantaran mereka
belum dikaruniai anak. Namun dia harus menyisipkan biaya sebesar Rp.1000.000 untuk
menyewa tempat ia berjualan setiap bulannya.
Pedagang jus buah dan Rujak

Nama : Ibu Eni

Usia : 42 Tahun

Ibu Eni adalah seorang penjual jus buah dan rujak di pingiran jalan. Wanita tua ini
berasal dari Kupang,NTT. Ia sudah berjualan sejak 2 tahun yang lalu, dulunya ia memiliki
warung kecil untuk berjualan jajanan namun sekarang ia memilih untuk berjualan jus buah
dan rujak karena ia melihat adanya peluang dalam bidang itu.ia sudah 13 tahun yang lalu ia
dan sang suami memutuskan untuk datang ke bali untuk mencari pekerjaan agar bisa
membiayai keluarga kecil mereka. Ia mengaaku senaang dengan pekerjaannya yang
sekarang.penghasilannya perhari biasanya mencapai Rp.500.000, jika sedang ramai
pengunjung ia bisa mendapatkan sampai Rp.800.000 beliau juga bilang penghasilan
terkecilnya perhari adalah Rp.300.000.

Dengan hasil yang ia dapatkan ini ia mengatakan bahwa ia bisa membantu suaminya
untuk membiayai anaknya sekolah dan bisa menghidupi keluarganya sehari-hari.
Menurutnya penghasilan yang ia dapatkan tiap harinya itu sangat cukup untuk keluarganya
jika ia berpandai-pandai mengelola pengeluarannya. Ia juga harus menabung dari
penghasilannya untuk di kirim keluarganya yang berada di NTT.Ia dan suaminya juga sudah
membuka Kos-Kosan di Denpasar untuk perantau dari timur.

Pedagang lalapan
Nama : Dimas

Usia : 36 Tahun

Dimas dapat dibilang pemuda yang sangat gigih dalam bekerja. Walaupun sudah
berusia 36 tahun tapi beliu belum berkeluarga, Pemuda yang di besarkan di Denpasar ini
mengaku ingin fokus ke pekerjaanya sekarang yaitu menjadi juragan ayam lalapan. Ia sudah
memulai usahanya setahun yang lalu. Dengan bermodalkan Rp.9.000.000 akhirnya ia bisa
memulai usaha ini. Ia mengaku ia memulai semuanya dari nol dengan keterbatasan biaya
yang ada, namun dengan kemauan yang kuat akhirnya usaha yang ia buka itu sekarang
selalu ramai pengunjung tiap malamnya.

Dalam satu malam hasil yang ia dapatkan dari berjualan ayam lalapan dari pukul
18.00 sampai pukul 23.00 ini bisa mencapai Rp.1 000.000-Rp.1.500.000. jika sedang ramai ia
bahkan bisa mendapatkan hasil sebesar Rp.2.000.000 permalamnya. Dagangannya selalu
laku terjual setiap malamnya. Untuk menyewa tempat ia berdagang tiap malamnya ia harus
menyisipkan Rp.1.200.000 perbulannya. Ia masih ingin tetap fokus ke usahanya saat ini
sdengan dukungan kedua orang tuanya.

Anda mungkin juga menyukai