Kelompok 11
Dhabitha Ghassani
Lu'lu Hanifah
Kelas C 2019
Universitas Diponegoro
Semarang
2021
Kasus: Bersahabat dengan Rob
Banjir rob sudah jadi langganan saat cuaca buruk melanda Laut Jawa. Menurut data
BPBD Kabupaten Demak terdapat 22 desa yang menjadi langganan rob. Desa tersebut
tersebar di Kecamatan Sayung, Karangtengah, Bonang dan Wedung.
Salah satu contoh desa yang menjadi langganan rob adalah Desa Tugu di Kecamatan
Sayung. Desa ini berjarak 5 kilometer (km) dari bibir pantai dan 5 km dengan jalan nasional
pantura. Kebanyakan rumah warga di Desa Tugu terendam air asin dari siang hingga malam
hari akibat perairan Laut Jawa yang belum bersahabat. Kebanyakan warga penghuni daerah
daerah langganan rob sudah terbiasa dengan keadaan tersebut. Menurut pengakuan warga
rumah mereka terendam rob setinggi 50 sentimeter setiap hari. Di saat musim angin barat,
banyak nelayan yang tidak bisa melaut, dan tambak serta pekarangan terendam rob, bahkan
banyak lantai rumah tergenang air sampai setinggi lutut, sehingga tempat tidur dan dapur
harus dinaikkan agar tidak terkena luapan air. Kondisi yang menyedihkan ini harus diterima
oleh penduduk dengan pasrah, karena mereka umumnya tidak bisa pindah ke lokasi lain,
karena rumah dan pekerangan adalah tempat tinggal satu-satunya yang dimiliki. Banjir rob
ini kemungkinan disebabkan oleh air laut yang sedang pasang dan didukung dengan wilayah
dataran yang lebih rendah daripada wilayah lautan. Setiap tahun harus mendirikan pondasi
rumah, memperbaiki pelataran rumah, dan juga kendaraan bermotor yang sering rusak karena
terkena air rob. Mereka mengaku pasrah dengan keadaan rob yang sudah sering terjadi
ditempat tinggal mereka. “Kami sudah sangat bersahabat dengan rob” katanya.
Kejadian yang paling parah dari luapan rob terjadi di awal tahun ini. Bertepatan
dengan pucak musim hujan ada dua RW di lokasi yang paling rendah terendam air sampai
setinggi orang dewasa. Sebanyak 90 KK yang terdiri dari 210 orang dewasa dan 175 anak
remaja dan usia sekolah, 80 balita dan 10 bayi harus meninggalkan rumah mereka karena
tidak mungkin ditinggali lagi. Kondisi ini adalah yang terparah dalam 10 tahun terakhir.
Mereka mengungsi dan ditampung di balai kelurahan dan sisanya untuk sementara ditampung
di gedung sekolah dasar yang kebetulan sedang tidak ada kegiatan tatap muka selama
pandemic covid 19. Kondisi sungguh mereka menyedihkan, sekitar satu persen pengungsi
mengalami diare dan lebih dari sepertiga anak memiliki tubuh pendek (stunting). Hampir
semua pengungsi tidak memiliki cadangan makanan yang cukup dan membutuhkan bantuan
makanan dan pangan.
Diskusikan bersama-sama dengan kelompok (5 mahasiswa/kelompok) menggunakan media
MS-Teams/Zoom untuk menjawab pertanyaan berikut ini:
Catatan: Video rekaman diskusi kelompok dan laporan kelompok dikumpulkan secara
bersamaan.
JAWABAN:
Jenis bencana pada kasus diatas adalah bencana banjir (Banjir Rob) yang
dikategorikan sebagai bencana alam.
a. Pemanasan Global
Kenaikan muka air laut (Sea Level Rise) menjadi salah satu dampak dari
pemanasan global yang berpengaruh pada kehidupan di pesisir.
Gelombang pasang surut merupakan salah satu bentuk gelombang yang terjadi
akibat fluktuasi muka air laut yang dipengaruhi oleh gaya gravitasu benda-benda
luar angkasa seperti bulan dan matahari. Ketika terjadi peristiwa pasang naik
maka air laut membutuhkan ruang yang lebih luas dari keadaan normal. Peristiwa
tersebut dapat menyebabkan daerah di sekitar pantai yang memiliki elevasi
rendah tergenang oleh air laut.
d. Intensitas Abrasi
e. Kerusakan Drainase
Kerusakan drainase di beberapa titik menyebabkan air laut sulit untuk mengalir
kembali menuju laut. Sehingga menyebabkan wilayah tersebut tergenang oleh air
laut dalam jangka waktu yang relatif lama.
Jika berdasarkan kasus banjir rob di Kecamatan Sayung, banjir rob ini kemungkinan
disebabkan oleh air laut yang sedang pasang dan didukung dengan wilayah dataran
yang lebih rendah daripada wilayah lautan. Kondisi rob yang cukup tinggi ini juga
disebabkan karena sejumlah proyek belum selesai digarap di Jawa Tengah. Proyek ini
merupakan program Tol Laut yang dimana menjadi proyek pengendalian banjir rob di
Kabupaten Demak khususnya Kecamatan Sayung yang merupakan langganan banjir
rob.
Solusi untuk mengatasi masalah banjir rob tersebut yaitu mencegah banjir itu terjadi
dengan beberapa cara antara lain :
● Melakukan pemanenan air hujan di daerah atas, pembuatan pompa untuk daerah
bawah, dan membendung air laut yang masuk ke daratan.
● Membuat sumur resapan sehingga air yang berada dipermukaan tanah bisa
menambah volume air bawah tanah.
● Melakukan konsep water front city, yaitu menjadikan air sebagai bagian
kehidupan sehari- hari dari masyarakat. Konsep ini dapat diterapkan di daerah
yang mempunyai tingkat penurunan tanah yang tinggi. Konsep ini secara tidak
langsung menghendaki masyarakat untuk membuat rumah panggung dengan
kondisi sekelilingnya adalah air bersih.
● Melakukan konsep tidal gate, yaitu meletakkan pintu air atau pintu pasang surut
di daerah muara dengan tujuan untuk mencegah air laut yang datang dan masuk
ke sungai terlalu besar.
● Pembangunan polder, yaitu pembuatan kolam kecil yang digunakan untuk
menampung rob. Polder- polder tersebut harus ditata sedemikian rupa dan
dilakukan secara terpadu, serta menjadi bagian dari drainase kota.
● Mengurangi efek pemanasan global dengan mengurangi pemakaian kendaraan
bermotor dan barang-barang elektronik yang meningkatkan lepasnya gas rumah
kaca.
● Menanam mangrove. Akar mangrove dapat berperan sebagai jaring yang
menjerat sedimen sehingga mengurangi dampak abrasi akibat adanya banjir rob.
4. Apakah risiko masalah gizi dan kesehatan yang akan terjadi pada kondisi
tersebut?
Risiko masalah gizi dan kesehatan yang kemungkinan akan terjadi pada kondisi
tersebut yaitu:
● Kurangnya pasokan air bersih yang bisa didapat di pengungsian. Air bersih
merupakan kebutuhan yang sangat penting, apabila air bersih tidak tercukupi
maka akan menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti diare yang telah
terjadi pada sekitar satu persen pengungsi
● Terdapat kurangnya asupan bahan makanan selama di pengungsian, sehingga ada
sepertiga anak memiliki tubuh pendek (stunting)
● Masalah diare diakibatkan kurangnya pasokan air bersih yang disebabkan karena
banyaknya saluran air bersih yang tercemar akibat adanya banjir bandang,
sehingga hampir semua sumber air bersih tercemar dan mengandung
mikroorganisme yang berbahaya bagi kesehatan
● Kurangnya asupan/persediaan bahan makanan disebabkan karena adanya akses
ke lokasi pengungsian yang sulit dan manajemen penyediaan bahan makanan
yang kurang
● Timbulnya penyakit DBD terjadi akibat adanya genangan air banjir sehingga
akan banyak nyamuk yang muncul. Akibatnya akan ada risiko terkena DBD.
selain itu, timbulnya penyakit kulit diakibatkan karena kurangnya asupan air
bersih dan lingkungan sekitar akibat banjir itu kotor.
6. Apakah kondisi masalah gizi dan kesehatan para pengungsi korban bencana
pada kasus termasuk serius atau berisiko? (jelaskan alasannya)
Kondisi masalah gizi dan kesehatan para pengungsi korban bencana banjir rob ini
termasuk kedalam masalah yang serius dan berisiko. Melihat pada kejadian banjir rob
yang terjadi di awal tahun ini diketahui menyebabkan hampir semua pengungsi tidak
memiliki cadangan makanan yang cukup dan membutuhkan bantuan makanan dan
pangan. Dari kasus tersebut terlihat jelas bahwa masalah ini berisiko terhadap
penurunan status gizi para pengungsi yang nantinya hal ini menjadi masalah yang
serius. Kurangnya cadangan makanan bagi para pengungsi ini juga berisiko
menyebabkan turunnya daya tahan tubuh yang dimana dapat memudahkan
terserangnya penyakit. Selain itu sekitar 1% pengungsi mengalami diare dan lebih
dari sepertiga anak memiliki tubuh pendek (stunting). Hal tersebut juga
memperlihatkan bahwa kondisi kesehatan para pengungsi menjadi masalah yang
serius dan harus segera ditangani.
Penanganan gizi pada pra bencana pada dasarnya adalah kegiatan antisipasi terjadinya
bencana dan mengurangi risiko dampak bencana. Kegiatan yang dilaksanakan antara
lain:
Fase I Tanggap Darurat Awal antara lain ditandai dengan kondisi sebagai berikut:
korban bencana bisa dalam pengungsian atau belum dalam pengungsian, petugas
belum sempat mengidentifikasi korban secara lengkap,bantuan pangan sudah
mulai berdatangan dan adanya penyelenggaraan dapur umum jika diperlukan.
Fase ini maksimum sampai dengan hari ke-5, Fase ini bertujuan memberikan
makanan kepada masyarakat agar tidak lapar. Sasarannya adalah seluruh
pengungsi, dengan kegiatan:
4. Pendistribusian
9. Apa saja dan berapa banyak kebutuhan pangan, tenaga, anggaran, dan input
lain yang dibutuhkan untuk rencana aksi yang akan anda lakukan (poin 8) ?
Terdapat 90 KK yang terdiri dari 210 orang dewasa, 175 anak remaja dan usia
sekolah, 80 balita dan 10 bayi.
a. Kebutuhan Pangan
- Bayi : PASI/susu formula (usia 0-6 bulan) dan MP-ASI (6-24 bulan) (250
g/hari)
- Ibu hamil dan ibu menyusui : minimal kebutuhan 2.100 kal, tambahan kalori
sebesar kurleb 300 kkal/hari (ibu hamil), sedangkan untuk ibu menyusui diberi
tambahan kalori sebesar kurleb 330-400 kkal/hari (ibu menyusui)
- Orang dewasa : makanan olahan (sesuai ketersediaan bahan pangan), paket
bantuan (ransum) disesuaikan dengan kebutuhan yaitu 2.100 kkal (protein 50 g
dan lemak 40 g)
b. Kebutuhan Tenaga
- 5 tenaga ahli gizi, 2 orang sanitarian, 5 juru masak, ketua penyelenggara, 5
petugas logistik
- Masyarakat dapat berpartisipasi dalam pengawasan kegiatan gizi bencana,
seperti membantu menyalurkan, menyiapkan, dan memberi bantuan makanan.
c. Anggaran
Bahan Makan/Minum
MPASI
Suplemen
TOTAL Rp 12.196.400
d. Input Lain
- Pemberian suplemen tambah darah untuk remaja wanita
- Pemberian suplementasi zat gizi mikro (Vitamin A dan Fe) untuk ibu
hamil dan menyusui
- Penyediaan kebutuhan obat-obatan, seperti penyakit diare yang dapat
diberikan obat norit, lacto B, neo kaolana, Entrostop herbal anak, diapet
kapsul, dll.
REFERENSI