DISUSUN OLEH :
NIM : 061830200101
KELAS : 2 MB
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Perbengkelan Semester 2 Jurusan Teknik
Mesin Program Studi D3 Teknik Mesin.Didalam laporan ini,penulis menulis tentang “laporan
praktikum las gas”.
Dosen Pembimbing,
H.Yahya,S.T.,M.T.
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-
Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas laporan ini. Tidak lupa juga Saya
1.2 Tujuan
Tujuan dari melakukan pengerjaan ini mahasiswa dapat :
1. Mengetahui peralatan dan fungsi perlengkapan las gas,
2. Mengetahui perlengkapan keamanan las gas,
3. Mengatur dan memasang peralatan las gas,
4. Mengatur tekanan las gas untuk persiapan kerja las gas,
5. Menyalakan api las gas dengan benar,
6. Mengoperasikan pembakaran dengan benar,
7. Melakukan gerakan dan posisi pengelasan dengan benar.
c. Regulator
Regulator ini juga berfungsi untuk mempertahankan besarnya tekanan kerja selama
proses pengelasan atau pemotongan. Bahkan jika tekanan dalam tabung menurun,
tekanan kerja harus dipertahankan tetap oleh regulator. Pada regulator terdapat bagian-
bagian seperti saluran masuk, katup pengaturan tekan kerja, katup pengaman, alat
pengukuran tekanan tabung, alat pengukuran tekanan kerja dan katup pengatur keluar
gas menuju selang.
2. Kelebihan Oksigen
3. Kelebihan Asitelin
d. Teknik Pengelasan
Macam – macam posisi pengelasan adalah sebagai berikut :
1. Posisi pengelasan di bawah tangan
Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan
dibawah tangan dan benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung
pembakar(brander) terletak diantara 45° dan kawat las dimiringkan dengan sudut antara
30° - 40° dengan benda kerja. Kedudukan ujung pembakar ke sudut sambungan dengan
jarak 2 – 3 mm agar terjadi panas maksimal pada sambungan. Pada sambungan sudut
luar, nyala diarahkan ke tengah sambungan dan gerakannya adalah lurus.
2. Posisi pengelasan mendatar ( horizontal )
Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan dengan
arah mendatar sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah, untuk itu ayunan
brander sebaiknya sekecil mungkin. Kedudukan brander terhadap benda kerja menyudut
70° dan miring kira-kira 10° di bawah garis mendatar, sedangkan kawat pengisi
dimiringkan pada sudut 10° di atas garis mendatar.
3. Posisi pengelasan tegak ( vertical )
Pada pengelasan dengan posisi tegak, arah pengelasan berlangsung ke atas atauke
bawah. Kawat pengisi ditempatkan antara nyala api dan tempat sambunganyang
bersudut 45°-60° dan sudut brander sebesar 80°.
4. Posisi pengelasan di atas kepala ( Overhead )
Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan
posisilainnya dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan
daribawahnya. Pada pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan 10° dari
garisvertikal sedangkan kawat pengisi berada di belakangnya bersudut 45°-60°.
5. Pengelasan arah ke kiri ( maju )
Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke kiri
dengan membentuk sudut 60° dan kawat las 30° terhadap benda kerja sedangkan sudut
melintangnya tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini banyak digunakan karena
cara pengelasannya mudah dan tidak membutuhkan posisi yang sulit saat mengelas.
6. Pengelasan arah ke kanan ( mundur )
Cara pengelasan ini adalah arahnya kebalikan daripada arah pengelasan ke kiri.
Pengelasan dengan cara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang tebalnya 4,5mm ke
atas.
c. Apron
Apron adalan alat pelindung badan dari percikan bunga api yang dibuat dari kulit
atau dari asbes.
d. Sepatu Las
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api, Bila tidak ada
sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai
e. Sarung Tangan
Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang
pemegang elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu dipakai sepasang sarung
tangan.
f. Masker Las
Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik, maka
gunakanlah masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang beracun
g. Kamar las
kamar las dibuat dari bahan tahan api. Kamar las penting agar orang disekitarnya
tidak terganggu oleh cahaya las. untuk mengeluarkan gas, sebaiknya kamar las
dilengkapi dengan ventilasi. dalam kamar las ditempatkan meja las. meja las harus
bersih dari bahan yang mudah terbakar agar terhindar dari kemungkinan terjadinya
kebakaran karena percikan api las.
BAB IV
PROSES DAN HASIL PENGELASAN
1. Proses Pengelasan
Proses pengelasan yakni menyambungkan antara baja yang satu dan
yang lain memerlukan ketelitian dan tata cara yang benar seperti saat
merapatkan kedua baja karena jika baja tidak rapat sempurna maka akan
mempersulit proses pengerjaan kemudian penggunaan alat tambahan
dimaksudkan untuk memperkuat sambungan baja.
2. Hasil Las
Hasil las gas dengan menggunakan bahan tambahan berupa kawat.
Kesempurnaan dari mengelas dapat dbuktikan dengan test fluida yakni saat tidak
ada air yang merembes dari benda hasil las.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
a. Las Gas adalah suatu proses pengelasan seni menyambung dua logam atau
lebih, dimana panas untuk pengelasan diperoleh dari nyala api hasil pembakaran
bahan bakar gas Oksigen (O2) dengan gas Asetilin (C2H2).
b. Dalam melakukan pengelasan gas yang benar harus menyesuaikan jumlah
asitelin dan oksigen dengan seimbang.
c. Alat K3 sangat dibutuhkan dalam pengelasan untuk keamanan dan kenyamanan
saat proses pengelasan.
d. Ketelitian sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil pengelasan yang baik.