Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB III
PESAWAT ATWOOD MODERN DAN KONVENSIONAL
PESAWAT ATWOOD MODERN DAN KONVENSIONAL
3.1 Tujuan
1. Mempelajari penggunaan Hukum Newton II
2. Menentukan momen inersia roda atau katrol
3.2 Teori Dasar
Dalam kehidupan sehari-hari kita menyaksikan dan mengalami
pergerakan. Kendaraan, hewan, manusia dan benda-benda di sekitar kita selalu
bergerak.
Pengamatan terhadap benda bergerak akan mudah dilakukan bila benda
tersebut bergerak lambat, sedangkan jika benda bergerak cepat maka pengamatan
akan sulit dilakukan. Secara alamiah, pengukuran statis memang lebih mudah dari
pada pengukuran dinamis.
Gerak itu sendiri dapat terjadi karena adanya tarikan atau dorongan, yang
disebut gaya, adalah yang menyebabkan sebuah benda bergerak dan tanpa adanya
gaya, sebuah benda yang sedang bergerak akan segera berhenti. Sebuah benda
yang sedang diam, yang berarti bahwa bila tidak ada gaya yang bekerja, sebuah
benda akan terus diam. Sebuah benda yang mula-mula diam, akan dapat bergerak
jika mendapat pengaruh atau penyebab yang bekerja pada benda tersebut.
Penyebabnya dapat berupa pukulan, tendangan, sundulan, atau lemparan. Dalam
Fisika, penyebab gerak tersebut dinamakan gaya. Ilmu yang mempelajari tentang
gerak dengan memperhitungkan gaya penyebab dari gerak tersebut dinamakan
dinamika gerak. Mempelajari gerak merupakan suatu dasar yang penting dalam
ilmu fisika. Setelah mempelajari gerak dalam mata kuliah fisika dasar, praktikum
mengenai gerak ini sangat diperlukan agar mahasiswa lebih mengerti mengenai
konsep gerak ini.
kawat/tali.Bila kedua benda massanya sama, keduanya akan diam. Tapi bila salah
satu lebih besar (misal m1>m2). Maka kedua benda akan bergerak ke arah m1
dengan lebih dipercepat. Pesawat Atwood biasanya digunakan sebagai percobaan
laboratorium untuk mempertegas hukum mekanika gerak dengan pecepatan atau
akselerasi tetap (konstan). Pesawat Atwood biasanya digunakan untuk
mendemonstrasikan atau mengilustrasikan prinsip-prinsip fisika, khususnya dalam
bidang mekanika
Pengertian Gerak
Apa yang menyebabkan sebuah benda bergerak. Benda dikatakan bergerak
ketika adanya gaya yang diberikansehingga gaya dapat dikatakan sesuatu yang
menyebabkan benda bergerak lebih cepat. Gerak dibagi atas 2 yaitu gerak linier
dan gerak rotasi, gerak linier adalah gerak yang dilakukan secara lurus atau
perpindahan lurus. Sedangkan gerak rotasi adalah gerak yang bergerak secara
menggelinding
Galilleo melakukan pengamatan mengamati benda-benda jatuh bebas. Ia
menyimpulkan dari pengamatan-pengamatan yang dia lakukan bahwa benda-
benda berat jatuh dengan cara yang sama dengan benda-benda ringan. Tigapuluh
tahun kemudian Robert Boyle, dalam segala eksperimen ynag dimungkinkan oleh
pompa udara vakum barunya, menunjukan bahwa pengamatan itu tepat, benar
untuk benda-benda jatuh tampa adamya gesekan dari hambatan udara. Masih
cukup dengan hasil pengukuran dan pengamatannya dibandingkan dengan yang
dipercayai orang pada saat itu. (tetapi tidak diuji dengan experiment). Yatu
kesimpulan Aristoteles yang menyatakan bahwa, “benda yanhg beratnya sepuluh
kali benda lain, akan sampai ke tanah sepersepuluh waktu benda yang lebih
ringan”, (Karami, 2008)
Gaya penyebab dari gerak dengan memperhitungkan penyebab dari gerak
tersebut dinamakan dinamika gerak, seperti telah disebutkan tadi bahwa orang
yang sangat berjasa dalam kegiatan fisika tentang dinamika adalah Sir Issac
Newton
Hukum Newton
Dalam mempelajari konsep dinamika gerak, teori yang paling
penting dam banyak dipakai adalah Hukum Newton 1, Hukum Newton 2, Hukum
Newton 3.
Ketiga Hukum Newton diatas dijelaskan dibawah ini:
Hukum Newton 1
Menyatakan bahwa “Jika resultan gaya yang bekerja pada suatu system sama
dengan nol, maka system dalam keadaan setimbang” Σf =0
Keterangan: Σf =¿jumlah gaya yang bekerja
Hukum Newton 2
Menyatakan bahwa , “Bila gaya resultan f yang bekerja pada suatu benda dengan
massa (m) sama dengan nol, maka benda tersebut mengalami percepatan a
berbanding lurus dengan gaya dan berbanding terbalik dengan massa benda.
f=m.a
Keterangan:
f= gaya
a= percepatan
m- massa benda
Hukum Newton 2 memberikan pengertian bawa:
a. Arah percepatan benda sama dengan arah gaya yang bekerja pada
benda
b. Besartnyapercepatan berbanding lurus dengan gayanya
c. Bila gaya bekerja pada benda mengalami percepatan dan
sebaliknya bila benda mengalami percepatan tentu ada gaya
penyebabnya
Hukum Newton 3
Setiap gaya yang diadakan pada suatu benda, menimbulkan gaya lain yang sama
besarnya dengan gaya tadi, namun berlawanan arahnya. Gaya reaksi ini dilakukan
benda pertama pada benda yang menyebabkan gaya. Hukum ini dikenal dengan
hokum aksi reaksi. Hukum aksi reaksi dirumuskan sebagai berikut:
faksi−faksi
Keterangan:
Keterangan :
Vo = kecepatan awal (m/s)
Vt = kecepatan akhir (m/s)
a = percepatan (m/s2)
t = waktu (t)
O (m/s)
1. 0,2 0,54 0,370 0
2. 0,3 0,67 0,447 0
3. 0,4 1,06 0,377 0
4. 0,5 1,40 0,357 0
b. Percobaan 2
1. Beban: m1=0,004 kg
m 2=0,0835 kg
. m3=0,0835 kg
2. Jarak A-B = 0.5m
3. r Katrol = 0,00625m
N Jarak B-C (m) Waktu (s) Kecepatan (m/s) Percepatan
O (m/s)
1. 0,2 0,33 0,606 0
2. 0,3 0,59 0,508 0
3. 0,4 0,85 0,470 0
4. 0,5 0,99 0,505 0
(m) m3 m3
a= g a= g
m1 +m 2 +m 3 m1 +m 2 +m 3
1. 0,4 2,12 0,485 0,229 0,219
2. 0,6 2,88 0,659 0,229 0,219
3. 0,8 3,42 0,783 0,229 0,219
(m) m3 m3
a= g a= g
m1 +m2 +m3 m1 +m2 +m3
1. 0,4 1,65 0,561 0,340 0,318
2. 0,6 2,23 0,758 0,340 0,318
3. 0,8 2,55 0,867 0,340 0,318
4. 1 2,89 0,826 0,340 0,318
a. Percobaan 2
Beban m 3=0,02 kg
Jarak A-B = 0,5m
N Jarak B-C (m) Waktu (s) m m
Kecepatan ( ) Percepatan ( 2 )
s s
O
1. 0,2 0,2239 0,4478 0
a. Percobaan 2
Beban m 3=0,02 kg
NO Jarak Waktu Kecepatan m m
Percepatan ( 2 ) Percepatan ( 2 )
A-C (s) s s
m
( ) m3 ⋅g m3 ⋅g 1
(m) s a= a= + 2
m1 +m 2+ m3 m1 +m 2+ m3 r
1. 0,4 0,966 1,049 1,049 0,864
2. 0,6 1,119 1,173 1,049 0,864
s 0,2
v1 = 1 = =0,037 m/s
t 1 0,54
s1 0,3
v 2= = =0,447 m/ s
t 1 0,67
s 0,4
v3 = 1 = =0,377 m/ s
t 1 1,06
s 1 0,5
v 4= = =0,357 m/s
t 1 1,40
b. Percobaan 2
s 0,2
v1 = 1 = =0,606 m/s
t 1 0,33
s1 0,3
v 2= = =0,508 m/s
t 1 0,59
s 0,4
v3 = 1 = =0,470 m/s
t 1 0,85
s 1 0,5
v 4= = =0,505 m/s
t 1 0,85
3.2.1.2 Percobaan GLBB
a. Percobaan 1
m3 × g 4,10 × 9,8
a= =
( m1+ m2 +m3 ) 8 ,35 10 + 8,3510 2+ 4 , 10−3
−2
39/24 102 2
¿ =0,229 m/s
0.171
v1 = a x t1 = 0,229 x 2,12 = 0,485 m/s
v2 = a x t1 = 0,229 x 2,88 = 0,659 m/s
v3 = a x t1 = 0,229 x 3,42 = 0,783 m/s
v4 = a x t1 = 0,229 x 3,92 = 0,987 m/s
i= ( m ax g −2 m1−m3) x r 2
3
4,10−3 ⋅9.81
¿ ( 0,229
−2.8 ,3510−2−−410−3 x )
¿ ( 0,171−0,163 ) .39,0625 10−6 kg . m
312,5 10−9
m3 × g 4,10 × 9,81
a= =
. ( m1+ m2 +m3 ) +i/r 2 8,0,0835+0,0835+ 0,004+ 312,510−9
2
( 6 , 2510−3 )
0,004.9,81 0,03924 m
. = =0,219
0,171+ 0,008 0,179 s
b. Percobaan 2
m3 × g 0,006 × 9,81
a= =
( m1+ m2 +m3 ) 8,3510−2 +8,35 102+ 0,006
00,05886
. =0,340 m/s
0,173
v1 = a x t1 = 0,340 x 1,65 = 0,561 m/s
v2 = a x t1 = 0,340 x 2,23 = 0,758 m/s
v3 = a x t1 = 0,340 x 2,55 = 0,867 m/s
v4 = a x t1 = 0,340 x 2,89 = 0,982 m/s
i= ( m ax g −2 m1−m3) x r 2
3
¿ 468,75 10−9 kg .m
m3 . g
a= =0,318 m/s
1
Σm ∕ 2
r
3.5.2 Pesawat Atwood Modern
3.5.2.1 Percobaan GLB
a. Percobaan 1
s1 0,2
v1 = =¿ =0,06916 m/ s
t1 0,3458
s 0,3
v 2= 1 =¿ =0,16629 m/s
t1 0,5543
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR T.A 2017/2018 Page 28
BAB III PESAWAT ATWOOD MODERN DAN KONVENSIONAL KELOMPOK 34
b. Percobaan 2
s 0,2
v1 = 1 = =0,04478 m/s
t 1 0,2239
s1 0,3
v 2= = =0,10473 m/s
t 1 0,3491
3.2.2.2 Percobaan GLBB
a. Percobaan 1
ma g 0,01 x 9,81 0,9981 m
a= .
= = =0,544 2
ΣM 08,35 10−2+ 8,3510−2+ 0,01 0,177 s
v1 = a x t1 = 0,554 x 1,317 = 0,729 m/s
v2 = a x t1 = 0,554 x 3,653 = 2,023 m/s
i= ( ma g )−(2 m −m ) r
3
1 3
2
0,01.9,81
¿ (( 0,554 )−( 2.8,3510−2−0,01 ) r 2 )
¿ ( 0,177−0,157 ) 39,062510−6=78,125 10−8 kg . m
m3 g 0,01.9,81
a= =
1 −9
Σm+ 2 ( 2.8,35 10−2 .2 ) +0,01+ 78,12510 −6
r 38,062510
0,0981 m
=0,497 2
0,177+0,02 s
b. Percobaan 2
ma g 0,02 x 9,81 0,1962 m
a= .
= = =1,049 2
ΣM 08,35 10 + 8,3510 + 0,02 0,187
−2 −2
s
v1 = a x t1 = 1,049 x 0,996 = 1,013 m/s
v2 = a x t1 = 0,554 x 3,653 = 2,023 m/s
i= ( ma g )−(2 m −m ) r
3
1 3
2
0,02.9,81
¿ (( 1,049 )−( 2.8,3510−2−0,02 ) r 2 )
¿ ( 0,187−0,147 ) 39,062810−6=156,2512 10−8 kg . m
m3 g 0,02.9,81
a= =
1 −9
Σm+ 2 ( 2.8,35 10−2 .2 ) +0,01+ 156,151210−6
r 39,002510
0,0962 m
¿ =0,864 2
0,187+0,04 s
3.5 Grafik Pengamatan
3.5.1 Pesawat Atwood Konvensiona
3.5.1.1 Percobaan GLB
a. Percobaan 1(m3=0,004kg)
Kecepatan vs Waktu
0
0.54 0.67 1.06 1.4
Kecepatan vs Waktu
b. Percobaan 2(m3=0,006kg)
Kecepatan vs Waktu
0
1.65 2.23 2.55 2.89
Kecepatan vs Waktu
a. Percobaan 1 (m3=0,004kg)
Kecepatan vs Waktu
0
2.12 2.88 3.42 3.92
Kecepatan vs Waktu
b. Percobaan 2 (m3=0,006kg)
Kecepatan vs Waktu
0
1.65 2.23 2.55 2.89
Kecepatan vs Waktu
Kecepatan vs Waktu
1
0
0.35 0.55
Kecepatan vs Waktu
b. Percobaan 2 (m3=0,02kg)
Kecepatan vs Waktu
0
0.22 0.35
Kecepatan vs Waktu
Kecepatan vs Waktu
2
0
1.32 3.65
Kecepatan vs Waktu
b. Percobaan 2 (m3=0,02kg)
Kecepatan vs Waktu
1
0
1.01 1.17
Kecepatan vs Waktu
3.6 ANALISA
Pada penelitian pesawat atwood konvensional tentang GLB yang
dilakukan dua kai percobaan yang pertama dengan beban 0,004 kg hasil grafik
mengalami kenaikan sampai waktu 0,67s dan seterusnya penurunan. Percobaan
kedua dnegan beban 0,006kg mengalami penurunan sampai waktu 0,85s dan naik
di waktu 0,99s.
Pada Grafik GLBB dilakukan dua kali, yang pertama dengan massa
0.004kg menunjukan suatu kenaikan kecepatan, begitu juga pada percobaan massa
0,006kg mengalami kenaikan kecepatan.
Pada penelitian pesawat atwood modern tentang GLB yang dilakukan dua
kali percobaan, yang pertama dengan beban 0,004kg menghasilkan grafik
menurun selama bertambahnya waktu sama pula pada percobaan yang kedua,
3.7KESIMPULAN
Dari data dan hasil analisa yang telah diperoleh dari proses percobaan
dapat disimpulkan bahwa:
1. Pesawat Atwood sangat menbantu dalam perobaan tentang gerak
hokum Newton dan gejala-gejala lain.
2. Adanya hasil nilai perhitungan dalam bentuk negative
menginformasikan bahwa terjadi kesalahan pada saat mengukur
jarak yang dapat disebabkan ebberapa hal, missal kesalahan
sumber daya manusia atau kurang presisinya alat dan adanya
pengaruh gaya lain.
3. Pada praktikum pesawat atwood semakin jauh jarak wala dengan
permukaan, maka waktu yang dibutuhkan akan semakin lama.