Skenario 1
STEP 1
1. Tumor otak : Pembengkakan pada bagian otak.
2. Space Occupyin Lession : Masalah tentang adanya lesi pada ruang
intrakranial khususnya yang mengenai otak.
STEP 2
STEP 3
1. Trauma : kecelakaan
Non trauma : Infeksi, metabolik, vaskularisasi
2. Klasifikasi nyeri kepala dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Primer
2
b. Sekunder
Letak nyeri kepala adalah sebagai berikut.
a. Nervus
b. Intrakranial
c. Ekstrakranial
3. Mekanisme nyeri kepala adalah sebagai berikut.
a. Terjadi pada pagi hari.
b. PCO2 meningkat.
c. Tumor meluas.
d. Pergerakan otak.
4. Pemeriksaan fisik yang dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Pemeriksaan fisik meningen.
b. Pemeriksaan motorik dan sensorisk
Pemeriksaan penungjang yang dilakukan addalah sebagai berikut.
a. Foto kepala.
b. Foto thorax.
c. CT scan.
Tatalaksana untuk kasus pada skenario adalah sebagai berikut.
a. Suprateritorial.
b. Operasi.
c. Radiografi.
d. Kemoterapi.
5. Patofisologi dari SOL adalah sebagai berikut.
a. Meningkatkan jaringan otot (tekanan intrakranial).
b. Tumor ptak.
c. Hematom subdural.
STEP 4
1. Trauma
– Migren.
– Nyeri tipe tegang.
– Nyeri klaster.
– Sefalgia Trigeminal.
b. Sekunder ( kelainan )
c. Kepala, leher
d. Vaskular :
– Kranial
– Servikal
e. Kelainan psikiatrik.
f. Neurologi kranial & sentral.
a. Struktur intrakranial.
b. Struktur ekstrakranial (paling peka).
c. Saraf.
3. Sudah jelas
4. Sudah jelas
5. Sudah jelas
4
Mind Map
Lokasi
Nyeri Kepala
Etiologi
Jenis
Patofisiologi
Sekunder
Primer
Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan penunjang.
Tatalaksana.
STEP 5
1. Jelaskan klasifikasi nyeri kepala.
2. Patofisiologi, manifestasi klinis dengan struktur intrakranial & ekstrakranial.
3. Penegakan diagnosis.
4. Mekallnisme obat-obatan nyeri kepala.
5. KIE (Konseling, Informasi, Edukasi).
REFLEKSI DIRI
1. Alhamdulillah PBL kali berjalan lancar, semoga di pertemuan selanjutnya saya
bisa lebih aktif kembali.
2. Alhamdulillah PBL berjalan dengan lancar. Terima kasih kepada dr. Hilmi
yang sudah menjadi tutor kami.
5
3. Alhamdulillah pada diskusi PBL skenario 1 berjalan dengan baik, dan saya
ucapkan terimakasih banyak kepada dr. Hilmi selaku tutor yang telah
mengarahkan jalannya diskusi, sehingga diskusi dapat berjalan dengan baik
dan lancar.
4. Alhamdulillah, diskusi PBL berjalan dengan lancar. Saya masih meydari
kekurangan saya dalam mencari referensi yang digunakan untuk diskusi. Saya
akan mencari lebih banyak referensi agar diskusi lebih lancar.
5. Alhamdulillah PBL pertemuan pertama dan kedua berjalan dengan lancar.
STEP 6
Belajar mandiri.
STEP 7
1. Klasifikasi nyeri kepala
Klasifikasi dan kriteria diagnostik headache dikeluarkan oleh International
Headache Society (IHS) . Bagi dokter dan para tenaga kesehatan, klasifikasi
dari nyeri kepala ini merupakan patokan dasar untuk menganalisa dan
membuat diagnostik dari nyeri kepala yang diderita oleh pasiennya. Oleh IHS,
nyeri kepala dikelompokkan menjadi 3 kategori umum, yaitu Nyeri kepala
Primer (Primary Headaches), Nyeri kepala Sekunder (Secondary Headaches),
dan Nyeri kepala dengan neuropati kranial, nyeri wajah lain dan nyeri kepala
lainnya (Painful cranial neuropathies, other facial pains and other
headaches).1
1) Teori Vaskuler
3) Teori Serotonin
Struktur peka nyeri pada kepala terhadap nyeri digolongkan menjadi 2, yaitu:
a. Struktur ekstrakranial
1) Kulit dan pembuluh darah kulit
2) Jaringan subkutan
3) Otot
4) Arteri ekstrakranial
5) Periosteum tengkorak
6) Orbita
7) Telinga
8) Rongga hidung
9) Sinus paranasalis
10) Mastoid
11) Orofaring
12) Gigi
13) Saraf kranial V, VII, IX, X
14) Saraf spinal C1-C3.4
b. Struktur intracranial
1) Duramater
2) Basis kranii
3) Pembuluh darah (sinus vena pada duramater, pembuluh darah
intraserebral).4
3. Penegakan diagnosis nyeri kepala adalah sebagai berikut.
a. Migrain
12
Aura
a) Sekurang - kurangnya terjadi lima serangan memenuhi yang
memenuhi kriteria B–D.
b) Serangan nyeri kepala berlangsung selama 4-72 jam (tidak diobati
atau tidak berhasil diobati).
c) Nyeri kepala mempunyai sedikitnya dua diantara karakteristik berikut:
- Lokasi unilateral,
- Kualitas berdenyut,
- Intensitas nyeri sedang atau berat
- Keadaan bertambah berat oleh aktivitas fisik atau penderita
menghindari aktifitas fisik rutin (seperti berjalan atau naik tangga)
d) Selama nyeri kepala disertai salah satu dibawah ini:
- Mual dan atau muntah,
- Fotofobia dan fonofobia
- Tidak berkaitan dengan diagnostik lain.1
Tanpa Aura
a) Sekurang–kurangnya terjadi dua serangan memenuhi yang memenuhi
kriteria B–D.
b) Disertai satu atau lebih gejala aura secara reversibel:
- Visual
- Sensoris
- Bicara dan / atau Bahasa
- Motorik
- Batang otak
- Retina
c) Nyeri kepala mempunyai sedikitnya dua diantara empat karakteristik
berikut:
- Minimal satu gejala aura muncul secara bertahap ≥5menit,
dan /atau dua atau lebih gejala terjadi
- Setiap gejala aura berlangsung 5–60 menit
13
kepala episodik, seperti sebagai migrain atau nyeri kepala tipe tegang.
Manajemen mencakup identifikasi pemicu, mengoptimalkan tidur, olahraga
teratur, reduksi stress dan menjamin keteraturan makanan. Faktor-faktor ini
sering dibahas secara tidak langsung selama penilaian keperawatan primer dan
pengaturan perawatan sekunder. Menurut Scoot (2011) manajemen
farmakologi nyeri kepala mempunyai dua kategori: abortive treatment (diambil
sesuai yang diperlukan) dan preventif treatment (diminum setiap hari).5
a. Abortive Treatment
Analgesia sederhana , misalnya parasetamol ( migrain dan tension-
type headaches) .
Dosis tinggi obat anti inflamasi non steroid , untuk contoh aspirin ,
Ibuprofen, dan naproxen ( migrain dan nyeri kepala tipe tegang)
,diklofenak dan asam tolfenamic (migrain)
5HT-agonis reseptor (triptans misalnya sumatriptan dan zolmitriptan
(tension-type headaches dan migrain ) ,rizatriptan , naratriptan
,almotriptan , eletriptan , frovatriptan ( migrain ) .
Oksigen , misalnya 100 % pada 10 - 15L/minute ( nyeri kepala
cluster). 5
b. Preventive Treatment
Beta blockers , misalnya propranolol , metoprolol ,atenolol (migrain).
Kalsium channel blockers , untuk contoh verapamil (cluster
nyerikepala).
Antidepresan trisiklik , untuk contohnya amitriptyline (migrain) .
Antikonvulsan , misalnya natrium valproate , topiramate ,gabapentin
(migrain) .Obat lainnya , misalnya prednisolon , lithium karbonat dan
ergotamine tartrat (nyeri kepala cluster) , methysergide (migrain dan
nyeri kepala cluster). 5
Tindakan non-farmakologi dalam menangani nyeri antara lain:
a. Distraksi
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Kasper DL, Hauser SL, Jameson JL, Faucy AS, Longo DL, Loscalzo J.
Harrison's Principles of Internal Medicine. Edisi ke-19. New York:
McGraw-Hill Education; 2015.
2. Purba J.S. Patofisiologi dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI Jakarta; 2013.
3. Hauser S.L. Harrison’s Neurology in Clinical Medicine.disi ke-3. New
York: McGraw-Hill Education; 2013.
4. Satyanegara. Ilmu Bedah Saraf. Edisi ke-5. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama; 2014.
5. Jones, Nick S. 2009. “Sinus headache: avoiding over- and mis-
diagnosis.”Expert Review of Neurotherapeutics 9. 4: 439+. Health
Reference Center Academic. Web. 7 Jan. 2012
6. Mariotti LJ, Setliff RC, Ghaderi M, Voth S. 2009. Patient history
and CT findings inpredicting surgical outcomes for patients with
rhinogenik headache. Ear Nose and Throat Journal; 88: p 296-9