Biologi A 2020
A.TUJUAN
Tujuan praktikum uji iodium karbohidrat adalah untuk mengetahui pengaruh logam berat
terhadap protein.
B.ALAT DAN BAHAN
Alat
1. Rak tabung reaksi
2. tabung reaksi
3. pipet tetes
4. gelas ukur
Bahan
1) cuso42%
2) pb asetat2%
3) fecl3 2%
4) albumin 2%
C.CARA KERJA
Siapkan 3 tabung reaksi dan beri label 1,2,3
masukkan cuso4 2% tabung 1,tetes demi tetes Masukkan pb asetat 2% tabung 2 tetes demi tetes
D.HASIL PENGAMATAN
Tabung 1 2 3
Warna Endapan putih agak Endapan putih Kuning
biru muda (positif) keruh(positif) kecoklatan(negative)
Hasil + + -
E.PEMBAHASAN
Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh, karena zat ini di
samping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan
zat pengatur. Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O,
dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Molekul protein mengandung pula fosfor,
belerang, dan ada jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga
Logam berat adalah unsur logam dengan berat molekul tinggi. Logam berat merupakan
bahan pencemar yang berbahaya, bersifat toksik dan dapat mempengaruhi berbagai aspek di
perairan baik dari segi biologis maupun ekologis .Ada dua jenis logam berat yaitu logam berat
esensial dan logam berat non esensial. Logam berat esensial adalah logam dalam jumlah tertentu
dibutuhkan oleh organisme namun dalam jumlah yang berlebihan dapat menjadi toksik seperti
seng (Zn), tembaga (Cu), besi (Fe), cobalt (Co), dan Mangan (Mn). Sedangkan logam berat non
esensial adalah logam yang keberadaanya belum diketahui manfaatnya bagi tubuh organisme
seperti timbal (Pb), kromium (Cr), merkuri (Hg), Arsen (As) dan Cadmium (Cd).
Dasar reaksi pengendapan oleh logam berat adalah penetralan muatan. Pengendapan
dapatterjadi apabila protein berada dalam bentuk isoelektrik yang bermuatan negatif.
Denganadanya muatan positif dari logam beratakan terjadi netralisasidari protein dan
dihasilkangaram netral proteinat yang mengendap. Endapan protein ini akan larut kembali
dalampenambahan alkali (NH3, NaOH, dan lain-lain). Sifat pengendapan protein ini
adalahreversibel.
Pada percobaan ini, yang menghasilkan hasil positif adalah tabung 1 dan 2 yang berisi
cuso4 2% dan pb asetat 2% hal tersebut disebabkan oleh logam berat ditambahkan ke dalam
preparat atau bahan uji (sampel) maka logam berat selanjutnya akan membentuk endapan atau
biasa disebut dengan presipitat..Sedangkan pada tabung 3 yang berisi fecl3 2% tidak ada
presipitat.
F.KESIMPULAN
Dalam praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa hanya tabung 1 dan 2 yang berisi
cuso4 2% dan pb asetat 2% menunjukan hasil positif dengan menunjukan adanya endapan.
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
A.TUJUAN PRAKTIKUM
a) Alat
2. Tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Gelas ukur
b) Bahan
1. Albumin 2%
2. Gelatin 2%
3. Pepton 2%
4. Alkohol 2%
C.CARA KERJA
Siapkan 3 tabung reaksi dan beri label pada masing masing tabung
Tambahkan alcohol 95% sebanyak 5mL pada masing masing tabung reaksi
D.HASIL PENGAMATAN
Tabung 1 2 3
Warna Bening keruh ada Putih keruh ada Kuning kecoklatan
sedikit endapan endapan (positif) bening todak ada
(positif) endapan(negatif)
Hasil + + -
E.PEMBAHASAN
Protein merupakan polimer alami yang terdiri atas sejumlah unit asam amino
yang berikatan satu dengan lainnya melalui ikatan peptida. Protein berbeda
dengan makronutrien lainnya (karbohidrat, lemak), protein berperan penting
dalam pembentukan biomolekul dibandingkan sumber energi. Keistimewaan lain
dari protein adalah strukturnya yang mengandung senyawa lain selain C, H, O, N seperti S, P,
dan Fe
Alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh rantai atau
cincin hidrokarbon. Sifat fisis alkohol, alkohol mempunyai titik didih yang tinggi dibandingkan
alkana-alkana yang jumlah atom C nya sama. Hal ini disebabkan antara molekul alkohol
membentuk ikatan hidrogen. Rumus umum alkohol R – OH, dengan R adalah suatu alkil baik
alifatis maupun siklik. Dalam alkohol, semakin banyak cabang semakin rendah titik didihnya.
Sedangkan dalam air, metanol, etanol, propanol mudah larut dan hanya butanol yang sedikit
larut. Alkohol dapat berupa cairan encer dan mudah bercampur dengan air dalam segala
perbandingan.
Berdasarkan percobaan ini pada reaksi pengendapan dengan alkohol, larutan albumin dan
larutan gelatin menunjukan hasil poritif karena membentuk endapan yang disebabkan karena
adanya gugus hidrofobik polar (yang menarik gugus non-polar) didalam molekul protein dan
menghasilkan protein dipol.
F.KESIMPULAN
Dalam praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa hanya tabung 1 dan 2 yang berisi
albumin 2% dan gelatin 2% menunjukan hasil positif dengan menunjukan adanya endapan.
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
A.TUJUAN PRAKTIKUM
a) Alat
b. Tabung reaksi
c. Pipet tetes
d. Gelas ukur
b) Bahan
a. Larutan albumin 2%
b. Larutan kasein 2%
c. Larutan pepton 2%
d. NaOH 10%
e. CuSO4 0,1%
C.CARA KERJA
Siapkan 3 tabung reaksi dan beri label pada masing masing tabung
D.HASIL PENGAMATAN
Tabung 1 2 3
Warna ungu (positif) ungu (positif) Merah ungu(positif)
Hasil + + +
E.PEMBAHASAN
Biuret merupakan salah satu larutan yang digunakan untuk uji protein. Larutan ini
merupakan campuran antara ion kupri sulfat yang dimasukkan dalam suasana basa, contohnya
CuSO4.5H2O yang dimasukkan atau dicampur dengan NaOH. Larutan ini digunakan untuk
mendeteksi protein dalam jumlah besar yang ditandai dengan adanya perubahan warna. Jika
suatu sampel yang diuji mengandung lebih dari 2 ikatan peptida maka akan muncul warna ungu.
Warna ini muncul karena terbentuknya ikatan koordinasi kompleks antara atom Cu dengan 4
atom nitrogen yang berasal dari ikatan peptida
Uji biuret digunakan untuk menunjukkan adanya ikatan peptida dalam suatu zat yang
diuji. Adanya ikatan peptida mengindikasikan adanya protein, karena asam amino berikatan
dengan asam amino yang lain melalui ikatan peptida membentuk protein. Ikatan peptida
merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom karbon dari gugus karboksil suatu molekul
berikatan dengan atom nitrogen dari gugus amina molekul lain. Reaksi tersebut melepaskan
molekul air sehingga disebut reaksi kondensasi,
Ikatan peptida tersebut yang akan bereaksi dengan reagen biuret menghasilkan perubahan
warna. Reaksi positif uji biuret ditunjukkan dengan munculnya warna ungu atau merah muda
akibat adanya persenyawaan antara Cu++ dari reagen biuret dengan NH dari ikatan peptida dan
O dari air. Semakin panjang ikatan peptida (banyak asam amino yang berikatan) akan
memunculkan warna ungu, semakin pendek ikatan peptida (sedikit asam amino yang berikatan)
akan memunculkan warna merah muda
Biuret memberikan warna violet dengan CuSO4. Reaksi ini disebut dengan reaksi biuret,
kemungkinan terbentuknya Cu2+ dengan gugus CO dan –NH dari rantai peptida dalam suasana
basa. Beberapa protein yang mempunyai gugus –CS-NH-, -CH-NH- dalam molekulnya juga
memberikan tes warna positif dengan biuret.
Hasil uji biuret yang telah dilakukan yaitu albumin, pepton, dan casein memberikan
reaksi yang positif berdasarkan urutan protein yang paling banyak mengandung ikatan peptida,
sementara banyaknya kandungan ikatan peptida pada masing-masing protein dapat dilihat dari
kepekatan warnanya, protein yang memiliki ikatan peptida dari yang paling banyak ke yang
paling sedikit adalah albumin, pepton, dan casein
F.KESIMPULAN
Dalam praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa tabung 1,2,3 yang berisi albumin 2%
,pepton 2% dan kasein 2% menunjukan hasil positif dengan menunjukan perubahan warna
menjadi ungu.