Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH STROKE

Disusun Oleh :

1. ERI FINIARTI KUMALA SARI 19.014

2. FAISHAL NUR RAFLI 19.016

3. MONIK ANGGITA 19.029

4. NABILAH NUR AINI 19.033

5. NADA ROSMAWATI 19.034

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

POLITEKNIK YAKPERMAS BANYUMAS

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Assalamuala'ikum wr.wb

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT, karena telah
memberikan rahmat, taufik dan hidayahnya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang bejudul "STROKE" sebagai tugas KMBII.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami telah banyak mendapatkan


dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini kami
ingin menyampaikan terima kasih kepada Ns Sudiarto S.Kep.,M.Kep selaku
dosen yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta saran dalam pembuatan
makalah ini.

Kami masih menerima dengan terbuka terhadap kritik dan saran dari pihak
yang peduli terhadap makalah ini agar menjadi bahan perbaikan dikemudian
hari.Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.Amin.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Banyumas, 15 Maret 2021

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................3
B. Tujuan...........................................................................................................3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Stroke..........................................................................................4
B. Etiologi dan Faktor Risiko............................................................................5
C. Tanda dan Gejala..........................................................................................5
D. Patofisiologi..................................................................................................7
E. Komplikasi Stroke.........................................................................................7
F. Pengobatan Stroke.........................................................................................8
G. Asuhan Keperawatan....................................................................................9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................29
B. Saran............................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang di akibatkan oleh


berhentinya suplay darah kebagian otak ( Baughman, C Diane.dkk, 2000).
Otak merupakan organ yang membutuhkan banyak oksigen dan glukosa. Zat
ini diperolehnya dari darah.apabila di otak hampir tidak ada cadangan
oksigen, sehingga dapat merusak daerah-daerah yang ada di otak yang dapat
menyebabkan fungsi otak terganggu. Jadi jaringan otak sangat bergantung
kepada keadaan aliran darah setiap saat. Beberapa detik saja aliran darah
terhenti maka fungsi otak akan bisa berakibat fatal,dan apabila aliran darah
kesuatu daerah otak terhenti selama kira-kira 3 menit maka jaringan otak akan
mati (infark).

Menurut europen stroke initiative (2003), Stroke atau serangan


otak(brain attack) adalah defisit neurologis mendadak susunan saraf pusat
yang di sebabkan oleh peristiwa iskhemik atau hemorargik. Stroke juga
sebagai penyebab utama kecacatan fisik atau mental pada usia lanjut maupun
usia produktif, dan dengan sifat-sifatnya tersebut, menempatkan stroke
sebagai masalah serius di dunia.

B. Tujuan

1. Agar Mahasiswa Mampu Mengetahui Definisi Stroke


2. Agar Mahasiswa Mampu Mengetahui Etiologi dan Factor Risiko Stroke
3. Agar Mahasiswa Mampu Mengetahui Tanda dan Gejala Stroke
4. Agar Mahasiswa Mampu Mengetahui Patofisiologi Stroke
5. Agar Mahasiswa Mampu Mengetahui Komplikasi Stroke
6. Agar Mahasiswa Mampu Mengetahui Pengobatan Stroke
7. Agar Mahasiswa Mampu Mengetahui Asuhan Keperawatan Stroke

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Stroke

Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak


yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini
adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun.(Smeltzer
C., 2002)

Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang


berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan
gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan
kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler. (Susilo,
2000)

Stroke diklasifikasikan menjadi dua :

1. Stroke Non Hemoragik

Suatu gangguan peredaran darah otak tanpa terjadi suatu


perdarahan yang ditandai dengan kelemahan pada satu atau keempat
anggota gerak atau hemiparese, nyeri kepala, mual, muntah, pandangan
kabur dan dysfhagia (kesulitan menelan). Stroke non haemoragik dibagi
lagi menjadi dua yaitu stroke embolik dan stroke trombotik (Wanhari,
2008).

2. Stroke Hemoragik

Suatu gangguan peredaran darah otak yang ditandai dengan adanya


perdarahan intra serebral atau perdarahan subarakhnoid. Tanda yang

4
terjadi adalah penurunan kesadaran, pernapasan cepat, nadi cepat, gejala
fokal berupa hemiplegi, pupil mengecil, kaku kuduk (Wanhari, 2008).

B. Etiologi dan Faktor Risiko

Etiologi pada penyakit stroke :

1. Trombosis (bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak)


2. Embolisme cerebral (bekuan darah atau material lain)
3. Iskemia (Penurunan aliran darah ke area otak)
4. Hemoragi serebral yaitu pecahnya pembuluh darah serebral dengan
perdarahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak. Akibatnya
adalah penghentian suplai darah ke otak, yang menyebabkan kehilangan
sementara atau permanen gerakan, berpikir, memori , bicara atau sensasi
(Smeltzer C. Suzann, 2002)

Faktor resiko pada penyakit stroke :


1. Hipertensi
2. Penyakit kardiovaskuler
3. Kolesterol tinggi
4. Obesitas
5. Peningkatan hematokrit
6. Diabetes
7. Kontrasepsi oral
8. Merokok
9. Penyalahgunaan obat
10. Konsumsi alkohol

C. Tanda dan Gejala

5
Stroke menyebabkan berbagai defisit neurologik, bergantung pada
lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang
perfusinya tidak adekuat, dan jumlah aliran darah kolateral (sekunder atau
aksesori). Fungsi otak yang rusak tidak dapat membaik sepenuhnya.

1. Kehilangan motorik

Stroke adalah penyakit motor neuron dan mengakibatkan


kehilangan kontrol volunter terhadap gerakan motorik.

2. Kehilangan komunikasi

Fungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan
komunikasi. Stroke adalah penyebab afasia paling umum. Disfungsi
bahasa dan komunikasi dapat dimanifestasikan oleh hal berikut:

a. Disartria (kesulitan berbicara), ditunjukkan dengan bicara yang sulit


dimengerti yang disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung
jawab untuk menghasilkan bicara.
b. Disfasia atau afasia (bicara defektif atau kehilangan bicara), yang
terutama ekspresif atau reseptif.
c. Apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari
sebelumnya), seperti terlihat ketika pasien mengambil sisir dan
berusaha untuk menyisir rambutnya.
3. Gangguan persepsi

Ketidakmampuan untuk menginterpretasikan sensasi. Stroke dapat


mengakibatkan disfungsi persepsi visual, gangguan dalam hubungan
visual-spasial dan kehilangan sensori.

4. Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik


Disfungsi ini dapat ditunjukkan dengan kesulitan dalam
pemahaman, lupa, dan kurang motivasi, yang menyebabkan pasien ini
menghadapi masalah frustasi dalam program rehabilitasi mereka.
5. Disfungsi kandung kemih

6
Setelah stroke pasien mungkin mengalami inkontinensia urinarius
sementara karena konfusi, ketidakmampuan mengkomunikasikan
kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk menggunakan urinal/bedpan.

D. Patofisiologi

Suplai darah ke otak dapat berubah pada gangguan fokal (thrombus,


emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum
(Hypoksia karena gangguan paru dan jantung). Arterosklerosis
sering/cenderung sebagai faktor penting trhadap otak. Thrombus dapat
berasal dari flak arterosklerotik atau darah dapat beku pada area yang
stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi. Oklusi pada
pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan oedema dan nekrosis
diikuti thrombosis dan hypertensi pembuluh darah. Perdarahan intraserebral
yang sangat luas akan menyebabkan kematian dibandingkan dari keseluruhan
penyakitcerebrovaskuler. Jika sirkulasi serebral terhambat, dapat berkembang
cerebral. Perubahan disebabkan oleh anoksia serebral dapat revensibel untuk
jangka waktu 4-6 menit. Perubahan irreversible dapat anoksia lebih dari 10
menit. Anoksia serebtal dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi,
salah satunya cardiac arrest.

E. Komplikasi Stroke

Stroke dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi, dan sebagian


besar komplikasi tersebut berakibat fatal. Beberapa jenis komplikasi yang
mungkin muncul, antara lain:

a. Deep vein thrombosis.

Sebagian orang akan mengalami penggumpalan darah di tungkai


yang mengalami kelumpuhan. Kondisi tersebut dikenal sebagai deep vein
thrombosis.Kondisi ini terjadi akibat terhentinya gerakan otot tungkai,
sehingga aliran di dalam pembuluh darah vena tungkai terganggu.Hal ini

7
meningkatkan risiko untuk terjadinya penggumpalan darah. Deep vein
thrombosis dapat diobati dengan obat antikoagulan.

Sebagian pengidap stroke hemoragik dapat mengalami


hidrosefalus, yaitu menumpuknya cairan otak di dalam rongga jauh di
dalam otak (ventrikel). Dokter bedah saraf akan memasang sebuah selang
ke dalam otak untuk membuang cairan yang menumpuk tersebut.

Kerusakan yang disebabkan oleh stroke dapat mengganggu refleks


menelan, akibatnya makanan dan minuman berisiko masuk ke dalam
saluran pernapasan. Masalah dalam menelan tersebut dikenal sebagai
disfagia. Disfagia dapat menyebabkan pneumonia aspirasi.

F. Pengobatan Stroke

Pengobatan khusus yang diberikan pada pengidap stroke tergantung


pada jenis stroke yang dialaminya, stroke iskemik atau stroke hemoragik.

Pengobatan stroke iskemik. Penanganan awal akan berfokus untuk


menjaga jalan napas, mengontrol tekanan darah, dan mengembalikan aliran
darah.

Pengobatan stroke hemoragik. Pada kasus stroke hemoragik,


pengobatan awal bertujuan untuk mengurangi tekanan pada otak dan
mengontrol perdarahan. Ada beberapa bentuk pengobatan terhadap stroke
hemoragik, antara lain dengan mengonsumsi obat-obatan dan operasi.

Pengobatan TIA (Transient Ischemic Attack). Pengobatan TIA


bertujuan untuk menurunkan faktor risiko yang dapat memicu timbulnya
stroke, sehingga penyakit jantung tersebut dapat dicegah. Obat-obatan akan
diberikan oleh dokter untuk mengatasinya. Dalam beberapa kasus, prosedur
operasi endarterektomi karotis diperlukan jika terdapat penumpukan lemak
pada arteri karotis.

8
G. Asuhan Keperawatan

Gambaran Kasus

Pasien masuk RS Achmad Muchtar melalui IGD pada tanggal 18 juni 2019,
pasien merupakan rujukan dari RS Ibnu Sina Payakumbuh dengan penurunan
kesadaran, pasien masuk RS Achmad Muchtar dengan tujuan melakukan CT
Scan dan dipindahkan ke ruang neurologi, karna alat CT Scan rusak keluarga
klien memutuskan untuk merawat pasien di RS Achmad Muchtar secara
umum.

1. Pengkajian
a. Identitas Klien
1. Nama : Tn.M
2. Umur : 65 Tahun
3. Jenis kelamin : Laki-Laki
4. Status : Kawin
5. Agama : Islam
6. Pekerjaan : Pedagang
7. Pendidikan : SD
8. Alamat : Payakumbuh
9. No.mr : 491847
10. Ruang Rawat : Ruang rawat neurologi
11. Tgl.masuk : 18 Juni 2019
12. Tgl.pengkajian : 20 Juni 2019
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 20 Juni 2019 jam
09:15 WIB di dapatkandata Keluarga pasien menyatakan esktremitas

9
sebelah kiri pasien lemah sejak 4 hari yang lalu, Keluarga
menyatakan bicara klien pelo, pasien tampak lemah, anggota gerak
lemah sebelah kiri dan bicara pasien kurang jelas dari hasil
pemeriksaan tingkat kesadaran di dapatkan GCS 11 (E3 V5 M3)
pasien terpasang kateter dan keluarga menyatakan sudah 4 hari klien
tidak BAB, klien terpasang oksigen nasal kanul 2 liter, pasien
terpasang NGT, pasien terpasang infuse RL 8jam/kolov di tangan
sebelah kanan.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu

Keluarga menyatakan pasien tidak pernah mengalami


penyakit yang sama dan tidak ada menderita penyakit kronis lainnya.
pasien menyatakan ada riwayat asam urat dan pasien menyatakan
pernah melakukan operasi katarak satu bulan yang lalu.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit


yang sama dengan pasien dan tidak ada penderita penyakit ronis
lainnya sepertihipertensia,jantung dan DM.

e. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran : Delirium
2. GCS : 11 (E3 V5 M3)
3. BB/TB : 58 kg /165 cm
4. Tanda-tanda vital (terpasang monitor)
5. Suhu :36,8°C
6. Nadi :64 x/menit
7. Pernafasan :23 x/menit
8. Tekanan darah :118/75 mmHg
2. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan infark
jaringan otak

10
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan
neuromuskuler
3. Gangguan menelan berhubungan dengan gangguan saraf cranial
4. Konstipasi berhubungan dengan kurang nya aktifitas fisik
5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan
neuromuskuler.
3. Intervensi Keperawatan

No SDKI SLKI SIKI


1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan O :
perfusi jaringan pengkajian selama - identifikasi
serebral b/d infark 1x24 jam di dapatkan peningkantan tekanan
otak kriteria hasil : -tingkat intracranial.
kesadaran meningkat. - monitor peningkatan
-gelisah menurun. TD.
-tekanan darah - monitor penurunan
membaik frekuensi jantung -
monitor ireguleritas
irama nafas
- monitor penurunan
tingkat kesadaraN
- monitor perlambatan
atau ketidak simetrisan
respon pupi
- monitor kadar CO2
dan pertahankan dalam
rentang yang
diindikasikan
- monitor tekanan
perfusi serebral
- monitor jumlah
kecepatan,dan

11
karakteristik,drainase
cairan serebrospinal
-monitor efek stimulus
T:
- ambil sampel drainase
cairan serebrospinal
- kalibrasi transduse
- pertahankan sterilitas
system pemantauan
- pertahankan posisi
kepala
- dokumentasikan hasil
pemantauan,jika perlu
- atur interval
pemantauan sesuai
kondisi pasien
- dokumentasi hasil
pemantauan.
E:
-Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan.
2 Gangguan Setelah dilakukan O:
mobilitas fisik b/d pengkajian selama - Identifikasi adanya
kelmahan 1x24 jam didapatkan nyeri atau keluhan fisik
neuromusuler. hasil: lainnya - Identifikasi
-Pergerakan toleransi fisik
esktremitas meningkat melakukan pergerakan
-Kekuatan otot - Monitor frekuensi
meningkat jantung dan tekanan
-Nyeri menurun darah sebelum memulai
-Kecemasan menurun mobilisasi

12
- Monitor kondisi
umum selama
melakukan mobilisasi
T:
- Fasilitasi aktivitas
mobilitas dengan alat
bantu
- Fasilitasi melakukan
pergerakan
- Libatkan kelurga
untuk membantu pasien
dalam meningkatkan
pergerakan
E:
- Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
- Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
- Anjurkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis. duduk
ditempat tidur)
K:
- Konsultasi kesehatan

3. Gangguan Setelah dilakukan O :


menelan b/d pengkajian 1x24 jam - Periksa posisi NGT
kelemehan di dapatkan hasil: dengan memeriksa
neuromuskuler -Reflek menelan residu lambung atau
meningkat mengakultasi

13
-Kemampuan hembusan udara
mengunyah meningkat - Monitor tetesan
-Batuk menurun makanan pada pompa
-Gelisah menurun setiap jam
-Muntah menurun - Monitor rasa
-Penerimaan makanan penuh,mual,dan
membaik muntah. - Monitor
residu lambung tiap 4-6
jam selama 24 jam
pertama, kemudian tiap
8 jam selama
pemberian makan via
enteral,jika perlu
- Monitor pola buang
air besar setiap 4-8
jam,jia perlu
T:
- Gunakan teknik
bersih dalam
pemberian makanan via
selang
- Berikan tanda pada
selang untuk
mempertahankan lokasi
yang tepat
- Tinggikan kepala
tempat tidur 30-45
derajat selama
pemberian makan
- Irigasi selang dengan
30 ml air setiap 4-6 jam

14
selama pemberian
makan dan setelah
pemberian makan
intermitan
- Hindari pemberian
makan lewat selang 1
jam sebelum prosedur
atau pemindahan
pasien - Hindari
pemberian makan jika
residu lebih dari 150 cc
atau lebih dari 100-200
persen dari jumlah
makanan taip jam
E:
- Jelaskan tujuan dan
langkah-langkah
prosedur
K:
- Kolaborasi pemberian
sinar X untuk
konfirmasi posisi
selang,jika perlu -
Kolaborasi pemilihan
jenis dan jumlah
makanan enter
4. Konstipasi b/d Setelah dilakukan O :
kurangnya pengajian 1x24 jam di - Pemeriksa tanda dan
aktifitas dapatkan hasil: gejela konstipasi
-Tingkat kesadaran - Pemeriksaan
meningkat pergerakan usus,

15
-Memori jangka karateristik fases
panjang meningat - Identifiasi faktor
-Memori jangka resiko konstipasi
pendek meningkat (mis:obat-obatan, tirah
-Perilaku halusinasi baring, dan diet rendah
menurun serat)
-Gelisah menurun - Monitor tanda dan
-Fungsi otak membaik gejala rupture usus dan
peritonitis.
T:
- Anjuran diet tinggi
serat - Lakukan masase
abdomen,jika perlu -
lakukan evakuasi fases
secara manual
- Berikan enema atau
irigasi,jika perlu
E:
- Jelaskan etiologi
masalah dan alasan
tindakan
- Anjurkan peningkatan
asupan cairan
- Latih buang air besar
secara teratur
- Anjurkan cara
mengatasi konstipasi.
K:
- Kolaborasi dengan
tim medis tentang
penurunan/peningkatan

16
freuensi usus
- Kolaborasi
penggunaan obat
pencahar,jika perlu
5. Defisit perawatan Setelah dilakukan O:
diri b/d pengkajian selama - Identifikasi usia dan
kelemahan 1x24 jam di dapatkan budaya dalam
neuromuskule hasil: membantu kebersihan
- Kemampuan makan diri
meningkat - Identifikasi jenis
-Mempertahankan bantuan yang di
kebersihan mulut butuhkan
-Minat melakukan - Monitor kebersihan
perawatan diri tubuh
meningkat - Monitor integritas
kulit
T:
- Sediakan peralatan
mandi
- Sediakan lingkungan
yang aman dan nyaman
- Fasilitas menggosok
gigi,sesuai kebutuhan
- Fasilitas mandi,sesuai
kebutuhan
- Pertahankan
kebiasaan kebersihan
diri
- Berikan bantuan sesu
ai tingkat kemandirian
E:

17
- Jelaskan manfaat
mandi dan dampak
tidak mandi terhadap
kesehatan
- Ajarkan kepada
keluarga cara
memandikan pasien

4. Implemantasi Keperawatan

No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi


1. Kamis,20 Juni Ketidakefektifan O:
2019 perfusi jaringan - Memonitor
serebral b/d infark peningkatan TD
otak - Memonitor
ireguleritas irama nafas
- Memonitor penurunan
tingkat kesadaran.
- Memonitor
perlambatan atau
ketidak simetrisan
respon pupil.
T:
- Mempertahankan
posisi kepala dan leher
netral.
- Mendokumentasikan
hasil pemantauan
- Mengatur interval
pemantauan sesuai
kondisi pasien
- Mendoumentasi hasil

18
pemantauan.
E:
- Menjelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan.
2. Kamis, 20 Juni Gangguan mobilitas O:
2019 fisik b/d kelmahan - Mengidentifikasi
neuromusule adanya nyeri atau
keluhan fisik lainnya
- Mengidentifikasi
toleransi fisik
melakukan pergerakan
- Memonitor frekuensi
jantung dan tekanan
darah sebelum memulai
mobilisasi
- Memonitor kondisi
umum selama
melakukan mobilisasi
T:
- Memfasilitasi
aktivitas mobilitas
dengan alat bantu
- Memfasilitasi
melakukanpergerakan
- Meliibatkan kelurga
untuk membantu pasien
dalam meningkatkan
pergerakan
E:
- Menjelaskan tujuan

19
dan prosedur mobilisasi
- Menganjurkan
melakukan mobilisasi
dini - Menganjurkan
mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan
(mis. duduk ditempat
tidur).
K:
- Mengkonsultasi
kesehatan
3. Kamis , 20 Juni Gangguan menelan O :
2019 b/d kelemehan - Memperiksa posisi
neuromuskule NGT - Memonitor
tetesan makanan pada
pompa setiap jam
- Memonitor rasa
penuh,mual,dan
muntah. - Memonitor
pola buang air besar
setiap 4-8 jam.
T:
- Menggunakan teknik
bersih dalam
pemberian makanan via
selang
- Memberikan tanda
pada selang untuk
mempertahankan lokasi
yang tepat
- Meninggikan kepala

20
tempat tidur 30-45
derajat selama
pemberian makan
- Mengirigasi selang
dengan 30 ml air setiap
4-6 jam selama
pemberian makan dan
setelah pemberian
makan intermitan
- Menghindari
pemberian makan lewat
selang 1 jam sebelum
prosedur atau
pemindahan pasien -
Menghindari
pemberian makan jika
residu lebih dari 150 cc
atau lebih dari 100200
persen dari jumlah
makanan taip jam
E:
- Menjelaskan tujuan
dan langkah-langkah
prosedur
K:
- Mengkolaborasi
pemilihan jenis dan
jumlah makanan
enteral
4. Kamis, 20 Juni Konstipasi b/d O:
2019 kurangnya aktifitas - Memeriksa tanda dan

21
gejela konstipasi
- Mempemeriksaan
pergerakan usus,
karateristik fases
- Mengidentifiasi faktor
resiko konstipasi
(mis:obatobatan, tirah
baring, dan diet rendah
serat)
- Memonitor tanda dan
gejala rupture usus dan
peritonitis.
T:
- Menganjuran diet
tinggi serat
- Melakukan masase
abdomen,jika perlu -
melakukan evakuasi
fases secara manual
- Memberikan enema
atau irigasi,jika perlu
E:
- Menjelaskan etiologi
masalah dan alasan
tindakan
- Menganjurkan
peningkatan asupan
cairan
- Melatih buang air
besar secara teratur
- Menganjurkan cara

22
mengatasi konstipasi.
K:
- Mengkolaborasi
dengan tim medis
tentang
penurunan/peningkatan
freuensi usus
- Kolaborasi
penggunaan obat
pencahar,jika perlu
5. Kamis, 20 Juni Defisit perawatan diri O:
2019 b/d kelemahan - Mengidentifikasi usia
neuromuskuler dan budaya dalam
membantu kebersihan
diri
- Mengidentifikasi jenis
bantuan yang di
butuhkan
- Memonitor
kebersihan tubuh
- Memonitor integritas
kulit
T:
- Menyediakan
peralatan mandi
- Menyeediakan
lingkungan yang aman
dan nyaman
- Memfasilitas
menggosok gigi,sesuai
kebutuhan

23
- Memfasilitas
mandi,sesuai
kebutuhan -
Mempertahankan
kebiasaan kebersihan
diri - Memberikan
bantuan sesu aitingkat
kemandirian
E:
- Menjelaskan manfaat
mandi dan dampak
tidak mandi terhadap
kesehatan
- Mengajarkan kepada
keluarga cara
memandikan pasien

5. Evaluasi

No Hari/ Tanggal Diagnosa Evaluasi Paraf


1. Kamis 20 Ketidakefektifan S:
Juni 2019 perfusi jaringan -Pasien
serebral b/d infark mengatakan kepala
otak sakit
O:
-Pasien tampak
semua aktifitas di
bantu
keluarga
-TD : 118/75
mmHg

24
-Suhu:36,8C
-Nadi: 64
kali/menit
-Pernafasan 23
kali/menit
-Irama nafas
vesikuler (normal).
-Pupil isokor
-HGB : 17.1g/dL
-HCT : 50.6%
-Pupil isokor
diameter 2mm.
A:
- Ketidak efektifan
perfusi jaringan
serebral.
P:
-Intervensi
dilanjutkan.

2. Kamis, 20 Gangguan mobilitas S:


Juni 2019 fisik b/d kelmahan - Pasien
neuromusuler mengatakan kaki
nyeri saat di
lipat
- Keluarga
mengatakan pasien
susah bergera
- Keluarga
mengatakan pasien
susah beraktifitas

25
O:
- Pasien tampak
semua aktifitas di
bantu Keluarga
- Pasien taampak
susah bergerak
- Pasien tampak
lemah tubuh sisi
sebelah kiri
- Kekuatan otot
-Reflek babinski
positif
A:
-Gangguan
mobilitas fisik
P:
- Intervensi
dilanjutkan

3. Kamis, 20 Gangguan menelan S :


Juni 2019 b/d kelemehan - Keluarga
neuromuskule mengatakan klien
hanya minum susu
melalui NGT

O:
- Pasien tampak
terpasang NGT
- Pasien tampak
saraf vagus dan
hipoglasus

26
terganggu
A:
- Gangguan
menelan P :
- Intervensi
dilanjutkan
4. Kamis, 20 Konstipasi b/d S :
Juni 2019 kurangnya aktifitas - Keluarga
mengatakan pasien
belum BAB sejak 4
hari yang lalu
- Pasien
mengatakan
perutnya terasa
penuh
O:
- Pasien tampak
belum ada BAB
sejak 4 hari yang
lalu
- Pasien tampak
perut kembung
- Bising usus 8
kali permenit.
A : -Konstipasi

P : -Intervensi
dilanjutkan.
5. Kamis, 20 Defisit perawatan S :
Juni 2019 diri b/d kelemahan - Keluarga
neuromuskuler mengatakan mulut

27
klien tampak kotor
dan berbau
- Klien
mengatakan susah
untuk bergerak dan
semua aktifitas di
bantu
O:
- Mulut klien
tampak kotor dan
berbau
- Klien mengatakan
susah untuk
bergerak
A:
-Masalah belum
teratasi
P:
-Intervensi
dilanjutkan

28
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang


berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan
gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan
kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler. (Susilo,
2000).

Stroke menyebabkan berbagai defisit neurologik, bergantung pada


lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang
perfusinya tidak adekuat, dan jumlah aliran darah kolateral (sekunder atau
aksesori). Fungsi otak yang rusak tidak dapat membaik sepenuhnya.

B. Saran

Diharapkan bagi mahasiswa agar dapat mencari informasi dan


memperluas wawasan mengenai Stroke Iskemik ( Non Hemoragik )
karena dengan adanya pengetahuan dan wawasan yang luas mahasiswa
akan mampu mengembangkan diri dalam masyarakat dan memberikan
pendidikan kesehatan bagi masyarakat mengenai Stroke Iskemik (Non
Hemoragik) dan fakor –faktor pencetusnya serta bagaimana pencegahan
untuk kasus tersebut.

29
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/User/Downloads/Documents/11%20KEVIN%20ARLANDO
%20CHINTARA%20WASENA.pdf

file:///C:/Users/User/Downloads/Documents/GABUNGAN(2).pdf

file:///C:/Users/User/Downloads/Documents/BAB%20II%20TINJAUAN
%20PUSTAKA%20STROKE.pdf

30

Anda mungkin juga menyukai