Anda di halaman 1dari 16

oleh :

1. Raja Hamizah E.P


2. Yulia Fauzi
3. Qamarul Kamal H
Suku Melayu Sejarah

Bahasa

Pariwisata, Seni, Adat


Budaya Perkawinan

Makanan
Khas
Suku Melayu adalah nama yang menunjuk pada suatu kelompok yang ciri
utamanya adalah penuturan bahasa Melayu. Suku Melayu bermukim di
sebagian besar Malaysia, pesisir timur Sumatera, sekeliling pesisir
Kalimantan, Thailand Selatan, serta pulau-pulau kecil yang terbentang
sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata. Di Indonesia, jumlah suku
Melayu sekitar 15% dari seluruh populasi, yang sebagian besar mendiami
propinsi Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan,
Bangka Belitung, dan Kalimantan Barat.
Meskipun begitu, banyak pula masyarakat Minangkabau, Mandailing, dan
Dayak yang berpindah ke wilayah pesisir timur Sumatra dan pantai barat
Kalimantan, mengaku sebagai orang Melayu. Selain di Nusantara, suku
Melayu juga terdapat di Sri Lanka, Kepulauan Cocos (Keeling) (Cocos
Malays), dan Afrika Selatan (Cape Malays).
Sejarah
Kepulauan Riau merupakan provinsi baru hasil
pemekaran dari provinsi Riau. Provinsi Kepulauan Riau
terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25
tahun 2002 merupakan Provinsi ke-32 di Indonesia
yang mencakup Kota Tanjungpinang, Kota Batam,
Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten
Natuna, Kabupaten Kepulauan Anambas dan
Kabupaten Lingga.
Secara keseluruhan wilayah Kepulauan Riau
terdiri dari 4 kabupaten dan 2 kota, 47 kecamatan serta
274 kelurahan/desa dengan jumlah 2.408 pulau besar
dan kecil yang 30% belum bernama dan berpenduduk.
Adapun luas wilayahnya sebesar 252.601 km², sekitar
95% merupakan lautan dan hanya sekitar 5% daratan.
Pada umumnya suku melayu beragama islam, namun
ada juga yang beragama kristen, dan budha.
Bahasa yang dipakai adalah bahasa resmi yaitu
Bahasa Indonesia dan ada juga yang
menggunakan bahasa Melayu.
Bahasa Melayu Riau mempunyai sejarah yang cukup panjang, karena pada
dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
Pada Zaman Kerajaan Sriwijaya, Bahasa Melayu sudah menjadi bahasa
internasional Lingua franca di kepulauan Nusantara, atau sekurang-
kurangnya sebagai bahasa perdagangan di Kepulauan Nusantara. Bahasa
Melayu, semenjak pusat kerajaan berada di Malaka kemudian pindah ke Johor,
akhirnya pindah ke Riau mendapat predikat pula sesuai dengan nama pusat
kerajaan Melayu itu. Karena itu bahasa Melayu zaman Melaka terkenal
dengan Melayu Melaka, bahasa Melayu zaman Johor terkenal dengan Melayu
Johor dan bahasa Melayu zaman Riau terkenal dengan bahasa Melayu Riau.
Pada zaman dahulu ada beberapa alasan yang menyebabkan Bahasa
Melayu menjadi bahasa resmi digunakan, yaitu:
1. Bahasa Melayu Riau secara historis berasal dari perkembangan
Bahasa Melayu semenjak berabad-abad yang lalu. Bahasa Melayu sudah
tersebar keseluruh Nusantara, sehingga sudah dipahami oleh masyarakat,
bahasa ini sudah lama menjadi bahasa antar suku di Nusantara.
2. Bahasa Melayu Riau sudah dibina sedemikian rupa oleh Raja Ali
Haji dan kawan-kawannya, sehingga bahasa ini sudah menjadi standar.
3. Bahasa Melayu Riau sudah banyak publikasi, berupa buku-buku
sastra, buku-buku sejarah dan agama baik dari zaman Melayu klasik
maupun dari yang baru.
Pariwisata, Seni dan
Budaya
1. Pariwisata
Pulau Jemur
Terletak lebih kurang 45 mil dari ibukota Kabupaten
Rokan Hilir, Bagansiapiapi, dan 45 mil dari negara
tetangga yakni Malaysia, sedangkan provinsi Sumatera
Utara merupakan provinsi yang terdekat dari Pulau
Jemur. Pulau Jemur sebenarnya merupakan gugusan
pulau-pulau yang terdiri dari beberapa buah pulau
antara lain, pulau Tekong Emas, pulau Tekong
Simbang, pulau Labuhan Bilik serta pulau-pulau kecil
lainnya. Pulau-pulau yang terdapat di pulau Jemur ini
berbentuk lingkaran sehingga bagian tengahnya
merupakan laut yang tenang.
2. Seni
Musik
Musik yang berkembang di masyarakat melayu mencakup
Musik Melayu dalam bentuk Langgam atau Senandung,
Musik Joget, Musik Zapin, Musik Silat, Musik Inang,
Musik Mak Yong, Musik Mendu, Musik Tari Inai, Musik
Kompang, Musik Berdah, Musik Rebana, Musik Kasidah,
Musik Nobat yang bisa digunakan pada acara ritual
kerajaan di Riau Lingga.
Alat Musik
Pada musik tradisional Melayu, lebih diberikan kepada
keahlian sebenarnya hanya mempunyai peranan
sampingan saja dari keseluruhan musik Melayu.
Gendang
Gendang atau Tetawak (kemudian digantikan peranannya
oleh bass).
Barulah kemudiannya diikuti oleh alat-alat musik
lainnya seperti Serunai, bermacam-macam jenis gendang,
telempong, kesi (cymbal), ceracap dan alat-alat perkussi
lainnya.
Rebab
Beberapa varietas sering memiliki tangkai di bagian bawah agar rebab dapat
bertumpu di tanah, dan dengan demikian disebut rebab tangkai di daerah
tertentu, namun terdapat versi yang dipetik seperti kabuli rebab (kadang-kadang
disebut sebagai robab atau rubab).
Kompang
Kompang ialah sejenis alat muzik tradisional yang paling popular bagi
masyarakat Melayu. Ia tergolong dalam kumpulan alat muzik gendang. Kulit
kompang biasanya diperbuat daripada kulit kambing betina, namun mutakhir
ini, kulitnya juga diperbuat dari kulit lembu, kerbau malah getah
3. Permainan
Macam-macam permainan tradisional yang biasa dimainkan saat
bersama kawan yaitu :Balap Tempurung Kelapa, Bakiak, Congklak,
canang dan gasing
Adat Perkawinan

Persiapan Memasuki Alam Rumah Tangga Syahdan


sudahlah menjadi suatu kebiasaan dan pandangan hidup
terhadap perkawinan yang begitu suci, religius, dan sakral.
Pandangan hidup di dalam perkawinan berikhtibar pada
hakikat keberagaman keperluan hidup manusia. Beberapa di
antaranya bersumber dari lawan jenis kelamin. Kelengkapan
itu antara lain : di bidang seksual (hubungan suami isteri),
memperoleh keturunan, jiwa dan perasaan (psikis),
perlindungan, kemasyarakatan (sosial), dan lain sebagainya.
Sudahlah pula tersirat sebagaimana lazimnya,
bahwa orang Melayu Kepulauan Riau, bahwa untuk
mendirikan rumah tangga dikehendaki daripadanya
beberapa persyaratan, yaitu : Sesama beragama Islam ,Sudah
cukup dewasa, Sehat badan, dan juga jiwanya . Untuk
seorang lelaki (bujang) telah mampu mencari nafkah,
Kematangan pemikiran dan bertanggung jawab Memandang
perkawinan sebagai sesuatu yang suci, religius, sakral.
Rangkaian kehidupan anak manusia tersangatlah panjangnya. Dimulai dari
kandungan, lahir, masa bayi, masa kanak, masa remaja, masa dewasa, berumah
tangga (berkeluarga) dan bermasyarakat, kemudian tua, dan akhirnya kembali
kepada Sang Pencipta. Begitu pun agaknya dalam senarai perjalanan perkawinan
orang Melayu sebagaimana yang sudah tersusun turun temurun dari dahulunya,
yaitu dimulai dari pada : Mencari jodoh, Merisik, Meminang, Mengantar tanda,
Mengantar belanja, Mengajak dan menjemput, Menggantung-gantung,
Berandam, Berinai, Berkhatam Qur’an , Aqad nikah, Tepuk tepung tawar,
Bersanding, Bersuap-suap Makan berhadap, Menyembah, Mandi-mandi
Berambih. Oleh karenanya perihal seperkara ini tiadalah boleh dipersenda-
sendakan, atau “diselambe-rayekan” saja. Yang boleh mengakibatkan kepada
perihal “mengecikkan” lembaga perkawinan yang begitu suci, sebagai yang
banyak kejadiannya di masa kini.
Asam Pedas Ikan Patin
Makanan khas riau - Masakan Khas Riau tetap memiliki ciri khas dibandingkan
masakan daerah lain. Seperti salah satu masakan khas Riau berupa Sambal terung
Asam. Kuliner ini juga terdapat di Kalimantan. Lalu gulai asam pedas ikan patin
mungkin juga dapat ditemukan daerah Sumatra lainnya.
Laksa
Laksa adalah makanan berjenis mi yang ditaruh bumbu
dengan kebudayaan Peranakan, yang digabung dengan
elemen Tionghoa dan Melayu. Laksa mempunyai beberapa
jenis, yang paling dikenal adalah yang berjenis Laksa Penang,
bentuk mi-nya bulat putih dan sedikit tebal. Di Indonesia
juga terdapat beberapa jenis laksa seperti Laksa Bogor dan
Laksa Betawi. Nama Laksa diambil dari bahasa Sanskerta
yang mempunyai arti banyak, menunjukkan bahwa mi Laksa
dibuat dengan berbagai bumbu. Laksa pun ada beberapa
macamnya. Mulai dari laksa goreng dan laksa kuah.
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai