JUDUL PENELITIAN
TIM PENGUSUL:
MARDIANSYAH ARIRI, S.KOM (7700013607)
ANDIKA AJI NUGROHO, S.ST (7700013589)
DAFTAR ISI
Universitas Pembangunan Jaya sudah berdiri sejak 2011. UPJ menyediakan laboratorium untuk
kegiatan perkuliahan program studi dibawah universitas. Laboratorium ini digunakan oleh
mahasiswa sebagai sarana pembelajaran dan kegiatan akademik. Saat ini laboratorium terdiri atas
18 ruangan, dengan fungsi yang berbeda-beda. sistem inventaris laboratorium juga memiliki peran
yang penting. Laboratorium perlu mengkaji kembali prosedur atau proses bisnis saat ini dalam
pengelolaan inventaris aset laboratorium UPJ. Perlunya membangun system yang dapat memenuhi
kebutuhan Laboratorium dalam melakukan inventaris aset yaitu perbaikan, perpindahan, dan
penyusunan RKAT aset. Dan dibutuhkannya laporan untuk mendukung kegiatan stock opname aset
di Laboratorium. Untuk menjawab permasalahan-permasalahan laboratorium di atas, pada
penelitian ini akan dibuat sistem inventaris pengelolaan aset yang ada di Laboratorium UPJ. Sistem
informasi yang dibuat bertujuan untuk melakukan optimasi berbagai proses inventaris laboratorium,
seperti pencatatan rinci barang-barang laboratorium termasuk tahun pembelian komputer,
menangani perbaikan komputer laboratorium yang rusak, mengetahui status dan kondisi perangkat
komputer yang ada di laboratorium, dan membantu instansi terkait untuk menyusun anggaran
kebutuhan laboratorium. Pada penelitian kali ini Peneliti menggunakan pendekatan Scrum, yang
dimana memiliki tiga tahapan besar, yaitu pre-game, game, dan post game. Dari hasil penelitian ini
peneliti akan melakukan perancangan sistem pengelolaan inventaris aset laboratorium Universitas
Pembangunan Jaya.
Universitas Pembangunan Jaya sudah berdiri sejak 2011. UPJ menyediakan laboratorium untuk
kegiatan perkuliahan program studi dibawah universitas. Laboratorium ini digunakan oleh
mahasiswa Fakultas Teknologi dan Desain (FTD) dan Fakultas Humaniora dan Bisnis (FHB)
sebagai sarana pembelajaran dan kegiatan akademik. Saat ini laboratorium terdiri atas 18 ruangan,
dengan fungsi yang berbeda-beda. Enam ruangan digunakan untuk laboratorium komputer, empat
ruangan untuk laboratorium studio gambar, dua ruangan untuk laboratorium studio broadcasting,
satu ruangan untuk laboratorium studio konsultasi, empat ruangan untuk laboratorium teknik, serta
satu ruangan untuk tempat kerja para administrator dalam mengelola laboratorium. Enam ruangan
tersebut masing-masing berkapasitas 45, 45, 45, 45, 30 dan 20 komputer. Selain pada waktu
perkuliahan, ruangan-ruangan tersebut dapat digunakan oleh para mahasiswa jika sedang tidak ada
perkuliahan.
Di samping itu, laboratorium ini dipimpin oleh kepala laboratorium dan dibantu oleh para
administrator laboratorium dalam menjalankan kegiatan operasional laboratorium. Kepala
laboratorium memiliki tugas di antaranya adalah dalam melakukan penyusunan anggaran kebutuhan
laboratorium, memastikan kegiatan operasional laboratorium berjalan lancar, merekrut
administrator baru, dll. Sementara itu, kegiatan operasional yang dilakukan administrator seperti
pengecekan kondisi komputer sebelum ujian, memasang aplikasi yang dibutuhkan suatu mata
kuliah, membantu mahasiswa yang memiliki masalah dengan komputer, dsb. Adapun para
administrator sendiri merupakan mahasiswa aktif program studi Teknik Informatika UPJ yang
bekerja magang di laboratorium. Para administrator tersebut memiliki jadwal kerjanya masing-
masing dalam menjalankan kewajibannya mengurus laboratorium.
Di samping kegiatan operasional laboratorium yang telah dibahas, sistem inventaris laboratorium
juga memiliki peran yang penting. Asset laboratorium yang ada saat ini meliputi komputer, monitor,
mouse, keyboard, proyektor, hard disk, router, switch, dan server. Bahwa laboratorium
membutuhkan sistem informasi untuk menyimpan data aset-aset milik laboratorium karena
memiliki jumlah aset yang banyak dan dapat terus meningkat seiring waktu. Sistem inventaris
barang laboratorium diperlukan untuk menyimpan informasi barang-barang laboratorium, yang
digunakan untuk proses pembelian barang, perpindahan, perbaikan, dsb. Pada saat penelitian ini
dilakukan, belum adanya sistem informasi untuk inventaris aset laboratorium sehingga semua
kegiatan inventaris dilakukan secara manual dan dinilai belum efisien. Harapannya dengan sistem
tersebut, setiap barang / aset laboratorium dapat tercatat informasinya dengan lengkap pada sistem
dan dapat terintegrasi juga dengan sistem dengan adanya label identitas yang melekat pada barang
laboratorium. Identitas yang dimaksud adalah barcode yang menyimpan informasi mengenai suatu
aset. Hal ini akan mempermudah administrator dalam mengetahui lokasi komputer-komputer yang
rusak serta pelacakan aset laboratorium lainnya.
Sampai saat ini, kegiatan inventarisasi barang di Laboratorium Komputasi UPJ dilakukan secara
manual. Jadi, ketika terjadi kerusakan suatu komputer di suatu ruangan laboratorium, administrator
akan mencatat ataupun hanya sekedar mengingat informasi komputer tersebut. Sesudah itu,
administrator akan mencoba memperbaikinya sendiri, dan jika tidak dapat diperbaiki akan
diteruskan ke bagian ICT UPJ untuk ditangani. Selain menangani perbaikan komputer yang rusak,
administrator akan mengganti sementara komputer tersebut dengan komputer lain dari ruangan
laboratorium lainnya ataupun dari gudang. Perpindahan lokasi komputer tersebut hanya diingat oleh
administrator yang menangani masalah tersebut. Akibatnya, keberadaan dan kondisi komputer di
laboratorium hanya bergantung pada pengetahuan seorang administrator saja. Kemudian jika ada
administrator baru yang bekerja di laboratorium tersebut, ia tidak mengetahui kondisi dan
keberadaan suatu komputer sebelumnya. Oleh karena itu, diperlukannya sistem yang dapat
menyimpan informasi seluruh barang laboratorium, seperti kondisi barang dan keberadaanya, secara
jelas dan lengkap.
Hal lainnya yang perlu diperhatikan adalah penyusunan anggaran pembelian barang-barang
laboratorium yang sedang dibutuhkan. Barang-barang yang dibutuhkan yaitu komputer baru untuk
menggantikan komputer yang sudah berusia lebih dari 5 tahun atau lebih dari umur yang ditetapkan.
Hal ini diperlukan untuk menunjang fasilitas pembelajaran yang baik. Masalah yang terjadi saat ini
yaitu tidak adanya pencatatan yang jelas tahun pembelian setiap komputer di laboratorium.
Akibatnya, komputer di laboratorium dapat berusia lebih dari usia yang ditentukan. Semestinya,
kepala laboratorium mengajukan rencana pembelian komputer sebelum usianya melebihi ketentuan.
Namun, kepala laboratorium dapat terlambat untuk menyusun rencana pembelian komputer karena
berbagai kesibukkan lainnya. Akibatnya, pengajuan rencana pembelian atau penyusunan anggaran
di tahun depan dapat terlambat. Sama halnya pada saat realisasi barang tersebut, kepala
laboratorium dapat juga lupa akan barang-barang yang dipesan tahun sebelumnya. Selain itu, jika
ada pergantian kepala laboratorium, barang-barang yang dipesan pada tahun lalu mungkin tidak
diketahui oleh kepala laboratorium yang baru. Oleh karena itu diperlukannya suatu sistem yang
mencatat secara jelas riwayat penyusunan anggaran yang dilakukan setiap tahunnya.
Untuk menjawab permasalahan-permasalahan laboratorium di atas, pada penelitian ini akan dibuat
sistem inventaris untuk barang-barang yang ada di Laboratorium Komputasi. Sistem informasi yang
dibuat bertujuan untuk melakukan optimasi berbagai proses inventaris laboratorium, seperti
pencatatan rinci barang-barang laboratorium termasuk tahun pembelian komputer, menangani
perbaikan komputer laboratorium yang rusak, mengetahui status dan kondisi perangkat komputer
yang ada di laboratorium, dan membantu kepala laboratorium untuk menyusun anggaran kebutuhan
laboratorium.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh sistem informasi yang dibangun, yaitu:
1. Mempelajari dan menganalisis proses bisnis kini inventaris barang di Laboratorium dan
hubungannya dengan ICT untuk mengetahui alur dari sistem informasi yang dibangun.
2. Mengembangkan sistem informasi yang dapat memenuhi kebutuhan Laboratorium dalam
melakukan inventaris barang yaitu menangani perbaikan aset, perpindahan aset, serta
pernyusunan rencana kerja anggaran untuk pembelian aset.
3. Mengembangkan sistem informasi yang dapat menghasilkan laporan stock opname barang di
Laboratorium untuk periode tertentu.
Batasan-batasan yang dibuat terkait dengan pengerjaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sistem informasi ini hanya menyimpan bukti tiket / setruk dari ICT jika terjadi kerusakan
komputer dan jika komputer selesai diperbaiki akan diperbaharui informasinya secara manual
pada sistem.
2. Alat untuk membaca barcode pada label identitas aset dapat menggunakan barcode atau
menggunakan smartphone dengan aplikasi reader tambahan yang dapat diunduh di play store.
1.5 Metodologi
Metodologi yang digunakan untuk menyusun penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Melakukan studi pustaka mengenai sistem informasi, sistem inventaris barang, dan framework
yang akan digunakan
2. Melakukan wawancara dengan koordinator laboratorium dan para administrator yang bekerja di
laboratorium tersebut.
3. Melakukan analisis masalah / sistem kini dengan sistem yang diusulkan
4. Merancang sistem informasi yang akan dibangun, yang meliputi rancangan antarmuka,
aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem, dan diagram kelas sistem informasi.
5. Melakukan implementasi terhadap hasil analisis dan perancangan yang sudah dibuat terhadap
sistem informasi yang dibangun.
6. Melakukan pengujian (dan eksperimen) yang melibatkan responden (yaitu kepala laboratorium
dan administrator laboratorium) untuk menilai perangkat lunak yang telah dibangun.
7. Mengambil kesimpulan dan saran yang diperoleh dari seluruh penelitian yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem
Menurut Sutanto dalam Djahir dan Pratita (2015:6) mengemukakan bahwa “sistem adalah
kumpulan/grup dari subsistem/bagian/komponen apapun, baik fisik ataupun nonfisik yang saling
berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan
tertentu”. Sedangkan menurut Mulyani (2016:2) menyatakan bahwa “sistem bisa diartikan sebagai
sekumpulan sub sistem, komponen yang saling bekerja sama dengan tujuan yang sama untuk
menghasilkan output yang sudah ditentukan sebelumnya”.
Selain itu menurut Hutahaean (2015:2) mengemukakan bahwa “sistem adalah suatu jaringan kerja
dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan
kegiatan atau untuk melakukan sasaran yang tertentu”.
Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan suatu
kumpulan komponen dari subsistem yang saling bekerja sama dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan untuk menghasilkan output dalam mencapai tujuan tertentu.
2.2 Informasi
Menurut Gellinas and Dull (2012:12) informasi merupakan data yang disajikan dalam suatu bentuk
yang berguna terhadap aktifitas pengambilan keputusan.
Menurut Rommey dan Steinbart (2015:4), informasi adalah data yang telah dikelola dan di proses
untuk memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan keputusan.
Menurut Gelinas dan Dull (2012:19), Ada beberapa karakteristik informasi yang berkualitas, yaitu:
A. Effectiveness: berkaitan dengan informasi yang relevan dan berkaitan dengan proses bisnis
yang di sampaikan dengan tepat waktu, benar, konsistem dan dapat digunakan.
B. Efficiency: informasi yang berkaitan melalui penyediaan informasi secara optimal terhadap
penggunaan sumber daya.
C. Confidentiality: karakteristik informasi yang berkaitan dengan keakuratan dan kelengkapan
informasi serta validitas nya sesuai dengan nilai-nilai bisnis dan harapan.
D. Integrity: karakteristik informasi yang berkaitan dengan perlindungan terhadap informasi
yang sensitif dari pengungkapan yang tidak sah.
E. Availability: suatu karakteristik informasi yang berkaitan dengan informasi yang tersedia
pada saat diperlukan oleh proses bisnis baik sekarang, maupun di masa mendatang, hal ini
juga menyangkut perlindungan sumber daya yang diperlukan dan kemampuan yang terkait.
F. Compliance: yaitu karakteristik informasi yang berkaitan dengan mematuhi peraturan dan
perjanjian kontrak dimana proses bisnis merupakan subjek nya berupa kriteria bisnis secara
internal maupun eksternal.
G. Reliability: karakteristik informasi yang berkaitan dengan penyediaan informasi yang tepat
bagi manajemen untuk mengoperasikan entitas dan menjalankan tanggung jawab serta tata
kelola pemerintahan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data
yang diproses menjadi suatu bentuk yang lebih berguna dan berarti bagi yang menerimanya
dalam aktivitas pembuatan keputusan.
Sistem Informasi adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan / bekerja
sama untuk melakukan suatu kegiatan guna menyelesaikan suatu masalah yang memiliki manfaat
atau nilai guna bagi orang yang membutuhkannya.
Menurut O’brian dalam Yakub (2012:16) mengemukakan bahwa “Sistem informasi (information
sistem) merupakan kombinasi teratur dari orang-orang, perangkat keras (hardware), perangkat
lunak (software), dan sumber daya data yang mengumpulkan, dan menyebarkan informasi dalam
sebuah organisasi”.
Menurut Maimunah dkk (2012:10) menjelaskan bahwa “Informasi adalah data yang telah diolah
menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya, dan bermanfaat dalam mengambil
suatu keputusan.”
Menurut Sutabri (2012:38) mengemukakan bahwa Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam
suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung
fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi
untuk dapat menyediakan laporan-laporan yang diperlukan oleh pihak luar tertentu.
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi yaitu kesatuan sistem yang
bertujuan untuk menghasilkan informasi dan sebuah sistem yang terdiri dari pengumpulan,
pemasukan, pemrosesan data, penyimpanan, pengolahan, pengendalian, dan pelaporan sehingga
tercapai sebuah informasi yang mendukung pengambilan keputusan didalam suatu organisasi untuk
dapat mencapai sasaran dan tujuannya.
2.4 Inventaris
Menurut Sugiama (2013) Inventarisasi aset adalah serangkaian kegiatan untuk melakukan
pendataan, pencatatan, pelaporan hasil pendataan aset, dan mendokumentasikannya baik aset
berwujud maupun aset tidak berwujud pada suatu waktu tertentu. Sedangkan menurut PP No. 27
2014: "Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan pelaporan
hasil pendataan Barang Milik Negara atau Daerah".Dan menurut KBBI inventarisasi merupakan
pencatatan atau pendaftaran barang-barang milik kantor, (sekolah, rumah tangga, dan sebagainya)
yang dipakai dalam melaksanakan tugas. Jadi dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa inventarisasi merupakan semua kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan barang-
barang milik suatu instansi baik itu barang yang diadakan dengan pembelian menggunakan
anggaran maupun barang yang merupakan hibah atau pemberian.
Didalam buku “ Manajemen Aset pariwisata”, Dr. A Sugiama (2013) menjelaskan bahwa
inventarisasi merupakan tahap ketiga setelah tahap perencanaan kebutuhan dan tahap pengadaan.
Tujuan dari dilakukannya inventarisasi adalah sebagai berikut:
1. Untuk menciptakan tertib administrasi,
2. Untuk pengamanan terhadap asset yang ada,
3. Untuk melakukan pengendalian dan pengawasan pada asset.
Jenis barang atau asset yang perlu diinventarisasi ada dua, yaitu:
1. Barang atau asset yang berwujud, contohnya tanah, bangunan, peralatan atau
perlengkapan, dll.
2. Barang atau asset yang tidak berwujud, contohnya hak paten, hak cipta, hak merek, dll.
Menurut Rosa dan Shalahuddin (2014:133), berpendapat bahwa UML (Unified Modeling
Language) adalah “Salah standar bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk
mendefinisikan requerement, membuat analisa & desain, serta menggambarkan arsitektur dalam
pemrograman berorintasi objek”. Sedangkan Mulyani (2016:48) mengatakan UML (Unified
Modeling Language) adalah “Sebuah teknik pengembangan sistem yang menggunakan bahasa
grafis sebagai alat untuk pendokumentasian dan melakukan spesifikasi pada sistem”.
Dari beberapa penjelasan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa UML (Unified Modeling
Language) adalah bahasa yang sering digunakan untuk membangun sebuah sistem perangkat lunak
dengan melakukan penganalisaan desain dan spesifikasi dalam pemrograman berorintasi objek.
UML (Unified Modeling Language) memiliki diagram-diagram yang digunakan dalam pembuatan
aplikasi berorintasi objek, diantaranya (Rosa dan Shalahuddin, 2014:155):
1. Use Case Diagram
Use Case Diargam merupakan pemodelan untuk melakukan (behavior) sistem informai
yang akan dibuat. Use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam
sebuah sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi itu.
Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram use case (Rosa dan Shalahuddin,
2014:156):
Tabel 2.1
Sombol-simbol Diagram Use Case
Simbol Deskrifsi
2. Activity Diagram
Activity Diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah
sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak. Perlu diperhatikan
bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor,
jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem.
Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram aktivitas (Rosa dan
Shalahuddin, 2014:162):
Tabel 2.2
Sombol-simbo Diagram Aktivitas
Simbol Deskripsi
Status awal Status awal aktivitas sistem, sebuah
diagram aktivitas memiliki sebuah status
awal
Atau
4. Sequence Diagram
Metodologi penelitian merupakan ilmu mengenai jenjang- jenjang yang harus dilalui dalam suatu
proses penelitian. Metodologi penelitian juga dikenal sebagai metode ilmiah dalam mencari,
mengembangkan dan menguji suatu kebenaran pengetahuan. Metodologi penelitian juga membuat
penelitian lebih terarah.
Identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitian yang boleh dikatakan paling penting di
antara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian, bahkan juga
menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara
umum bisa kita temukan lewat studi literatur atau lewat pengamatan lapangan (observasi, survei dan
sebagainya).
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu sumber data
primer dan data sekunder.
a. Data primer
Data yang diperoleh langsung dari sistem yang sedang berjalan dan wawancara (Forum Group
Discusion) sebagai sumber informasinya.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung
melalui beberapa dokumen (SOP atau dokumen pendukung lainnya)
Langkah pertama yang dilakukan sebagai dasar dari kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah
dengan melakukan studi pendahuluan terhadap objek penelitian. Secara sederhana, pengumpulan
data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap dan
menjaring berbagai fenomena, informasi, atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup
penelitian. Pengumpulan data sangat penting dalam proses penelitian, karena tanpa data laporan,
proses analisis data dan kesimpulan hasil penelitian, tidak dapat dilaksanakan
Pengumpulan data merupakan sebuah sarana yang menampung dan mengumpulkan data-data dari
berbagai sumber dan bentuk yang akan digunakan dalam keperluan menganalisis pengembangan
sistem.
Sumber data atau informasi penelitian ini berdasarkan kepada jenis data yang diperlukan. Data yang
diperoleh dari responden secara langsung yang dikumpulkan melalui survey lapangan dengan
menggunakan teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dalam rangka pengumpulan
informasi mengenai objek penelitian ini, yaitu:
a. Observasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung proses bisnis yang ada pada Universitas
Pembangunan Jaya . Hasil dari pengamatan yang dilakukan menjadi landasan penulis dalam
membangun sistem.
b. Wawancara
Metode wawancara adalah metode pengumpulan data melalui tanya jawab secara langsung
kepada pihak-pihak yang terkait dengan obyek penelitian. Dalam hal ini penulis melakukan
Forum Group Discussion kepada pihak Manajemen (Stake Holder) agar sesuai dengan
kebutuhan Manajemen.
c. Studi Pustaka
Studi pustaka yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan pencarian referensi yang
berkaitan dengan penelitian dari berbagai referensi, baik itu referensi elektronik (E-Books,
Proceeding, Google Schoolar) maupun referensi dari buku teks. Referensi yang diperoleh,
kemudian dikaji sebagai dasar penulis dalam menyelesaikan penelitian.
Kerangka penelitian ini mengacu pada metode pengembangan software Agile Development dalam
SCRUM Methodology yang dimana ada beberapa tahapan.
Tahapan kedua adalah tahapan game, tahap game dilakukan perancangan sistem sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Setelah data yang telah dihimpun dan dianalisa,
selanjutnya adalah merancang model yang digunakan sebagai dasar pembuatan sistem. Perancangan
ini terdiri dari proses yang melibatkan roles dan banyak aktifitas, diataranya collaborating
SCRUM, sprint review, dan sprint restropective. Hal ini dilakukan guna memantau perkembangan
pengembangan sistem agar hasil tetap sesuai dengan kebutuhan.
Tahapan ketiga adalah tahap postgame, pada tahap postgame dilakukan pengujian akhir guna
melihat apakah sistem yang dikembangkan tersebut sudah mampu memenuhi keseluruhan
kebutuhan, baik terkait pemecahan masalah, maupun pihak stakeholder. Pada tahap ini juga
dilakukan pendokumentasian terhadap proses pengembangan sistem dan pencapaian hasil yang
telah ditetapkan sebelumnya oleh pihak–pihak terkait.
Pada tahapan ini dapat diperoleh kesimpulan yang akan menjawab permasalahan, pencapaian
tujuan, dan bagaimana peran sistem berpengaruh pada penerapan sistem. Selain itu saran
diperuntukkan agar dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya guna menyelesaikan
masalah.
Perumusan Masalah Batasan Masalah
Menentukan Tujuan
Menetapkan Product
BackLog
Menetapkan Sprint
Scedule
Membuat Prioritas
Tidak Sprint
Mengerjakan Sprint
yang menjadi Prioritas
Menyelesaikan Sprint
Task
Tidak
Merepresentasikan
Sprint BackLog
Game
Membandingkan dengan
Tercapai ?
Tujuan Pencapaian
Publish
Pengujian Akhir
PostGame
Darmawan, D. (2012). Pendidikan teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Djahir, Yulia, & Pratita, D. (2015). Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta:
Deepublish.
Hutahaean, & Japerson. (2015). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: CV. Budi Utama.
Lotlikar, T., & Kankapurkar, R. (2013). Comparative Study of Barcode, Qr-Code and Rfid System.
IJCTA Int.J. Computer Technology and Application, 817-821.
Maimunah. (2012). Media Company Profile Sebagai Sarana Penunjang Informasi dan Promosi.
Journal CCIT Vol.5 No.3.
Mulyani, S. (2016). Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Abdi Sistematika.
Nugroho, A. (2011). Perancangan dan Implementasi Sistem Basis Data. Yogyakarta: CV. Andi
Offset.
Rosa, A. S., & Shalahuddin, M. (2014). Rekayasa Perangkat Lunak Struktur dan Berorientasi
Objek. Bandung: Informatika.
Sugiama, A. G. (2013). Metode Riset Bisnis dan Manajemen. Bandung: Guardaya Intimarta.
Sutabri, T. (2012). Analisis Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.
Yakub. (2012). Pengantar Sistem informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
LAMPIRAN