Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN PADANG PARIAMAN

DINAS KESEHATAN
UPTD. PUSKESMAS PADANG ALAI
Nagari Gunung Padang Alai Kecamatan V Koto Timur
SMS Center: 081363226011 KodePos: 25553
E-mail : Puskesmas.padangalai@gmail.com

KERANGKA ACUAN
PROGRAM GIZI UPTD PUSKESMAS PADANG ALAI

A. Pendahuluan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomr 41 tahun 2014 tentangPedoman Gizi Seimbang,
maka dirasa perlu melaksanakan program gizi di masyarakat. Kesehatan dan Gizi merupakan
faktor penting , yang secara langsung berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia
(SDM).Sumber daya manuasia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau
investasi dalam pembangunan kesehatan.
Program perbaikan Gizi merupakan bagian integral dari program kesehatan yang
mempunyai peranan penting dalam menciptakan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.Untuk mencapai tujuan tersebut, program perbaikan gizi harus dilakukan secara
sitematis dan berkesinambungan. Hal ini dilakukan melalui suatu rangkaian upaya terus
menerus mulai dari perumusan masalah, penetapan tujuan yang jelas, penentuan strategi
intervensi yang tepat sasaran, identifikasi yang tepat serta kejelasan tugas pokok dan fungsi
institusi yang berperan di berbagai tingkat administrasi.

B. Latar Belakang
Kurang gizi masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia, hal ini ditandai dengan
masih tingginya prevalensi balita gizi kurang yaitu sebesar 28 % (Susenas, 2005). Dibanyak
negara 15-20% dari jumlah bayi secara keseluruhan merupakan BBLR, sedangkan di Indonesia
diperkirakan sekitar 14-17% (Depkes, 2007).Bayi dengan BBLR akan berpotensi mengalami
gizi buruk. Setiap anak dengan status gizi buruk mempunyai resiko kehilangan IQ point 10-13
point. Potensi kehilangan IQ sebesar 50 point per orang juga terdapat pada penduduk yang
tinggal di daerah rawan gangguan akibat kurang yodium (GAKY). Berdasarkan Survey
Nasional tahun 2003 angka TGR (Total Goiter Rate) pada anak sekolah dasar sebesar 11,1 %,
dan persentase konsumsi garam dengan kandungan yodium cukup ditingkat rumah tangga
hanya sebesar 72.81%. Masalah kurang Vitamin A juga perlu diwaspadai, 50 % balita masih
menunjukan kadar vitamin dalam serum <20 mcg/dl. Masalah kurang vitamin A selain
berdampak pada resiko kebutaan juga berdampak pada resiko kematian karena infeksi (Gizi
Dalam Angka,2006).
Beberapa dekade hingga saat ini telah dilakukan upaya perbaikan gizi melalui
intervensi yang mencakup penyuluhan gizi di posyandu, pemantauan pertumbuhan, pemberian
suplemen gizi (melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi dan tablet besi), fortifikasi
garam beryodium, pemberian makanan tambahan termasuk MP-ASI, pemantauan dan
penanganan gizi buruk. Intervensi terhadap masalah gizi dapat dilakukan dengan tepat oleh
para pengelola/pelaksana program, bila tersedia data/informasi yang akurat dan
berkesinambungan. Data tersebut dipantau secara terus menerus melalui Instrumen
Pemantauan Wilayah Setempat-Gizi (PWS-Gizi).
Berdasarkan dari informasi data hasil PWS-Gizi, para pengelola program dan penentu
kebijakan di setiap tingkat administrasi pemerintahan khususnya di Kabupaten/Kota dapat
mengetahui besaran masalah gizi dan menentukan tindakan yang tepat untuk memecahkan
masalah tersebut di wilayahnya. Disamping itu data hasil PWS-Gizi merupakan salah satu
sumber data rutin untuk kajian epidemiologi SKD-KLB Gizi Buruk. Indikator kegiatan gizi
yang dilakukan meliputi : prevalensi ibu hamil Kurang Energi Kronis (Bumil KEK), prevalensi
bayi berat lahir rendah (BBLR), cakupan ASI Ekslusif, cakupan desa dengan garam beryodium
baik, pemantauan pertumbuhan, cakupan tablet tambah darah ibu hamil, cakupan kapsul
vitamin A dosis tinggi untuk balita dan ibu nifas.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatnya kualitas pelayanan gizi melalui Standarisasi Operasional Prosedur sehingga
dapat mencegah dan menanggulangi masalah gizi.
2. Tujuan Khusus
a. Menurunkan prevalensi bumil KEK
b. Menurunkan prevalensi BBLR
c. Meningkatkan cakupan ASI Ekslusif
d. Meningkatkan cakupan desa dengan garam beryodium baik
e. Meningkatkan cakupan kunjungan posyandu
f. Meningkatkan cakupan pemberian vitamin A sehingga tidak terjadi resiko kekurangan
vitamin A
g. Meningkatkan cakupan pemberian Fe pada ibu hamil.
h . Menurunkan cakupan anak BGM

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


1.Kegiatan Pokok.
Kegiatan pokok gizi yang dilakukan ada 3 :
1) Pendidikan gizi
2) Pemberdayaan Masyarakat
3) Peningkatan gizi masyarakat

2.Rincian Kegiatan
Kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh gizi diantaranya :
1) Penyuluhan gizi
2) Pemeriksaan garam yodium di sekolah dan dimasyarakat
3) Pendataan dan pemantauan balita BGM ( Gizi kurang dan Gizi buruk 0
4) Surveilen dan pelacakan gizi buruk
5) Sweeping pemberian kapsul vitamin A
6) Pendistribusian PMT pemulihan posyandu
7) Pembinaan keluarga dengan balita BGM
8) Penjaringan Bumil KEK
9) Pembinaan bumil KEK
10) Sweeping D/S
11) Pemantauan pertumbuhan balita berkala
12) Pemberian tablet tambah darah
13) Pemberian makanan tambahan untuk balita dan bumil
14) Pemantauan surveilen dan kasus gizi buruk
15) Pemberian upah kader
16) Pemberian PMT-AS
17) Pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri tingkat SLTP/SLTA sederajat
18) Melakukan posyandu
19) Pemantauan pemberian ASI Ekslusif.

E. Tata Nilai
Adapun tata nilai pelaksanaan kegiatan UKM adalah CERIA :
C : CEPAT : Bekerja dan melayani dengan sigap dan segera
E : EFISIEN : Bekerja dan melayani dengan produktif dan tepat
R : RAMAH : Bekerja dan melayani dengan senyum, salam, sapa, sopan dan santu
I : IKHLAS : Bekerja dan melayani dengan sepenuh hati
A : AKUNTABE : Bekerja dan melayani dengan dapat dipertanggung jawabkan
L
F. Cara Melaksanakan Kegiatan
Kegiatan Gizi dilaksanakan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Padang Alai.
Pelaksanaannya dilakukan di wilayah posyandu, sekolah SD,SLTP dan SMA sederajat. Metode
yang dilaksanakan dengan ceramah, tanya jawab dengan membagi dorprice.Melaksanakan
penimbangan BB dan pengukuran TB. Pendistribusian MP-Asi

G. Sasaran
Semua anak umur 0-5 tahun, ibu hamil, ibu nifas dan PUS yang ada di wilayah kerja
masing-masing Kegiatan Jiwa.

H. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan kegiatan gizi ada yang dilakukan setiap bulan dan ada yang setahun sekali, juga
setahun dua kali.

I. Peran Lintas Program


1. P2P: pembinaan dan pengawasan penyakit menular dan tidak menular
2. KIA-KB: pembinaan kesehatan ibu, bayi, balita, PUS, dan WUS
3. GIZI: pembinaan gizi di Kegiatan Jiwa
4. PERKESMAS: Pembinaan untuk kasus KK Rawan yang bisa dipantau melalui
Kegiatan Jiwa
5. KESLING: Pembinaan lingkungan di wilayah Kegiatan Jiwa
6. PENGEMBANGAN: membina kegiatan pengembangan di Kegiatan Jiwa

J. Peran Lintas Sektor


1. Camat: memberi dukungan terhadap pelaksanaan Kegiatan Jiwa
2. PKK: menjalin kerjasama dalam meningkatkan kunjungan Kegiatan Jiwa
3. PL – KB: pengadaan alat KB di Kegiatan Jiwa dan bina keluarga jiwa

K. Sumber Dana
BOK
L. Pencatatan Dan Pelaporan Kegiatan
Hasil pelaksanaan kegiatan dibuat dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas.

M. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan


Evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan untuk melihat apakah kegiatan sudah
terlaksana sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
Pelaksana kegiatan membuat pencatatan hasil kegiatan berikut dokumen-dokumen
sebagai bukti pelaksanaan kegiatan dan melaporkan kepada Kepala Puskesmas dan
Penanggung jawab UKM. Evaluasi dilakukan oleh Kepala Puskesmas bersama
penanggungjawab UKM dan pelaksana program setelah kegiatan selesai atas hasil
kegiatan yang dilaksanakan untuk tindak lanjut pada kegiatan berikutnya.

Padang Alai, Januari 2018


Kepala UPTD Puskesmas Padang Alai

SISKAWATI, SKM
NIP 197503042002122001

Anda mungkin juga menyukai