Anda di halaman 1dari 39

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


Jl. Sengkawit Gedung 2 Lantai II Komplek Pasar IndukKode Pos 77212
Telp/Faks: 0552-2020530 eMail: kaltara.pendidikan@gmail.com
https://disdikbud.kaltaraprov.go.id
TANJUNG SELOR

RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT


( RKS )

KEGIATAN

PENGELOLAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

PEKERJAAN

PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU (RKB) BESERTA PERABOTNYA SMAN 2 NUNUKAN


SELATAN

LOKASI

KECAMATAN NUNUKAN SELATAN


KAB. NUNUKAN
PROP. KALTARA

PENYEDIA JASA KONSULTANSI :

CV. HADARA CONSULTANT


Jl. Panjaitan - Tanjung Selor Hulu Kec. Tanjung Selor Kab. Bulungan

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


RKS Teknis
1|Page
(RKS TEKNIS)

BAB I : SYARAT-SYARAT UMUM DAN TEKNIS

PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN

Nama Kegiatan
PENGELOLAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

Nama Pekerjaan
PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU (RKB) BESERTA PERABOTNYA SMAN 2 NUNUKAN
SELATAN

1. Tahun Anggaran : 2021


2. Lokasi Pekerjaan : Kecamatan Nunukan Selatan

3. Perincian pekerjaan adalah sebagai berikut :


I. PEKERJAAN SIRING & PEMATANGAN LAHAN (CUT & FILL)
a. PEKERJAAN PENDAHULUAN
b. PEKERJAAN PEMATANGAN LAHAN
c. PEKERJAAN PONDASI SIRING (PANJANG =60 M)
d. RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K)
e. PEKERJAAN AKHIR
II. PEKERJAAN BANGUNAN RKB 2 LOKAL ( 2 unit )
a. PEKERJAAN PENDAHULUAN
b. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN TANAH
c. PEKERJAAN BETON
d. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
e. PEKERJAAN KUSEN
f. PEKERJAAN ATAP
g. PEKERJAAN PLAFOND
h. PEKERJAAN LANTAI
i. PEKERJAAN PENGECATAN
j. PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN KUNCI
k. PEKERJAAN MEKANIKAL/ELEKTRIKAL
l. PEKERJAAN SALURAN

PASAL 2
KETENTUAN UKURAN
1. Pelaksanaan Kegiatan berdasarkan gambar kerja dan syarat-syarat yang
diuraikan dalam RKS ini. Termasuk hal ini adalah pekerjaan-pekerjaan tambah /
kurang yang timbul dalam pelaksanaan.
2. Perbedaan Ukuran

RKS Teknis
2|Page
a. Bila terdapat perbedaan ukuran atau ketidak sesuaian antara gambar
rencana dan detail, maka yang mengikat adalah gambar yang skalanya
lebih besar.
b. Bilamana terjadi perbedaan antara gambar dengan Bestek / Spesifikasi
teknis harus dilaporkan kepada Konsultan pengawas untuk mendapatkan
persetujuan sebelum dilaksanakan.

PASAL 3
RENCANA KERJA
1. Panitia Pembangunan wajib meneliti semua Gambar dan Rencana Kerja dan
Syarat-syarat Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat -
syarat ( RKS ), maka yang rnengikat adalah RKS, bila suatu gambar tidak cocok
dengan gambar yang lain, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar
yang berlaku, begitupula apabila dalam RKS tidak dicantumkan sedangkan
gambar ada, maka gambarlah yang mengikat.
2. Apabila gambar dan RKS sama-sama tidak menyebutkan, sedangkan hal yang
dimaksud adalah vital/perlu, maka Kontraktor wajib melaksanakan hal tersebut
dan sebelumnya dikonsultasikan dengan pihak - pihak yang berkompeten.
3. Untuk setiap jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan, sebelum memulai
pekerjaan pihak kontraktor atau pemborong wajib mengajukan lembar
permohonan (reques sheet) untuk pekerjaan yang akan dikerjakan.
4. Bila perbedaan–perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam
pelaksanaan menimbulkan kesalahan, Kontraktor wajib berkonsultasi kepada
Pengawas lapangan dan Perencana.

PASAL 4
BAHAN DAN CONTOH BAHAN
1. Kontraktor wajib meneliti bahan-bahan yang didatangkan dari toko ataupun dari
masyarakat sekitar agar kualitas dan kuantitasnya dapat terjamin.
2. Kontraktor wajib mengajukan permohonan ijin material kepada pengawas
lapangan untuk tiap jenis material yang akan digunakan.

PASAL 5
JADWAL PELAKSANAAN
1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib membuat
rencana kerja pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar Chart & S-
Curve Bahan dan Tenaga dan mengkoordinasikan hasilnya kepada Konsultan
Pengawas/Direksi, sehingga pelaksanaan pekerjaan terkendali dan tidak
mengganggu kelancaran proyek secara keseluruhan dan kelancaran kegiatan di
sekitar lokasi pekerjaan.
2. Rencana Kerja tersebut harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas/Direksi, paling lambat dalam waktu 14 (empat belas) hari
kalender setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterima oleh Kontraktor.

RKS Teknis
3|Page
3. Rencana Kerja yang disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi, akan disahkan
oleh Pemberi Tugas.
4. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada
Konsultan Pengawas/Direksi, 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada
bangsal Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan
pekerjaan/prestasi kerja.
5. Konsultan Pengawas/Direksi akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor
berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

BAB II : PEKERJAAN PENDAHULUAN

PASAL 1
PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Sebelum pelaksanaan kegiatan, Panitia berkonsultasi dengan Konsultan
pengawas selaku penanggung jawab kegiatan, dan mendata bersama-
sama/mengidentifikasi kondisi di lapangan, ke pihak Kontraktor.
2. Kontraktor selaku pelaksana pekerjaan harus menyediakan atau mendirikan
bangunan sementara untuk digunakan sebagai gudang penyimpan dan
perlindungan bahan bangunan.
3. Kontraktor selaku pelaksana pekerjaan selama pelaksanaan harus menyediakan
kotak obat-obatan untuk P3K.
4. Kontraktor selaku pelaksana pekerjaan harus menempatkan petugas keamanan
untuk menjaga keamanan kegiatan.
5. Kontraktor selaku pelaksana pekerjaan harus menjaga agar jalan umum, dan hak
memakai jalan, bersih dari alat - alat, mesin, bahan bangunan dan sebagainya
serta memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan umum maupun
pejalan kaki, selama pekerjaan berlangsung.

PASAL 2
PAPAN NAMA PROYEK
Kontraktor / Pemborong harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan
ketentuan yang berlaku atas biaya Kontraktor / Pemborong.

PASAL 3
PEMBUATAN DIREKSI KEET
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini kontraktor dapat membuat kantor kontraktor,
barak-barak untuk pekerjaan dan gudang penyimpanan bahan (boukeet), yang
sebelumnya telah mendapat persetujuan dari pihak Direksi/Pengawas berikut
dengan konstruksi atau penempatannya. Semua boukeet perlengkapan
pemborong dan sebagainya , pada waktu pekerjaan berakhir (serah terima ke
dua) harus dibongkar.

PASAL 4
PEMBERSIHAN, PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOWPLANK
a. Pembersihan lapangan.
RKS Teknis
4|Page
Kontraktor harus mengadakan pembersihan lapangan dan pengecekan
langsung kelapangan guna menentukan dengan pasti kondisi lapangan, bahan-
bahan yang kelak akan dijumpainya dan keadaan lapangan sekarang yang
mungkin nanti akan mempengaruhi jalannya pekerjaan.
Pembersihan lapangan meliputi pembersihan dari batang pohon, ranting dan
kotoran yang dapat mempengaruhi kepadatan timbunan.

b. Pengukuran dan Titik Peil Bangunan.


Pemborong harus mengadakan pengukuran yang tepat berkenaan dengan
letak/kedudukan bangunan terhadap titik patok/pedoman yang telah ditentukan,
siku bangunan maupun datar dan tegak bangunan harus ditentukan dengan
memakai alat Waterpass/Theodolit. Hal tersebut dilaksanakan untuk
mendapatkan ketinggian lantai, langit-langit bangunan dan sebagainya dengan
hasil yang baik dan siku.
Untuk mendapatkan titik peil harus disesuaikan dengan notasi-notasi yang
tercantum pada gambar rencana kerja. Apabila terjadi penyimpangan atau tidak
sesuai antara kondisi lapangan dengan layout, pemborong harus melaporkan
kepada pengawas/perencana pekerjaan tersebut.
c. Pemasangan Bouwplank
 Pemborong harus bertanggung jawab atas ketepatan dan kebenaran
kesiapan bouwplank/pengukuran pekerjaan sesuai dengan referensi
ketinggian dan benchmark yang diberikan konsultan pengawas secara
tertulis serta bertanggung jawab atas ketinggian, posisi, dimensi serta
seluruh bagian pekerjaan .
 Bila mana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata terjadi
suatu kesalahan dalam hal tersebut diatas, maka hal tersebut
merupakan tanggung jawab pemborong serta wajib memperbaiki
kesalahan tersebut.
 Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh pengawas atau wakilnya
tidak menyebabkan tanggung jawab pemborong menjadi berkurang.
Pemborong wajib melindungi semua benchmark dan lain-lain atau
seluruh referensi yang perlu pada pengukuran pekerjaan ini.
Bahan dan pengukuran Persyaratan Pelaksanaan Teknis
- Tiang bouwplank menggunakan kayu Dolken ukuran 5/7 dipasang setiap
jarak 2,00 Meter. Sedangkan papan bouwplank dengan ukuran 2/20 Cm
dari kayu meranti diketam halus dan lurus bagian atasnya dan dipasang
datar.
- Pemasangan bouwplank harus sekeliling bangunan dengan jarak 2,00 Meter
dari as tepi bangunan dengan patok-patok yang kuat, bouwplank tidak
boleh dilepas/dibongkar dan harus berdiri tegak pada tempatnya sehingga
dapat dimanfaatkan hingga pekerjaan mencapai trasraam tembok bawah.

PASAL 5
PENYEDIAAN AIR BERSIH DAN PENERANGAN LISTRIK
RKS Teknis
5|Page
Air kerja harus disediakan oleh kontraktor dengan membuat pompa di tapak
proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih bebas dari lumpur (tidak berwarna),
minyak dan bahan – bahan kimia lainnya yang dapat merusak konstruksi.
Penggunaan fasilitas yang ada diperbolehkan sejauh tidak mengganggu aktivitas
pemberi tugas dan kontraktor wajib mengganti biaya–biaya tambahan yang
diakibatkan pemakaian air tersebut.
Listrik untuk bekerja harus dapat mempergunakan sambungan yang ada di sekitar
lokasi atau dengan memakai mesin genset, kontraktor diwajibkan mengganti biaya
tambahan yang diakibatkan pemakaian listrik tersebut. Demikian pula sambungan
telepon bila memungkinkan.

BAB III : PEKERJAAN TANAH

PASAL 1
PEKERJAAN GALIAN TANAH
Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang / galian di tanah dan
termasuk pengurugan / pemadatan tanah kembali yang diperlukan untuk :
 Perataan (cut / fill )
 Pondasi Poerplat
 Pondasi lajur struktur bangunan
1. Perataan (cut / fill )
a. Lokasi pekerjaan cuttingan dan ukuran-ukuran dilakukan sesuai pada
gambar dan petunjuk konsultan pengawas.
b. Bekas cuttingan atau sriping dibuang pada area fill/timbunan lokasi.
c. Tanah urugan harus bebas dari kayu lapuk, batang pohon, ranting dan
kotoran sampah lainnya.
d. Pekerjaan ini dilakukan menggunakan alat berat excavator dan perataan
menggunakan greder/dozer, serta pemadatan menggunakan vibro roller.
e. Urugan dipadatkan setiap lapisan per 30 centimeter.
2. Pekerjaan Galian Poer plat dan Pondasi lajur/Talud
a. Galian tanah untuk pondasi dan galian-galian lainnya harus dilakukan
menurut ukuran dalam, lebar, dan sesuai dengan peil-peil yang tercantum di
dalam gambar. Semua puing-puing dan akar-akar pohon yang terdapat di
bagian pondasi yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang.
Pembuangan sisa bahan galian harus secara simultan.
b. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan,
maka Penyedia Jasa harus mengisi/mengurug daerah tersebut dengan
bahan-bahan yang sesuai dengan syarat-syarat yang sesuai dengan
spesifikasi.
c. Penyedia Jasa harus menjaga lubang-lubang galian tersebut bebas dari
genangan air sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan baik sesuai
dengan spesifikasi.

RKS Teknis
6|Page
d. Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur
terpasang lengkap dengan penandaan sumbu, ketinggian dan bentuk telah
diperiksa serta disetujui Konsultan Pengawas.
e. Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak
padat atau longgar, maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian
lubang yang tejadi harus ditutup urugan pasir yang dipadatkan dan disirami
air setiap ketebalan 5 cm. lapis demi lapis sampai penuh sehingga mencapai
ketinggian yang diinginkan.
f. Bila Kontraktor / Pemborong melakukan penggalian yang melebihi
kedalaman yang ditentukan dalam Gambar Kerja, maka Kontraktor /
Pemborong wajib untuk menutupi kelebihan galian tersebut dengan urugan
pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm. lapis demi lapis
sampai penuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan.
g. Galian pondasi harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja pondasi
atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja, dengan penampang lereng
galian kiri dan kanan dimiringkan 10° kearah luar pondasi dari As, ketinggian
serta bentuk selesai sesuai Gambar Kerja, diperiksa serta disetujui
Konsultan Pengawas.

PASAL 2
URUGAN DAN PEMADATAN TANAH
1. BAHAN URUGAN
Bahan urugan yang dipakai adalah tanah merah, pasir urug atau tanah pilihan
darat yang memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan.
Tanah bekas galian pada umumnya tidak boleh dipakai lagi untuk bahan urugan,
kecuali apabila tanah tersebut memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan dan
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Sumber bahan urugan ini harus mempunyai jumlah yang cukup untuk
menjamin penyediaan bahan urugan yang bisa mencukupi kebutuhan seluruh
proyek.
Semua bahan urugan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas,
baik mengenai kualitas bahan maupun sumber bahan itu sendiri sebelum dibawa
atau digunakan di dalam lokasi pekerjaan.
Bahan urugan yang mengandung tanah organis, akar-akaran, sampah dan
lain-lain, tidak boleh dipergunakan untuk urugan. Bahan-bahan seperti ini harus
dipindahkan dan ditempatkan pada daerah pembuangan yang disetujui atau
ditunjuk oleh Konsultan Pengawas.
Daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari humus dengan cara stripping
setebal + 30 cm. Bahan-bahan urugan yang sudah ditempatkan di lokasi
pengurugan tetapi tidak memenuhi standar, harus dibuang dan diganti oleh
Kontraktor / Pemborong atas biaya sendiri.
2. PENGURUGAN
Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area pembangunan harus sudah
bersih dari humus, akar tanaman, benda-benda organis, sisa-sisa bongkaran dan
bahan lain yang dapat mengurangi kualitas pekerjaan ini.
RKS Teknis
7|Page
Urugan harus bebas dari segala macam bahan yang dapat membusuk, sisa
bongkaran, dan atau yang dapat mempengaruhi kepadatan urugan. Tanah urugan
dapat diambil dari bekas galian atau tanah yang didatangkan dari luar yang tidak
mengandung bahan-bahan seperti tersebut di atas dan atau telah disetujui
Konsultan Pengawas.
Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis dan langsung dipadatkan
sampai mencapai permukaan / peil yang diinginkan.
Ketebalan perlapis setelah dipadatkan tidak boleh melebihi 20 cm. Setiap kali
penghamparan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas yang
menyatakan bahwa lapisan di bawahnya telah memenuhi kepadatan yang
disyaratkan, dan seluruh prosedur pemadatan ini harus ditulis dalam Berita Acara
yang disetujui Konsultan Pengawas.
a. Lapisan tanah lunak (lumpur) yang ada harus dihilangkan dengan dikeruk,
sebelum pekerjaan pengurugan dimulai. Pada saat pengerukan dan
pengurugan, daerah ini harus dikeringkan.
b. Pemampatan dan pemadatan harus dilakukan sesuai dengan artikel yang
bersangkutan di bawah ini dalam bab ini.
c. Tidak boleh dilakukan pengurugan atau pemadatan selama hujan deras. Jika
permukaan lapisan yang sudah dipadatkan tergenang oleh air, Kontraktor /
Pemborong harus membuat alur-alur pada bagian teratas untuk
mengeringkannya sampai mencapai kadar air yang benar dan dipadatkan
kembali.
d. Ketinggian pengurugan setelah dipadatkan harus mencapai elevasi sesuai
yang tercantum dalam Gambar Kerja.

PASAL 3
PERATAAN TANAH DAN PASIR
Bila terdapat bagian-bagian yang lebih tinggi dari permukaan tanah yang
direncanakan, perataan pada bagian ini harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga kelebihan tanah tersebut dapat diangkut ke tempat lain yang ditentukan
oleh Konsultan Pengawas.

BAB IV : PEKERJAAN PONDASI & BETON

PASAL 1
PEKERJAAN PONDASI LAJUR
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a. Pekerjaan pondasi pasangan batu gunung/belah.
2. Persyaratan Bahan pondasi batu gunung/belah
a. Batu gunung/belah atau.
Batu gunung/belah yang digunakan harus batu pecah dari jenis yang keras,
bersudut
runcing dan tidak porous.
RKS Teknis
8|Page
b. Semen.
 Mutu/kwalitas harus sama dengan PC yang digunakan untuk konstruksl
beton, tidak keras, tidak mengandung butiran dan tidak adanya
gejala- gejala membatu.
 Pemakaian semen di dalam satu adukan tidak dibenarkan lebih dari satu
merk.
 Untuk bahan bangunan ramuan adukan menggunakan semen
(berdasarkan kwalitas yang ditetapkan dalam SKSNI-1991).
 Semen yang datang dl tempat pekerjaan/lapangan harus disimpan dalam
gudang yang lantainya kering dan minimum 30 cm lebih tinggi dari
permukaan tanah sekitarnya.
c. Pasir.
Pasir yang digunakan harus bersih, bebas dari segala macam kotoran,
baik dari bahan organis dan alkalis maupun lumpur, tanah karang,
garam./basa dan sebagainya sesuai dengan syarat-syarat dalam PBI
1971.
Jenis Adukan
 Adukan untuk pasangan kedap air adalah 1 bagian semen pc dan 2
bagian pasir pasang (trasram)
 Adukan untuk pasangan dinding biasa (di atas trasram) adalah 1
bagian semen pc dan 4 bagian pasir pasang.
Pelaksanaan Pembuatan Adukan
 Adukan harus dibuat dengan menggunakan mesin pengaduk (molen)
sesuai kapasitas yang dibutuhkan, semen dan pasir harus dicampur
dalam keadaan kering, yang kernudian diberi air sesuai persyaratan
sampai didapat campuran yang baik.
 Adukan vang sudah mongering/kering tidak boleh dicampur dengan
adukan yang baru.
d. Air.
 Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari segala macam campuran
atau larutan minyak, asam garam/basa dan bahan organis lainnya.
 Air yang digunakan tersebut harus sesuai persyaratan yang sudah
ditentukan.
3. Persyaratan Pelaksanaan pondasi batu gunung/belah
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, harus dibuat profil / bentuk
pondasi dari bambu atau kayu pada setiap ujung yang bentuk dan ukurannya
sesuai dengan Gambar Kerja dan telah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
b. Galian pondasi harus telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Pengawas, kemudian dasar galian harus diurug dengan pasir urug tebal 10
cm. Disiram sampai jenuh, diratakan dan dipadatkan sampai benar-benar
padat. Di atas lapisan pasir tersebut diberi pasangan batu kali kosong yang
dipasang sesuai dengan Gambar Kerja.

RKS Teknis
9|Page
c. Pasangan batu kali untuk pondasi menggunakan adukan dengan campuran
1pc : 4ps, terkecuali disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam Gambar
Kerja. Untuk kepala pondasi digunakan adukan kedap air 1pc : 3ps.
d. Adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada
bagian dari pondasi yang berongga atau tidak padat khususnya pada bagian
tengah.
e. Setiap jarak 100 cm. As-as harus ditanam stek ∅ 10 mm. untuk sloof dan
dinding pasangan yang tercantum dalam Gambar Kerja. Pada perletakan
kolom beton atau kolom praktis beton harus ditanamkan stekstek tulangan
kolom dengan diameter dan jumlah besi yang sama dengan tulangan pokok
pada kolom beton atau kolom praktis tersebut.

PASAL 5
PEKERJAAN BETON BERTULANG DAN TAK BERTULANG
1. Lingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan bahan, pembesian, penyetelan
bekisting, pengecoran dan perawatan.
Syarat Syarat Mutu Beton
Disarankan kekuatan tekanan karakteristik minimum 225 kg/cm 2 (K 225) dan
harus tercapai setelah beton benimur 28 hari dan harus memenuhi syarat syarat
PBI 1971 (NI 2)
2. Pekerjaan beton.
a. Meliputi pekerjaan beton bertulang dan beton tak bertulang.
b. Pekerjaan beton bertulang meliputi pekerjaan sloef, kolom, balok, lantai
bangunan dan lain lain, sedangkan untuk pekerjaan beton tak bertulang
meliputi lantai kerja & rabat.
c. Beton bertulang dan beton tak bertulang dicor dilokasi kerja dengan alat
pengaduk/pencampur beton secara mekanikal (mesin), dan semua pekerjaan
beton dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja di lapangan.
d. Bahan bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan pengguna
barang/jasa.
b. Bahan untuk campuran beton tidak bertulang adalah I bagian semen pc : 3
bagian pasir : 5 bagian kerikil, sedangkan untuk beton bertulang menggunakan
mutu beton minimum dengan karakteristik K-225.
c. Agregat harus disimpan bersih dari lumpur tanah liat atau bahan organis
lainnya, dianjurkan untuk menggunakan bak, bahan yang berlantai untuk
mencegah terbawanya tanah bawah pada waktu pengambilan bahan.
d. Semen yang digunakan hanya dari satu merek pada bagian pekerjaan struktur
yang tidak terpisah.
e. Air yang digunakan untuk pembuatan beton tidak boleh mengandung alkali,
garam, bahan bahan organis, asam dan airnya harus dapat diminum sesuai
dengan ketentuan PAM, jernih dan tawar.
f. Campuran beton harus homogen sehingga mencapai kekuatan karakteristik
yang disyaratkan.
g. Tata cara pengecoran beton tidak bertulang :
RKS Teknis
10 | P a g e
h. Sekurang kurangnya dua hari sebelum pengecoran dilakukan, Direksi
diberitahukan agar pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan pada waktu
pengecoran.
i. Beton harus diaduk dengan beton molen yang cukup kapasitasnya hingga
homogen setelah semua bahan masuk.
j. Sebelum beton dibuat/dicor, bektisting harus bersih dari kotoran kotoran dan
bahan bahan lain, begitu pula alat pengaduk.
k. Tata cara pengecoran beton bertulang :
 Sekurang kurangnya dua hari sebelum pengecoran dilakukan, Direksi
diberitahukan agar pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan pada waktu
pengecoran.
 Pengecoran harus sesuai dengan persyaratan dalam PBI 1971 / SNI 03 2410
1989.
 Beton harus dicor dan tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian 1,5 m dan dalam
lapisan horizontal tidak lebih dari 30 cm dalamnya.
 Terjadinya kantong kantong gelembung dalam beton harus dihindarkan dan
segera setelah dituang, beton ini harus dipadatkan dengan alat penggetar
(vibrator).
 Selama penggetaran dijaga agar jangan sampai menggerak tulangan maupun
bekisting.
 Sambungan beton sebelum melanjutkan pengecoran pada beton vang
mengeras, permukaan yang lama harus diberslhkan dan dikasarkan,
permukaan sambungan disiram dengan air semen. Penyambungan beton
yang melebihi 7 hari dilapisi dengan bahan penyarnbung.
 Untuk pekerjaan pemeliharaan dalam mencegah pengeringan bidang¬-bidang
beton selama paling sedikit dua minggu beton harus dibasahi terus ¬menerus,
antara lain dengan menutupinya dengan karung basah (atau plastik untuk
struktur kolom).
3. Pekerjaan Pembesian.
a. Besi yang dipakal harus lurus dengan jarak sejajar antara besi yang satu
dengan yang lainnya (sesual gambar keria).
b. Sarnbungan besi harus mempunyai panjang yang cukup minimum sepanjang
yang disyaratkan.
c. Pengikat besi dengan begel harus benar benar kuat jangan sampai
menimbulkan perubahan pada, waktu pengecoran dan semua silangan besi
utama dengan begel harus diikat kuat kuat dengan kawat berukuran minimum
diameter 1 mm.
d. Untuk membuat selimut beton, jarak besi dengan bekisting harus dijaga,
jangan sampai menempel, untuk itu perlu dipasang beton deking sesuai
dengan tebal selimut beton yang disyaratkan dalam SKSNI.
e. Besi stek yang dibuat harus diikat ke tulangan.
f. Besi tulangan yang dipakai yaitu mutu baja U 24.
g. Batang batang tulangan harus disimpan dan tidak menyentuh tanah.
h. Timbunan batang batang untuk waktu lama di udara terbuka harus dicegah.

RKS Teknis
11 | P a g e
4. Pekerjaan Bekisting.
a. ekisting/acuan harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga, tidak ada
perubahan bentuk dan cukup kuat menampung beban beban sementara
maupun tetap. Semua acuan harus diberi penguat datar silang sehingga
kemungkinan bergeraknya acuan selama pelaksanaan pekerjaan dapat
dihindarkan, juga harus cukup rapat untuk mencegah kebocoran bagian cairan
dari adukan beton (mortar leakage). Susunan acuan dengan penunjang¬-
penunjang harus diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan
dilakukannya kemudahan inspeksi oleh pengawas. Penyusunan acuan harus
sedemiklan rupa sehingga pada waktu pembongkaran tidak menimbulkan
kerusakan pada bagian atau keseluruhan beton hasil pengecoran. Kekuatan
penyangga, silangan silangan, kedudukan serta dimensi yang tepat dari
konstruksi acuan adalah merupakan tanggung jawab Pemborong.
b. Pada bagian terendah (dari settap tahapan pengecoran) dari acuan kolom
atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan
pembersihan.
c. Kayu acuan hanrus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran.
Harus diadakan tindakan untuk menghindarkan terkumpulnya air pembasahan
tersebut pada sisi bawah.
d. Pada tahapan ini dilakukan. pemasangan pipa pipa dan perlengkapan--
perlengkapan lain yang harus tertanam di dalam beton, sesuai persyaratan
tidak akan mengurangi kekuatan konstruksi (SNI 03 2847 1989).
e. Perencanaan acuan dan. konstrukstinya harus dapat menahan. beban beban,
tekanan lateral dan tekanan yang diizinkan dan peninjauan. terhadap beban
angin dan lain lain peraturan yang dikontrol terhadap peraturan pembangunan
Pemerintah daerah setempat.
f. Pembongkaran bekisting baru dapat dilakukan bila beton telah mencapai umur
minimal 8 hari atau beton telah mencapai kekuatan yang diinginkan.

BAB V : PEKERJAAN DINDING

PASAL 1
PASANGAN DINDING BATA
1. Lingkup pekerjaan meliputi penyediaan bahan, pelaksanaan pekerjaan, perapihan
dan pekerjaan pasangan bata.
2. Persyaratan bahan
Batu bata. :
a. Batu bata yang akan digunakan harus baru, terbuat dari tanah yang baik
sesuai dengan persyaratan-persyaratan dalam SH-0285-84 dengan ukuran 19
x 11 x 9 cm, berkualitas baik dan telah diperiksa/disetujui Direksi.
b. Batu bata harus berkekuatan tekan /compressive strength sebesar 30
kg/cm2, dan bisa menahan gaya horizontal/shear strength sebesar 1,7
kg/cm2.

RKS Teknis
12 | P a g e
c. Batu bata harus matang, bila direndam air akan tetap utuh, tidak pecah
atau hancur
d. Batu bata yang pecah/retak tidak dibenarkan digunakan untuk dipasang,
kecuali untuk melengkapi, misalnya sudut.
e. Sebelum dipasang batu bata. harus direndam air hingga jenuh air.
f. Ukuran-ukuran bata harus seragam dan dapat disesuaikan berdasarkan
tebal dinding akhir yang disyaratkan dalam gambar kerja.
Portland Cement
a. Mutu/kwalitas harus sama dengan PC yang digunakan untuk konstruksl beton,
tidak keras, tidak mengandung butiran dan tidak adanya gejala- gejala
membatu.
b. Pemakaian semen di dalam satu adukan tidak dibenarkan lebih dari satu
merk.
c. Untuk bahan bangunan ramuan adukan menggunakan semen (berdasarkan
kwalitas yang ditetapkan dalam SKSNI-1991).
d. Semen yang datang dl tempat pekerjaan/lapangan harus disimpan dalam
gudang yang lantainya kering dan minimum 30 cm lebih tinggi dari permukaan
tanah sekitarnya.
Pasir Pasang
Pasir yang digunakan harus bersih, bebas dari segala macam kotoran, baik dari
bahan organis dan alkalis maupun lumpur, tanah karang, garam./basa dan
sebagainya sesuai dengan syarat-syarat dalam PBI 1971.
Jenis Adukan
 Adukan untuk pasangan kedap air adalah 1 bagian semen pc dan 2
bagian pasir pasang (trasram)
 Adukan untuk pasangan dinding biasa (di atas trasram) adalah 1
bagian semen pc dan 4 bagian pasir pasang.
3. Pelaksanaan Pembuatan Adukan
a. Adukan harus dibuat dengan menggunakan mesin pengaduk (molen) sesuai
kapasitas yang dibutuhkan, semen dan pasir harus dicampur dalam keadaan
kering, yang kernudian diberi air sesuai persyaratan sampai didapat campuran
yang baik.
b. Adukan vang sudah mongering/kering tidak boleh dicampur dengan adukan
yang baru.
4. Pelaksanaan
Pasangan batu bata yang dilaksanakan harus rata, tegak dan lajur
penaikannya diukur tepat dengan tiang lot, setiap pemasangan tidak boleh
lebih dari 1,00 m baru boleh dilanjutkan setelah betul-betul mengeras.
Sebelum dipasang batu bata harus direndam dalam air/direndam terlebih
dahuiu. Pada proses pemasangan dinding bata agar sudah diperhitungkan
adanya fasilitas conduit/sparing yang harus tertanam didalam pasangan batu
bata. Rangka penguat berupa, kolom praktis dan ringbalk dari beton dipasang
untuk setiap luas dinding maksimun 6 m 2 dan sesuai persyaratan pabrik
pembuat batu bata atau yang disetujul Direksi.
5. Perlindungan
RKS Teknis
13 | P a g e
Sesuai jam kerja, seluruh lajur pasangan batu bata yang belum selesai, harus
ditutup (dilindungi) dengan kertas semen, atau dengan cara-cara lain yang
disetujui oleh Direksl. Untuk dinding-dinding yang sudah kering (berumur 6
jam keatas) harus disiram dengan air bersih setiap pagi, atau sesuai dengan
persyaratan.

PASAL 2
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN
1. Lingkup pekerjaan meliputi pekerjaan plesteran dan acian pada dinding
bangunan (yang terdiri dari pasangan batu bata dan Beton), yang dinyatakan
dalam gambar.
2. Persyaratan bahan.
Semen dan pasir (Iihat pasal BAB III; Pasal 2)
Air
a. Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari segala macam campuran
atau larutan minyak, asam garam/basa dan bahan organis lainnya.
b. Air yang digunakan tersebut harus sesuai persyaratan yang sudah ditentukan.
3. Daerah Plesteran
Daerah plesteran antara lain pada bata trasram 1 : 2 , Batu bata 1 : 4, kolom
beton 1 : 3 diatas elevasi 0.00 dan pada daerah yang disesuaikan dengan
gambar.
4. Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran.
a. Tebal plesteran harus berkisar setebal I s/d 2 cm, tebal pasangan bata jadi
max. 15 cm.
b. Sebelum pekerjaan plesteran dimulal terlebih dahulu permukaan pasangan
batu bata dan beton dibasahl atau disiram air terlebih dahulu.
c. Semua siar permukaan dinding batu bata hendaknya dikerok sedalam
kira-kira 1 cm agar plesteran dapat lebih merata.
5. Adukan Plesteran
a. Semua jenis bahan plesteran harus diaduk sesuai persyaratan jenis campuran
yang disetujul Direksi.
b. Plesteran harus rata vertikal dan horizontal.
c. Ketebalan plesteran merupakan lapisan dengan permukaan kasar untuk
mencapai bidang rata dan lebih teliti setelah itu baru pengacian.
d. Sebelum Pemborong melanjutkan pekerjaan plesteran, maka Pemborong
diwajibkan membuat contoh bidang plesteran.
e. Setelah diplester selanjutnya permukaan plesteran tersebut diacl (semen dan
air) hingga halus.

BAB VI : PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND

PASAL 1
PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN
1. Umum
RKS Teknis
14 | P a g e
Pekerjaan rangaka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan
pemasangan struktur rangka yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka
batang berbentuk segi tiga yang terdiri dari rangka utama atas (top chord),
rangka utama bawah (bottom chord), dan rangka pengisi (web). Seluruh
rangka tersebut disambung menggunakan baut menakik sendiri ( self drilling
screw) dengan jumlah yang cukup. Rangka reng (batten) langsung dipasang
di atas struktur rangka atap utama dengan jarak sesuai dengan ukuran bahan
penutup atap.
Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi :
a. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
b. Pekerjaan pembuatan kuda-kuda
c. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek
d. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan
e. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur
rangka kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur
overhang, ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku).
f. Pemasangan jurai dalam (valley gutter)
2. Persyaratan Material Rangka Atap
Material struktur rangka atap
a. Properti mekanikal baja (steel mechanical properties)
 Baja mutu tinggi G550
 Kekuatan leleh minimum : 550 Mpa
 Tegangan maksismum : 550 Mpa
 Modulus Elastisitas : 200.000 Mpa
 Modulus Geser : 80.000 Mpa
b. Lapisan anti karat :
Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua
jenis lapisan anti karat (coating) :
 Galvanized (Z220)
- Pelapisan : Galvanized
- Jenis : Hot-dip zinc
- Kelas : Z22
- Ketebalan pelapisan : 220 gr/m2
- Komposisi : 95% zinc, 5% bahan campuran
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus
dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan
aplikasi khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan standar
perhitungan mengacu pada standar peraturan yang berkompeten.
b. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
c. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan dengan menggunakan mesin rakit
(jig), dan pemasangan sekrup dengan screw driver yang dilengkapi
dengan kontrol torsi.

RKS Teknis
15 | P a g e
d. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang
dengan kondisi rata air (waterpass level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai
dengan desain sistem rangka atap.
e. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur
yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak
konsultan ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi tenteng reaksi-
reaksi perletakan kuda-kuda.

PASAL 2
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

1. LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi ;
Pekerjaan pemasangan atap metal zincalume / aluzinc, lengkap dengan
asesori penutup bubungan, akhiran bubungan, penutup jurai dan ampig dan
atau sesuai Gambar Kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN
Bahan utama : Zincalume / aluzinc.
Ketebalan : 0,35 mm. untuk atap ( 4,58 kg/m2 ) dan 0,35 mm. untuk
flashing / capping ( 2,53 kg/m2 ).
Ukuran : Lebar efektif 1020 mm. dan atau sesuai Gambar Kerja.
Produk : UNION DECK / LION DECK.
Warna : Hijau gelap.
3. METODE PEKERJAAN
a. Asesori (baut pengikat, plat kait, lengkap dengan ring karet kedap air),
lembar pelindung (flashing), lembar penutup bubungan (capping),
sealant dan lain-lain harus dari bahan dan tipe yang sama dengan
penutup atap dan atau mengikuti spesifikasi yang ditentukan pabrik.
b. Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan
disertai keterangan tertulis mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk,
ukuran serta petunjuk cara pemasangan.
c. Bila Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas menganggap perlu, maka
Pemberi Tugas berhak meminta Kontraktor agar dalam pelaksanaan
pekerjaan ini harus diawasi oleh tenaga ahli / supervisi khusus dari
pabrik pembuat dengan dan atas biaya tanggungan Kontraktor.
d. Lembaran penutup atap diangkut ke atas rangka atap hanya apabila
akan dipasang, rusuk atas lembaran penutup atap harus menghadap
sisi dimana pemasangan dimulai.
e. Kontraktor harus memeriksa dengan teliti serta seksama dan
memastikan bahwa permukaan atas semua gording atau atap sudah

RKS Teknis
16 | P a g e
satu bidang. Jika belum satu bidang, dapat menyetel atau mengganjal
bagian-bagian ini terhadap rangka penumbu / gording.
f. Dalam keadaan apapun juga untuk mengatur kemiringan atap, ganjal
tidak diperkenankan dipasang langsung di bawah plat kait. Hal ini harus
diperhatikan sungguh-sungguh oleh Kontraktor karena penyetelan dan
pengganjalan tidak tepat akan mengakibatkan gangguan pengikatan,
terutama jika jarak penyangga kecil.
g. Untuk mendapatkan kekuatan pengikatan maksimal apabila
dipergunakan plat kait. Jarak perletakan pertama maupun terakhir dari
plat kait terhadap ujung / tepi lembaran harus memenuhi persyaratan
pabrik.
h. Lakukan pemeriksaan setempat terhadap penyetelan plat kait untuk
mencegah pergeseran. Untuk memperbaiki kelurusan, lembaran dapat
disetel 2 mm. dengan menarik plat kait menjauhi atau menekan ke arah
lembaran pada saat mengikatkan plat kait tersebut.
i. Untuk mencegah plat kait bergeser ke bawah, harus dipergunakan
pengikat positif yaitu sekrup atau baut pada plat kait tersebut.
j. Pada lembaran akhir di bagian atas, sisi tepi atas lembaran tersebut
harus ditekuk ke bawah. Penekukan dilakukan dengan alat yang
disediakan pabrik untuk pekerjaan tersebut. Penekukan ini untuk
mencegah masuknya air kedalam bangunan. Penekukan dapat
dilaksanakan sebelum ataupun sesudah lembaran dipasang.
k. Arah pemasangan lembaran dari bawah ke atas kemudian dilanjutkan
pemasangan ke samping dengan arah tetap dari bawah ke atas dan
seterusnya. Pada tumpangan akhir, sebaiknya gunakanlah 2 (dua)
lembar atau lebih dengan ukuran yang lebih pendek. Tumpangan /
overlap akhir harus memenuhi persyaratan pabrik.
l. Pemasangan flashing, capping, fixing strip dan lain-lainnya harus
dilakukan
m. oleh Kontraktor sesuai dengan persyaratan teknis dari pabrik pembuat
walaupun belum ataupun tidak tercantum dalam Gambar Kerja maupun
Gambar Pelengkap sehingga didapat hasil yang baik, terhindar dari
kemungkinan kebocoran. Dalam kasus ini, Kontraktor tidak dapat
menuntut sebagai pekerjaan tambah.
n. Kontraktor harus teliti dan rapi sehingga lembaran setelah terpasang
rapi dan lurus, garis-garis rusuk lembaran sejajar, lurus, tidak
bergelombang ke arah horizontal maupun vertikal, menghasilkan
penampilan yang baik.
o. Bagian lembaran setelah terpasang, yang boleh diinjak hanyalah pada
usuk tepat di atas gording.

PASAL 3
PEKERJAAN PLAFON
1. Pengendalian Pekerjaan
RKS Teknis
17 | P a g e
Pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan standar yang
berlaku dalam :
ASTM-C-22-91
ASTM-C-36-83
ASTM-C-840-83
ASTM-E-119-83
2. Lingkup Pekerjaan
1. Bagian ini meliputi bahan-bahan dan peralatan yang digunakan untuk
melaksanakan pembuatan dan pemasangan pekerjaan langit-langit dari
gipsumboard.
b. Pekerjaan ini dijelaskan pada langit-langit bangunan seperti yang ditunjukkan
dalam gambar rencana.
3. Persyaratan Khusus
Secara umum pekerjaan baja/besi harus memenuhi standar di bawah ini:
1. Peraturan Muatan Indonesia (PMI)
2. American Institute Of Steel Construction (AISC)
3. Japanese Industri Standard (JIS)
4. ASTM (American Sociaty for Testing Material
5. American Welding Sociaty (WS)
6. Steel Structural Panising Council (SSPC)
7. Standard Industri Indonesia (SII)
4. Bahan-Bahan
a. Bahan yang digunakan jenis bahan:
b.gipsum tebal 9 mm, yang bermutu baik, produksi Jayaboard, atau setara.
c. Pengikat berupa paku, mur, baut, kawat, sekrup dan lain-lain harus
digalvanisir
d. sesuai dengan NI-5 Bab VI Pasal 114, 15 dan 17.
e. Bahan perekat tahan air yang digunakan setara dengan Herferin.
f. Finishing langit-langit digunakan bahan Cat Metrolite, Vinotex atau setara,
sesuai dengan uraian dalam Bab “Pekerjaan Pengecatan”.
g. Rangka langit-langit / plafond
h. Rangka metal hollow galvanis 2/4 dan alumunium (ceiling) tinggi maksimal
30 mm.
i. Dengan produksi BMS, MMJ atau setara. (sesuaikan peil dalam gambar)
5. Pelaksanaan
a. Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang
berada di atasnya harus sudah terpasang seperti misalnya pipa-pipa,
kabel dan lain-lain.
b. Kontraktor wajib membuat mock-up sesuai dengan petunjuk Direksi
Lapangan sebelum pekerjaan mulai dipasang untuk mendapat
persetujuan.
c. Penyimpanan bahan rangka, penutup plafond dan material lain di tempat
pekerjaan harus diletakkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara
yang baik, kering dan tidak lembab serta tidak terkena cuaca langsung.

RKS Teknis
18 | P a g e
d. Harus diperkirakan semua sambungan dalam pemasangan klos, baut,
angker-angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapian terutama untuk
bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas
penyetelan.
e. Penyambungan plafond gypsum board dengan gypsum board atau celah
pada pertemuan antaranya, tidak dibenarkan.
f. Pengecatan
- Disarankan agar memakai TOTAL KOTE Primer (Ex. JAYABOARD),
atau
- setara
- Langit-langit gypsum board yang sudah terpasang harus dicat dengan
Cat VAEP (Vinyl Acrylic Emulsion Paint) sesuai dengan uraian dalam
Bab Pekerjaan Pengecatan.
- Hasil pengecatan plafond pada langit harus rata, bersih, tidak belang dan
- warna yang rata.
6. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Semua bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum
dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi
Pengawas untuk mendapat persetujuan. Pengajuan/penyerahan harus
disertai brosur/spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
b. Material lain yang belum terdapat dalam persyaratan diatas, tetapi
diperlukan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini
harus kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui oleh Direksi
Pengawas.
c. Ukuran dari unit-unit bahan yang dipasang sesuai dengan yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar, dari produk yang telah disetujui oleh
Direksi Pengawas.
d. Pekerjaan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang terampil/ahli dengan
hasil yang baik dan sempurna.

BAB VII : PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA

PASAL 1
PEKERJAAN KUSEN PINTU & JENDELA
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi :
a. Pekerjaan, pintu dan jendela Kayu (kusen, daun pintu/jendela)
b. Dan lain-lain seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.
2. Persyaratan Umum
a. Semua pekerjaan kayu disini harus memenuhi persyaratan yang tercantum
dalam pasal Pekerjaan Kayu di Buku RKS ini.
b. Semua pekerjaan kaca disini harus memenuhi persyaratan yang tercantum
dalam pasal Pekerjaan Kaca dan Cermin dalam Buku RKS ini.
RKS Teknis
19 | P a g e
c. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan pula
uraian dalam pasal Pekerjaan Perlengkapan Pintu, Jendela, Bovenlicht di
Buku RKS ini
3. Persyaratan Bahan
a. Bahan Kusen Kayu harus memenuhi persyaratan tebal dan lebar yang
disyaratkan yaitu dengan tebal min 4 cm lebar 12 cm menggunakan kayu
kelas II
b. Daun Pintu dan Jendela
Rangka Pintu Panel terbuat dari kayu dengan kualitas baik dan diserut
halus
c. Seluruh sambungan kayu pada Rangka daun pintu, harus menyudut, rapih
dan bagian sudut kayu diprofil halus ,sesuai gambar rencana.
d. Seluruh sambungan kayu pada kusen dan daun Pintu, jendela, harus
menyudut, rapih, sesuai gambar rencana.
e. Semua bahan kusen kayu mengacu
pada persyaratan Pekerjaan kayu pada buku ini
4. Persyaratan Teknis
a. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar dan
kondisi lapangan serta membuat gambar Shop Drawing
b. Tipe Pintu/Jendela yang terpasang harus sesuai daftar tipe yang tertera
dalam Gambar dengan memperhatikan ukuran-ukuran, Bentuk Profil,
Material, Detail Arah Bukaan dan lain-lain, dengan petunjuk sebagai berikut
:
c. Semua ukuran dan bentuk kusen maupun daun pintu, jendela, bovenlicht
yang tercantum dalam gambar kerja adalah ukuran jadi.
Disyaratkan dipasang angker/fisher pada kusen pintu, jendela dan bovenlicht.
Jumlah angker/fisher minimal 2 (dua) buah untuk kusen jendela dan
bovenlicht, minimal 3 (tiga) buah untuk kusen pintu dan masing- masing
kusen terluar. Ukuran dan jarak penempatan sesuai dengan Gambar Kerja
atau petunjuk Konsultan Pengawas/Direksi. Disyaratkan pula dibuat alur air
pada sisi segunung/belah luar kusen pada dua batang kusen vertical dan
sebuah batang kusen bagian bawah ; untuk kusen pintu, jendela, maupun
bovenlicht.
d. Sambungan-sambungan
pertemuan dan sudut harus benar- benar tegak lurus, kokoh dan tidak
dapat digerak-gerakkan, serta pengerjaannya harus rapi. Sesuai gambar
kerja atau petunjuk konsultan pengawas/Direksi
e. Pekerjaan Kusen Pintu ,Jendela kayu dan Kaca :
Bentuk profil yang dipakai untuk kusen, Frame pintu dan jendela adalah
Pembuatan kusen harus dipesan/dilakukan oleh Pabrik pembuat
berdasarkan detail-detail standard. Kusen sebelum dipasang, terlebih
dahulu telah dicat Pabrik/tidak luntur, kemudian dilindungi agar tak rusak.
Pemasangan kaca harus sedemikian rupa sehingga tidak akan pecah pada
waktu mengembang. Kaca harus terpasang dengan kokoh, tidak dapat
digerakkan dan rapi
RKS Teknis
20 | P a g e
e. Setiap bagian dari pekerjan ini yang buruk, tidak memenuhi persyaratan
seperti yang tertulis dalam Buku ini maupun tidak sesuai dengan Gambar
Kerja, ketidak cocokan, kesalahan maupun kekurangan lain akibat kelalaian
dan ketidak telitian Kontraktor dalam Gambar Pelelangan; dan atau
perbaikan finish yang tidak memuaskan akan ditolak dan harus diganti
hingga disetujui Konsultan Pengawas/Direksi. Perbaikan, Perubahan, dan
Penggantian harus dilaksanakan atas biaya Kontraktor dan tidak dapat di
klaim sebagai pekerjaan tambah, maupun penambahan waktu.
f. Perubahan bahan/material karena alasan tertentu harus diajukan kepada
Konsultan Pengawas/Direksi untuk mendapatkan persetujuan secara
tertulis. Semua perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya
biaya tambahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan
yang mengakibatkan pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai
Pekerjaan Kurang.
g. Semua pekerjaan yang telah dikerjakan dan atau telah terpasang harus
segera dilindungi terhadap pengaruh cuaca dengan cara yang memenuhi
syarat.
Bahan Kayu
a. Sebelum pelaksanaan kayu disimpan dan dikumpulkan pada tempat yang
tertutup dari cahaya lansung/hujan dan mempunyai sirkulasi udara yang
baik dengan alas yang cukup tinggi/tidak bersentuhan langsung dengan
tanah.
b. Pelaksan harus mempelajari setiap ukuran, bentuk, pola penempatan, cara
pemasangan dan detail yang sesuai dengan gambar rencana dan
ketepatan pada saat pemasangan. Seluruh sambungan kayu pada kusen
dan daun jendela harus menyudut, rapih dan halus, serta sesuai dengan
gambar rencana.
c. Pelaksanaan Sambungan seperti klos, baut plat penggantung, angkur,
dynabolt, sekrup, paku dan lem perekat harus rapi dan sempurna.
Diusahakan agar permukaan yang tampak harus bersih /tidak kotor.
d. Pendempulan dan perapihan permukaan kayu harus rata ,halus dan kering.
Setelah pendempulan dilaksanakan maka digosok dengan ampelas sesuai
keperluannya agar permukaan kayu halus dan rapi,serta pori-pori kayu
tertutupi dempul, terutama pada bagian kayu halus seperti kusen, daun
pintu,j endela dan lainnya yang memerlukan kerapihan.
e. Seluruh kayu yang digunakan harus lurus dan tanpa cacat/mata kayu/retak.
f. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar dan
kondisi lapangan serta membuat gambar Shop Drawing.
g. Tipe Pintu/Jendela atau dinding partisi yang terpasang harus sesuai daftar
tipe yang tertera dalam Gambar dengan memperhatikan ukuran-ukuran,
Bentuk Profil, Material, Detail Arah Bukaan dan lain-lain, dengan petunjuk
sebagai berikut
h. Semua ukuran dan bentuk kusen maupun daun pintu, jendela, bovenlicht
yang tercantum dalam gambar kerja adalah ukuran jadi

RKS Teknis
21 | P a g e
i. Disyaratkan dipasang angker/fisher pada kusen pintu, jendela dan
bovenlicht. Jumlah angker/fisher minimal 2 (dua) buah untuk kusen jendela
dan bovenlicht, minimal 3 (tiga) buah untuk kusen pintu dan masing-masing
kusen terluar. Ukuran dan jarak penempatan sesuai dengan Gambar Kerja
atau petunjuk Konsultan Pengawas/Direksi.
j. Disyaratkan pula dibuat alur air pada sisi segunung/belah luar kusen pada
dua batang kusen vertical dan sebuah batang kusen bagian bawah ; untuk
kusen pintu, jendela, maupun bovenlicht.
k. Sambungan-sambungan pertemuan dan sudut harus benar-benar tegak
lurus, kokoh dan tidak dapat digerak-gerakkan, serta pengerjaannya harus
rapi.sesuai gambar kerja atau petunjuk konsultan pengawas/Direksi.
l. Setiap bagian dari pekerjan ini yang buruk, tidak memenuhi persyaratan
seperti yang tertulis dalam Buku ini maupun tidak sesuai dengan Gambar
Kerja, ketidak cocokan, kesalahan maupun kekurangan lain akibat kelalaian
dan ketidak telitian Kontraktor dalam Gambar Pelelangan; dan atau
perbaikan finish yang tidak memuaskan akan ditolak dan harus diganti
hingga disetujui Konsultan Pengawas/Direksi. Perbaikan, Perubahan, dan
Penggantian harus dilaksanakan atas biaya Kontraktor dan tidak dapat di
klaim sebagai pekerjaan tambah, maupun penambahan waktu.

PASAL 2
PEKERJAAN KACA
5. Pekerjaan Kaca
Jenis yang digunakan adalah Kaca Polos dengan ketebalan sesuai dengan
yang tercantum pada gambar rencana yaitu:
a. Untuk Daun Pintu kaca Utama
Kaca tebal 5 mm seperti tercantum dalam gambar kerja.
b. Kaca Bening polos untuk Semua jendela /bouvenlight dan Pintu kaca tebal
5 mm, atau seperti tercantum dalam gambar rencana
6. Persyaratan Bahan
Semua kaca yang dipakai harus memenuhi standard SII 0189-78. Semua
cermin harus sesuai dengan NI-3. Kaca dan cermin harus bebas dari cacat
dan noda, bebas sulfida maupun bercak- bercak lain, produk setaraf
ASAHIMAS
Type bahan
kaca bening
tebal 5 mm : untuk jendela, pintu kaca dan bovenlich.
cermin
Tipe Clear Glass Float Type tebal 5 mm dengan salah satu permukaan
Persyaratan Teknis dan Mutu
Dimensi
Toleransi tebal kaca dan cermin lembaran tidak boleh melebihi toleransi tebal
0,3 mm. Toleransi Lebar dan Panjang Kaca adalah 1,5 mm sampai 2 mm.
Kaca lembaran harus mempunyai sudut siku, tepi potongan rata dan lurus,
bebas dari cacat dan noda.
RKS Teknis
22 | P a g e
Kaca lapisan perak/Chemical deposited silver pada cermin yang dipakai harus
terlihat merata. Apabila terjadi bercak-bercak hitam, maka harus diganti atas
biaya Kontraktor Persyaratan Pelaksanaan Pemotongan harus rapi dan lurus
dan harus menggunakan alat pemotong kaca/cermin khusus.
Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan harus
digurinda dan dihaluskan. Kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari
kerusakan dan benturan dan diberi tanda agar mudah diketahui.

BAB VIII : PEKERJAAN LANTAI KERAMIK

PASAL 1
PEKERJAAN KERAMIK LANTAI & DINDING
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi :
a. Pekerjaan lantai keramik, 40/40, 20/20, 20/25
b. Pekerjaan rabat lantai drop off
c. Dan lain-lain seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
2. Persyaratan Bahan
a. Semen Portland/PC, pasir, air harus memenuhi persyaratan bahan seperti
terurai dalam pasal pekerjaan beton di buku RKS ini
b. Keramik 40/40, 30/30, dan 20/20, digunakan untuk lantai, Keramik 20 x 25
cm untuk pelapis KM /WC,dan 20/20 corak dan warna untuk Toilet.
Persyaratan bahan ubin keramik harus memenuhi ketentuan ubin keramik
pada pasal pekerjaan pelapis dinding. Semua keramik menggunakan
Indogrees atau setaraf. Untuk corak dan warna ditentukan kemudian oleh
Konsultan Perencana dan Pemberi Tugas.
3 Persyaratan Pelaksanaan
a. Landasan konstruksi lantai bawah adalah plat beton 1:2:3 tebal 10 cm
dengan cara pemasangan harus memenuhi persyaratan pekerjaan beton
dalam pasal lain Buku RKS ini.
Untuk pemasangan penutup lantai atas, sebelum pemasangan keramik
harus terlebih dahulu pasir urug setebal 5 cm. Aduk pemasangan untuk
ubin keramik adalah 1PC:3PS, dengan tebal adukan pemasangan minimal
adalah 3 cm diatas pasir (lantai atas) dan pada plat beton (lantai bawah).
Jarak antara ubin keramik atau siar lebar adalah 1 mm.
b. Pola pemasangan dan awal pemasang

RKS Teknis
23 | P a g e
harus sesuai dengan Gambar Kerja dengan mengikuti pola corak masing-
masing ubin keramik yang dipakai awal pemasangan dan pemotongan
harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
c. Ujung lantai teratas yang berhubungan dengan trap tangga dan setiap
ujung tangga harus dipasang keramik alur anti slip sebagai penutup.
d. Keramik dinding yang digunakan harus bermutu baik standard SNI
setaraf “ Platinum” Dan Bercorak, (untuk dinding km/wc), sedangkan untuk
dinding penebalan bagian exterior memakai keramik Granit sekualitas
“Indogress” produk dalam negeri, sebelum dipasang di dinding keramik
harus direndam dulu dalam air supaya keramik lebih rekat dengan
campuran adukan dinding.

BAB IX : PEK. KUNCI DAN PENGGANTUNG

PASAL 1
PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNG
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi : pengadaan dan pemasangan semua bahan
perlengkapan pintu dan jendela seperti : Kunci, Engsel, Sloot, dan hardware
lainnya yang dipergunakan di dalam pekerjaan ini :
a. Pekerjaan pintu dan jendela rangka kayu
b. Dan lain-lain seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja
2. Persyaratan Bahan
a. Semua hardware yang digunakan harus sesuai ketentuan yang tercantum
dalam buku spesifikasi ini.
b. Kontraktor wajib mengajukan contoh
bahan untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi.
c. Pemilihan hardware pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis bahan
pintu.
d. Engsel Pintu alumunium untuk pintu rangka alumunium dipakai Ball Bearing
setaraf Stanley, panjang 8,9 cm, lebar 7,6 cm, pemakaian dua buah tiap
daun pintu. Jendela alumunium Dipakai system engsel geser ayun, yang
merangkap berfungsi sebagai hak angin dan sloot.
Bahan baja difinish galvanis dipasang pada atas dan bawah 1/3 lebar daun
jendela. Produk tipe KANAR. Pemakaian dua buah (satu pasang) tiap daun
jendela
e. Kunci dan Slot
Pintu alumunium digunakan Kunci dua slagh setara “SES”

RKS Teknis
24 | P a g e
Pintu Alumunium Entrence (pintu double) digunakan kunci standard
“DORMAN” Gagang/Handle pintu utama dan entarnce samping
menggunakan merk setara “YALE”.
f. Semua pintu harus dipasang sloot, untuk pintu satu daun dipasang satu
buah sloot pada bagian pinggir, sedangkan untuk pintu dua buah daun
dipakai sloot tanam besar atas bawah dari bahan steel di Galvanisir atau
Stainless Steel.
3. Persyaratan Teknis
Seluruh perangkat perlengkapan : pintu dan jendela ini harus bekerja dengan
baik sebelum dan sesudah pemasangan. Untuk itu, harus dilakukan pengujian
secara kasar dan halus.
4. Persyaratan Pelaksanaan
a. Kontraktor wajib membuat Shop Drawing (Gambar Detail Pelaksanaan)
berdasarkan keadaan di lapangan dan standard-standard fabrikasi.
b. Shop Drawing harus disetujui dahulu oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
c. Engsel Pemasangan engsel pintu 30 cm dari permukaan atas dan bawah
pintu. Pemasangan engsel adalah dipasang atas dan bawah yang pada
posisi 1/3 lebar jendela atau sesuai spesifikasi dari Pabrik.

BAB X : PEKERJAAN ELEKTRIKAL

PASAL 1
PANEL DAN KABEL
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pemborong harus melaksanakan pengadaan, pemasangan, pengujian dan serah
terima di lapangan instalasi listrik seperti yang disebutkan di bawah ini dan/atau
diperlihatkan dalam gambar. Sebelum serah terIma dilakukan seluruh sistim
beserta komponen komponennya harus lengkap, bekerja dengan balk sesual
dengan unjuk kerja yang diinginkan, dan lulus dalam pengujiannya.
Sistim distribusl daya terdiri dari :
• Panel panel tegangan rendah
• Instalasi tegangan rendah
• Sistem pentanahan (Grounding)
• Semua material Bantu yang diperlukan supaya peralatan di atas terpasang dan
bekerja dengan baik
Sistim penerangan
Sistim penerangan terdiri darii lampu lampu beserta fixturenya, sakelar, kabel
kabel dan conduit, serta material bantuannya.
2. PERATURAN DAN STANDARD
1. Semua bahan bahan, komponen dan peralatan harus diproduksi memenuhi
standar negeri asal dan/atau standar internasional yang telah dikenal dan
berlaku di Indonesia. Pemborong harus membuat daftar barang barang yang
diadakan beserta dengan standar produksinya

RKS Teknis
25 | P a g e
2. Pada umumnya dan Jika tidak disebutkan lain dalam. spesifikasi ini, instalasi
listrik harus dilaksanakan sesuai dan memenuhi Peraturan Umum Instalasi
Listrik (PUIL) Indonesia edisi terakhlr (1987).
3. Peraturan lain, pedoman dan panduan yang dikeluarkan oleh Departemen
Pekerjaan Umum, Departemen Perhubungan , Departemen Tenaga Kerja,
dan Perum Listrik Negara harus ditaati selama ada hubungannya dengan
pekerjaan ini
4. Pemborong harus memiliki Surat Pengesahan Instalatir (SPI) dan Surat Ijin
Kerja (SIKA) dari Perum Listrik Negara yang masih berlaku. Pemborong wajib
menunjukkan dan/atau menyerahkan salinan surat surat ini bila diminta oleh
Pemberi Tugas, pengawas/atau pihak pihak yang berwenang lainnya.
3. DOKUMEN DAN INFORMASI
Pemborong harus menyerahkan dokumen dan informasi yang disebutkan di
bawah ini kepada pengawas sebagal bahan pemeriksaan dan persetujuan,
masing masing sebanyak 3 (tiga) set.
• Shop Drawings
Gambar gambar ini menunjukkan dimensi, diagram, uraian dan data
peralatan,material, komponen dan sistim secara lengkap dan terperinci, serta
sudah disesuaikan dengan kondisi lapangan dan slap untuk dilaksanakan
• Brosur brosur Teknis
Dokumen ini dicetak oleh pabrik pembuat komponen, peralatan dan
material,yang memperlihatkan dengan tepat mengenal jenis dan kapasitas
barang¬-barang yang akan diadakan dan dipasang. Dokumen harus asli, bukan
fotocopy
• Metoda Pelaksanaan dan Pengujian
Uraian lengkap dan terperinci mengenai tata cara perakitan, pemasangan dan
pengujian yang akan dilaksanakan, dan disertai cara perlindungan dari
kecelakaan, baik terhadap peralatan maupun personil
• As Built Drawing
Garnbar gambar ini memperlihatkan keseluruhan sistim, peralatan, komponen
dan material sesuai dengan yang terpasang di lapangan
• Buku Petunjuk Operasi dan Perawatan
Uraian dan instruksi mengenai cara mengoperasikan dan merawat sistim dan
peralatan, termasuk jadwal pemeliharaan dan daftar suku cadang yang
diperlukan dalam perawatan
• Program Pelatihan
Pemborong harus membuat program pelatihan (training) untuk operator Pemberi
Tugas, dimana pelaksanaannya diatur oleh pengawas. Program ini terutama
berisi penjelasan dan/atau peragaan materi yang disebutkan dalam buku
petunjuk operasi dan perawatan.
4. BAHAN, PERALATAN DAN TENAGA PELAKSANA
1. Semua bahan./material dan peralatan yang akan dipasang harus dalam
keadaan baik, 100 % baru, dan lulus pengujian di pabrik dan/atau di lapangan
2. Pemborong harus menyerahkan contoh (sample) bahan/material sesuai dengan
yang disyaratkan dalam spesifikasi ini kepada pengawas sebelum
RKS Teknis
26 | P a g e
pengadaannya. Pengawas berhak menolak pengadaan bahan/matenial yang
tidak sesual dengan spesifikasi atau yang sudah disetujui (approved sample)
3. Pemborong harus mengerahkan teknisi dan/atau tenaga pelaksana yang
berpengalaman dalam bidang pekerjaan ini. Mereka harus berada. di tempat
pada saat pekerjaan berlangsung, dan bertanggung jawab atas pelaksanaan
pekerjaan tersebut.
5. SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN LISTRIK
1. Kabel Daya Tegangan Rendah.
a. Kabel daya. tegangan rendah yang dipakal adalah berdasarkan ukuran dan
type yang sesuai dengan gambar. Kabel daya tegangan rendah ini harus sesual
standar SIl atau standar PLN.
b. Sebelum dan sesudah dipasang, kabel TR harus ditest dengan pengujian¬-
penguiian sebagai berikut:
1). Test insulasi
2). Test kontinuitas
3). Test tahanan pentanahan
2. Panel Tegangan Rendah.
a. Umum
Type panel adalah tertutup (metal enclosed), wall mounting, lengkap dengan
semua komponen komponen pasangan dalam panel sesuai gambar rencana.
b. Accessories
Bus bar, terminal terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus
sesuai SNI dan dipasang di dalam panel dengan kuat dan tidak boleh ada
bagian yang bergetar.
3. Penerangan dan Stop Kontak
• Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan dimaksudkan, seperti pada
gambar.
• Semua armature lampu vang terbuat dari metal harus mempunval terminal
pentanahan (grounding).
• Pasang titik lampu NYM 3 x 2.5 mm2
• Pasang titik stop kontak NYM 3 x 2.5 mm2
• Titik stop kontak NYM 3 x 4
• Lampu TL 2 x 32 watt lengkap dengan box & grill stainless
• Lampu down light PL 5 watt
• Lampu down light PL 23 watt
• Panel lengkap
• Pasang kemball panel dan meteran lengkap
4. Saklar Dinding
Saklar seri merk Broker/setara
5. Kabel Instalasi
Kabel instalasi penerangan dan instalasi stop kontak harus sesuai dengan standar
PLN, kabel inti dari tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA/NYM).
Kode warna insulasi kabel harus menglkuti ketentuan PUIL sebagai berikut:
• Fasa 1 merah
• Fasa 2 kuning
RKS Teknis
27 | P a g e
• Fasa. 3 hitam
• Netral biru
• Tanah (ground) hijau kuning
• Merek kabel Kabelindo, Kabel metal, Supreme / standar PLN
6. Pipa Instalasi Pelindung Kabel
Adalah pipa PVC kelas AW, elbow, socket, Junction box, clamp dan accessories
lainnya harus sesual yang satu dengan lainnya, yaitu tidak kurang dari ¾”. Pipa
fleksible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (Junction
box) dan amature lampu. Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan. stop
kontak menggunakan pipa PVC.
7. Lain lain
Pengetesan
a. Pemborong pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua. testing dan
pengukuran pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui
apakah seluruh instalasi telah dapat berfungsi dengan balk dan memenuhl
semua persyaratan.
b. Semua tenaga, bahan dan perlengkapannya yang perlu untuk testing tersebut
merupakan tanggung jawab Pemborong. Termasuk peralatan khusus yang
perlu untuk testing dari seluruh sistim ini, seperti dianjurkan oleb pabrik, harus
disediakan Pemborong.
c. Semua pengetesan dan atau. pengukuran tersebut harus disaksikan oleh team
pelaksana. pembangunan.
6. PANEL TEGANGAN RENDAH
1. Panel tegangan rendah harus mengikuti standar VDE/DIN dan juga harus
menglkuti peraturan IEC dan PUIL
2. Panel panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan
seluruhnya harus dizinchromat dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat dengan
cat bakar, warna, dan cat akan ditentukan kemudian oleh pihak pemberi kerja.
Pintu dari panil panil tersebut harus dilengkapi dengan master key.
3. Konstruksi dalam panel panel serta. letak dari komponen komponen dan
sebagainya harus diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan
perbaikan perbaikan, penyambungan pmyambungan komponen komponen
dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen komponen lainnya
4. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdin' dari 3 busbar phase4 R
S T, 1 busbar neutral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar
diperhitungkan untuk besarnya arus yang akan mengalir dalam. busbar tersebut
tanpa menyebabkan suhu yang lebih dari 65o C. Setiap busbar copper harus
diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang dipergunakan untuk memberi
warna busbar dan saluran harus dari jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu
yang diperbolehkan
5. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak
tahan getaran, untuk Amphere meter dan. volt meter dengan ukuran 96 x 96
mm dengan skala linier dan ketelitian I % dan bebas dari pengaruh induksi
serta ada sertifikat tera dari LMK/PLN (mimimum 1 buah untuk setiap Jenis alat
ukur).
RKS Teknis
28 | P a g e
6. Ukuran tiap tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan
sesuai dengan yang disetujui oleh pengawas
7. Komponen komponen pengaman yang dapat dipakai adalah:
a. MCCB
b. Miniatur Circuit Breaker
Rated sesuai gambar
Operating Voltage 200 V, 380 V
Frequency 50 Hz
- Breaking capacity 5 KA
Permitted ambient temp. 550 C
Overload release sesual gambar
8. Komponen komponen pengukuran yang dapat dipakal
a. Current Transformator
b. Ampermeter
c. Voltmeter
d. Frequency meter
7. INSTALASI TEGANGAN RENDAH
1. Kabel kabel yang akan dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan
min.0,6 KV dan 0,5 KV untuk kabel NYM
2. Pada prinsipnya kabel kabel daya yang dipergunakan adalah jenis kabel NYM
dan NYY
3. Sebelum dipergunakan kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan
persetujuan terlebih dahulu pada pengawas
4. Penampang kabel minimum yang dapat dipakal 2,5 mm2.
8. SISTEM PENTANAHAN (GROUNDING)

1. Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telarijang (BC = Bare Copper


Conductor)
2. Besarnya kawat grounding yang dapat dipergunakan minimal berpenampang
sama dengan penampang kabel masuk (incoming feeder) untuk penampang
kabel lebih kecil dari 50 MM2 , atau sesuai gambar
3. Nilai tahanan grounding system untuk panel panel adalah maximum 2 ohm,
diukur setelah tidak turun hujan selama 3 hari berturut turut.

PASAL 2
SAKLAR DAN STOP KONTAK
a. Saklar dan Stop Kontak.
Bahan Doos.
Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk saklar
dinding dan receptables outlet harus galvanized steel dan tidak boleh
berukuran lebih dari 10,1 x 10,1 cm. untuk peralatan tunggal dan 11,9 x 11,9
cm. untuk dua peralatan dan kotak-kotak multi gang untuk lebih dari dua
peralatan.
b. Cara Pemasangan.

RKS Teknis
29 | P a g e
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanic dengan rating minimum 10A /
250V.
Saklar pada umumnya dipasang terhadap permukaan tembok, kecuali bila
ditentukan lain pada gambar. Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus
dipasang pada ketinggian 140 cm. di atas lantai yang sudah selesai. Saklar-
saklar tersebut harus dipasang doos (kotak) yang sesuai. Sambungan hanya
diperbolehkan antara kotak yang berdekatan. Stop kontak harus dipasang rata
terhadap permukaan dinding dengan ketinggian 110 cm. (di ruang basah dan
pantry) dan 30 cm. (selain di ruang basah dan pantry) dari permukaan lantai
yang sudah selesai (finished) sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
c. Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan pentanahan)
dengan rating minimum 10A / 220V. Cara pemasangan harus disesuaikan
dengan peraturan PUIL dan diberi saluran pentanahan.
d. Pendukung dan Pengikat.
Kotak-kotak plat baja didukung atau diikat dengan cukup supaya mempunyai
bentuk yang tetap.

PASAL 3
LAMPU/ARMATURE
Peralatan Penerangan.
a. Umum.
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories,
peralatan serta alat-alat lain yang diperlukan untuk operasi yang lengkap dan
sempurna dari semua peralatan penerangan. Fixture harus seperti yang
disyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar.
2. Kualitas dan Pengerjaan.
Semua material dan accessories, baik yang disebut secara umum maupun
khusus harus dari kualitas terbaik.
Pengerjaan harus dari kelas satu dan menghasilkan armature setara dengan
standar komersil yang utama. Armatur harus sesuai dengan gambar dan skedul,
atau seperti yang disyaratkan disini.
Semua fixture TL harus dilengkapi dengan kapasitor untuk perbaikan faktor kerja
sehingga mencapai minimum 0,96. Ballast harus dari tipe low losses. Armatur ex
ASAHI.
3. Jenis Armature.
- Lampu-Lampu Fluorescent (TL).
- Lampu (bulb) harus dengan warna standar white deluxe.
- Untuk twin lamp atau double TL harus dirangkai secara lead-lag untuk
meniadakan efek stroboskopis.
- Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang lampu harus
memenuhi standar PLN / SII / LMK.
- Lampu Down Light.
RKS Teknis
30 | P a g e
- Lampu down light yang dipasangkan di ruang - ruang tertentu
menggunakan jenis lampu sesuai dengan gambar rencana.
- Lampu Baret.
- Lampu baret yang digunakan harus berbentuk persegi, terbuat dari kaca
susu dengan lampu pijar ( incandescent ) atau lampu TL circle 32 W
sesuai dengan kebutuhan.
- Lampu Taman dan Lampu PJU.
- Bentuk lampu taman dan lampu PJU sesuai dengan gambar rencana
lengkap dengan tiang diperlukan. Di bagian bawah tiang dipasang box
berisi fuse 2 A dan terminal penyambung kabel.
- Jenis kabel di dalam pipa menuju lampu tanam adalah NYM 3 x 2,5 mm2
dengan salah satu inti kabel dipasang ke badan metal lampu untuk
pentanahan.
d. Pemasangan.
- Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang oleh orang
yang berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
- Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-bahan yang
perlu agar diperoleh hasil pemasangan yang baik.
- Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa sehingga
betul-betul lurus.
- Armatur yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted) tidak
boleh mempunyai sela-sela diantara bagian-bagian fixture dan permukaan-
permukaan di sebelahnya.
- Setiap badan (rumah) lampu harus ditanahkan (grounded).
- Pada waktu diselesaikannya pemasangan armatur penerangan, peralatan
tersebut harus siap untuk bekerja dengan baik dan berada dalam kondisi
sempurna serta bebas dari semua cacat / kekurangan.
- Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya harus
menyala secara lengkap.

BAB XI : PEKERJAAN PENGECATAN

PASAL 1
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi :
a. Pekerjaan pengecatan dinding, beton dan plafond
b. Bahan cat dinding jenis Emulsion setaraf dulux, dempul yang
digunakan harus satu produkc. Bahan didatangkan langsung dari
toko. Tiba di Tapak/Site konstruksi masih harus tersegel baik dalam
kemasannya dan tidak cacat, serta disetujui Konsultan
Pengawas/Direksi.
RKS Teknis
31 | P a g e
c. Persyarat Teknis
d. Peralatan seperti : Kuas, Roller, Sikat kawat,Kape, dan sebagainya;
harus tersedia dari kualitas baik dan jumlahnya cukup.
e. Semua cat dasar harus disapukan dengan kuas atau roll. Pelaksanaan
pekerjaan pengecatan cat dasar untuk komponen bahan metal, harus
dilakukan sebelum komponentersebut terpasang.
f. Termasuk pengecatan dasar (plamuur, menie dan lain-lain).
2. Persyaratan Pelaksanaan.
PekerjaanPengecatandinding/permukaan pasangan batu batako, beton dan
plafond. Semua dinding/permukaan pasangan batu/beton & plafond yang
tampak/exposed seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Pekerjaan Pengecatan Dinding Permukaan yang akan dicat harus dikeringkan
dahulu bebas dari minyak, kotoran,kapur dan kontaminasi-kontaminasi
lainnya yang tidak diinginkan. Apabila permukaan memakai dempul maka
hasil dempulan harus sudah dalam keadaan halus dan bersih dari debu
dan kotoran.Tingginya kelembaban serta keberadaan kandungan garam di
dalam zat pada umumnya menyebabkan kegagalan pengecatan Tebal
lapisan kering 25-30 micron Tebal lapisan basah71,5-85,8micron Daya
sebar teoritis pada tebal lapisan yang dianjurkan 11,7-14,0 m2/ltr Daya
sebar praktek (dengan factor kerugian sebesar20%)9,4-11,2m2/ltr Kering
sentuh 15 -20 menit Pengecatan dilakukan dengan 3 (tiga) kali (3 lapis).
Kering untuk dilapisi ulang min1 -3 jam setelah lapisan pertama Kering
sempurna min 3 -6 jam
Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut di atas
mengenai kemurnian cat yang akan dipergunakan. Pembuktian berupa :
• Segel kaleng
• Test BD
• Test laboratorium
• Hasil akhir pengecatan
Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Kontraktor. Hasil tes
kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen dan
diserahkan ke Konsultan Pengawas untuk persetujuan pelaksanaan.
Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis
catpada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm.
Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula
cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan
akhir).
Semua bidang contoh tersebut harus disampaikan kepada Konsultan
Pengawas. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh
Perencana dan Konsultan Pengawas, barulah Kontraktor melanjutkan dengan
pembuatan “mock-up”.
Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas, untuk kemudian
akan diteruskan ke Pemberi Tugas, minimal 5 galon tiap warna dan jenis cat
yang dipakai.

RKS Teknis
32 | P a g e
Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan
jelas identitas cat yang ada di dalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai
cadangan oleh Pemberi Tugas untuk perawatan.

BAB XII : PEKERJAAN SANITASI

PASAL 1
UMUM
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plumbing / Sanitasi yang diuraikan disini adalah
persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi
maupun pengadaan material dan peralatan.
Dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah
bagian dari Syarat-syarat Teknis ini.
PASAL 2
LINGKUP PEKERJAAN
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi plumbing
(pembuangan air kotor, air bekas dan penyediaan air bersih) di dalam dan di luar
bangunan sampai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang
tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan
testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 (dua
belas) bulan.
Ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam gambar maupun pada spesifikasi /
syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara
keseluruhan, juga termasuk ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material,
peralatan dan perlengkapan sistem plumbing / sanitasi sesuai dengan peraturan /
standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk
menunjang bekerjanya sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada syarat-
syarat teknis khusus atau gambar dokumen.
Perincian umum pekerjaan instalasi plumbing dan sanitasi ini adalah sebagai berikut:
1. Instalasi Air Bersih
Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di dalam dan di luar
bangunan, lengkap berikut sistem pemompaan sesuai dengan gambar rencana
dan spesifikasi tekniknya.
Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi
plumbing serta peralatan-peralatannya.
Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan
oleh pompa yang disediakan oleh Kontraktor.
Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara parsial
dan untuk seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai
sistem bekerja dengan baik dan aman.
Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersihan site.
2. Instalasi Air Kotor / Air Buangan
RKS Teknis
33 | P a g e
- Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan lengkap dengan
- peralatan dan berada di dalam bangunan, antara lain WC, urinoir, wastafel,
- floor drain, clean out dan lain sebagainya.
- Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan dari dalam
bangunan
- menuju saluran drainase dan septic tank.
- Pembuatan septic tank lengkap dengan pemipaan vent-out dan filternya.
- Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.
- Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan tekanan hidrolis.
- Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat-alat kerja yang
diperlukan.
3. Syarat pelaksanaan
a. Pipa di Dalam Bangunan.
Pipa dengan ukuran ∅ 1½” - ∅ 4” baik pipa utama maupun pipa cabang
menggunakan PVC kelas AW.
b. Pipa di Luar Bangunan.
Dari ujung pipa di dalam bangunan menuju ke saluran drainase menggunakan
pipa PVC kelas AW.
Accessories.
a. Fitting dari PVC harus dari bahan yang sama (PVC) yang dibuat dengan cara
injection moulding.
b. Floor drain dan clean out dari bahan stainless-steel.
c. Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tulang atau fiber glass, yang
mempunyai bentuk badan cembung yang berfungsi sebagai sediment bowl.

4. Cara Pemasangan Pipa


Pipa Di Dalam Bangunan ( Termasuk Pipa Vent ).
a. Pipa Mendatar.
Pipa dipasang dengan kemiringan (slope) 1 – 2 %. Perletakan pipa
harusdiusahakan berada pada tempat yang tersembunyi baik di dinding /
tembok maupun pada ruang yang berada di bawah lantai.
Setiap pencabangan atau penyambungan yang merubah arah harus
menggunakan fitting dengan sudut 45o ( misalnya Y branch dan sebagainya)
jenis long radius.
b. Pipa Di Dalam Tanah.
Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan dengan tebal /
tinggi timbunan minimal 80 cm. diukur dari atas pipa sampai permukaan tanah
/ lantai.
Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus diurug dahulu dengan pasir
urug dipadatkan setebal 10 cm. Selanjutnya setelah pipa diletakkan, di
sekeliling dan di atas pipa kemudian diurug dengan tanah sampai padat.
Konstruksi permukaan tanah / lantai bekas galian harus dikembalikan seperti
semula.
c. Penanaman pipa.

RKS Teknis
34 | P a g e
Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. Pada tiap-tiap
sambungan pipa harus dibuat galian yang dalamnya 50 mm.
Untuk mendapatkan sambungan pipa pada bagian yang membelok ke atas
(vertikal) harus diberi landasan dari beton. Caranya seperti pada gambar
perencanaan.
Dalamnya perletakan pipa disesuaikan dengan kemiringan 1 – 2 % dari titik
mula di dalam gedung sampai ke saluran drainase.
d. Pipa Saluran Luapan Septic Tank.
Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan, dengan
kemiringan 1 – 2 % dari titik permulaan septic tank ke drainase kota.
Untuk perletakan pipa yang melintasi jalan kendaraan dengan kedalaman
kurang dari 90 cm, pada bagian atas pipa harus dilindungi pelat beton
bertulang dengan tebal 10 cm. Pelat beton tersebut tidak tertumpu pada pipa.
e. Penyambungan Pipa.
 Pipa PVC dengan diameter 3” ke atas yang dipasang di bawah pelat lantai
dasar harus disambungkan dengan rubber ring joint (RRJ).
 Sedangkan pemipaan lainnya disambung dengan solvent cement.
 Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harus dibersihkan
terlebih dahulu sehingga bebas dari kotoran dan lemak.
 Pembersihan tersebut dilakukan terhadap bagian permukaan dan dalam
dari pipa yang akan saling melekat.
 Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa yang
akan disambung harus bebas dari benda-benda / kotoran yang dapat
mengganggu kelancaran air di dalam pipa.
5. Stop kran dan Fitting
Stop kran untuk air harus dari Parnekel yang tidak karatan dengan sekrup tekanan
rendah yang disetujui. Fitting-fitting harus dari jenis standard dan dikeluarkan oleh
pabrik yang disetujui. Pipa dan fitting harus disambungkan dengan memakai ring
karet, perekat khusus atau cara-cara lain yang sesuai.

PASAL 3
PEMASANGAN SANITARY

1. Lingkup Pekerjaan
dalam pasal ini yang akan di uraikan hanya pekerjaan pemasangan Sanitary,
Lingkup Pekerjaan Ini meliputi pengadaan dan pemasangan antara lain:
a. Pemasangan Sanitary
2. Persyaratan Umum
b. Bahan, material, peralatan yang tidak disertai dengan data lengkap (Brosur),
tidak di Izinkan untuk dipasang dan harus diganti yang baru.
3. Persyaratan Bahan
a. Mutu Bahan Bahan harus bebas cacat dan bahan yang tidak memenuhi syarat
sanitasi tidak boleh dipergunakan.
Perlengkapan atau bahan Sanitary bekas dan tidak sempurna lagi karena aus,
rusak atau membahayakan kesehatan tidak boleh dipergunakan lagi. Semua
Bahan harus diberi tanda sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan dalam
standard bahan yang bersangkutan.
RKS Teknis
35 | P a g e
b. Alat Sanitair Pekerjaan Alat sanitair Pemasangan
Kloset Jongkok, kloset duduk, Urinoir dan Washtafel yang digunakan adalah
sekualitas merk „TOTO”.
Floor Drain dipasang pada setiap KM /WC seperti ditunjukan dalam gambar,
kualitas yang disyaratkan adalah yang memenuhi standard SSI.
Kran dan stop kran yang digunakan adalah Kran logam lapis vernikel setara
TOTO, standar SII, setiap kran dipasang pada tempat ketinggian seperti yang
ditunjuk pada gambar kerja. Stop kran dipasang pada pipa diluar bangunan
sebelum masuk kejaringan pemakai dengan penempatan sesuai gambar kerja.
Septiktank dibuat dari pasangan Bata dan beton dengan adukan 1pc : 3psr
bagian dalam septiktank diplester luar dalam dengan adukan yang sama,
kemudian diaci dengan adukan semen.Septiktank ditutup dengan plat beton
bertulang adukan 1pc;2psr;3kr dan dilengkapi dengan pelepas bau dari bahan
galvanis dia 1” dengan ketinggian minimal 2 m
Bak Resapan dibuat dari pasangan bata dan pipa-pipa PVC 4” yang berlubang
ukuran sesuai gambar.

BAB XIII : PEKERJAAN PENGADAAN MEUBELER

PASAL 1
UMUM
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Pengadaan Meubeler yang diuraikan disini adalah
persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengadaan
meubeler sesuai dengan dokumen perencanaan.
Dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Pengadaan Meubeler adalah
bagian dari Syarat-syarat Teknis ini.
PASAL 2
LINGKUP PEKERJAAN
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengadaan semua jenis meubeler , seperti
yang dokumen perencanaan. Adapun metode pelaksanaannya adalah sebagai
berikut :

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
Persiapan diperlukan untuk memastikan bahwa pekerjaan akan terlaksana sesuai
dengan persyaratan dalam dokumen perencanaan utamanya berkenaan dengan
koordinasi kepada Pengguna barang dalam hal ini adalah Kuasa Pengguna
Anggaran. Koordinasi dengan pengguna barang ini ditujukan untuk menjelaskan
struktur organisasi lapangan, time schedule, pelaksanaan pekerjaan, mengurus
administrasi yang diperlukan serta mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan
mulai persiapan sampai pengiriman agat dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien.

RKS Teknis
36 | P a g e
2. PEKERJAAN PEMESANAN
Pemesanan merupakan proses yang spesifik dalam menentukan barang/produk
yang akan dipenuhi/diadakan sesuai dengan yang tertuang dalam dokumen
perencanaan, dan cakupan kegiatan meliputi hal-hal yang diperlukan untuk
penyediaan barang dari pabrik sesuai jadwal. Pada tahap pemesanan ini juga
akan sangat tergantung pada jumlah item barang yang akan diadakan/diproduksi
tentunya dengan mengacu pada persyaratan dan spesifikasi teknis barang baik
yang terdapat pada dokumen perencanaan maupun jumlah yang tertera pada Bill
of Quantity sebagaimana diisyaratkan di bagian-bagian lain dari dokumen
perencanaan.

3. PROSES PENGIRIMAN BARANG


Setelah dilakukan pemesanan kepada pabrikan/distributor sesuai dengan
kebutuhan barang yang telah disepakati maka akan dilakukan pengiriman.
Pengiriman Barang akan dilakukan oleh pabrikan/distributor sesuai dengan
spesifikasi dan ketentuan yang telah ditetapkan dan sesuai dengan jadwal
pemesanan barang. Semua Barang yang disupplai akan diasuransikan secara
penuh dalam mata uang rupiah terhadap kerusakan atau transportasi,
penyimpanan dan pengiriman seperti yang telah ditetapkan dalam SKK. Barang
yang dipasok oleh supplier untuk sementara waktu ditempatkan pada gudang
penyimpanan yang disediakan oleh pihak pelaksana. Jika ditentukan dalam
kontrak kerja, pemasok harus membawa barang kelokasi akhir atau titik bagi
maka pengangkutan termasuk asuransi dan penyimpanan harus diatur oleh
pemasok dan biaya untuk hal tersebut sudah termasuk dalam harga kontrak.
Barang yang dipasok sesuai dengan standar dan spesifikasi teknis yang
ditetapkan.

4. SERAH TERIMA DAN PEMERIKSAAN BARANG


Sebelum serah terima barang dilakukan, maka barang akan diperiksa terlebih
dahulu oleh seluruh anggota tim pemeriksa yang berwenang. Barang yang akan
diserah terimakan adalah barang yang memenuhi spesifikasi teknis baik dari segi
kualitas maupun jumlahnya.

5. ADMINISTRASI, DOKUMENTASI DAN FINISHING


Penyerahan barang harus diselesaikan oleh pemasok barang dalam jangka waktu
yang telah ditetapkan dalam kontrak kerja. Selanjutnya dibuat berita acara serah
terima pekerjaan dengan disertai dengan dokumentasi-dokumentasi yang
diperlukan untuk itu.

BAB XIV : PEKERJAAN LAINNYA

PASAL 1
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN

RKS Teknis
37 | P a g e
a. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian
mengenai segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan /
pekerjaan, baik bersifat
teknis maupun administratif.
b. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor / Pemborong harus
memberikan data- data yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.
c. Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan secara rutin dibuat oleh
PengawasLapangan dari Konsultan Pengawas.
d. Laporan-laporan tersebut di atas setiap minggu dan bulannya, harus diserahkan
kepada Pemimpin Proyek untuk bahan monitoring.

PASAL 2
GAMBAR GAMBAR
1. Pemborong diwajibkan membuat gambar-gambar As Built Drawing sesuai
dengan pekerjaan yang telah dilakukan di lapangan secara kenyataan. Hal ini
untuk memudahkan pemeriksaan dan maintenance dikemudian hari. Gambar-
gambar ini sebagal pelengkap penyerahan pekerjaan tahap akhir. Shop-Drawing
harus dibuat oleh pemborong sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai guna
mendapatkan persetujuan pengawas/Direksi.
2. Gambar-gambar rencana dan spesifikasi (persyaratan) ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi sama pengikatnya.
3. Jika terjadi gambar dan spesifikasi bertentangan, maka spesifikasi yang lebih
mengikat.
4. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dan peralatan
instalasi sedang pemasangannya harus dikerjakan dengan memperhatikan
kondisi dari pekerjaan (kondisi existing lapangan).
5. Gambar-gambar arsitek dan struktur/sipil barus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail "finishing" dari pekerjaan.
6. Sebelum pekerjaan dimulai, pemborong harus mengajukan gambar-gambar
Shopdrawing kepada Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
7. Setiap Shop-Drawing yang diajukan Pemborong untuk disetujui oleh Direksi
Pengawas dianggap Pemborong telah mempelajari situasi dan berkonsultasi
dengan pekerjaan instalasi-instalasi lainnya.
8. Pemborong pekerjaan ini harus membuat gambar-gambar sebagaimana
dilaksanakan (asbuilt drawing) dan Operating & Maintenance Instruction/manual,
pada penyerahan pertama menyerahkannya kepada Direksi Lapangan dalam
rangkap 3 (tiga).

PASAL 3
MASA PELAKSANAAN, MASA PEMELIHARAAN
DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN
1. Masa pelaksanaan pekerjaan akan ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama
dengan peserta pelelangan dalam Surat Perjanjian Kerja (SPK).
RKS Teknis
38 | P a g e
2. Masa pemellharaan adalah terhitung sejak saat penyerahan pertama yang akan
ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama dengan peserta pelelangan dalam
Surat Perjanjian Kerja (SPK).
3. Selama. masa pemeliharaan ini Pemborong diwajibkan untuk mengatasi segala
kerusakan-kerusakan yang terjadi tanpa ada tambahan biaya.
4. Selama masa pemeliharaan tersebut Pemborong masih harus menyediakan
tenaga-tenaga yang diperlukan.
5. Dalam masa ini Pemborong masih bertanggung jawab penuh seluruh pekerjaan
yang telah dilaksanakan.

PASAL 4
PENUTUP
1. Pekerjaan yang termasuk pekerjaan Pemborong untuk pencapaian hasil
pekerjaan yang berkualitas dan optimal, tetapi tidak diuraikan dalam RKS ini
harus dilaksanakan oleh Pemborong.
2. Apabila dalam pelaksanaan seleksi umum batal yang disebabkan oleh sesuatu
hal, maka peserta seleksi umum tidak berhak mengajukan keberatan-keberatan
termasuk tuntutan ganti rugi.
3. Panitia sesuai dengan kewenangannya berhak untuk melakukan
konfirmasi/pengecekan dan klarifikasi atas keabsahan/kebenaran dokumen yang
disampaikan oleh peserta.
4. Segala sesuatu yang belum diatur dalam RKS ini akan diatur lebih lanjut pada
surat. perjanjian kontrak dan jika terjadi perubahan akan diatur dalam adendum.

Nunukan, 2020
Konsultan Perencana
CV. HADARA CONSULTANT

…………………………………
Direktur

RKS Teknis
39 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai