SAMARINDA
2021
BAB lll
1. Pengantar
Dalam pendekatan individual masalah sosial kondisi yang di anggap bermasalah lebih dilihat dari level
individu sebagai warga masyarakat. Sudah tentu yang lebih dilihat sebagai masalah adalah perilaku
individu. Dalam Pendekatan Sistem, yang dianggap bermasalah bukan perilaku orang perorang sebagi
individu, tetapi masyarakat sebagi totalitas, masyarakat sebagai sistem.
Berkaitan dengan hal ini, seperti sudah disinggung pada bab Il, Eitzen membedakan
adanya dua pendekatan yaitu person blame approach dan system blame approach. Pendekatan
pertama mencari masalah pada level individu sedangkan pendekatan yang kedua beranggapan bahwa
masalah sosial itu ada pada ada pada level sistem.
b. Pandangan Biologis
Terdapat adanya pandangan yang menyatakan bahwa perilaku seseorang termasuk perilaku kriminal
banyak di pengaruhi oleh struktur tubuh individu yang bersangkutan.
Dalam kriminologi misalnya, sering dijumpai adanya teori fisiologis (teori faal tubuh) yang menyebutkan
bahwa sumber kejahatan adalah ciri-ciri jasmaniah dan bentuk jasmaninya (Kartono, 1983: 156).
Apabila teori ini digunakan untuk menggunakan untuk menjelaskan adanya warga masyarakat yang
jatuh miskin, maka akan sampai ke suatu tesis bahwa lapisan tersebut menjadi miskin karena mereka
tidak cukup fit. Kemiskinan adalah proses alamiah dari kondisi tidak sehat, kebodohan, lamban, kurang
semangat juang dan sebagainya.
Dalam pandangan terkini, sumber masalah dari kondisi biologis penyandang masalah lebih banyak
dilihat dari kondisi kesehatan. Dalam banyak kesempatan kesehatan dinyatakan sebagai salah satu
faktor yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia.
c. Pandangan Psikologis
Pandangan Psikologis juga menjelaskan, bahwa bahwa sumber terjadinya perilaku individu yang
menyimpan. Berasal dari dalam deiri individu itu sendiri. Asumsi yang mendasarinya adalah psikologis
kondisi seseorang akan sangat besar pengaruh terhadap perilakunya.
Menurut pandangan psikoanalisis, devian adalah orang yang tidak dapat mengembangkan ego secara
wajar, untuk mengontrol Impuls deviand (the id). Essensi dari perilaku menyimpang tidak terletak pada
perilakunya itu sendiri, tetapi pada terjadinya ketidak seimbangan yang patologis di antara unsur-unsur
dinamis dalam kepribadian seseorang (the id dan super ego ) (Kauffman, 1989:69).
d. Pandangan Sosialisasi
Soekanto (1982:140) Mengatakan bahwa sosialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses dimana
warga masyarakat dididik untuk mengenal, memahami, menaati, dan menghargai norma-norma dan
nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Berdasarkan pandangan sosialisasi tadi, maka perilaku individu akan di identifikasi sebagai masalah
sosial apabila dia tidak berhasil dalam melewati proses belajar tersebut. Faktor yang dapat
mempengaruhi keberhasilan dalam proses sosialisasi adalah kemampuan memahami dan
menginterpretasikan nilai-nilai yang diserap.
Dalam hal ini perilaku menyimpan terjadi karena perbedaan interpretasi tentang batas-batas toleransi
suatu perilaku untuk disebut sebagai pelanggaran norma antara individu tertentu dengan masyarakat
pada umumnya.
Untuk dapat mendorong upaya dan tindakan tersebut perlu didahului adanya kesadaran ( awareness )
akan keberadaan masalah sosial dalam masyarakat. Oleh karena itu langkah awal dari penyelesaian
masalah sosial adalah identifikasi masalah yang untuk melakukannya dibutuhkan terhadap kepekaan
gejala sosial yang terjadi.
Hal yang sama untuk mendiagnosis masalah. Untuk menelusuri sumber masalah dapat digunakan
pendekatan individual (individual/person blame approach ) dan pendekatan sistem ( system blame
approach).
Mengintergrasikna kedua pendekatan tersebut sebetulnya dapat sejak tahap identifikasi masalah
terutama untuk meningkatkan terhadap kepekaan terhadap gejala yang ada. (Parrillo, 1987:16)
mengemukakan tiga hal guna meningkatkan kepekaan terhadap gejala pada saat tahap identifikasi.
Ketiga bentuk indentifikasi gejala tersebut adalah : incidence, prevalanve dan trend.
Incidence merupakan untuk meningkatkan kepekaan melalui identifikasi atas berbagai kejadian
dan peristiwa yang merupakan kasus baru sehingga menarik perhatian untuk dicermati lebih
lanjut.
Prevalanve merupakan suatu derajat yang menunjukkan sejauh mana suatu kondisi yang
membutuhkan perhatian sebagai masalah sosial.
Trend merupakan upaya untuk mengidentifikasi masalah dengan melihat perkembangannya
dari waktu ke waktu.
Untuk memahami sumber masalah seperti personal stress dan perilaku menyimpang yang bersifat
individu tersebut juga dibutuhkan pemahaman dan kondisi latarbelakang sosialnya.
Dalam mendiagnosis masalah untuk memahami sumber masalahnya sudah diperhatikan baik faktor-
faktor individual maupun baik itu faktor yang berasal dari level sistem, maka dengan sendirinya
penanganan masalah yang kemudian di lakukan secara komprehensif karena menyangkut faktor-faktor
yang berkaitan dengan penyandang masalah sebagai individu maupun yang berkaitan dengan layar
belakang kondisi dam sistem sosial masyarakat.