BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sampah
pedesaan.
4. Sampah alami dan lainnya, yaitu sampah yang berupa dedaunan, sisa
bencana alam, selain itu yang merupakan sampah yang dihasilkan oleh taman,
baru karena dampak yang ditimbulkannya tetap sama dari tingkat TPS sampai
dibakar dan habis. Tetapi pengolahan sampah dengan cara ini juga tidak
5
2
padat) akan berubah menjadi limbah gas.. Teknik penanganan sampah yang baik
dan ramah lingkungan adalah teknik pengomposan. Kompos adalah satu mulsa
alami terbaik dan menyuburkan tanah dengan harga sangat murah. Bahkan kita
dimana sampah organik (SO) diubah menjadi energi dan produk-produk berharga
fermentasi anaerobik yang efisien, efektif dan ekonomis. TRS adalah Total
Recycling System atau daur ulang menyeluruh. Artinya semua sampah anorganik
(sisa dari SO) mengalami proses daur ulang dan dipakai lagi semaksimal mungkin
(Waste to Energy). Dengan metode ini sampah masuk ke landfill bisa berkurang.
bangunan, sanitasi dan sampah jalan. Secara umum sampah jenis ini berasal
b. Sampah berbahaya seperti sampah industri dan sampah rumah sakit yang
termasuk sampah berbahaya seperti baterai, semir sepatu, cat, botil obat.
c. Sampah medis.
a. Sampah anorganik/kering seperti logam, besi, kaleng, botol yang tidak dapat
hancurkan yaitu:
termasuk sampah organik seperti sampah dapur, sayuran, buah, bunga, daun
dan kertas.
b. Nonbiodegradable yang terdiri dari sampah daur ulang seperti plastik, kertas,
gelas, sampah beracun seperti obat, cat, baterai, semir sepatu, sampah medis
masalah tersebut setidaknya ada tiga instansi yang memiliki konsep pengelolaan
sampah:
Butuh lahan 1.500 m2. butuh hanggar utama, hanggar kompos, rumah
kaca, conveyor belt, mesin pencacah, sampah organik, sistem suplai udara
pengomposan aerasi, unit reactor uji coba gasifikasi dan biogas, penyaring
yakni Rp. 27.000/m3 dan pada kapasitas maksimum kompos cepat (100m 3)
sampah sebesar 725 m3 atau sekitar 22,66 persen (total sampah terangkut
a. Skenario 1
Rp. 79.074.
5
b. Skenario 2
Penerapan TPA reusable sanitary landfill (jika TPA Leuwigajah tidak
dapat dimanfaatkan dan jika didapatkan TPA baru dengan luasan yang
Butuh dua lokasi RSL dengan kapasitas 13.000 m 3/hari dan 7.000
c. Skenario 3
untuk energi. Butuh lahan 5 hektar dan dua lokasi TPA RSSL dengan
Pengolahan Sampah Kota Secara Terpadu Menuju Zero Waste Juli 2003, apabila
6
Kompos
Sampah
Organik
Pengkomposan
80 % 12 %
100 %
Sampah
Anorganik Incinerator
Daur Ulang
20 % 6%
3% Abu
Produk Daur Ulang
Bahan
Bangunan
Plastik, kertas, kaleng, dsb
Tujuan penerapan konsep zero waste sampah perkotaan secara menyeluruh adalah
terbatas
Manfaat pengolahan sampah skala kawasan yang ditinjau dari beberapa aspek
berikut ini :
2. Ekonomi
3. Lingkungan
a. Mereduksi sampah
4. Teknologi
5. Sosial
6. Kesehatan
a. Tidak berbau
umum di berbagai negara. Namun tentu saja belum ada satu pun negara yang
gambar II.2.
1. Pewadahan
sebagai berikut :
1. Pewadahan Individual
sementara dalam suatu wadah khusus untuk dan dari sampah individu.
2. Pewadahan Komunal
sementara dalam suatu wadah baik dari berbagai sumber maupun sumber
umum.
dengan warna merah yang diberi lambang khusus atau semua ketentuan
yang berlaku.
TIMBULAN SAMPAH
PENGUMPULAN
PEMILAHAN DAN
PEMINDAHAN
PENGOLAHAN
PENGANGKUTAN
PEMBUANGAN AKHIR
Catatan :
Persyaratan Bahan
2) timbulan sampah;
a. Tidak mengambil lahan trotoar (kecuali bagi wadah sampah pejalan kaki);
a. Di luar jalur lalu lintas, pada suatu lokasi yang mudah untuk
pengoperasiannya;
N Pola dan
Individual Komunal
o Karakteristik
Kotak, silinder, kontainer,
Bentuk dan Kotak, bin (tong), silinder
1 bin (tong), semua bertutup,
jenis (semua bertutup)
dan kantong
Ringan, mudah
Ringan, mudah dipindah
2 Sifat dipindahkan dan
dan dikosongkan
dikosongkan
Logam, plastik, kayu, Logam, plastik, kayu
3 Bahan fiberglass (GRP) , bambu, fiberglass (GRP), bambu
rotan dan kertas dan rotan
Pemukiman dan toko kecil Tepi jalan dan taman = 30-
= (10-40 L) 40L)
4 Volume
Kantor, toko besar, hotel, Pemukiman dan pasar =
rumah makan = 100-500 L 100-1000 L
5 Pengadaan Pribadi, instansi, pengelola Instansi pengelola
pejalan kaki);
2. Pengumpulan
12
proses pemindahan.
Pola Pengumpulan
Umur
Jenis Wadah
No Kapasitas Pelayanan Keterangan
wadah
/Life Time
Kantong
1 10 – 40 L 1 KK 2 – 3 hari Individual
plastik
Maksimal
2 Bin/tong 40 L 1 KK 2 – 3 tahun pengambilan 3
hari 1 kali
3 Bin/tong 120 L 2-3 KK 2 – 3 tahun Toko
4 Bin/tong 240 L 4-6 KK 2 – 3 tahun
5 Kontainer 1000 L 80 KK 2 – 3 tahun Komunal
6 Kontainer 500 L 40 KK 2 – 3 tahun Komunal
Pejalan
7 Bin/tong 30 – 40 L 2 – 3 tahun
kaki taman
Persyaratan :
13
b. Kondisi jalan cukup lebar dan operasi tidak mengganggu pemakai jalan
lainnya;
sampah dari masing – masing sumber sampah dibawa ke lokasi pemindahan untuk
Persyaratan :
sampah dari masing – masing titik komunal dan diangkut ke lokasi pembuangan
akhir.
Persyaratan :
Persyaratan :
topografi >5% dapat menggunakan cara lain seperti pikulan, kontainer kecil
yang berlaku.
1. Pelaksana
2. Pelaksanaan Pengumpulan
Jenis sampah yang terpilah dan bernilai ekonomi dapat dikumpulkan oleh
pihak yang berminat pada waktu yang telah disepakati bersama antara petugas
3. Pemindahan
17
Akhir.
sampah;
4) jarak antara transfer depo untuk tipe I dan II adalah 1 – 1,5 km.
1) manual;
2) mekanis;
a) Pengangkutan
Akhir.
Pola Pengangkutan
Su
POOL
19
3. Sistem Kontainer
sebagai berikut:
Sistem pengangkutan ini dapat dilihat pada Gambar II.5 dan cara kerjanya
Kendaraan dari pool menuju kontainer isi pertama untuk mengangkut sampah
ke TPA;
TPA;
Sistem pengangkutan ini dapat dilihat pada Gambar II.6 dan proses
isi Kosong
10
1 4 7
pool kontainer
3 5 8
6 ke pool
20
TPA 9
2
kontainer;
Sistem pengangkutan ini dapat dilihat pada Gambar II.7 dan proses
TPA;
kosong isi
21
1
5
dari pool 2 3 4
8 6
7 TPAA
kosong isi
dari 1
pool 5
3 4
2
6
7 TPAA
Sistem kontainer tetap biasanya untuk kontainer kecil dengan alat angkut
berupa truk pemadat atau dump truk atau truk biasa. Pengangkutan dengan sistem
ini dapat dilihat pada Gambar II.8 dan proses pengangkutan dilakukan dengan
cara :
Persyaratan :
jaring;
sampah.
isi kosong
kontainer
po
TPAA
Truk pemadat
dari pool
Jenis Peralatan :
7. truk gandengan;
b) Pengolahan
Teknik – teknik pengolahan sampah dapat berupa :
1. Pengomposan
mikroorganisme tambahan).
3. daur ulang;
c) Pembuangan Akhir
Persyaratan
dengan SNI 03 3241 1994 mengenai Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA.
1. penimbunan terkendali
maturasi)
a. Reduksi
b. Pemakaian kembali
Barang atau bahan yang telah digunakan dan masih bisa digunakan tidak
25
secara berulang – ulang dengan tanpa perlu dilakukan proses yang rumit.
gelas dan piring kaca sebagai pengganti gelas dan piring styrofoam,
c. Daur ulang
daur ulang yang berasal dari kertas – kertas bekas. Kertas – kertas bekas
tersebut harus diproses terlebih dahulu menjadi bubur kertas sebelum akhirnya
menghasilkan kertas daur ulang. Kegiatan daur ulang pun dapat dilakukan
secara tidak langsung yaitu dengan memisahkan barang – barang bekas yang
masih bisa dimanfaatkan kembali seperti kaleng, botol, koran bekas, dan
sebagainya.
Pemanfaatan Kembali
Kegiatan pemanfaatan kembali ini dapat berjalan dengan baik bila proses
Arkonin, 1999).
dengan menjual barang bekas seperti botol, kaleng, koran bekas kepada
pengusaha.
Pada akhirnya, akan tetap ada sampah yang memang sudah tidak dapat
Pembuangan Akhir (TPA). Namun TPA ini harus memenuhi persyaratan teknis
1. Pengomposan
secara biologis menjadi material seperti humus dalam kondisi aerobik yang
2. Daur Ulang
plastik semakin lama semakin meluas karena sifatnya kuat dan tidak mudah rusak
oleh pelapukan. Komposisi sampah plastik di kota besar seperti Jakarta dan
Sampah plastik dari jenis PP dan HDPE paling banyak ditemui. HDPE banyak
digunakan untuk produk plastik yang memerlukan kekuatan dan tahan bahan
kimia seperti ember, jerigen, dan botol plastik, sedangkan PP digunakan untuk
produk plastik yang mempunyai daya regang yang tinggi seperti kantung plastik,
blister (bungkus snack), dan lain – lain.Beberapa dari jenis plastik tersebut
mempunyai nilai pasar, akan tetapi kebanyakan plastik yang terdiri dari bungkus
snack tidak mempunyai nilai pasar. Untuk lebih jelasnya, nama kimia,
penggunaan dan lambang dari jenis plastik dapat dilihat pada lampiran.
kecil yang mengolah sampah plastik menjadi serpihan untuk konsumsi pabrik
28
bahan – bahan daur ulang dalam jumlah yang besar per jenis ke perantara
pemulung. Jumlah plastik yang dapat dikumpulkan oleh pemulung dapat dilihat
2.989 m3/hari atau 10,11 % dari jumlah keseluruhan 29.568 m3/hari (BPS, 1998).
Lapak Lapak
Kecil Besar
Bandar/
Pemasok
Perajang
(khusus plastik)
Pabrik
komputer dan kertas tulis), kertas kraft, karton, kertas berlapis plastik, dan lain –
lain. Aktivitas yang berbeda biasanya menghasilkan jenis – jenis sampah kertas
yang berbeda pula. Pada tabel II.9, dapat kita lihat sampah kertas dari sumber dan
Tabel II.5 Jenis, Sumber, dan Produk Daur Ulang Sampah Kertas
sehingga kemampuannya untuk didaur ulang dan produknya juga berbeda – beda.
Sementara itu sebagian kertas pembungkus makanan sulit didaur ulang karena
adanya lapisan plastik, sedangkan kertas tissue tidak didaur ulang karena sifatnya
Saat ini pemanfaatan sampah kertas melibatkan sektor formal dan informal
Karya, 1999), dapat dilihat pada gambar II.10. Menurut survei tersebut,
kertasnya. Saat ini sebagian sampah kertas dijual oleh pemulung ke lapak,
sedangkan sebagian kecil lainnya dijual langsung ke industri kecil daur ulang
kertas. Dari lapak, sampah kertas atau kertas bekas dijual ke bandar, selanjutnya
ke supplier atau pemasok. Oleh supplier sampah kertas dijual kepada industri
berupa polusi tanah, air dan udara, kerugian sumber daya penting yang terus-
menerus, satandar kehidupan yang buruk dan penurunan nilai-nilai properti yang
dekat lokasi sampah, dan peningkatan biaya karena pertumbuhan volume sampah.
sampah ini. Industri daur ulang pun dikembangkan. Namun hasilnya belum
sampah yakni kapsul sampah atau dikenal sebagai bal-bal sampah. Pengemasan
sampah ini konon memberikan nilai efisiensi dan keamanan yang lebih baik.
akhir. Selain itu kapsul sampah ini bisa disuplai sepanjang waktu tanpa tergantung
~ EPESIENSI
yang diajukan dalam rumusan masalah. Jawaban sementara ini masih kurang